Share

45. Tunggu Aku

"Rama takut Cinta kenapa-napa, Bun. Rama takut terlambat menyelamatkan dia."

"Kamu juga harus memikirkan kesehatanmu, Nak."

"Nggak, Bun. Rama nggak peduli. Tolong Bun, Rama mau berusaha semaksimal mungkin."

"Ya sudah kalau begitu. Tapi kamu harus ditemani Zaky ya. Bunda sudah menghubungi dia."

"Baik, Bun. Lebih baik kalau ada teman."

"Assalamu'alaikum." Tiga orang mengucap salam hampir serentak, membuat kami menoleh ke belakang arah pintu masuk.

"Bunda," Kasih berlari kecil mendekati. Ia cepat meraih tangan Bunda dan menciumnya. Disusul dengan Rindu dan Bagus.

"Gimana Cinta, apa sudah ada kabar?" Raut khawatir terpancar di wajah Kasih.

"Iya, Bun, Ram, gimana Cinta?" Bagus ikut bertanya pula.

"InsyaAllah masih dalam pencarian. Kita semua tenang, semoga besok sudah ditemukan."

"Ya Allah, Cinta. Meski aku sering kesal sama kamu, Dek, tapi sakit rasanya membayangkan kamu sendirian di luar sana," gumam Kasih dengan suara serak.

"Mbak Cinta," pungkas Rindu sambil terisak. Kepalanya terjatu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status