Share

89. Brojolewo dan Dewi Wengi.

Slash...

Seberkas sinar terang mengarah tepat di tubuh Ajiseka, beruntung dirinya menghindar tepat waktu. Sehingga sinar terang itu hanya mengenai pohon besar di belakangnya. Hal itu membuat Galuh turut memasang kewaspadaannya.

“Hati-hati, Mbakyu!” teriak Ajiseka mengingatkan Galuh.

Galuh mengangguk, dirinya juga merasakan aura yang datang begitu kuat dan jahat. Bahkan, ia belum pernah merasakan tekanan yang berbeda. Dia menduga asalnya bukanlah dari jenis lelembut biasa, tetapi setelah di telisik, rupanya aura itu berasal dari seorang manusia.

Beruntung malam ini sinar rembulan begitu terang, sehingga tidak menyulitkan pandangan mata biasa. Walau pun kedua murid padepokan lelembut itu sudah terbiasa dengan mata batin, tetapi alangkah baiknya jika tidak menggunakannya. Setidaknya mereka bisa menghemat energi batin yang terus-menerus mengalir.

“Aji, apakah kau mengenalnya?”

“Ya, rupanya dia masih hidup, aku tidak menyangka jika aura iblis itu berasal dari tubuhnya,”

“Artinya dia memili
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status