“Blush!” tubuh Raps si kanguru Afrika menguap menyisakan asap putih pekat. Kanguru itu kembali ke dalam kertas gulungan.“Mantra pemanggil memiliki batasan waktu dan kemampuan, mereka akan keluar dari kertas gulungan ini hanya 10 menit, jika kemampuan hewan pemanggil sudah melemah, segera kembalikan! atau mereka bisa mati sia-sia.”Huja menunjukkan cara mengembalikan hewan pemanggil. Caranya dengan mengacungkan jempol kanan, otomatis mantra pemanggil akan lenyap dan hewan piaraan Huja akan menguap menjadi asap putih-menghilang.“Oke, selanjutnya apa?”“Bawa buku sejarah sihir Mesir, masukkan kedalam peti kayu!” Huja menyuruh Fenhrir. Huja mengecek kembali isi peti kayu itu. ‘Ada yang kurang!’.“Bawa baju ganti Fen!” Huja mengambil baju gantinya juga Fenhrir, melipatnya dan memasukkan kedalam peti kayu.“Baiklah semuanya siap!” Huja memakai topi Het kebanggan ayahnya, mengikat tali sepatu dan melangkahkan kaki. Mereka berangkat berpetualang.
Di kediaman Panglima Mesir. Panglima Misri duduk dikursi goyang kesukaannya, kursi itu terbuat dari rotan jumlahnya ada dua, sepasang. Hanya Panglima dan Istri tercinta saja yang boleh duduk disana karena itu oleh-oleh dari negeri seberang. Dia duduk santai di kursi itu, menatap hilir mudik pusat Kota Mesir dari ketinggian tiga lantai rumahnya, pandangannya terfokus pada pembangunan piramida yang masih di lapisan kelima. Belia datang bergabung dengan membawa sepiring buah-buahan. Duduk di kursi goyang sebelahnya, dia menatap wajah Panglima yang mengkerut melihat pembangunan piramida yang sudah seperempat jalan. “Mau anggur suamiku?” Tanya Belia, Panglima Misri tersenyum, mengambil sebutir anggur dari piring buah-buahan. “No, no, no. jangan suamiku! Berikan anggur itu padaku!” sahut Belia ketus, dia manja sekali saat menghibur suaminya. Dia mengambil sebutir anggur dari tangan Panglima Misri. “Yang benar seperti ini! Aku menawarkan anggur bukan berarti a
Huja dan Fenhrir dipersilahkan masuk ke rumah Paman Ruth, rumah sederhana yang luas. Huja ingat betul dengan kenangan rumah ini. Rumah inilah saksi bisu perjuangan Paman Ruth dengan Bibi Ruth. Dia juga ingat saat kecil suka bermain dengan Sepupunya di halaaman rumah ini, Jason Ruth. Huja terkenal nakal saat itu, dia suka menangkap anak ayam Bibi Ruth. Tapi itu sudah dulu, sekarang Huja bisa menangkap apa saja jika dia mau. “Brak,” pintu rumah itu di dorong keras oleh Paman Ruth, kemudian berseru keras. “Aku bawa tamu spesial Sayang!” Paman Ruth mencari istrinya, dia tidak ada di ruang tamu. Padahal dia hafal betul dengan istrinya, jam segini dia biasa membaca majalah di ruang tamu, menunggu kepulangannya. “Aku di kamar mandi Sayang tunggu sebentar!” Bibi Ruth berseru membalas, dia sedang di kamar mandi. “Psst, apakah mereka? Hmm, sejak dulu?” Fenhrir terheran dengan keributan suami istri itu juga memotong bagian yang tidak sopan, mereka tidak ada romantisnya. Memiliki kebiasaan ber
Panglima Misri berdiri diantara sepuluh rekan penyihirnya, mereka mengadakan kumpul mendadak di sebuah gubuk kayu, tidak jauh dari rumah Panglima Misri, gubuk itu adalah rumah Bo dan Be, adik kakak yang dibesarkan oleh Penyihir hebat Mesir, sayangnya dia sudah meninggal dan namanya akan selalu dikenang oleh penyihir zaman itu.Mereka adalah penyihir abjad, kumpulan penyihir baik yang sangat kuat, bergerak sesukanya asalkan berniat baik dan tidak merugikan pihak lain, berada diluar teritorial hukum Mesir. Mereka menyembunyikan identitasnya, karena mereka adalah bagian terpenting dari pembuatan piramida. Upacara agung tidak akan berhasil tanpa kematian mereka.“Persetan! Berani-beraninya mereka menculik Bo!” pria bercambang putih itu memukul meja, berseru marah. Gelas air alkohol di meja ikut bergeming.“Tenanglah Be, kami turut berduka cita atas Bo, kita bisa mencari jalan keluar bersama-sama! Jadi bersabarlah, kita tidak bisa bergerak sekarang. Masih terlalu dini, bisa s
Magiciantrick mendominasi sejarah peradaban Mesir, sorcerer tidak akan menyalahgunakan sihir mereka-Sihir itulah yang mempercepat mobilitas perekonomian Mesir. Membuat kilang minyak cukup dengan mengayun tongkat sihir dan membaca mantra sesuai kebutuhan. Sihir mereka juga digunakan untuk mempercepat pertumbuhan pohon-pohon kurma zaitun dan anggur, cukup menyiram dengan air mantra dari ritual tahunan untuk Dewa Reb-dan pohon itu tumbuh dengan cepat, berbuah lebat. Dalam hitungan tahun Mesir sudah menguasai negara disekitarnya, memenangkan pertempuran dengan Israel dan Suriah, orang-orang Het yang memakai topi kulit kucing-simbol pengabdian untuk Dewa Bastet sangat ganas menghabisi lawan mereka karena topi dengan kulit kucing itu membuat kekuatan mereka bertambah berkali lipat dan kebal sihir, pasukan tantara Firaun tidak akan mati selama topi itu duduk manis diatas kepala mereka. Kami menyebut sihir itu dengan-Magician. Dewa-Dewa Mesir menganugrahi setiap anggota kel
Ditengah gurun pasir yang tandus, tidak ada kabilah dagang yang lewat. Takhtat tidak tahu dia berada dimana, sejauh mata memandang hanya ada gurun dan hamparan pasir. Takhtat berjalan tak tahu arah tujuan, dia menuruti kata hatinya. Takhtat tiba di sebuah pohon rindang di hamapran pasir, cukup untuk berteduh ditengah panasnya terik matahari. Perutnya semakin buncit, usia kandungan terus bertambah sebagaimana perjalanan waktu. Sebentar lagi dia akan melahirkan anaknya, dia memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon rindang dan mendirikan pondok sederhana. Takhtat dengan sisa kekuatannya memotong dahan pohon dengan foundingmagiciannya, “tasyahuniam!” petir biru menyambar dahan pohon yang cukup besar, dahan pohon itu jatuh berdebum, mengepulkan butiran pasir di sekitarnya, dia mendirikan tiang pondok sederhana, lantas dirobeknya kain sutera yang lebih dari cukup menutup tubuhnya-sebelumnya kain itu adalah gaun permaisuri kerajaan Mesir yang menjadi idaman setiap Wanita, sekarang dirobe
Kabilah perampok itu sampai di Mesir membawa semua hasil rampokan, seorang Wanita, dan satu anak kecil berumur 5 tahun. Kabilah yang sangat beruntung mendapatkan harta yang banyak dalam sekali penjarahan. Mereka singgah di sebuah rumah yang disewakan oleh penduduk Mesir, ibu dan anak itu sudah dibawa ke pusat pedagangan Mesir oleh pria penunggang kuda putih yang tak lain adalah pemimpin perampok. Pusat perdagangan manusia terbesar saat itu, letaknya tak jauh dari pasar tradisional yang menjadi pusat kegiatan jual beli. Cahaya begitu menyilaukan mata, saat penutup kepala itu dilepas dari kepala Takhtat, matanya mulai mengerjap-ngerjap melihat sekelilingnya, Fenhrir duduk di sebelahnya dengan tangan terikat dan kain hitam menutup kepalanya. Banyak sekali orang yang berkumpul melingkarinya, bak pedagang yang datang dari kota jauh dengan membawa banyak emas untuk dijual dengan harga murah. Begitu juga dengan Takhtat dan Fenhrir yang sekarang menjadi emas itu-objek transaks
Matahari mulai terbit di ufuk timur, burung pipit hinggap di gandum-gandum ladang Huja, awan putih menyaput langit Mesir pagi itu, Fenhrir sangat bersemangat sepanjang pagi ini, Huja yang biasanya belum bangun sepagi ini, Huja terpaksa bangun lebih awal dan mengimbangi semangat Fenhrir. Sepanjang pagi ini Fenhrir sudah 3 kali mengingatkan Huja agar lebih cepat bersiap. Fenhrir mengajak Huja berlatih sihir di padang rumput milik Huja, Fenhrir tidak sabar melihat sihir Huja yang tidak pernah dia lihat, jadwal rutin Huja adalah mengurus ladang, karena Fenhrir memaksa Huja menurutinya untuk berlatih jadi apa salahnya menuruti permintaan anak ini. Diam-diam Huja juga tertarik dengan sihir Fenhrir yang langka, mereka segera menuju ke padang rumput untuk saling unjuk kemampuan sihir. Pria berusia 24 tahun itu berjalan di belakang, tentu karena Fenhrir berlari merangsek tidak sabar melihat padang rumput Huja. Saat Fenhrir sedang berlari kearah padang rumput itu