Home / Romansa / A Perfect Hollow / That Latin Girl

Share

That Latin Girl

Author: Honey Dee
last update Last Updated: 2021-04-06 13:21:52

"Lupakan soal kehidupan pribadimu. Sekarang, kau harus memikirkan kehidupan bisnis kita," ucapnya sambil menghubungkan tablet dengan monitor besar.

"Apa pun yang kau inginkan, Holy." Kusandarkan bahuku di kursi dengan santai.

"Kau tahu, kita punya reputasi yang buruk karena perilakumu. Jadi, yang akan kita lakukan sekarang adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat kepadamu."

Aku memutar mata dengan bosan. "Memberikan bantuan kepada anak-anak di negara konflik? membantu membangun rumah roboh? Ikut berperang di negeri antah berantah? Menjadi Brad Pitt? Sebut saja!"

"Tidak seburuk itu. Kau hanya perlu menjadi mentor di Rockwood Apprentice."

"Mentor? Kau pikir aku ini siapa? Setiap tahun selalu ada peserta magang. Kenapa harus aku yang menjadi mentor?" Holy pasti bercanda.

"Tapi sekarang berbeda, Adam. Ini akan menjadi reality show di RTN, perusahaan televisi Rockwood. Mereka akan berada langsung di bawah supervisimu. Biarkan orang-orang melihat bahwa kau adalah pemimpin yang hebat dan pengajar yang cerdas. Biarkan orang tahu kemampuanmu dalam berbisnis."

"Aku memang hebat. Aku setuju. Tapi, mengajari anak yang baru lulus kuliah itu mengerikan. Lihat saja, mereka naif, sombong dan sok tahu. Mereka sulit diatur dan semaunya sendiri."

"Lalu apa bedanya denganmu?" Holy bersidekap dengan bibir mengerucut. Aku terdiam. "Kau pikir menyenangkan menjadi pengasuhmu?" Holy mengambil nafas yang dalam lalu mengeluarkannya dalam sekali hembus.

"Kenapa sih semua jadi salahku?"

"Selama ini, orang berpikir kau hanya anak beruntung karena memiliki nama Rockwood. Mereka tidak melihat langsung ketika kau membuat keputusan-keputusan hebatmu. Kau adalah legenda. Tapi legenda hanya diceritakan dari mulut ke mulut. Mereka tidak melihat keseharianmu yang hebat. Yang mereka lihat adalah Adam Rockwood pemalas yang suka berpesta. Mereka tidak percaya pecandu yang suka perempuan sepertimu punya sedikit otak."

"Legenda? Seseorang hanya akan menjadi legenda setelah dia mati, Holy."

Dia tidak menghiraukanku. "Kau akan menyukai mereka. Tiga laki-laki dan seorang perempuan dari Princeton."

"Oh, Michele Obama?" selorohku setelah mengambil nafas panjang.

"Cattleya Aguilar, dia perempuan terbaik di kelasnya. Nilainya hampir sempurna. Dia memiliki pengetahuan dan ketajaman insting sepertimu. Gadis yang keras dan berapi-api. Dia mendapatkan beasiswa penuh dari Princeton. Cantik, sangat cerdas dan mengagumkan. Kau mau melihat fotonya?" Holy membolak-balik slide di tabletnya. 

Aku menghentikan tangannya. "Tidak. Kalau dia bekerja di sini, berarti tidak bisa kutiduri. Simpan saja." Aku berdiri meninggalkan meja kerjaku. "Aku ingin menemui mereka segera. Semoga mereka siap jadi santapan hiu putih."

"Simpan kesombongan itu di dalam celanamu, Adam Rockwood. Mereka bisa menghabisimu dengan teori bisnis handal."

Woa! Aku tersinggung. Aku bisa terima kalau ada yang menjelekkan urusan pribadiku, tapi dalam bisnis ini, tidak ada yang bisa mengungguliku. Di tower ini, akulah yang nomor satu.

"Bull shit! Apa pentingnya teori kalau kau sama sekali tidak mengerti apa yang kau kerjakan?" Aku mencibir.

Sebentar, aku akan menjelaskan tentang Rockwood Corps.

Rockwood memiliki banyak sekali sumber bisnis, dari Wall Street sampai entertaimen. Kami menguasai sumber daya alam di seluruh dunia dengan Rockwood Energy. Ya, Kami punya jaringan media lewat RTN.  Sekarang ini, kau harus menguasai media untuk bisa menguasai dunia. Negara ini harus berterima kasih kepada Rockwood sebagai penyumbang pajak terbesar.

Nah, sekarang kita bicara soal Rockwood Corps yang dikenal sebagai predator bisnis. Kami T-rex di dunia bisnis. Pekerjaan kami adalah membeli perusahaan yang sedang goyang, menghidupkannya lagi agar bisa menjual dengan harga yang fantastis atau malah mengembangkannya. Untuk membuat keputusan ini, kau harus memiliki kecerdasan superhebat agar bisa menilai apakah perusahaan itu pantas dipertahankan atau tidak.

Orang menyebut-nyebut kami sebagai monster yang mematikan bisnis. Tidak. Kami hanya memberi kesempatan kedua.

Seringkali, aku yang dipercaya memiliki indra ke tujuh dan insting yang kuat dalam bisnis ini, membuat ramalan kejatuhan perusahaan agar orang-orangku cepat bertindak. Jika perusahaan tersebut tidak juga jatuh seperti ramalanku, aku yang membuatnya jatuh.

Kau tahu cara membuat anak kecil menangis? Sabotase tempat bermain mereka atau yang paling bijak, ambil permen di tangan mereka.

Ini bukan kekejaman. Ini adalah sebuah bentuk cinta. Cintaku kepada bisnis. Aku harus menyelamatkan bisnis agar tidak jatuh ke tangan orang yang salah.

Nah, sekarang, Holy mengatakan seorang anak magang dengan teori mereka bisa membuatku terkesan? Yang benar saja!

Sepanjang jalan menuju ruang rapat di lantai empat puluh, aku menjelaskan pada Holy kalau dia kelewatan memilihkanku pekerjaan seperti ini. Aku lebih memilih memperbaiki rumah orang-orang yang terkena dampak badai di Karibia atau hal lain yang lebih terlihat hebat. "Menjadi mentor itu bukan bakatku, Holy. Ayahku dan Neptune bisa melakukannya. Mereka berkali-kali menjadi dosen tamu atau memberikan kuliah umum. Aku tidak. Aku benci sekolah. Aku bendi guru. Aku benci belajar."

"Pantas saja kau dungu," jawabnya singkat saat kami berbelok ke ruang rapat yang dia maksud.

Orang-orang berjejalan di dalam ruang rapat seperti kerumunan kucing jalanan. Aku tidak menyangka pertunjukan yang diciptakan Holy akan seramai ini. Kupikir kami hanya perlu berbicara dengan beberapa orang berkamera saja.

Seorang kru TV menodongku dengan microphone-nya diikuti wartawan-wartawan lain. "Mereka mengatakan tentang pesta telanjang semalam. Apa itu benar, Mr. Rockwood?"

"Apa kau juga memakai narkoba, Mr. Rockwood?"

"Bagaimana menurutmu tentang turunnya harga saham beberapa perusahaan Rockwood pagi ini setelah berita tentang pesta liarmu, Mister Rockwood?"

"Apa kau mengalami hangover, Mister Rockwood?"

"Apa kau mengundang Kylie Jenner, Mister Rockwood? Kudengar kau pernah ke Dubai dengannya."

Aku hanya menjawab mereka dengan wajah dingin sambil terus berjalan menuju meja yang telah disiapkan. Catat ini, ya. Jangan berikan apa yang mereka inginkan, jangan puaskan mereka. Begitu kau melakukannya, mereka akan membuangmu.

Tiga orang laki-laki muda duduk dengan wajah penuh semangat di bagian paling depan.

"Kudengar ada empat?" Suaraku menggema di pengeras suara. Oh, yeah, suara bariton yang merdu.

Seorang laki-laki berambut pirang berdiri. "Cattleya Aguilar sedang berada di ruangan Mr. Black, Mr Rockwood. Dia orang pertama yang mendapatkan proyek langsung di bawah arahan Mr Black," jawabnya dengan bangga.

"Kau mengatakan bahwa dia pemenang dan kau pecundang?"

Laki-laki tadi duduk kembali dengan kikuk. Beberapa wartawan tertawa pelan. Kena kau!

"Di dalam bisnis, kau harus melupakan siapa kawanmu. Persaingan terlalu ketat. Bisa jadi, orang yang kau anggap kawan sekarang, akan menikammu besok. Jangan berlagak suci dengan mengatakan kau suka melihat keberhasilan temanmu. Jika bisa, rebut keberhasilan itu. Kalau ingin masuk surga, nanti lakukan hal-hal yang membuat malaikat takjub padamu. Saat kau ada dalam gedung ini, kau sendirian. Kau tak punya teman atau belas kasihan. Apalagi kalau dia perempuan. Perempuan punya banyak tipu muslihat."

Holy menendang tulang keringku.

"Kalian harus membuang semua kesenangan, menjilat bokong atasan kalian, dan menghancurkan hidup kalian."

Holy menendang tulang keringku lagi. Sepertinya kakiku sudah memar.

"Terjun ke dunia bisnis bukanlah soal main-main dan menghasilkan uang. Kalian memulainya dari bawah. Kalian harus merangkak untuk mendapatkannya. Jika tidak, kalian akan ..."

Perhatianku teralihkan pada seorang gadis yang tiba-tiba menyibak kerumunan. Gadis Latin yang sangat cantik. Rambut hitamnya digelung ketat seperti balerina. Blus longgar tidak bisa menutupi payudaranya yang indah. Rok ketat menutup pinggulnya dengan sempurna.

Dia bidadariku semalam. Aku tidak akan salah mengenalinya.

Holy menendang tulang keringku lagi.

"Oh, maaf. Siapa namamu?" Suaraku terdengar lebih keras dari yang kuharapkan. Aku menelan ludah dan berdehem.

Semua orang menoleh kepadanya.

"Maafkan aku, Mr. Rockwood." Suaranya seperti yang kuingat semalam bergelombang indah dan dalam. "Aku Cattleya Aguilar. Aku salah satu kandidat Rockwood Apprentice."

Gadis itu duduk di bangku kosongnya. Tubuhnya tegap dan fokus memancarkan kecerdasan seorang perempuan. Senyumnya menyunggingkan keramahan yang profesional. Apa dia tidak ingat kalau dia meninjuku semalam? Apa dia ingat kalau dia yang membuat bibirku terluka semalam? Apa dia ingat kalau aku mengejarnya dan berlari mencarinya sepanjang malam?

Holy menendang kakiku lagi. Hampir saja aku menjerit kepadanya.

"Mr. Rockwood memiliki jadwal lain setelah ini. Jadi, kita akhiri pertemuan kali ini. Selebihnya, acara akan dipandu oleh Bradley Stern." 

Aku sudah tidak peduli apa yang dilakukan Holy setelahnya. Pikiranku sudah penuh dengan Cattleya Aguilar.

"Apa sih maumu?!" sembur Holy saat kami berdua di dalam elevator.

Aku mengangkat alis dengan terkejut. "Apa salahku?"

"Aku melihat caramu menatap Cattleya Aguilar." Ada senyum sinis di wajah Holy sekarang. "Kau masih ingat prinsipmu? Jangan tambahkan pelecehan seksual di tempat kerja ke dalam daftar hitammu."

Kuharap aku tidak mendengarnya.

"Kau mendengarku, Adam?" Amukan Holy kali ini sangat menjengkelkan.

"Holy, ayolah! Aku hanya kesal pada Abe karena langsung memberinya proyek. Memangnya siapa perempuan itu?" Holy menyipitkan matanya. Sial! Holy sudah benar-benar mempelajariku. Dia tahu apa yang kupikirkan. "Di mana Abe sekarang?" Aku tidak mahir dalam berbohong. Sebuah drama bisa mengalihkan perhatiannya.

Tangan Holy memeriksa posisi Abe di dalam tablet, tapi matanya tidak melepaskanku. Dia masih menatapku dengan curiga dan marah.

"Di lantaimu. Dia sepertinya akan ke ruanganmu." Holy menunjukkan layar yang menangkap sinyal Ultra Sensor Badge (USB) milik Abe. Sinyal yang bisa menunjukkan siapa pun di bagian manapun dalam gedung ini.

"Bagus kalau begitu." Suaraku terdengar mantap. Padahal aku sangat gugup. Ini sebuah kebetulan yang sangat aneh.

Tuhan pasti sedang bercanda kepadaku.

***

Related chapters

  • A Perfect Hollow   Terrible

    "Apa sih maumu?!" Suara Holy mendesis ketika kami sampai di elevator. Aku tidak menoleh kepadanya. Bisa kubayangkan wajah murkanya. Itu sangat tidak enak dilihat. Sebanyak apa pun dia melakukan operasi plastik, amarah akan membuat wajahmu tidak enak dipandang. Ya, seperti holy sekarang.Lagipula, aku masih memikirkan gadis di ruang rapat tadi. Saat aku meninggalkan ruangan, dia melihatku, mengikuti mataku. Tatapannya bukan tatapan menggoda, tapi kecewa. Dia seperti anak yang tidak mendapatkan hadiah yang diinginkan. Besar sekali keinginan dalam diriku untuk berhenti dan menciumnya, memberikan apa pun yang diinginkannya.Apa mungkin dia menyesal atas apa yang terjadi semalam? Apa dia ternyata menginginkanku? Apa dia ingin kembali padaku?"Tugasmu memberikan sambutan untuk mereka, bukan membicarakan masalah pribadimu. 'Menjilat bokong'? Bokong siapa yang harus kujilat sampai harus menjadi sekretaris sialmu, Mr. Rockwoo

    Last Updated : 2021-04-06
  • A Perfect Hollow   Talented Girl

    "Ha!" Abe membentangkan tangannya dengan berlebihan. Senyumnya mengembang dengan suara menggelegar mengejutkan di depan pintuku. "Adam! Aku senang melihatmu masih hidup, Brother!"Aku mengangkat jari tengah--kedua jari tengahku--tinggi-tinggi untuknya."Aku dan Venus tidak akan heran kalau kau overdosis setelah pesta semalam," ucapnya lagi sambil terkekeh dan menepuk bahuku dengan keakraban keparatnyaApa dia pikir kalimatnya lucu? Imut? Menggemaskan?Apa dia tidak tahu kalau aku sedang berhadapan dengan Holy? Apa menurutnya omelan Holy dan istrinya masih kurang untukku?"Jangan tertawa, Abe. Yang mulia Adam Rockwood akan menghabisimu soal proyek untuk anak magang." Holy mendahuluiku. Tampangnya bukan untuk membelaku, tapi untuk mengejekku.Abe menaikkan alis. "Cattleya Aguilar?"Entah ada apa dengan nama itu. Ketika mendengarnya, tubuhku merinding. Seperti ada a

    Last Updated : 2021-04-06
  • A Perfect Hollow   Frontal

    Pikiranku sama sekali tidak berada di tempatnya ketika Abe menjelaskan tentang apa yang ingin dilakukannya pada Hausser. Aku hanya duduk diam dengan tangan menyanggah dagu dan mata tertutup, berlagak memusatkan pikiranku padanya. Inilah satu-satunya cara untuk menghindari Abe Black. Dia itu pintar sekali membaca mimik wajah. Dari gerakan mata saja dia tahu kapan orang berbohong. Kemampuan Abe memang masih berada di bawah kemampuan Steve Thompson yang memang setiap hari menghadapi penjahat dalam pekerjaannya. Tetap saja, aku tidak mau Abe tahu apa yang kupikirkan.Suara ketukan pintu yang hampir bersamaan dengan terbukanya pintu ruangan membuatku terlonjak. Gadis itu berdiri takut-takut di depan pintu dengan senyum yang dipaksakan. Dia tidak menatapku. Dia menatap lurus pada Abe seolah aku tidak ada di ruangan itu.Dan, kuharap tidak ada yang mendengar suara jantungku."Cattleya cantik, kau mengejutkan kami," ucap Abe dengan s

    Last Updated : 2021-04-06
  • A Perfect Hollow   Lobster Thermidor

    Adam Rockwood adalah seorang laki-laki penuh tekad. Sekali memegang prinsip, selamanya dia akan menggenggamnya. Sekalipun harus diseret keliling dunia dengan seekor kuda, ia akan tetap memperjuangkan apa yang dianggapnya benar.Aku adalah orang yang tahu benar apa yang kulakukan.Aku bisa menjadi sangat agresif untuk memperjuangkan keinginanku. Aku tidak pernah kalah. Aku menolak untuk kalah. Aku bisa bergulat dengan takdir dan aku akan memenangkannya. Takdir tidak punya kegigihan yang setara denganku.Inilah yang membuatku disebut Sang Pemangsa.Di mana saja, aku sangat mendominasi. Aku tidak suka ada orang lain yang menjadi pusat perhatian. Aku-lah superstar. Aku akan melakukan segala cara untuk melakukannya.Namun sekarang, semua itu seperti noda lengket di karpet. Tidak ada artinya selain kotoran.Pikiranku seperti keping puzzle yang berantakan.

    Last Updated : 2021-04-06
  • A Perfect Hollow   Invitation

    Oke. Baiklah. Kuakui kalau ini fase paling aneh di dalam hidupku. Sebenarnya, aku malu mengakuinya. Sungguh. Namun, fase ini penting sekali untuk kuceritakan, seharusnya malah harus kuulang-ulang sampai hafal benar setiap detailnya. Siapa tahu anak cucuku nanti bisa mendapatkan sesuatu dari pengalaman ini. Fase ini adalah awal dalam kejadian besar di dalam hidupku. Tidak. Aku tidak bohong atau membual. Aku juga tidak sedang mabuk. Lihat wajahku? Ya, aku tahu aku memang tampan. Maksudku, lihat wajahku yang normal ini. Tidak ada tanda-tanda kalau aku sedang teler, kan? Aku tidak menggunakan obat jenis apa pun seharian ini dan hanya minum sedikit martini pada makan siang tadi. Hanya sedikit, sumpah. Kuawali fase ini dengan mondar-mandir seperti vacum cleaner ke penjuru ruangan di penthouse-ku. Aku tidak bisa menceritakan dengan detail kepadamu tentang kegelisahan yang kurasakan, hanya saja, seperti ada beban berat

    Last Updated : 2021-05-24
  • A Perfect Hollow   Heredity

    Makan malam di rumah keluarga Black memang merupakan makan malam rutin. Sebagai saudara yang telah ditinggalkan kedua orangtua yang ingin hidup tenang di pedesaan, kami harus benar-benar akrab dan saling menjaga. Ini alasan Venus menginisiasi makan malam rutin sebulan sekali ini. Namun, acara yang seharusnya sakral ini jadi lebih seperti perkumpulan orang-orang yang ingin merisakku. Saudara-saudaraku yang jahat itu meledekku habis-habisan sampai rasanya aku ingin sekali membakar mereka. Bahan utama ledekan selalu saja tentang masa kecilku yang mereka anggap terlalu manja untuk ukuran Rockwood. Memangnya harusnya bagaimana? Apa aku harus dilempar ke hutan? Apa aku salah kalau masih menyusu pada ibuku hingga usia lima tahun? Aku masih kecil dan tidak punya pilihan selain menurut pada perempuan yang melahirkan dan mengasuhku itu. Tentu s

    Last Updated : 2021-05-26
  • A Perfect Hollow   Matchmaking

    Steve terbahak. Dia tertawa sampai matanya berair. Sebagai turunan keluarga tua yang menjunjung tinggi keningratan, dia tidak sering tertawa. Jika memang tawanya serius begini, berarti memang kondisiku menggelikan sekali. "Ayolah, Steve! Jangan jadi keparat begini. Tolong jangan rusak hari ulang tahunku, Pal." Tawanya yang sudah agak reda jadi makin keras lagi. Dia sampai memegangi perutnya. Begitu selesai tertawa, dia memberikan tanda dengan tangan seperti memintaku berhenti. Apa memangnya yang kulakukan? Aku hanya bertanya. Dia saja yang sinting. "Aku akan ke dalam," katanya bertepatan dengan datangnya Venus ke ruangan kami lagi. Steve menggeleng pada Venus. "Venny Sayang, sepertinya kau perlu menyadarkan adikmu kalau dia lucu sekali. Dia pantas menjadi komika." Venus melihatku dengan bingung setelah Steve melewatinya. "Ada apa? Kenapa dia pikir kau bisa melakukan stand up comedy? "Dia menertawakanku." Aku melotot

    Last Updated : 2021-05-26
  • A Perfect Hollow   Volkov

    "Aku tidak akan memilihkan gadis sembarangan, Adikku. Kamu harus tahu itu. Miss Volkova bukan gadis yang bisa kau lihat di diskotek atau tempat hiburan lainnya. Dia gadis baik dan memiliki dua gelar di belakang namanya. Penampilan dan catatan kriminalnya sama bagusnya. Dia tidak pernah melanggar aturan lalu lintas atau melakukan pencurian." "Tentu tidak, Ven," kata Steve tanpa melihatnya. Dengan senyum tipis mengembang, Steve berkata lagi, "Miss Volkova adalah anak dari pengusaha perkapalan dan senjata. Dia anak pertama dari dua bersaudara dengan selisih usia lima belas tahun. Kekayaannya tanpa perlu bekerja saja sudah mencapai dua pulu juta dolar yang didapat dari pembagian saham dan investasi yang dia lakukan sejak kecil pada beberapa perusahaan milik keluarganya yang lain. Dia tidak akan pernah punya catatan kriminal lalu lintas karena dia tidak pernah menyetir. Dia juga tidak akan mungkin mencuri sesuatu karena dia hanya perlu menyebutkan barang yang dia mau dan mendapat

    Last Updated : 2021-05-27

Latest chapter

  • A Perfect Hollow   Spy

    Tentu saja Venus tidak mengizinkanku menyentuh Cattleya sama sekali. Menurutnya, Cattleya masih termasuk tamunya dan aku tidak boleh sama sekali menyentuh tamunya yang dalam keadaan mabuk. Dia meminta Daniel menggendong gadis itu ke kamar tamu. Kuharap Daniel keparat itu ingat pacarnya yang sedang mengandung anak mereka. Dari kilatan pada matanya itu terlihat betapa bejatnya pikirannya. Sebelum berbalik membawa Cattleya ke kamar saja dia masih sempat tersenyum licik padaku, memamerkan keberhasilannya. Aku sama sekali tidak memperhatikan Holy yang dengan bersemangat menceritakan betapa tololnya anak magang yang bernama Wales itu. Dia mencampur beberapa data dalam kotak kertas-kertas yang akan dihancurkan. Untung Saja Cattleya datang dan membaca lagi kertas-kertas itu. Dia langsung mencabut mesin penghancur kertas dan mulai memunguti bagian kertas yang sudah berada di dalam mesin. Holy mengatakan sesuatu tentang musibah dan kesengajaan, tapi aku tidak bisa menyim

  • A Perfect Hollow   Cute Kiss

    Aku melepaskan bibirnya setelah sadar kalau kelakuanku ini bisa menyeret kemaluanku ke pengadilan keluarga Volkov. "Maaf," kataku pelan, benar-benar minta maaf dan berharap dia tidak membuat hal ini menjadi masalah panjang di antara kami. Dia tidak melihatku. Dia sibuk mengelap bibir dan wajahnya sendiri. Sepertinya dia memang menghindari bertatapan denganku. Melihat gelagatnya yang seperti itu, aku curiga ini ciuman pertamanya. Dia memang tidak terlalu banyak membalasku tadi. Dia hanya membiarkan aku melakukan yang bisa kulakukan atas bibirnya. Dia tidak mencengkeram pakaianku atau menyentuh bagian tubuhku seperti gadis-gadis lain yang berciuman denganku. Dia juga memejam dengan erat sampai matanya berkerut, seolah dia menahan sesuatu di dalam dirinya. "Teleponnya?" tanyanya dengan suara parau, sama sekali tidak menatapku. "Di sana. Silakan," kataku menunjuk telepon di atas meja kerja yang memang sering digunakan oleh para tamu sebagai jalur am

  • A Perfect Hollow   Two Girls

    "Aku ... pulang saja. Maafkan aku." "Siapa bilang?" Abe yang pertama berdiri, kemudian Daniel. Dia menghampiri Cattleya dan mengulurkan tangan padanya. "Aku sudah mengatakan pada istriku akan memperkenalkanmu padanya. Istriku melihatmu di TV dan langsung menyukaimu. Kuharap kalian bisa menjadi teman. Ayolah, Miss Aguilar. Kami sudah menyiapkan tempat untukmu." Abe menunjuk meja makan yang sedang ditata untuk satu orang lagi di samping Venus, pada kursi kosong yang tadi ditempati Isabelle. Sebenarnya, tidak sopan memberikan kursi orang lain pada tamu yang baru datang. Namun, akan lebih tidak menyenangkan lagi kalau Cattleya harus duduk di bagian paling ujung dengan jarak dua bangku kosong antara dia dan Venus. Aku tidak menyapanya. Bukannya aku sengaja ingin berbuat jahat padanya. Aku hanya merasa tidak bisa berbuat apa-apa. Aku datang ke tempat ini untuk melupakannya. Aku ingin melupakan obsesiku tentangnya. Bisa-bisanya sekarang aku mal

  • A Perfect Hollow   Russian Girl

    "Kami bertemu pada malam amal penggalangan dana untuk Rockwood Foundation. Venus dengan baik hati mengundang kedua orang tuaku untuk menghadiri malam amal itu. Kalian tahu, selama ini orang berpikir keluarga Volkov adalah keluarga yang buruk. Kami memiliki jaringan kejahatan yang dianggap kalangan atas New York sebagai biang keladi berbagai permasalahan di kota ini. Beberapa kali kulihat Mama ingin melihat kami berada dalam acara sosial atau acara lain seperti keluarga normal di New York ini. Tapi, yang mengundang kami hanyalah orang-orang dari kalangan kami sendiri. Mama sempat merasa rendah diri dan stres karena ini." Dia melihat Venus dengan mata berkaca-kaca, ekspresif sekali. "Aku tidak merasa melakukan hal yang istimewa. Aku mengundang orang tuamu karena mereka memang keluarga yang baik. Sekalipun pamanmu memiliki ... uhm ... jaringan apa kau bilang tadi? Yah, pokoknya itu. Aku tidak merasa kalian musuh kami. Jadi ... uhm ... kenapa tidak?" Venus tersenyum cang

  • A Perfect Hollow   Virgin Mary

    "Terima kasih, Mr. Black. Aku tidak minum." Nova tersenyum dan mengangguk pada Abe yang menawarkan anggur pada tamu-tamunya. "Tidak minum atau tidak bisa minum untuk saat ini, Miss Volkova?" Steve bertanya dengan suara yang lembut seperti yang sering digunakannya untuk menggaet perempuan. "Aku memang tidak pernah minum, Mr. Thompson. Aku ini peminum yang payah. Aku hanya minum seteguk anggur atau sampanye pada acara tertentu dan itu sudah membuat kepalaku sakit." "Biasanya keluarga Rusia sangat suka minum dalam berbagai acara," ucap Steve lagi setelah mengucapkan terima kasih pada Abe. "Sejak kecil ibuku melarangku minum. Katanya, aku harus belajar untuk tetap sadar. Minuman itu bisa membuatku ketagihan dan kehilangan kesadaran. Aku baru boleh minum saat berumur dua puluh satu. Ternyata, aku memang tidak bisa minum. Saat natal tahun kemarin, aku hanya minum satu teguk sampanye dan harus ke dokter untuk meminta obat penahan sakit." "Andai semua

  • A Perfect Hollow   Volkov

    "Aku tidak akan memilihkan gadis sembarangan, Adikku. Kamu harus tahu itu. Miss Volkova bukan gadis yang bisa kau lihat di diskotek atau tempat hiburan lainnya. Dia gadis baik dan memiliki dua gelar di belakang namanya. Penampilan dan catatan kriminalnya sama bagusnya. Dia tidak pernah melanggar aturan lalu lintas atau melakukan pencurian." "Tentu tidak, Ven," kata Steve tanpa melihatnya. Dengan senyum tipis mengembang, Steve berkata lagi, "Miss Volkova adalah anak dari pengusaha perkapalan dan senjata. Dia anak pertama dari dua bersaudara dengan selisih usia lima belas tahun. Kekayaannya tanpa perlu bekerja saja sudah mencapai dua pulu juta dolar yang didapat dari pembagian saham dan investasi yang dia lakukan sejak kecil pada beberapa perusahaan milik keluarganya yang lain. Dia tidak akan pernah punya catatan kriminal lalu lintas karena dia tidak pernah menyetir. Dia juga tidak akan mungkin mencuri sesuatu karena dia hanya perlu menyebutkan barang yang dia mau dan mendapat

  • A Perfect Hollow   Matchmaking

    Steve terbahak. Dia tertawa sampai matanya berair. Sebagai turunan keluarga tua yang menjunjung tinggi keningratan, dia tidak sering tertawa. Jika memang tawanya serius begini, berarti memang kondisiku menggelikan sekali. "Ayolah, Steve! Jangan jadi keparat begini. Tolong jangan rusak hari ulang tahunku, Pal." Tawanya yang sudah agak reda jadi makin keras lagi. Dia sampai memegangi perutnya. Begitu selesai tertawa, dia memberikan tanda dengan tangan seperti memintaku berhenti. Apa memangnya yang kulakukan? Aku hanya bertanya. Dia saja yang sinting. "Aku akan ke dalam," katanya bertepatan dengan datangnya Venus ke ruangan kami lagi. Steve menggeleng pada Venus. "Venny Sayang, sepertinya kau perlu menyadarkan adikmu kalau dia lucu sekali. Dia pantas menjadi komika." Venus melihatku dengan bingung setelah Steve melewatinya. "Ada apa? Kenapa dia pikir kau bisa melakukan stand up comedy? "Dia menertawakanku." Aku melotot

  • A Perfect Hollow   Heredity

    Makan malam di rumah keluarga Black memang merupakan makan malam rutin. Sebagai saudara yang telah ditinggalkan kedua orangtua yang ingin hidup tenang di pedesaan, kami harus benar-benar akrab dan saling menjaga. Ini alasan Venus menginisiasi makan malam rutin sebulan sekali ini. Namun, acara yang seharusnya sakral ini jadi lebih seperti perkumpulan orang-orang yang ingin merisakku. Saudara-saudaraku yang jahat itu meledekku habis-habisan sampai rasanya aku ingin sekali membakar mereka. Bahan utama ledekan selalu saja tentang masa kecilku yang mereka anggap terlalu manja untuk ukuran Rockwood. Memangnya harusnya bagaimana? Apa aku harus dilempar ke hutan? Apa aku salah kalau masih menyusu pada ibuku hingga usia lima tahun? Aku masih kecil dan tidak punya pilihan selain menurut pada perempuan yang melahirkan dan mengasuhku itu. Tentu s

  • A Perfect Hollow   Invitation

    Oke. Baiklah. Kuakui kalau ini fase paling aneh di dalam hidupku. Sebenarnya, aku malu mengakuinya. Sungguh. Namun, fase ini penting sekali untuk kuceritakan, seharusnya malah harus kuulang-ulang sampai hafal benar setiap detailnya. Siapa tahu anak cucuku nanti bisa mendapatkan sesuatu dari pengalaman ini. Fase ini adalah awal dalam kejadian besar di dalam hidupku. Tidak. Aku tidak bohong atau membual. Aku juga tidak sedang mabuk. Lihat wajahku? Ya, aku tahu aku memang tampan. Maksudku, lihat wajahku yang normal ini. Tidak ada tanda-tanda kalau aku sedang teler, kan? Aku tidak menggunakan obat jenis apa pun seharian ini dan hanya minum sedikit martini pada makan siang tadi. Hanya sedikit, sumpah. Kuawali fase ini dengan mondar-mandir seperti vacum cleaner ke penjuru ruangan di penthouse-ku. Aku tidak bisa menceritakan dengan detail kepadamu tentang kegelisahan yang kurasakan, hanya saja, seperti ada beban berat

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status