Home / Romansa / ABNORMAL / Karena Malam Dingin

Share

Karena Malam Dingin

last update Last Updated: 2020-08-25 17:10:01

Saat Hendrata hendak pergi meninggalkan Liliana, Liliana merasa sangat tak tega. Pria itu sudah basah karena dirinya. Namun kini dia harus tidur di dalam mobil karena ulahnya sendiri. Liliana pun menarik tangan Hendrata dan itu sontak membuat hendrata benar-benar terkejut.

"Kita bisa berbagi kamar, Dra," ungkap Liliana sambil menarik tangan hendrata dengan lembut.

Gluk.

Pria itu menelan saliva. Dia pria normal, mana bisa dia berbagi kamar dengan seorang gadis yang sangat cantik. Gadis berusia tujuh belas tahun dengan warna kulit seputih susu dan bentuk tubuh sempurna layaknya boneka barby. Jika di berikan nilai, maka Liliana memiliki nilai 90 untuk seorang gadis seusianya. Hendrata menatap kearah Liliana dan kembali menelan saliva.

Tubuh Liliana yang basah kini telah mempertontonkan lekuk tubuh seksinya. Payudaranya berisi dan pinggulnya sangat berbentuk bagaikan sebuah gitar. Hendara tak kuasa untuk menolak dan dia tak sanggup untuk tinggal.

"Nyonya aku adalah pria normal, aku takut tidak bisa menjaga anda, malah akan menyakiti anda," kata Hendrata kepada Liliana.

"Apa yang kamu takutkan, bahkan aku sudah bukan perawan," ungkap Liliana kepada hendrata.

Sekali lagi Hendrata menelan saliva. Pria itu kini tak sanggup menolak. Tidak di pungkiri kebersamaan Liliana dan Tuan Abraham hanya sabtu minggu saja, sedang kebersamaan Liliana dan Hendrata berlangsung setiap hari. Dan itu membuat hendrata menyimpan sebuah benih rasa yang tak biasa. Kini Hendrata memutuskan untuk berbagi kamar bersama dengan Nyonya besarnya.

Liliana kini sudah mengenakan kemeja milik hendrata. Dan Hendrata kini sudah mengenakan celana setelan jasnya, tanpa mengenakan baju atas. Karena kemeja hendrata sudah di pakai Liliana. Sedang jasnya sudah basah di pakai Liliana tadi. Liliana terpana melihat tubuh polos hendrata dengan roti sobeknya. Seolah seperti seorang model saja.

Hendata sungguh tampan. Dan membuat Liliana sesekali mencuri pandang. Bukan Cuma Liliana yang mencuri pandang. Tetapi kini hendrata pun sudah mencuri pandang terhadap gadis yang kini mempertontonkan kemolekan tubunya dengan hanya mengenakan kemeja berwarna putih saja, sudah jelas tanpa celana dalam dan tanpa bra.

Liliana sangat cantik dan memikat sampai tanpa mereka sadari mereka berdua saling memandang dan akhinya hendrata mendekati gadis cantik itu dan langsung memeluk gadis yang kini ada di hadapannya.

"Eumm ... Dra," desah Liliana dengan begitu seksi ketika hendrata lini sudah meremas buah kenyal milinya. Mereka berdua seolah terhipnotis dan melupakam status masing-masing. Hendrata kini bahkan melepaskan kemeja yang Liliana kenakan, sehingga kini tubuh Liliana polos tanpa sehelai benang pun. Hendrata terus meremas dan mengulum nipple milik sang gadis dengan sangat gemas. Membuat Liliana tak berhenti mendesah.

Gadis itu begitu terbuai oleh sentuhan yang di berikan oleh hendrata. Dan hendrata pun semakin berkabut. Pria itu melumat bibir Liliana sambil melepaskan celana yang ia kenakan. Hendrata kini sudah sepenuhnya polos dan clebb. Benda pusakanya sudah masuk ke sarang kenikmatan milik gadis cantik itu.

"Eummhh ...." Hendrata meleguh merasakan kenikmatan ketika kini senjata rahasianya sudah masuk sepenuhnya ke dalam surga dunia yang baru pertama dia rasakan.

"Aw!" Liliana terkejut karena benda keras itu sudah mendorong masuk ke dalam tubuhnya, serasa sangat sakit dan sesak. Apalagi kini hendrata mulai menggoyangkan pinggulnya untuk lebih menikmati ritme kenikmatan dalam jiwanya.

Untuk yang pertama kalinya pria itu merasakan nikmatnya bercinta. Sangat luar biasanya. Kini bahkan hendrata tak ingat apapun, yang dia ingat hanya dan dia rasakan saat ini hanyalah kenikmatan tubuh gadis yang kini ada di bawahnya. Sungguh hendrata hanya bisa memejamkan mata sambil terus menghujam tubuh Liliana.

Sayangnya kenikmatan yang hendrata rasakan tidak bisa di rasakan oleh Liliana. Hendarata tidak melihat bahwa gadis yang di bawahnya merasa kesakitan. Benar sekali Liliana merintih kesakitan saat ini, tetapi karena hendrata memejamkan mata, dan suasana gelap jadi dia pikir Liliana mendesah merasakan kenikmatan juga, padahal Liliana merintih merasakan rasa sakit pada tubuhnya, ketika hujaman demi hujaman handrata semakin menusuk masuk pada tubuhnya. Sakit dan sangat sakit. Tidak ada sedikitpun kenikmatan yang Liliana rasakan saat itu. Liliana kembali menangis dengan pilu. Tubunya benar-benar tidak normal.

Gadis itu tidak bisa merasakan nikmatnya bercinta dengan pria. Baik itu dengan suami bandotnya ataupun itu dengan Hendrata. Selang beberapa menit kemudian akhirnya hendrata sudah tak kuat lagi untuk menahan semburan kenikmatan itu, dia menumpahkan semua lahar surganya di rahim Liliana.

Beruntunglah Liliana sudah mengenakan kotrasepsi pil, setiap harinya. Karena Liliana sudah komitmen dengan bandot itu bahwa Liliana tidak mau punya anak dulu sebelum usianya 20 tahun. Jadi bandot itu telah membelikan banyak stok pil kontrasepsi untuk Liliana komsumsi. Sehingga wanita itu rajin meminum pil tersebut setiap harinya, tanpa terkecuali.

"Sakit Dra ...." Liliana meringgis kesakitan ketika hendrata melepaskan penyatuan tubuh mereka berdua. Hendrata yang kelelahan kini terkulai lemas sambil memeluk Liliana dengan lembut. Di kecupnya kening gadis yang telah memberikan dia kepuasan. Ini sungguh indah untuknya, karena kenikmatan itu dia rasakan untuk pertama kalinya. Sehingga hendrata merasa bahwa Liliana ada gadis yang dalam tubuhnya menyimpan madu surga untuknya.

Hendara tertidur lelap melupakan Liliana yang meringis kesakitan. Wanita itu merutuki dirinya. Kenapa bahkan bercinta dengan pria tampan saja tidak bisa dia nikmati. Seharusnya Liliana bisa menikmati penyatuan tubuh mereka. Tetapi semuanya tetap saja. Rasa sakit selalu saja dia rasakan. Liliana sedih, kenapa dia tidak normal seperti gadis dan wanita lainnya. Dia ingin seperti yang lain bisa merasakan indahnya bercinta dengan seorang laki-laki. Tetapi untuk Liliana kini semua hanya khyalannya saja.

Dalam hati Liliana menjerit, kenapa dia begitu tersiksa dengan ketidak normalan dirinya. Dia ingin seperti wanita lainya, tetapi semua itu mungkin hanya sebuah patamorgana untuknya. Setelah kejadian itu, kini bahkan Liliana dan Hendrata semakin dekat, namun tetapi saat mereka bercinta Liliana tetap tersiksa.

Karena itu Liliana tidak mau lagi berhubungan badan dengan hendrata, karena Liliana tidak mau tersiksa untuk kesekian kalinya. Tidak tau rasa sakit yang dia rasakan penyebabnya dari apa, padahal Hendrata sudah memberikan pemanasan untuk Liliana sampai Liliana terbuai dan hampir terbang. Tetapi ketika mereka bersatu, maka rasa sakit itu terulang lagi. Tak ada yang tau rasa sakit yang Liliana rasakan. Selain dirinya sendiri.

Kini Liliana harus berpura-pura menikmati sentuhan sang suami, padahal hatinya tercabik dan tubunya pun seolah hancur lebur. Gadis tujuh belas tahun itu abnormal.

***

Related chapters

  • ABNORMAL   Hana Wicaksana

    Selama dua minggu penuh Tuan Abraham Wicaksana tidak datang ke rumah Liliana, karena beliau sedang berada di luar Negeri bersama putri kesayangannya. Betul sekali memang ada bisnis yang harus dilakukan oleh Beliau di sana, tetapi berhubung ini adalah musim liburan jadi putri semata wayangnya yang bernama Hana ikut bersama dengannya.Hari ini mereka sudah sampai di Bandara Indonesia tepatnya di bandara soekarno-hatta, satu orang Supir sudah bersiap untuk menjemput Tuan Abraham dan putrinya Hana.Tuan Abraham memang sudah tidak memiliki seorang Istri, tetapi beliau memiliki seorang anak yang cantik berusia 17 tahun dia bernama Hana Wicaksana. Usianya tidak jauh beda dengan Liliana dan diperkirakan Memang mereka satu sekolahan cuman Tuan Abraham tidak mengetahui kalau ternyata Liliana dan putrinya Hana adalah teman satu Sekolah.

    Last Updated : 2020-08-25
  • ABNORMAL   Apa Mungkin

    "Apa ini? Kenapa namanya sangat familiar. Hana Wicaksana seperti nama tuan Abraham Wicaksana saja, jangan-jangan Hana ini adalah putrinya dari papi Abraham, apa iya anaknya papi. Iya sepertinya anak ini anak tiriku. Ya Tuhan semoga saja tidak pernah terjadi, semoga saja Hana bukanlah anak dari Papi Abraham," tutur Liliana di dasar hatinya, wanita itu masih terdiam dengan kebingungan yang di dia dera."Hey, kamu!" bentak Hana dengan suara yang begitu lantang, membuat Liliana terkejut lamunannya pecah seketika." I-iya Hana ....""Sekali lagi kamu nabrak aku seperti itu. Aku enggak akan bisa maafin kamu, lihat bajuku kotor, aku malu dilihat sama orang lain, keterlaluan," Sekali lagi Hana membentak Liliana. Liliana hanya terdiam dia masih bergelut dengan pikirannya, nama Wicaksana di bela

    Last Updated : 2020-08-25
  • ABNORMAL   Terjatuh

    Jam pulang akhirnya tiba, tetapi Liliana tidak langsung pulang, ke kebetulan kali ini jadwal piketnya membersihkan kelas bersama Yoga dan Halma. Mereka bertiga membersihkan kelas sampai beres. Yoga mengangkat seluruh kursi ke atas bangku, sedangkan Halma menyapu lantai dan Liliana sekarang mulai naik ke atas kursi untuk menghapus papan tulis.Tiba-tiba saja tanpa Liliana sadari hampir saja terjatuh, beruntunglah saat itu ada Yoga di belakang Liliana, dan akhirnya Yoga langsung memeluk Liliana di dalam pelukannya."Tuhan, takut sekali," Liliana bergetar, dia benar-benar merasa ketakutan, hampir saja dia terjatuh ke lantai."Kamu hati-hati dong. Bagaimana kalau tadi di belakang tidak ada aku, kamu bisa terjatuh, kepala kamu bisa terbentur ke lantai. Bukankah itu bahaya," kata Yoga dengan

    Last Updated : 2020-08-25
  • ABNORMAL   Kecupan Bergairah

    Warning 21+Yang sedang puasa sebaiknya jangan baca.***Yoga terus memberikan kecupan basah dan hangat pada bibir ranum gadis yang kini sudah dia dekap penuh dengan kekuatan tubuhnya. Gadis yang berada di bawah tubuhnya kini hanya bisa pasrah dengan mata yang tertutup. Liliana hanya bisa merasakan energi luar biasa membuat dia bergairah."Emmh... Emmh," desahan lembut gadis itu lontarkan ketika terus-menerus ketua kelas itu memainkan bibirnya.Nuansa yang sungguh beraroma. Suasana yang sangat mendukung karena semua orang sudah pulang. Dan hanya tersisa dua insan yang basah itu saling mendekap."Nikmat, bibir gadis ini begitu manis, aku tidak menyangka sebuah ciuman selembut ini, manis se

    Last Updated : 2020-08-25
  • ABNORMAL   Pernyataan Cinta

    "Tidak-tidak kamu tidak perlu tahu rumahku, kamu akan terkejut kalau tahu rumahku," tolak Liliana kepada Yoga. Gadis itu tidak mau Yoga tahu rumahnya, Liliana sangat takut Yoga tiba-tiba saja main ke rumahnya dan itu akan sangat berbahaya jika saja papi Abraham tahu apa yang dilakukan oleh Liliana, maka matilah dirinya."Baiklah tidak apa-apa kalau kamu tidak mau memberitahu rumahmu padaku, aku akan mencari tahu sendiri," kata Yoga dengan senyuman yang manis, dia kini sudah membenarkan pakaiannya. Yoga terlihat sangat puas karena sudah making out bersama dengan Liliana.Sebetulnya Liliana sangat menyukai making out seperti ini, karena dia bisa menikmati semuanya tanpa rasa sakit. Bahkan rasanya Liliana ingin bermain lagi bersama dengan Yoga seperti tadi, benar-benar sangat nikmat, tubuhnya seolah tidak bisa me

    Last Updated : 2020-08-25
  • ABNORMAL   Cemburu

    Warning 21+Dilarang baca untuk yang sedang puasa.***"Aku tidak bisa menjadi kekasihmu. Bukannya aku tidak mau menerima pernyataan cintamu, dan ketulusan perasaanmu, kita hanya akan tetap menjadi teman," kata Liliana dengan mata yang berkaca-kaca."Teman?""Sebagai seorang teman, teman dalam segala hal. Maukah kamu menjadi temanku, kita akan seperti ini jika kita mau," kata Liliana sambil berbalik ke arah Yoga, lalu menatap Yoga dengan tajam, kemudian Liliana jinjit untuk menyamakan posisi tubuhnya dengan Yoga dan dia pun mengecup bibir Yoga perlahan, setelah itu Yoga langsung tersadar dengan keinginan Liliana."Kita akan seperti ini, menjadi tempat dalam segala hal. Baiklah kita akan menjadi te

    Last Updated : 2020-08-25
  • ABNORMAL   Rasa Sakit

    Gadis itu masih terisak. Dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan, tentang rasa sakit yang dia rasakan saat ini."Jangan menangis lagi, aku tidak tega melihatmu seperti ini, aku mohon berhentilah menangis demi aku," ucap Hendrata kepada Liliana."Kamu tega berbuat seperti tadi, itu menyakitiku. Apa kamu tahu? Bukan kenikmatan yang aku rasakan, aku hanya bisa menahan rasa sakit," isakan tangis dari Liliana masih terlihat, sedang Hendrata kini menyesal telah membuat Liliana sakit dan terluka."Benarkah, tidak ada kenikmatan sama sekali, yang kamu rasakan? Bukannya tadi kamu mendesah nikmat?" tanya Hendrata dengan kening berkerut, tidak menyangka sama sekali yang diberikan Hendrata adalah kesakitan, bukanlah kenikmatan, dan Hendrata merasa tidak berguna menjadi seorang pria k

    Last Updated : 2020-08-25
  • ABNORMAL   Tak Sanggup

    Jantung Hendrata seolah mau meledak, ketakutan sudah menjalar ke seluruh tubuhnya. Jika saja tuan besarnya sampai mengetahui tindakannya barusan, maka bukan cuma kehilangan pekerjaan, tetapi dia pun akan segera kehilangan nyawanya."Tuan besar, Nyonya tadi ketiduran di mobil, sepertinya beliau begitu lelah selepas piket di Sekolah," ucap Hendrata mencoba untuk tenang di balik semua kegalauan dan ketakutan yang dia rasakan saat ini."Kamu berani menggendong istriku seperti itu. Aku tidak suka kamu menyentuh Lian begitu," kata tuan Wicaksana merasa geram karena Hendrata berani-beraninya menggendong sang istri.Pria paruh baya itu tidak suka istrinya digendong oleh orang lain, di pegang pun dia tidak suka, apalagi diperlakukan seperti itu dengan segera. Tuan Hendrata menggendong Liliana m

    Last Updated : 2020-08-25

Latest chapter

  • ABNORMAL   Kemarahan Hendrata

    Sebuah aura kebencian telah berkerumun di kepalanya, pria itu merasakan sebuah kecemburuan yang teramat dalam, tatkala melihat gadisnya disentuh oleh orang lain. Yoga telah berani masuk ke dalam rumah Liliana dan membuat Hendrata terbakar oleh api cemburu."Siapa pria itu?" tanya Tuan Abraham Wicaksana kepada Hendrata."Dia teman sekelas nyonya, Tuan," ucap Hendrata sambil menundukkan wajahnya, pria itu merasa cemburu, tetapi tuan Abraham lebih lebih dari pada itu."Apa dia dekat dengan istriku?" tuan Abraham bertanya kepada Hendrata dengan mata yang merah, kakek tua itu begitu marah kepada anak remaja yang bernama yoga, karena sudah berani datang ke rumahnya dan menemui istri kesayangannya."Sepertinya hanya berteman saja Tuan," jawa

  • ABNORMAL   Kedatangan Yoga

    Sekolah.Tiga hari setelah kejadian di kelas bersama dengan Liliana. Yoga masih merasa sangat penasaran kenapa bisa-bisanya Liliana tidak datang ke sekolah, sudah 3 hari lamanya. Dia begitu cemas karena bahkan ponsel Liliana tidak bisa dihubungi."Kemana Liliana sebenarnya? Apakah dia ada keperluan atau bahkan mungkin sakit. Ya Tuhan, aku sangat mencemaskan dia," kata Yoga di dalam hatinya, pria itu ingin segera pulang dari Sekolah. Dia sudah tidak nyaman berada di kelas, karena bahkan tubuhnya ada di dalam kelas, tetapi pikirannya ada di luar, melayang-layang mencari keberadaan Liliana."Ga, kamu kenapa? Kok seperti banyak pikiran begitu, fokus dong, di depan Pak Siswoyo sudah mulai memperhatikan ka

  • ABNORMAL   Harus Istirahat

    Liliana masih terbaring lemah tak berdaya. Papi Abraham menyarankan Bibi untuk membantu Liana mengenakan pakaiannya. Liliana yang masih pingsan kini sudah di kenakan pakaian. Tiba-tiba saja beberapa saat kemudian Hendrata datang bersama seorang Dokter.Hendrata terlihat begitu cemas tatkala melihat keadaan Liliana yang pucat pasi."Ya Tuhan Sayang, Ya Tuhan kenapa kamu jadi seperti ini. Apa ini gara-gara aku? Tolong maafkanlah aku Sayang. Aku tidak akan pernah melakukan hal itu lagi, jika kamu tidak mau,"kata Hendrata dengan mata yang sendu, Pria itu sungguh iba melihatnya, gadisnya terkulai lemas tak berdaya seperti orang mau mati saja."Silahkan Dokter, tolong periksa keponakan saya," kata tuan Abraham Wicaksana kepada Dokter tersebut. Pria tua itu sengaja berbohong bahwa Liliana ada

  • ABNORMAL   Tak Sanggup

    Jantung Hendrata seolah mau meledak, ketakutan sudah menjalar ke seluruh tubuhnya. Jika saja tuan besarnya sampai mengetahui tindakannya barusan, maka bukan cuma kehilangan pekerjaan, tetapi dia pun akan segera kehilangan nyawanya."Tuan besar, Nyonya tadi ketiduran di mobil, sepertinya beliau begitu lelah selepas piket di Sekolah," ucap Hendrata mencoba untuk tenang di balik semua kegalauan dan ketakutan yang dia rasakan saat ini."Kamu berani menggendong istriku seperti itu. Aku tidak suka kamu menyentuh Lian begitu," kata tuan Wicaksana merasa geram karena Hendrata berani-beraninya menggendong sang istri.Pria paruh baya itu tidak suka istrinya digendong oleh orang lain, di pegang pun dia tidak suka, apalagi diperlakukan seperti itu dengan segera. Tuan Hendrata menggendong Liliana m

  • ABNORMAL   Rasa Sakit

    Gadis itu masih terisak. Dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan, tentang rasa sakit yang dia rasakan saat ini."Jangan menangis lagi, aku tidak tega melihatmu seperti ini, aku mohon berhentilah menangis demi aku," ucap Hendrata kepada Liliana."Kamu tega berbuat seperti tadi, itu menyakitiku. Apa kamu tahu? Bukan kenikmatan yang aku rasakan, aku hanya bisa menahan rasa sakit," isakan tangis dari Liliana masih terlihat, sedang Hendrata kini menyesal telah membuat Liliana sakit dan terluka."Benarkah, tidak ada kenikmatan sama sekali, yang kamu rasakan? Bukannya tadi kamu mendesah nikmat?" tanya Hendrata dengan kening berkerut, tidak menyangka sama sekali yang diberikan Hendrata adalah kesakitan, bukanlah kenikmatan, dan Hendrata merasa tidak berguna menjadi seorang pria k

  • ABNORMAL   Cemburu

    Warning 21+Dilarang baca untuk yang sedang puasa.***"Aku tidak bisa menjadi kekasihmu. Bukannya aku tidak mau menerima pernyataan cintamu, dan ketulusan perasaanmu, kita hanya akan tetap menjadi teman," kata Liliana dengan mata yang berkaca-kaca."Teman?""Sebagai seorang teman, teman dalam segala hal. Maukah kamu menjadi temanku, kita akan seperti ini jika kita mau," kata Liliana sambil berbalik ke arah Yoga, lalu menatap Yoga dengan tajam, kemudian Liliana jinjit untuk menyamakan posisi tubuhnya dengan Yoga dan dia pun mengecup bibir Yoga perlahan, setelah itu Yoga langsung tersadar dengan keinginan Liliana."Kita akan seperti ini, menjadi tempat dalam segala hal. Baiklah kita akan menjadi te

  • ABNORMAL   Pernyataan Cinta

    "Tidak-tidak kamu tidak perlu tahu rumahku, kamu akan terkejut kalau tahu rumahku," tolak Liliana kepada Yoga. Gadis itu tidak mau Yoga tahu rumahnya, Liliana sangat takut Yoga tiba-tiba saja main ke rumahnya dan itu akan sangat berbahaya jika saja papi Abraham tahu apa yang dilakukan oleh Liliana, maka matilah dirinya."Baiklah tidak apa-apa kalau kamu tidak mau memberitahu rumahmu padaku, aku akan mencari tahu sendiri," kata Yoga dengan senyuman yang manis, dia kini sudah membenarkan pakaiannya. Yoga terlihat sangat puas karena sudah making out bersama dengan Liliana.Sebetulnya Liliana sangat menyukai making out seperti ini, karena dia bisa menikmati semuanya tanpa rasa sakit. Bahkan rasanya Liliana ingin bermain lagi bersama dengan Yoga seperti tadi, benar-benar sangat nikmat, tubuhnya seolah tidak bisa me

  • ABNORMAL   Kecupan Bergairah

    Warning 21+Yang sedang puasa sebaiknya jangan baca.***Yoga terus memberikan kecupan basah dan hangat pada bibir ranum gadis yang kini sudah dia dekap penuh dengan kekuatan tubuhnya. Gadis yang berada di bawah tubuhnya kini hanya bisa pasrah dengan mata yang tertutup. Liliana hanya bisa merasakan energi luar biasa membuat dia bergairah."Emmh... Emmh," desahan lembut gadis itu lontarkan ketika terus-menerus ketua kelas itu memainkan bibirnya.Nuansa yang sungguh beraroma. Suasana yang sangat mendukung karena semua orang sudah pulang. Dan hanya tersisa dua insan yang basah itu saling mendekap."Nikmat, bibir gadis ini begitu manis, aku tidak menyangka sebuah ciuman selembut ini, manis se

  • ABNORMAL   Terjatuh

    Jam pulang akhirnya tiba, tetapi Liliana tidak langsung pulang, ke kebetulan kali ini jadwal piketnya membersihkan kelas bersama Yoga dan Halma. Mereka bertiga membersihkan kelas sampai beres. Yoga mengangkat seluruh kursi ke atas bangku, sedangkan Halma menyapu lantai dan Liliana sekarang mulai naik ke atas kursi untuk menghapus papan tulis.Tiba-tiba saja tanpa Liliana sadari hampir saja terjatuh, beruntunglah saat itu ada Yoga di belakang Liliana, dan akhirnya Yoga langsung memeluk Liliana di dalam pelukannya."Tuhan, takut sekali," Liliana bergetar, dia benar-benar merasa ketakutan, hampir saja dia terjatuh ke lantai."Kamu hati-hati dong. Bagaimana kalau tadi di belakang tidak ada aku, kamu bisa terjatuh, kepala kamu bisa terbentur ke lantai. Bukankah itu bahaya," kata Yoga dengan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status