Home / Romansa / ABNORMAL / Apa Mungkin

Share

Apa Mungkin

last update Last Updated: 2020-08-25 17:12:40

"Apa ini? Kenapa namanya sangat familiar. Hana Wicaksana seperti nama tuan Abraham Wicaksana saja, jangan-jangan Hana ini adalah putrinya dari papi Abraham, apa iya anaknya papi. Iya sepertinya anak ini anak tiriku. Ya Tuhan semoga saja tidak pernah terjadi, semoga saja Hana bukanlah anak dari Papi Abraham," tutur Liliana di dasar hatinya, wanita itu masih terdiam dengan kebingungan yang di dia dera.

"Hey, kamu!" bentak Hana dengan suara yang begitu lantang, membuat Liliana terkejut lamunannya pecah seketika.

" I-iya Hana ...."

"Sekali lagi kamu nabrak aku seperti itu. Aku enggak akan bisa maafin kamu, lihat bajuku kotor, aku malu dilihat sama orang lain, keterlaluan," Sekali lagi Hana membentak Liliana. Liliana hanya terdiam dia masih bergelut dengan pikirannya, nama Wicaksana di belakang Hana membuat dia sungguh tidak karuan.

Apa mungkin, bisa jadi, atau mungkin, Bagaimana ini kalau sampai terjadi, apa yang akan terjadi kalau saja, mungkin saja

Seluruh pertanyaan yang berada di dalam hati Liliana membuatnya terdiam, tidak bisa berkata apapun. Ketika bahkan kini Hana sudah membentak dia di depan umum.

"Hey kamu diam seperti itu apa kamu bisu?!" Hana berteriak yang ketiga kalinya, kali ini benar-benar lantang. Lilyana hanya bisa membulatkan mata, merasa terkejut gadis secantik Hana bisa bermulut kasar seperti itu.

"Aku tidak bisu, aku normal, aku bisa berbicara hanya saja ... bukankah aku sudah meminta maaf, kenapa kamu masih marah," Liliana menjawab semua perkataan Hana, Hana terlihat marah karena Liliana menjawab dengan tegas.

"Keterlaluan kamu berani-beraninya membantahku," ucapan Hana terhenti.

Tangan Hana tiba-tiba saja mengayun mengangkat ke arah atas dan hendak menampar pipi Liliana yang putih, saat hampir saja Hana menampar pipi Liliana beruntunglah seseorang menangkis tangan Hana dengan cepat sehingga pipi mulus Liliana terselamatkan.

"Tidak perlu main tangan seperti ini, apa sebenarnya yang terjadi," ucap seorang pria tampan dengan warna kulit yang begitu cerah, pria itu menggunakan kacamata dan terlihat seperti seorang model remaja.

"Yoga."

"Yoga."

Liliana dan Hana berkata secara bersamaan, menyebutkan nama Yoga.

Benar kini di antara mereka berdua ada Yoga, seorang yang anak anggota OSIS yang sangat pintar sekelas dengan Liliana dan juga Hana. Yoga memang jarang bicara dia juga kutu buku, pria itu tidak suka hal yang berisik, tetapi dia sangat baik hati, jika orang sudah akrab dengan dia maka orang akan sangat lengket kepadanya.

Yoga adalah ketua murid di kelasnya Hana. Siapa yang tidak kenal Yoga. Yoga memang tampan sayangnya dia tidak terlalu populer, karena ada anak lain yang lebih populer melebihi Yoga, yaitu seorang kakak kelas yang sangat terkenal, seorang ketua OSIS yang menjadi rebutan seluruh siswa. Lupakan soal ketua OSIS sekarang. Karena yang dihadapi sekarang adalah Yoga.

"Yoga! Aku enggak suka ya kamu ikut campur urusanku," kata Hana kepada Yoga. Yoga melepaskan cengkraman tangannya membiarkan tangan Hana lepas.

"Tetapi aku sebagai ketua murid tidak senang melihat ada pertikaian di sini, apa lagi kamu main kekerasan hampir saja menampar Liliana," ucap Yoga memberi pengertian kepada Hana.

"Kamu tidak tahu siapa aku Yoga? Berani-beraninya kamu membantahku, aku akan melaporkan kamu sama papaku, kamu tahu tidak papa aku adalah kepala yayasan di sini, dia pun menjadi sumber kekuatan untuk sekolah ini," ungkap Hana Wicaksana dengan begitu sombongnya.

"Apa ini, sombong sekali. Mentang-mentang anak orang kaya berkata seperti itu, aku jadi ingin tahu siapa ayahnya. Apa benar Ayahnya adalah Papi Abraham. Lihat saja kalau sampai ayahmu adalah Papi Abraham maka aku akan buat perhitungan padamu, aku akan melaporkan sama Papi karena kamu sudah menindasku,"kata Liliana di dalam hatinya, sambil menatap Hana dengan tatapan yang biasa saja. Padahal dia menggerutu sangat banyak dalam hatinya.

"Kamu boleh sombong karena kamu memang anak kepala yayasan di Sekolah ini, tetapi aku adalah ketua murid yang bisa menjadi saksi jika ada kekerasan di kelas ini. Lihatlah banyak saksi selain aku. Apakah seorang kepala yayasan akan membela anaknya yang bersalah? Kita lihat nanti ya," ungkap Yoga kepada Hana dan Hana terlihat kesal dengan jawaban Yoga.

"Dasar ketua murid culun, nyebelin!" Hana berteriak penuh kekesalan, gadis itu tidak tahu harus menjawab apa lagi, dia mati kutu dengan ungkapan Yoga. Pada akhirnya kini pandangan mata Hana terfokus pada Liliana.

"Hei kamu siapa, lihat saja aku akan membuat perhitungan dengan kamu di luar sekolah, berani-beraninya menabrak badanku sampai aku terjatuh, aku tidak akan pernah memaafkanmu, apa lagi kamu sudah mempermalukan aku. Lihatlah kita sudah menjadi tontonan banyak orang, kalau aku diam saja maka aku bukan Hana Wicaksana," kata Hana dengan suara yang begitu sombong, karena nadanya benar-benar mengejek.

Menghempaskan seluruh harga diri  Liliana, tapi gadis itu hanya menanggapi dengan santai,"Baiklah, terserah kamu, yang penting aku sudah minta maaf."

"Sudah tidak ada yang harus dibahas kan, ayo Liliana masuk kelas sekarang, kita hampir terlambat." Ketua murid itu langsung menarik tangan Liliana meninggalkan Hana begitu saja, membuat Hana semakin geram.

"Aaarrhhh! Brengsek, dasar pasangan nyebelin," teriak Hana dengan penuh penekanan.

Dan kini Liliana serta Yoga sudah sampai di kelas, mereka langsung duduk di bangku masing-masing, beruntunglah guru belum sempat masuk ke dalam sehingga Liliana masih bisa menghampiri Yoga hanya sekedar berterima kasih.

"Terima kasih banyak ya Yoga. Aku tidak tahu kalau saja kamu tidak datang mungkin Hana akan lebih marah dari pada itu," ungkap Liliana kepada Yoga. Yoga mengangguk lalu sedikit merekahkan senyum dan akhirnya kini Liliana membalas senyuman Yoga. Mereka saling bertatap mata, tetapi tatapan mata mereka aneh,entah kenapa seperti ada sebuah tatapan yang luar dari biasa.

Sayangnya Hana tiba-tiba datang bersama guru matematika, sehingga Liliana dengan terpaksa harus meninggalkan meja Yoga. Mata pelajaran matematika pun dimulai, Liliana menyelesaikan semua soal dengan sangat mudah, dia memang sangat pandai. Liliana Sekolah di sana karena beasiswa, kepandaiannya memang sangat terkenal, karena itulah diam-diam ternyata yoga sudah memperhatikan Liliana.

Yoga takjub karena Liliana bisa sepintar itu, selama ini dia memang Selalu juara pertama dan Yoga Juara kedua, tetapi kenapa yoga yang menjadi ketua murid, karena Yoga adalah seorang laki-laki, sedangkan Lian adalah perempuan, karena itu yang dipilih adalah siswa laki-laki.

Dalam Pemilihan wakil ketua siswa pun Lian menolak untuk dinobatkan. Karena Liliana tidak mau hidupnya terlalu mencolok, dia menyadari dia hanya anak beasiswa, tidak seperti anak-anak lain yang Sekolah di sana dengan biaya yang sangat mahal.

Waktu pelajaran Matematika adalah waktu yang menyenangkan untuk Liliana, semua sangat mudah dan gampang. Liliana pun menjadi favorit guru matematika karena kecerdasannya.

Related chapters

  • ABNORMAL   Terjatuh

    Jam pulang akhirnya tiba, tetapi Liliana tidak langsung pulang, ke kebetulan kali ini jadwal piketnya membersihkan kelas bersama Yoga dan Halma. Mereka bertiga membersihkan kelas sampai beres. Yoga mengangkat seluruh kursi ke atas bangku, sedangkan Halma menyapu lantai dan Liliana sekarang mulai naik ke atas kursi untuk menghapus papan tulis.Tiba-tiba saja tanpa Liliana sadari hampir saja terjatuh, beruntunglah saat itu ada Yoga di belakang Liliana, dan akhirnya Yoga langsung memeluk Liliana di dalam pelukannya."Tuhan, takut sekali," Liliana bergetar, dia benar-benar merasa ketakutan, hampir saja dia terjatuh ke lantai."Kamu hati-hati dong. Bagaimana kalau tadi di belakang tidak ada aku, kamu bisa terjatuh, kepala kamu bisa terbentur ke lantai. Bukankah itu bahaya," kata Yoga dengan

    Last Updated : 2020-08-25
  • ABNORMAL   Kecupan Bergairah

    Warning 21+Yang sedang puasa sebaiknya jangan baca.***Yoga terus memberikan kecupan basah dan hangat pada bibir ranum gadis yang kini sudah dia dekap penuh dengan kekuatan tubuhnya. Gadis yang berada di bawah tubuhnya kini hanya bisa pasrah dengan mata yang tertutup. Liliana hanya bisa merasakan energi luar biasa membuat dia bergairah."Emmh... Emmh," desahan lembut gadis itu lontarkan ketika terus-menerus ketua kelas itu memainkan bibirnya.Nuansa yang sungguh beraroma. Suasana yang sangat mendukung karena semua orang sudah pulang. Dan hanya tersisa dua insan yang basah itu saling mendekap."Nikmat, bibir gadis ini begitu manis, aku tidak menyangka sebuah ciuman selembut ini, manis se

    Last Updated : 2020-08-25
  • ABNORMAL   Pernyataan Cinta

    "Tidak-tidak kamu tidak perlu tahu rumahku, kamu akan terkejut kalau tahu rumahku," tolak Liliana kepada Yoga. Gadis itu tidak mau Yoga tahu rumahnya, Liliana sangat takut Yoga tiba-tiba saja main ke rumahnya dan itu akan sangat berbahaya jika saja papi Abraham tahu apa yang dilakukan oleh Liliana, maka matilah dirinya."Baiklah tidak apa-apa kalau kamu tidak mau memberitahu rumahmu padaku, aku akan mencari tahu sendiri," kata Yoga dengan senyuman yang manis, dia kini sudah membenarkan pakaiannya. Yoga terlihat sangat puas karena sudah making out bersama dengan Liliana.Sebetulnya Liliana sangat menyukai making out seperti ini, karena dia bisa menikmati semuanya tanpa rasa sakit. Bahkan rasanya Liliana ingin bermain lagi bersama dengan Yoga seperti tadi, benar-benar sangat nikmat, tubuhnya seolah tidak bisa me

    Last Updated : 2020-08-25
  • ABNORMAL   Cemburu

    Warning 21+Dilarang baca untuk yang sedang puasa.***"Aku tidak bisa menjadi kekasihmu. Bukannya aku tidak mau menerima pernyataan cintamu, dan ketulusan perasaanmu, kita hanya akan tetap menjadi teman," kata Liliana dengan mata yang berkaca-kaca."Teman?""Sebagai seorang teman, teman dalam segala hal. Maukah kamu menjadi temanku, kita akan seperti ini jika kita mau," kata Liliana sambil berbalik ke arah Yoga, lalu menatap Yoga dengan tajam, kemudian Liliana jinjit untuk menyamakan posisi tubuhnya dengan Yoga dan dia pun mengecup bibir Yoga perlahan, setelah itu Yoga langsung tersadar dengan keinginan Liliana."Kita akan seperti ini, menjadi tempat dalam segala hal. Baiklah kita akan menjadi te

    Last Updated : 2020-08-25
  • ABNORMAL   Rasa Sakit

    Gadis itu masih terisak. Dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan, tentang rasa sakit yang dia rasakan saat ini."Jangan menangis lagi, aku tidak tega melihatmu seperti ini, aku mohon berhentilah menangis demi aku," ucap Hendrata kepada Liliana."Kamu tega berbuat seperti tadi, itu menyakitiku. Apa kamu tahu? Bukan kenikmatan yang aku rasakan, aku hanya bisa menahan rasa sakit," isakan tangis dari Liliana masih terlihat, sedang Hendrata kini menyesal telah membuat Liliana sakit dan terluka."Benarkah, tidak ada kenikmatan sama sekali, yang kamu rasakan? Bukannya tadi kamu mendesah nikmat?" tanya Hendrata dengan kening berkerut, tidak menyangka sama sekali yang diberikan Hendrata adalah kesakitan, bukanlah kenikmatan, dan Hendrata merasa tidak berguna menjadi seorang pria k

    Last Updated : 2020-08-25
  • ABNORMAL   Tak Sanggup

    Jantung Hendrata seolah mau meledak, ketakutan sudah menjalar ke seluruh tubuhnya. Jika saja tuan besarnya sampai mengetahui tindakannya barusan, maka bukan cuma kehilangan pekerjaan, tetapi dia pun akan segera kehilangan nyawanya."Tuan besar, Nyonya tadi ketiduran di mobil, sepertinya beliau begitu lelah selepas piket di Sekolah," ucap Hendrata mencoba untuk tenang di balik semua kegalauan dan ketakutan yang dia rasakan saat ini."Kamu berani menggendong istriku seperti itu. Aku tidak suka kamu menyentuh Lian begitu," kata tuan Wicaksana merasa geram karena Hendrata berani-beraninya menggendong sang istri.Pria paruh baya itu tidak suka istrinya digendong oleh orang lain, di pegang pun dia tidak suka, apalagi diperlakukan seperti itu dengan segera. Tuan Hendrata menggendong Liliana m

    Last Updated : 2020-08-25
  • ABNORMAL   Harus Istirahat

    Liliana masih terbaring lemah tak berdaya. Papi Abraham menyarankan Bibi untuk membantu Liana mengenakan pakaiannya. Liliana yang masih pingsan kini sudah di kenakan pakaian. Tiba-tiba saja beberapa saat kemudian Hendrata datang bersama seorang Dokter.Hendrata terlihat begitu cemas tatkala melihat keadaan Liliana yang pucat pasi."Ya Tuhan Sayang, Ya Tuhan kenapa kamu jadi seperti ini. Apa ini gara-gara aku? Tolong maafkanlah aku Sayang. Aku tidak akan pernah melakukan hal itu lagi, jika kamu tidak mau,"kata Hendrata dengan mata yang sendu, Pria itu sungguh iba melihatnya, gadisnya terkulai lemas tak berdaya seperti orang mau mati saja."Silahkan Dokter, tolong periksa keponakan saya," kata tuan Abraham Wicaksana kepada Dokter tersebut. Pria tua itu sengaja berbohong bahwa Liliana ada

    Last Updated : 2020-08-25
  • ABNORMAL   Kedatangan Yoga

    Sekolah.Tiga hari setelah kejadian di kelas bersama dengan Liliana. Yoga masih merasa sangat penasaran kenapa bisa-bisanya Liliana tidak datang ke sekolah, sudah 3 hari lamanya. Dia begitu cemas karena bahkan ponsel Liliana tidak bisa dihubungi."Kemana Liliana sebenarnya? Apakah dia ada keperluan atau bahkan mungkin sakit. Ya Tuhan, aku sangat mencemaskan dia," kata Yoga di dalam hatinya, pria itu ingin segera pulang dari Sekolah. Dia sudah tidak nyaman berada di kelas, karena bahkan tubuhnya ada di dalam kelas, tetapi pikirannya ada di luar, melayang-layang mencari keberadaan Liliana."Ga, kamu kenapa? Kok seperti banyak pikiran begitu, fokus dong, di depan Pak Siswoyo sudah mulai memperhatikan ka

    Last Updated : 2020-08-25

Latest chapter

  • ABNORMAL   Kemarahan Hendrata

    Sebuah aura kebencian telah berkerumun di kepalanya, pria itu merasakan sebuah kecemburuan yang teramat dalam, tatkala melihat gadisnya disentuh oleh orang lain. Yoga telah berani masuk ke dalam rumah Liliana dan membuat Hendrata terbakar oleh api cemburu."Siapa pria itu?" tanya Tuan Abraham Wicaksana kepada Hendrata."Dia teman sekelas nyonya, Tuan," ucap Hendrata sambil menundukkan wajahnya, pria itu merasa cemburu, tetapi tuan Abraham lebih lebih dari pada itu."Apa dia dekat dengan istriku?" tuan Abraham bertanya kepada Hendrata dengan mata yang merah, kakek tua itu begitu marah kepada anak remaja yang bernama yoga, karena sudah berani datang ke rumahnya dan menemui istri kesayangannya."Sepertinya hanya berteman saja Tuan," jawa

  • ABNORMAL   Kedatangan Yoga

    Sekolah.Tiga hari setelah kejadian di kelas bersama dengan Liliana. Yoga masih merasa sangat penasaran kenapa bisa-bisanya Liliana tidak datang ke sekolah, sudah 3 hari lamanya. Dia begitu cemas karena bahkan ponsel Liliana tidak bisa dihubungi."Kemana Liliana sebenarnya? Apakah dia ada keperluan atau bahkan mungkin sakit. Ya Tuhan, aku sangat mencemaskan dia," kata Yoga di dalam hatinya, pria itu ingin segera pulang dari Sekolah. Dia sudah tidak nyaman berada di kelas, karena bahkan tubuhnya ada di dalam kelas, tetapi pikirannya ada di luar, melayang-layang mencari keberadaan Liliana."Ga, kamu kenapa? Kok seperti banyak pikiran begitu, fokus dong, di depan Pak Siswoyo sudah mulai memperhatikan ka

  • ABNORMAL   Harus Istirahat

    Liliana masih terbaring lemah tak berdaya. Papi Abraham menyarankan Bibi untuk membantu Liana mengenakan pakaiannya. Liliana yang masih pingsan kini sudah di kenakan pakaian. Tiba-tiba saja beberapa saat kemudian Hendrata datang bersama seorang Dokter.Hendrata terlihat begitu cemas tatkala melihat keadaan Liliana yang pucat pasi."Ya Tuhan Sayang, Ya Tuhan kenapa kamu jadi seperti ini. Apa ini gara-gara aku? Tolong maafkanlah aku Sayang. Aku tidak akan pernah melakukan hal itu lagi, jika kamu tidak mau,"kata Hendrata dengan mata yang sendu, Pria itu sungguh iba melihatnya, gadisnya terkulai lemas tak berdaya seperti orang mau mati saja."Silahkan Dokter, tolong periksa keponakan saya," kata tuan Abraham Wicaksana kepada Dokter tersebut. Pria tua itu sengaja berbohong bahwa Liliana ada

  • ABNORMAL   Tak Sanggup

    Jantung Hendrata seolah mau meledak, ketakutan sudah menjalar ke seluruh tubuhnya. Jika saja tuan besarnya sampai mengetahui tindakannya barusan, maka bukan cuma kehilangan pekerjaan, tetapi dia pun akan segera kehilangan nyawanya."Tuan besar, Nyonya tadi ketiduran di mobil, sepertinya beliau begitu lelah selepas piket di Sekolah," ucap Hendrata mencoba untuk tenang di balik semua kegalauan dan ketakutan yang dia rasakan saat ini."Kamu berani menggendong istriku seperti itu. Aku tidak suka kamu menyentuh Lian begitu," kata tuan Wicaksana merasa geram karena Hendrata berani-beraninya menggendong sang istri.Pria paruh baya itu tidak suka istrinya digendong oleh orang lain, di pegang pun dia tidak suka, apalagi diperlakukan seperti itu dengan segera. Tuan Hendrata menggendong Liliana m

  • ABNORMAL   Rasa Sakit

    Gadis itu masih terisak. Dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan, tentang rasa sakit yang dia rasakan saat ini."Jangan menangis lagi, aku tidak tega melihatmu seperti ini, aku mohon berhentilah menangis demi aku," ucap Hendrata kepada Liliana."Kamu tega berbuat seperti tadi, itu menyakitiku. Apa kamu tahu? Bukan kenikmatan yang aku rasakan, aku hanya bisa menahan rasa sakit," isakan tangis dari Liliana masih terlihat, sedang Hendrata kini menyesal telah membuat Liliana sakit dan terluka."Benarkah, tidak ada kenikmatan sama sekali, yang kamu rasakan? Bukannya tadi kamu mendesah nikmat?" tanya Hendrata dengan kening berkerut, tidak menyangka sama sekali yang diberikan Hendrata adalah kesakitan, bukanlah kenikmatan, dan Hendrata merasa tidak berguna menjadi seorang pria k

  • ABNORMAL   Cemburu

    Warning 21+Dilarang baca untuk yang sedang puasa.***"Aku tidak bisa menjadi kekasihmu. Bukannya aku tidak mau menerima pernyataan cintamu, dan ketulusan perasaanmu, kita hanya akan tetap menjadi teman," kata Liliana dengan mata yang berkaca-kaca."Teman?""Sebagai seorang teman, teman dalam segala hal. Maukah kamu menjadi temanku, kita akan seperti ini jika kita mau," kata Liliana sambil berbalik ke arah Yoga, lalu menatap Yoga dengan tajam, kemudian Liliana jinjit untuk menyamakan posisi tubuhnya dengan Yoga dan dia pun mengecup bibir Yoga perlahan, setelah itu Yoga langsung tersadar dengan keinginan Liliana."Kita akan seperti ini, menjadi tempat dalam segala hal. Baiklah kita akan menjadi te

  • ABNORMAL   Pernyataan Cinta

    "Tidak-tidak kamu tidak perlu tahu rumahku, kamu akan terkejut kalau tahu rumahku," tolak Liliana kepada Yoga. Gadis itu tidak mau Yoga tahu rumahnya, Liliana sangat takut Yoga tiba-tiba saja main ke rumahnya dan itu akan sangat berbahaya jika saja papi Abraham tahu apa yang dilakukan oleh Liliana, maka matilah dirinya."Baiklah tidak apa-apa kalau kamu tidak mau memberitahu rumahmu padaku, aku akan mencari tahu sendiri," kata Yoga dengan senyuman yang manis, dia kini sudah membenarkan pakaiannya. Yoga terlihat sangat puas karena sudah making out bersama dengan Liliana.Sebetulnya Liliana sangat menyukai making out seperti ini, karena dia bisa menikmati semuanya tanpa rasa sakit. Bahkan rasanya Liliana ingin bermain lagi bersama dengan Yoga seperti tadi, benar-benar sangat nikmat, tubuhnya seolah tidak bisa me

  • ABNORMAL   Kecupan Bergairah

    Warning 21+Yang sedang puasa sebaiknya jangan baca.***Yoga terus memberikan kecupan basah dan hangat pada bibir ranum gadis yang kini sudah dia dekap penuh dengan kekuatan tubuhnya. Gadis yang berada di bawah tubuhnya kini hanya bisa pasrah dengan mata yang tertutup. Liliana hanya bisa merasakan energi luar biasa membuat dia bergairah."Emmh... Emmh," desahan lembut gadis itu lontarkan ketika terus-menerus ketua kelas itu memainkan bibirnya.Nuansa yang sungguh beraroma. Suasana yang sangat mendukung karena semua orang sudah pulang. Dan hanya tersisa dua insan yang basah itu saling mendekap."Nikmat, bibir gadis ini begitu manis, aku tidak menyangka sebuah ciuman selembut ini, manis se

  • ABNORMAL   Terjatuh

    Jam pulang akhirnya tiba, tetapi Liliana tidak langsung pulang, ke kebetulan kali ini jadwal piketnya membersihkan kelas bersama Yoga dan Halma. Mereka bertiga membersihkan kelas sampai beres. Yoga mengangkat seluruh kursi ke atas bangku, sedangkan Halma menyapu lantai dan Liliana sekarang mulai naik ke atas kursi untuk menghapus papan tulis.Tiba-tiba saja tanpa Liliana sadari hampir saja terjatuh, beruntunglah saat itu ada Yoga di belakang Liliana, dan akhirnya Yoga langsung memeluk Liliana di dalam pelukannya."Tuhan, takut sekali," Liliana bergetar, dia benar-benar merasa ketakutan, hampir saja dia terjatuh ke lantai."Kamu hati-hati dong. Bagaimana kalau tadi di belakang tidak ada aku, kamu bisa terjatuh, kepala kamu bisa terbentur ke lantai. Bukankah itu bahaya," kata Yoga dengan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status