...
Athena dingin di tempat.
"Bagi gue, mata mereka mirip atau bahkan sama. Bener-bener seratus persen serupa," tambah Alvarez.
"Mereka kakak-adik. Jadi wajar aja." Reval berusaha meringankan suasana. "Tapi lo gak berniat deketin Athena karena Ashley kan?"
Alvarez berjawab sambil tertawa kecil. "Definitely not. Don't get me wrong."
"Yap. Jangan deketin Athena kalo yang masih lo cari itu Ashley. Maksud gue, mereka jelas-jelas berbeda. You know it."
Alvarez mengangguk cepat. "Lagi pula kalo gue lagi ada di sisi Athena, itu karena gue mau jaga dia. Adik lo yang udah gue anggap kayak adi
***Athena kontan menutup mulutnya dan beku selama empat detik. Ia benar-benar kaget karena gak sangka bakalan Alvarez yang muncul di hadapannya."Bisa-bisanya lo ke kamar gue dengan polosnya?!""Dengan polosnya?" Alis Alvarez berkerut, kemudian ia menertawakan keterkejutan Athena. "Bukannya gue udah pernah ke kamar lo sebelumnya?"Mata Athena memandang ke atas. Resenya, ia baru ingat. "Y-ya itu kan beda! Ini sekarang lo mau ngapain? Kak Reval mana?""Gue udah izin Bang Reval mau samperin lo buat minta jaket gue." Alvarez menerobos Athena. Ia masuk begitu saja ke kamar gadis itu.Athena mengikuti dan menga
...Cuaca ibu kota tidak begitu baik. Langit dipenuhi gumpalan awan dan sinar matahari tak terlihat. Syukurlah karena itu Alvarez tidak kegerahan pada siang hari ini.Selesai bertemu dengan Louis, Alvarez berangkat ke rumah keduanya. Katanya, hari ini lagi ramai karena ada anak-anak beta juga yang biasanya jarang kumpul di sana."Al, buat selanjutnya, kita ke panti mana lagi nih?" tanya Alea, memegang buku aktivitas Vagolazer yang diberikan turun-temurun."Wah, kita mau baksos lagi?" timbrung Zevano yang baru masuk ke ruangan. "Setau gue ada panti asuhan yang baru buka di belakang Hadover.""Ya udah, panti yang di situ aja. Pasti mereka butuh bantuan dan dana juga karena baru buka," pikir Alvarez. "Namanya apa, Zev?"
***"Gue paham siapa cewek yang dimaksud Ray, Al. Bukan ngajak bersaing, gue cuma mau tanya. Lo bener-bener punya perasaan sama Athena gak sih?"Wajah Sanchez emang terlihat tak marah, tapi tak senang juga. Ia hanya.. tenang dan biasa aja."Gak ngajak bersaing?" Alvarez mengeluarkan kekehan kecil. "Lo nyerah gitu aja sama Athena?""Enggak. Maksudnya, gue gak mau kita rebutan secara eksplisit. Gue cuma mau biarin Athena yang pilih. Ya, meskipun gue tau dia nyamannya sama siapa."Kalimat terakhir Sanchez seolah menjatuhkan banyak pertanyaan bagi Alvarez. Emangnya siapa?Jujur, bagi Alvarez pribadi, ia sama s
..."Ish! Gue nanya opini kalian. Kenapa pada nanya balik? Gue juga lagi ngerasa bingung sekarang. Gue belum punya perasaan ke Kak Sanchez, tapi siapa tau nanti bakal ada kalo gue coba," papar Athena ragu-ragu."Ya, gue sih balik lagi ke lo ya. Setahu gue, Kak Sanchez gak aneh-aneh orangnya. Lagian adiknya ada di sini. Bisa kapan pun ngawasin kelakuan kakaknya," tutur Ella.Milen membelalakkan mata. "Gue adiknya, bukan CCTV yang nempel di kepalanya. Mana bisa gue ngawasin dia terus, maemunah? Ngaco anda."Rivera menepuk paha Milen. "Ya udah. Karena lo adiknya, sekarang lo yang kasih saran terbaik buat Athena.""Iya, Len, gimana? Kira-kira gue bisa gak, ya? Karakter gue sama kakak lo kemungkinan bakal nyambung gak?" Pertanyaan A
***"Iya, Na. Baksosnya di Panti Asuhan Setia Kasih yang baru buka deket sekolah kita. Daripada lo gabut di rumah, mending ikut aja sama kita. Gak masalah kok kalo ada lo. Lo kan adiknya Bang Reval."Sanchez udah meminta dan menjelaskan untuk yang kedua kalinya supaya Athena berminat ikut ke acara baksos Vagolazer."Lo suka anak kecil gak?""Suka banget kok. Aku sering ajak main anak-anak di komplek aku. Tapi kalo untuk ikut Vagolazer baksos, aku gak tau deh." Athena tertawa meringis."Takut ya?" gurau Sanchez.Athena mengangguk jujur."Asli dah, gak
***"ALFA VAGO! BERSIHKAN AULA SEKARANG JUGA!"Alvarez mengucek kasar telinganya. Gak ragu ia memasang wajah jijik di depan Bu Mina. Padahal kesalahan ia dan teman-temannya gak fatal. Mecahin papan tulis kaca wajar, kan?"Bandelnya kalian gak wajar bagi saya!" sentak Bu Mina lagi ketika Ray dan Archie malah cekikikan sendiri."Bu, SMA cuma tiga tahun. Harus dipergunakan sebaik-baiknya untuk ngelakuin hal yang sebandel-bandelnya," cetus Ray tak berdosa.Zevano berseru, "YA! SAYA SETUJU, BU!""Gak ada. Sana ke aula sekarang! Zevano dan Sanchez pel lantai, Ray bantuOBsusun kursi untuk sem
***"Asiiiik ditraktir boba!" Athena tersenyum lebar, memancarkan jejeran gigi rapinya. Ia mengaduk beberapa kali, lalu baru menyeruput minuman manis yang digenggamnya.Beberapa percakapan yang ia lakukan dengan Sanchez dari tadi lumayan melunturkan kecanggungan kali ini. Ditambah Sanchez juga banyak menciptakan topik yang nyaman dibahas."Kak Sanchez beneran gak mau nyoba? Beneran enak tau! Itu orang-orang ngantri karenaworth it!"Sanchez bergeleng. "Gue jarang minum manis-manis gitu dah, serius. Enakanamericano.""Kakak diet, kah?""Enggak lah! Ngapain diet? Gue mah makan aja sepuasnya. Nanti baru olahraga."
...Kang Bien datang lagi. Ia hendak mengambil balik kotak P3K yang sudah selesai digunakan. "Neng mau teh panas atau sesuatu gak?""Gak usah, Kang. Saya udah terlalu ngerepotin. Maaf ya." Athena menyengir."Mana ngerepotin kalo cantik gini mah! Neng jatoh juga aspalnya yang Akang salahin!" Kang Bien berhenti cekikikan saat mendapat lirikan tajam Alvarez."Makasih ya, Kang, kotak P3K-nya," ucap Athena.Kang Bien menjulurkan tangan, hendak mencolek pipi Athena. Namun sebelum itu terjadi, tangannya sudah lebih dulu ditepis Alvarez. "Masuk sana lo. Motor gue belom kelar juga dari sejam lalu!""Ish, Va, santai