Beranda / Romansa / ABNORMAL / Hana Wicaksana

Share

Hana Wicaksana

last update Terakhir Diperbarui: 2020-08-25 17:11:15

Selama dua minggu penuh Tuan Abraham Wicaksana tidak datang ke rumah Liliana, karena beliau sedang berada di luar Negeri bersama putri kesayangannya. Betul sekali memang ada bisnis yang harus dilakukan oleh Beliau di sana, tetapi berhubung ini adalah musim liburan jadi putri semata wayangnya yang bernama Hana ikut bersama dengannya.

Hari ini mereka sudah sampai di Bandara Indonesia tepatnya di bandara soekarno-hatta, satu orang Supir sudah bersiap untuk menjemput Tuan Abraham dan putrinya Hana.

Tuan Abraham memang sudah tidak memiliki seorang Istri, tetapi beliau memiliki seorang anak yang cantik berusia 17 tahun dia bernama Hana Wicaksana. Usianya tidak jauh beda dengan Liliana dan diperkirakan Memang mereka satu sekolahan cuman Tuan Abraham tidak mengetahui kalau ternyata Liliana dan putrinya Hana adalah teman satu Sekolah.

Karena itu Tuan Abraham sangat tidak mau identitas Liliana terbongkar karena pasti putrinya tidak akan setuju beliau menikah dengan wanita yang sebaya dengannya. Hana selain cantik dia juga sangat pintar, sayangnya Hana benar-benar memiliki sifat yang sombong dan Arogan. Wajar saja karena Hana adalah anak tunggal dari seorang pengusaha yang sebentar lagi akan menjadi seorang menteri di Negara ini.

Gadis itu memiliki rambut yang pirang karena rambutnya memang dicat warna pirang dia menyukai seorang pria bernama Yoga. Yoga adalah seorang ketua OSIS yang sangat terkenal. Dia sangat pintar bermain basket juga dia sangat ramah, kepintarannya dalam bidang pelajaran sudah termasyhur, bahkan beliau mendapatkan juara kedua olimpiade matematika dan bersaing dengan murid sekolah lain yang bernama Georzio.

Gadis itu telah membawa banyak oleh-oleh untuk teman-teman sekelas dan juga kecengannya yaitu Yoga. Dan ternyata Liliana dan Hana adalah teman sekelas. Apa kabar dunia kalau sampar Liliana terbongkar menjadi simpanan dari Ayahnya Hana, pasti Liliana akan sangat menderita karena bulian darinya.

Liliana sendiri tidak mengetahui bahwa Hana adalah anak dari suaminya. Andai saja Liliana tahu mungkin Liliana pun akan berpikir dua kali. Tetapi waktu itu sungguh tidak ada kesempatan baginya untuk berpikir dua, kali karena nyawa sang Ibu adalah taruhannya dan dia tidak bisa mempermainkan nyawa ibunya tersebut.

Malam itu Tuan Wicaksana tidur di kediamannya, bersama sang putri tercinta. Dia tidak mau putrinya merasa curiga kalau dia langsung pulang ke rumah Liliana. Untuk menghilangkan rasa curiga sang buah hati Maka dia harus menginap di kediaman utamanya.

Tuan Abraham Wicaksana memang sudah memberitahukan kabar kepulangannya kepada sang istri kecilnya yang tercinta. Liliana pun merasa hatinya berdebar kembali ketakutan pun menyerang karena tahu Tuan Abraham Wicaksana pasti akan segera memberikan banyak pekerjaan rumah untuknya.

"Lilian ... kenapa kamu seperti itu, wajahmu terlihat sangat pucat, apa kamu sakit?" tanya Hendrata kepada Nyonya mudahnya, Liliana menggelengkan kepalanya dia tidak tahu harus berkata apa kepada Hendrata. Yang dia lakukan saat ini hanyalah terdiam mengkhawatirkan hari esok ketika suaminya datang dan pasti pria itu pasti akan segera menyentuhnya kembali.

"Apa ini karena Boss akan segera pulang, dan akan segera datang kemari?" Hendrata langsung menebak karena pasti Liliana menghawatirkan hal itu.

"Kamu tahu Dra, yang aku khawatirkan?" Liliana bertanya dengan keningnya mengerut, ternyata kegelisahannya sudah bisa ditebak dengan mudah oleh bodyguard-nya tersebut. Seorang Bodyguard yang kini berperan khusus menjadi seorang teman tidurnya pula.

"Aku tahu semuanya Nyonya besar, aku tahu tentang dirimu jadi tidak bisa sedikit saja kamu berbohong dariku," kata Hendrata sambil menatap Liliana dengan tatapannya yang tajam elang.

"Sudahlah Dra, jangan menatapku seperti itu, sekarang aku hanya ingin tidur tenang, aku mau pulang ke rumah," kata Liliana kepada Hendrata. Liliana memang baru pulang dari Rumah Sakit setelah menengok sang Ibu. Dia kini merasa tidak nyaman dan tidak tenang tatkala mendengar kabar suami bandotnya telah pulang ke Indonesia.

Dua minggu kepergian Suaminya ke luar Negeri membuat Liliana dan Hendrata menjadi lebih dekat mereka bahkan lebih sering bersama dan sudah terhitung tiga kali mereka bersetubuh. Tetapi selama mereka berhubungan intim Liliana masih saja merasakan kesakitan, padahal Hendrata pria yang sangat tampan tidak ada cacat atau celah sedikitpun, tetapi tetap saja Hendarata tidak mampu untuk menikmati hubungannya.

Padahal setiap malam Hendrata selalu memberikan service yang bagus untuk dia membuat Liliana seolah-olah terbang melayang ke surga, dengan pemanasan yang hendak diberikan, tetapi tetap saja setelah tubuh mereka menyatu, yang ada hanyalah kesakitan.

Karena itu saat kemarin malam Hendrata mencoba untuk meminta tubuh mereka menyatu, Liana menolak dan Liliana tidak mau lagi berhubungan dengan Hendrata karena tetap saja walaupun dengan Hendrata atau Bandot tua itu rasanya sangat menyakitkan. Untuknya saat ini bercinta adalah adalah hal yang sangat menyakitkan.

"Baiklah Lil, kita pulang sekarang," kata Hendrata sambil memacukan kendaraannya.

Lil, adalah panggilan Manis dari Hendrata untuk Liliana. Padahal biasanya Hendrata memanggil Liliana dengan sebutan Nyonya muda, tetapi jika mereka hanya berdua maka Hendrata memanggil Liliana dengan sebutan Lil saja.

Mereka akhirnya kini sudah sampai di kediaman Liliana, malam itu langsung masuk ke dalam kamar tanpa menoleh kearah Hendrata. Wanita itu merasakan kecemasan yang teramat dalam dia takut untuk menghadapi hari esok, dia takut untuk bertemu dengan sang suami. Harusnya dia melayani suaminya dengan sepenuh hati, tetapi dia tidak bisa melakukan hal itu. Liliana harus tetap berpura-pura bahagia di depan suami tuanya.

Karena Liliana tidak mau terlihat begitu lemah di depan pria yang sudah membelinya dengan harga yang begitu mahal. Buat Liliana 200 juta adalah uang yang tidak sedikit bahkan sangat banyak, tetapi uang itu habis dalam sekejap, hanya demi biaya perawatan Rumah Sakit sang Ibu.

Malam pun berlalu dan kini mentari pagi sudah mulai masuk ke dalam celah jendela kamar milik gadis tersebut. Gadis itu bergegas bangun dari posisi tidurnya dan langsung bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Ini adalah hari pertama sekolah setelah libur selama 3 minggu.

"Ayo cepet Dra, aku sudah kesiangan," ucap Liliyana kepada bodyguard-nya dan Hendrata langsung mengemudikan kendaraannya dengan cepat, Liliana memakan roti bakarnya di dalam mobil karena dia tidak sempat untuk sarapan di rumah.

Setelah sampai di sekolah, untung saja Liliana belum sampai terlambat. Liliana berlari tergesa-gesa tetapi tiba-tiba saja dia menabrak seseorang.

Brugh. "Ah ...," Desah Liliana kesakitan karena dia terjatuh.

"Aduhh kakiku," rengek gadis lain yang telah Liliana tabrak barusan.

Liliana terkejut karena tanpa dia sadari dia telah menabrak seorang gadis yang sangat Arogan dan sangat sombong.

"Ma-maafkan aku," ungkap Liliana dengan rasa bersalahnya.

"Mataku kamu taruh dimana, sehingga kamu berani-beraninya manabrak aku seperti ini, sampai aku terjatuh," teriak gadis itu dengan dengan kekesalannya.

"Han, maafin aku, aku tidak sengaja," ucap Liliana pelan.

"Han ... Sebaiknya kamu sebut nama orang dengan jelas HANA, HANA WICAKSANA,"

"A-ap-apa, Hana Wicaksana?"

***

Bab terkait

  • ABNORMAL   Apa Mungkin

    "Apa ini? Kenapa namanya sangat familiar. Hana Wicaksana seperti nama tuan Abraham Wicaksana saja, jangan-jangan Hana ini adalah putrinya dari papi Abraham, apa iya anaknya papi. Iya sepertinya anak ini anak tiriku. Ya Tuhan semoga saja tidak pernah terjadi, semoga saja Hana bukanlah anak dari Papi Abraham," tutur Liliana di dasar hatinya, wanita itu masih terdiam dengan kebingungan yang di dia dera."Hey, kamu!" bentak Hana dengan suara yang begitu lantang, membuat Liliana terkejut lamunannya pecah seketika." I-iya Hana ....""Sekali lagi kamu nabrak aku seperti itu. Aku enggak akan bisa maafin kamu, lihat bajuku kotor, aku malu dilihat sama orang lain, keterlaluan," Sekali lagi Hana membentak Liliana. Liliana hanya terdiam dia masih bergelut dengan pikirannya, nama Wicaksana di bela

    Terakhir Diperbarui : 2020-08-25
  • ABNORMAL   Terjatuh

    Jam pulang akhirnya tiba, tetapi Liliana tidak langsung pulang, ke kebetulan kali ini jadwal piketnya membersihkan kelas bersama Yoga dan Halma. Mereka bertiga membersihkan kelas sampai beres. Yoga mengangkat seluruh kursi ke atas bangku, sedangkan Halma menyapu lantai dan Liliana sekarang mulai naik ke atas kursi untuk menghapus papan tulis.Tiba-tiba saja tanpa Liliana sadari hampir saja terjatuh, beruntunglah saat itu ada Yoga di belakang Liliana, dan akhirnya Yoga langsung memeluk Liliana di dalam pelukannya."Tuhan, takut sekali," Liliana bergetar, dia benar-benar merasa ketakutan, hampir saja dia terjatuh ke lantai."Kamu hati-hati dong. Bagaimana kalau tadi di belakang tidak ada aku, kamu bisa terjatuh, kepala kamu bisa terbentur ke lantai. Bukankah itu bahaya," kata Yoga dengan

    Terakhir Diperbarui : 2020-08-25
  • ABNORMAL   Kecupan Bergairah

    Warning 21+Yang sedang puasa sebaiknya jangan baca.***Yoga terus memberikan kecupan basah dan hangat pada bibir ranum gadis yang kini sudah dia dekap penuh dengan kekuatan tubuhnya. Gadis yang berada di bawah tubuhnya kini hanya bisa pasrah dengan mata yang tertutup. Liliana hanya bisa merasakan energi luar biasa membuat dia bergairah."Emmh... Emmh," desahan lembut gadis itu lontarkan ketika terus-menerus ketua kelas itu memainkan bibirnya.Nuansa yang sungguh beraroma. Suasana yang sangat mendukung karena semua orang sudah pulang. Dan hanya tersisa dua insan yang basah itu saling mendekap."Nikmat, bibir gadis ini begitu manis, aku tidak menyangka sebuah ciuman selembut ini, manis se

    Terakhir Diperbarui : 2020-08-25
  • ABNORMAL   Pernyataan Cinta

    "Tidak-tidak kamu tidak perlu tahu rumahku, kamu akan terkejut kalau tahu rumahku," tolak Liliana kepada Yoga. Gadis itu tidak mau Yoga tahu rumahnya, Liliana sangat takut Yoga tiba-tiba saja main ke rumahnya dan itu akan sangat berbahaya jika saja papi Abraham tahu apa yang dilakukan oleh Liliana, maka matilah dirinya."Baiklah tidak apa-apa kalau kamu tidak mau memberitahu rumahmu padaku, aku akan mencari tahu sendiri," kata Yoga dengan senyuman yang manis, dia kini sudah membenarkan pakaiannya. Yoga terlihat sangat puas karena sudah making out bersama dengan Liliana.Sebetulnya Liliana sangat menyukai making out seperti ini, karena dia bisa menikmati semuanya tanpa rasa sakit. Bahkan rasanya Liliana ingin bermain lagi bersama dengan Yoga seperti tadi, benar-benar sangat nikmat, tubuhnya seolah tidak bisa me

    Terakhir Diperbarui : 2020-08-25
  • ABNORMAL   Cemburu

    Warning 21+Dilarang baca untuk yang sedang puasa.***"Aku tidak bisa menjadi kekasihmu. Bukannya aku tidak mau menerima pernyataan cintamu, dan ketulusan perasaanmu, kita hanya akan tetap menjadi teman," kata Liliana dengan mata yang berkaca-kaca."Teman?""Sebagai seorang teman, teman dalam segala hal. Maukah kamu menjadi temanku, kita akan seperti ini jika kita mau," kata Liliana sambil berbalik ke arah Yoga, lalu menatap Yoga dengan tajam, kemudian Liliana jinjit untuk menyamakan posisi tubuhnya dengan Yoga dan dia pun mengecup bibir Yoga perlahan, setelah itu Yoga langsung tersadar dengan keinginan Liliana."Kita akan seperti ini, menjadi tempat dalam segala hal. Baiklah kita akan menjadi te

    Terakhir Diperbarui : 2020-08-25
  • ABNORMAL   Rasa Sakit

    Gadis itu masih terisak. Dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan, tentang rasa sakit yang dia rasakan saat ini."Jangan menangis lagi, aku tidak tega melihatmu seperti ini, aku mohon berhentilah menangis demi aku," ucap Hendrata kepada Liliana."Kamu tega berbuat seperti tadi, itu menyakitiku. Apa kamu tahu? Bukan kenikmatan yang aku rasakan, aku hanya bisa menahan rasa sakit," isakan tangis dari Liliana masih terlihat, sedang Hendrata kini menyesal telah membuat Liliana sakit dan terluka."Benarkah, tidak ada kenikmatan sama sekali, yang kamu rasakan? Bukannya tadi kamu mendesah nikmat?" tanya Hendrata dengan kening berkerut, tidak menyangka sama sekali yang diberikan Hendrata adalah kesakitan, bukanlah kenikmatan, dan Hendrata merasa tidak berguna menjadi seorang pria k

    Terakhir Diperbarui : 2020-08-25
  • ABNORMAL   Tak Sanggup

    Jantung Hendrata seolah mau meledak, ketakutan sudah menjalar ke seluruh tubuhnya. Jika saja tuan besarnya sampai mengetahui tindakannya barusan, maka bukan cuma kehilangan pekerjaan, tetapi dia pun akan segera kehilangan nyawanya."Tuan besar, Nyonya tadi ketiduran di mobil, sepertinya beliau begitu lelah selepas piket di Sekolah," ucap Hendrata mencoba untuk tenang di balik semua kegalauan dan ketakutan yang dia rasakan saat ini."Kamu berani menggendong istriku seperti itu. Aku tidak suka kamu menyentuh Lian begitu," kata tuan Wicaksana merasa geram karena Hendrata berani-beraninya menggendong sang istri.Pria paruh baya itu tidak suka istrinya digendong oleh orang lain, di pegang pun dia tidak suka, apalagi diperlakukan seperti itu dengan segera. Tuan Hendrata menggendong Liliana m

    Terakhir Diperbarui : 2020-08-25
  • ABNORMAL   Harus Istirahat

    Liliana masih terbaring lemah tak berdaya. Papi Abraham menyarankan Bibi untuk membantu Liana mengenakan pakaiannya. Liliana yang masih pingsan kini sudah di kenakan pakaian. Tiba-tiba saja beberapa saat kemudian Hendrata datang bersama seorang Dokter.Hendrata terlihat begitu cemas tatkala melihat keadaan Liliana yang pucat pasi."Ya Tuhan Sayang, Ya Tuhan kenapa kamu jadi seperti ini. Apa ini gara-gara aku? Tolong maafkanlah aku Sayang. Aku tidak akan pernah melakukan hal itu lagi, jika kamu tidak mau,"kata Hendrata dengan mata yang sendu, Pria itu sungguh iba melihatnya, gadisnya terkulai lemas tak berdaya seperti orang mau mati saja."Silahkan Dokter, tolong periksa keponakan saya," kata tuan Abraham Wicaksana kepada Dokter tersebut. Pria tua itu sengaja berbohong bahwa Liliana ada

    Terakhir Diperbarui : 2020-08-25

Bab terbaru

  • ABNORMAL   Kemarahan Hendrata

    Sebuah aura kebencian telah berkerumun di kepalanya, pria itu merasakan sebuah kecemburuan yang teramat dalam, tatkala melihat gadisnya disentuh oleh orang lain. Yoga telah berani masuk ke dalam rumah Liliana dan membuat Hendrata terbakar oleh api cemburu."Siapa pria itu?" tanya Tuan Abraham Wicaksana kepada Hendrata."Dia teman sekelas nyonya, Tuan," ucap Hendrata sambil menundukkan wajahnya, pria itu merasa cemburu, tetapi tuan Abraham lebih lebih dari pada itu."Apa dia dekat dengan istriku?" tuan Abraham bertanya kepada Hendrata dengan mata yang merah, kakek tua itu begitu marah kepada anak remaja yang bernama yoga, karena sudah berani datang ke rumahnya dan menemui istri kesayangannya."Sepertinya hanya berteman saja Tuan," jawa

  • ABNORMAL   Kedatangan Yoga

    Sekolah.Tiga hari setelah kejadian di kelas bersama dengan Liliana. Yoga masih merasa sangat penasaran kenapa bisa-bisanya Liliana tidak datang ke sekolah, sudah 3 hari lamanya. Dia begitu cemas karena bahkan ponsel Liliana tidak bisa dihubungi."Kemana Liliana sebenarnya? Apakah dia ada keperluan atau bahkan mungkin sakit. Ya Tuhan, aku sangat mencemaskan dia," kata Yoga di dalam hatinya, pria itu ingin segera pulang dari Sekolah. Dia sudah tidak nyaman berada di kelas, karena bahkan tubuhnya ada di dalam kelas, tetapi pikirannya ada di luar, melayang-layang mencari keberadaan Liliana."Ga, kamu kenapa? Kok seperti banyak pikiran begitu, fokus dong, di depan Pak Siswoyo sudah mulai memperhatikan ka

  • ABNORMAL   Harus Istirahat

    Liliana masih terbaring lemah tak berdaya. Papi Abraham menyarankan Bibi untuk membantu Liana mengenakan pakaiannya. Liliana yang masih pingsan kini sudah di kenakan pakaian. Tiba-tiba saja beberapa saat kemudian Hendrata datang bersama seorang Dokter.Hendrata terlihat begitu cemas tatkala melihat keadaan Liliana yang pucat pasi."Ya Tuhan Sayang, Ya Tuhan kenapa kamu jadi seperti ini. Apa ini gara-gara aku? Tolong maafkanlah aku Sayang. Aku tidak akan pernah melakukan hal itu lagi, jika kamu tidak mau,"kata Hendrata dengan mata yang sendu, Pria itu sungguh iba melihatnya, gadisnya terkulai lemas tak berdaya seperti orang mau mati saja."Silahkan Dokter, tolong periksa keponakan saya," kata tuan Abraham Wicaksana kepada Dokter tersebut. Pria tua itu sengaja berbohong bahwa Liliana ada

  • ABNORMAL   Tak Sanggup

    Jantung Hendrata seolah mau meledak, ketakutan sudah menjalar ke seluruh tubuhnya. Jika saja tuan besarnya sampai mengetahui tindakannya barusan, maka bukan cuma kehilangan pekerjaan, tetapi dia pun akan segera kehilangan nyawanya."Tuan besar, Nyonya tadi ketiduran di mobil, sepertinya beliau begitu lelah selepas piket di Sekolah," ucap Hendrata mencoba untuk tenang di balik semua kegalauan dan ketakutan yang dia rasakan saat ini."Kamu berani menggendong istriku seperti itu. Aku tidak suka kamu menyentuh Lian begitu," kata tuan Wicaksana merasa geram karena Hendrata berani-beraninya menggendong sang istri.Pria paruh baya itu tidak suka istrinya digendong oleh orang lain, di pegang pun dia tidak suka, apalagi diperlakukan seperti itu dengan segera. Tuan Hendrata menggendong Liliana m

  • ABNORMAL   Rasa Sakit

    Gadis itu masih terisak. Dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan, tentang rasa sakit yang dia rasakan saat ini."Jangan menangis lagi, aku tidak tega melihatmu seperti ini, aku mohon berhentilah menangis demi aku," ucap Hendrata kepada Liliana."Kamu tega berbuat seperti tadi, itu menyakitiku. Apa kamu tahu? Bukan kenikmatan yang aku rasakan, aku hanya bisa menahan rasa sakit," isakan tangis dari Liliana masih terlihat, sedang Hendrata kini menyesal telah membuat Liliana sakit dan terluka."Benarkah, tidak ada kenikmatan sama sekali, yang kamu rasakan? Bukannya tadi kamu mendesah nikmat?" tanya Hendrata dengan kening berkerut, tidak menyangka sama sekali yang diberikan Hendrata adalah kesakitan, bukanlah kenikmatan, dan Hendrata merasa tidak berguna menjadi seorang pria k

  • ABNORMAL   Cemburu

    Warning 21+Dilarang baca untuk yang sedang puasa.***"Aku tidak bisa menjadi kekasihmu. Bukannya aku tidak mau menerima pernyataan cintamu, dan ketulusan perasaanmu, kita hanya akan tetap menjadi teman," kata Liliana dengan mata yang berkaca-kaca."Teman?""Sebagai seorang teman, teman dalam segala hal. Maukah kamu menjadi temanku, kita akan seperti ini jika kita mau," kata Liliana sambil berbalik ke arah Yoga, lalu menatap Yoga dengan tajam, kemudian Liliana jinjit untuk menyamakan posisi tubuhnya dengan Yoga dan dia pun mengecup bibir Yoga perlahan, setelah itu Yoga langsung tersadar dengan keinginan Liliana."Kita akan seperti ini, menjadi tempat dalam segala hal. Baiklah kita akan menjadi te

  • ABNORMAL   Pernyataan Cinta

    "Tidak-tidak kamu tidak perlu tahu rumahku, kamu akan terkejut kalau tahu rumahku," tolak Liliana kepada Yoga. Gadis itu tidak mau Yoga tahu rumahnya, Liliana sangat takut Yoga tiba-tiba saja main ke rumahnya dan itu akan sangat berbahaya jika saja papi Abraham tahu apa yang dilakukan oleh Liliana, maka matilah dirinya."Baiklah tidak apa-apa kalau kamu tidak mau memberitahu rumahmu padaku, aku akan mencari tahu sendiri," kata Yoga dengan senyuman yang manis, dia kini sudah membenarkan pakaiannya. Yoga terlihat sangat puas karena sudah making out bersama dengan Liliana.Sebetulnya Liliana sangat menyukai making out seperti ini, karena dia bisa menikmati semuanya tanpa rasa sakit. Bahkan rasanya Liliana ingin bermain lagi bersama dengan Yoga seperti tadi, benar-benar sangat nikmat, tubuhnya seolah tidak bisa me

  • ABNORMAL   Kecupan Bergairah

    Warning 21+Yang sedang puasa sebaiknya jangan baca.***Yoga terus memberikan kecupan basah dan hangat pada bibir ranum gadis yang kini sudah dia dekap penuh dengan kekuatan tubuhnya. Gadis yang berada di bawah tubuhnya kini hanya bisa pasrah dengan mata yang tertutup. Liliana hanya bisa merasakan energi luar biasa membuat dia bergairah."Emmh... Emmh," desahan lembut gadis itu lontarkan ketika terus-menerus ketua kelas itu memainkan bibirnya.Nuansa yang sungguh beraroma. Suasana yang sangat mendukung karena semua orang sudah pulang. Dan hanya tersisa dua insan yang basah itu saling mendekap."Nikmat, bibir gadis ini begitu manis, aku tidak menyangka sebuah ciuman selembut ini, manis se

  • ABNORMAL   Terjatuh

    Jam pulang akhirnya tiba, tetapi Liliana tidak langsung pulang, ke kebetulan kali ini jadwal piketnya membersihkan kelas bersama Yoga dan Halma. Mereka bertiga membersihkan kelas sampai beres. Yoga mengangkat seluruh kursi ke atas bangku, sedangkan Halma menyapu lantai dan Liliana sekarang mulai naik ke atas kursi untuk menghapus papan tulis.Tiba-tiba saja tanpa Liliana sadari hampir saja terjatuh, beruntunglah saat itu ada Yoga di belakang Liliana, dan akhirnya Yoga langsung memeluk Liliana di dalam pelukannya."Tuhan, takut sekali," Liliana bergetar, dia benar-benar merasa ketakutan, hampir saja dia terjatuh ke lantai."Kamu hati-hati dong. Bagaimana kalau tadi di belakang tidak ada aku, kamu bisa terjatuh, kepala kamu bisa terbentur ke lantai. Bukankah itu bahaya," kata Yoga dengan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status