Share

34

“Ayah!!" Khanza berseru girang saat melihat Mas Fahry turun dari mobilnya.

Aku sendiri tak menanyakan sejak kapan ia membawa mobil dengan logo perusahaannya itu. Mungkin karena mobilnya masih di Bandung setelah kecelakaannya kemarin jadi Mas Fahry menggunakan fasilitas kantornya. Yang kudengar dari pembicaraannya dengan Gibran waktu itu, mobilnya masih berada di bengkel di bandung, dan Gibran lah yang mengurus semuanya.

“Halo anak Ayah, sini peluk dulu.” Mas Fahry menyambut tubuh mungil Khanza yang berlari menghampirinya. Lalu seperti biasa, mereka saling melakukan gerakan toss yang hanya mereka berdua yang hafal gerakannya.

“Khanza kok ninggalin ayah, sih. Ayah kesepian tauk sendirian di rumah.” Masih kudengar Mas Fahry mengajak putriku ngobrol.

Sejujurnya aku selalu merasa bahagia melihat kedekatan mereka berdua. Khanza tak pernah kehilangan kasih sayang seorang ayah, meski Mas Farhan, ayah kandungnya, sudah meninggalkannya bahkan sebelum ia lahir. Kasih sayang Mas Fahry untuk Khanz
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status