Share

BRIAN KESAKITAN

"Bicarakan dengan hati yang dingin. Ingat juga, Bapak baru saja operasi jantung. Kecewa boleh, tapi harus tahu situasi. Jangan bikin penyesalan di belakang hari." Rafael mencoba menasihati wanita di sampingnya. Seketika air mata Ambar mengalir deras dan ia pun buru-buru menyekanya karena khawatir Brian mengetahui itu.

"Iya, maafin aku. Tadi emosi bener, Bang,"balas Ambar lemah. Tangannya pun segera mengambil ponsel dari dalam tas. Ia menelepon Tuan Gerry. Ia harus segera meminta maaf atas sikapnya yang kasar. Namun, panggilan telepon darinya tidak diangkat oleh bapaknya. Ambar pun langsung panik.

Ambar pun langsung teringat seseorang. Ia pun segera menghubunginya. Beberapa saat menunggu panggilan diterima, akhirnya ada suara di ujung telepon.

"Halo, Mbak Ambar." Suara Bu Nur terdengar tidak panik. Ambar sedikit lega karenanya. Namun, ia harus kroscek fakta yang terjadi di TKP. Selama ia mengenal Bu Nur adalah sosok yang jujur.

"Maaf, Bu. Acara dimulai jam berapa? Bapak undang siapa s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status