Home / Romansa / A BABY GIRL OF BILLIONAIRE / 5 - Pertemuan Tak Terduga

Share

5 - Pertemuan Tak Terduga

Author: Di_evil
last update Last Updated: 2021-06-09 14:18:58

"Aku sudah berpesan padamu bukan? Kau harus ajak sahabat kita ini ke dokter, Kawan."

"Dia tidak membutuhkan perawatan medis, dia perlu seseorang mengisi hatinya, Michael." Erren dengan segera menimpatu ucapan sahabatnya.

"Haha. Kau sepertinya benar, Erren. Dia butuh wanita yang diajaknya kencan satu malam itu."

"Tapi, sayang wanita itu tidak menampakkan diri di sini. Sungguh sangat malang." Michael berucap santai dan menyeringai ke arah Ryder.

"Kita setiap hari hampir ke sini selama tiga bulan. Tidak ada hasil sama sekali," lanjut Michael.

"Kau benar. Kita berdua bahkan selalu setia menemani sahabat kita kemari agar dia bisa menemukan wanita satu malamnya."

Ryder masih memberikan seluruh atensi ke kedua sahabatnya. Memandang dengan tatapan tajam yang menunjukkan bagaimana dirinya tak suka akan celotehan Michael Sam dan Erren Verlen.

Namun, reaksinya tidak akan mendapat tanggapan yang serius. Tak bisa kedua sahabatnya itu melihat kesungguhan rasa kesal tengah menyelimutinya.

Akan tetap menjadi bahan ejekan bagi Michael dan Erren. Celotehan-celotehan canda dengan kata-kata sindiran pastinya masih ingin mereka tunjukkan.

"Ryder, aku yakin kau tidak bodoh."

Michael berkata setelah lima menit diam. Ucapan sang sahabat kali ini sukses membuat Ryder jadi mengerutkan kening. 

Harusnya ia tidak menaruh perhatian, tapi tak bisa juga mengabaikan begitu saja rasa ingin tahunya.

Ryder hendak bertanya. Namun, Michael seperti akan berbicara. Jadi, diurungkan niatannya.

"Gunakan jasa detektif swasta untuk temukan dia. Lebih mudah dibanding kau terus kemari."

"Kau terus ke sini tanpa hasil. Tidak ada jaminan kau akan bertemu dia."

Celotehan kedua sahabatnya harus Ryder akui benar. Ia pun akan mempertimbangkan ide yang diberikan Michael. Entah mengapa, Ryder tidak memikirkan jalan keluar seperti itu.

Dan, sebagai balasan atas ucapan Michael dan Erren tadi. Ryder pun mengangguk. Ia hendak meluncurkan ungkapan terima kasih, namun tak jadi karena melihat Rosen Green secara tiba-tiba.

Ryder mengenali dengan betul sosok wanita itu. Kedua matanya masih berfungsi begitu baik.

Ryder pun enggan membuang waktu yang semakin lama. Ia segera bangun dari kursinya. Jelas saja menimbulkan kecurigaan Michael dan Erren.

"Aku sudah menemukan dia lagi." Ryder pun berujar dengan nada begitu semangat.

Tak ditunggu respons kedua sahabatnya, segera saja kakinya menuju ke meja bar dimana Rosen Green tengah berada. Terletak sedikit menyudut.

Namun, tidak susah untuk Ryder jangkau. Tak sampai satu menit, ia sudah duduk tepat di sebelah Rosen. Bau minuman alkohol menyengat.

Ryder melihat dua botol tequilla ada di atas meja. Yang satu masih utuh. Yang lainnya hanya masih tersisa setengah saja. Disimpulkan bahwa Rosen sudah minum cukup banyak.

"Hai." Ryder langsung menyapa, saat wanita itu menoleh ke arahnya.

Mata mereka saling memandang, tapi Ryder seakan melihat kebingungan pada sepasang netra indah Rosen. Seperti wanita itu tak mengenalinya. 

Pandangan Rosen pun tak fokus. Ryder kembali menarik kesimpulan sendiri, bahwa wanita itu dalam keadaan mabuk.

"Haahh. Haruskah aku dipecat?"

"Kau dipecat? Kenapa bisa?" Ryder pun spontan bertanya. Merasa penasaran.

"Aku tidak suka menerima rayuan klien yang berlebihan. Tapi, atasanku bilang itu hal biasa saja."

"Cihh, aku tidak suka klien yang tua. Aku masih suka pria tampan dan gagah sepertimu, Sir."

Rosen tak mengingatnya. Ryder cukup merasa kecewa dan sedih. Namun, memaklumi jika wanita itu sedang berada di bawah pengaruh alkohol. Mungkin situasi berbeda, Rosen pasti tidak akan lupa dengan dirinya. Ryder yakin hal itu.

"Aku rasa kau sudah cukup mabuk, Miss Green," ujarnya sembari mengambil gelas milik Rosen yang sudah berisi vodka penuh.

Lalu, diminumnya semua. Tandas tak bersisa. 

"Aku akan mengantarmu pulang, Miss Rosen."

Ryder segera bangkit dari kursi. Lebih mendekat ke Rosen Green. Hendak meraih lengan wanita itu. Namun, handphone miliknya berdering.

Sang ibu yang menghubungi.

Tanpa berpikir macam-macam, Ryder segera saja mengangkat telepon dari orangtuanya.

Suara isakan sang ibu terdengar kencang. 

Mendadak perasaan Ryder tidak enak dan kacau. Ia yakin ada kejadian buruk sedang terjadi.

"Ada apa, Mom? Cepat katakan padaku."

Tak sampai lima detik Ryder menanti jawaban. Tepat setelah sang ibu memberi tahu saudara sulungnya mengalami kecelakaan, Ryder pun langsung menutup telepon.

Lalu, bergegas meninggalkan bar. 

Tidak jadi diantarnya pulang Rosen Green.

Related chapters

  • A BABY GIRL OF BILLIONAIRE   6 - Rasa Kehilangan

    Bugh!Bugh!Bugh!Bugh!Ryder terus memukulkan tinjunya yang kencang ke samsak gantung di hadapannya. Keringat keluar deras. Sudah membasahi badan dan wajahnya.Ryder enggan berhenti, andai saja sang sahabat, Erren Verlen, tidak semakin mendekat.Langsung saja dilayangkan tatapan tajam pada sahabatnya itu. Hendak ditunjukkan kehadiran Erren sedang tidak diinginkan. Sang sahabat pasti akan paham apa yang dirinya inginkan."Aku tidak bermaksud mengganggumu. Tapi, Bibi terus menghubungiku. Meminta menyampaikan pesan padamu agar kau mengangkat teleponnya."

    Last Updated : 2021-06-09
  • A BABY GIRL OF BILLIONAIRE   7 - Rencana Untuk Rosen

    "Kau akan segera pulang atau singgah ke mana dulu? Aku bersedia mengantarmu."Ryder hanya menggeleng lemah untuk tawaran dari sang sahabat. Tidak akan dikeluarkan satu patah kata sebagai jawaban tambahan. Walau tahu, Erren ingin menciptakan obrolan dengannya.Ryder sedang merasakan lelah secara fisik dan pikiran yang luar biasa, hari ini. Energi begitu terkuras hingga badannya lemas.Berbicara tentang hal tidak penting, ingin dihindari. Lagi pula, suasana hatinya juga tengah tak mendukung. Lebih baik diam, daripada nantinya mengeluarkan jawaban yang sinis pada Erren.Tugas memimpin beberapa bisnis serta juga perusahaan semakin berat baginya, seiring dengan hari demi hari yang sudah dilewati.&nbs

    Last Updated : 2021-06-09
  • A BABY GIRL OF BILLIONAIRE   1 - Hiburan Malam

    "Hahh!" Rosen berseru dalam suara teredam karena wajah ditutup dengan kedua tangan."Menyebalkan sekali!" seru Rosen kembali."Aku tahu kau sangat kesal. Aku pun kalau menjadi kau akan sangat emosi.""Aku pasti sudah menampar pria itu dengan keras beberapa kali. Aku tidak peduli kalau dia adalah klien penting perusahan."Rosen mengangguk-angguk. Gerakan kepala yang lemah saja. Lalu, tangan-tangannya disingkirkan dari wajah.Arah pandang langsung tertuju pada sang sahabat, yakni Varlon Lewis. Wanita itu tengah duduk di kursi seberang meja.Varlon itu menampakkan ekspresi galak. Kontras dengan dirinya yang memasang raut cemberut dan kerucutan bibir.Semarag apa pun sedang dirasakan Rosen, ia masih kalah dibanding Varlon dalam cara menunjukkan amarah yang meluap-luap.Kemudian, Rosen menggeleng. Respons atas ucapan sang sahabat tadi. "Aku juga mau begitu. Menampar pria itu. Tapi ....""Tapi, kenapa? Kau takut di

    Last Updated : 2021-06-07
  • A BABY GIRL OF BILLIONAIRE   2 - Ajakan Kencan Semalam

    Ryder menghitung hampir setengah jam dirinya satu meja dengan Rosen Green, tapi mereka tidak mengobrol banyak.Seperti tidak ada pembicaraan panjang yang bisa diambil untuk menambah keakraban. Bukan berarti juga, Ryder ingin lebih dekat dengan Rosen Green secara cepat.Sulit menjelaskan secara benar. Tapi, Ryder berniat mengenal wanita itu dari tampilan yang tidak diperlihatkan padanya."Kau Ryder Davis bukan?"Sebuah kalimat bernada sopan, langsung saja membuat atensinya teralih dari Rosen. Kini, memandang ke sosok seorang wanita dengan gaun malam yang cukup terbuka. Berdiri cukup dekat dari tempat duduknya.Segera dianggukan kepala seraya berupaya mengingat siapa gerangan wanita itu. Terasa tidak asing bagi Ryder.Dan, tak butuh waktu lama baginya untuk mengenali kembali. Senyum pun lebih lebar dipamerkan pada si wanita."Iya, benar." Ryder menjawab ramah."Kau sendiri Maria bukan?""Haha. Iya. Aku Maria Gomez. Aku kir

    Last Updated : 2021-06-09
  • A BABY GIRL OF BILLIONAIRE   3 - Malam Indah

    Rosen mengira minum empat gelas vodka, akan berdampak pada kesadarannya yang mengalami penurunan. Ternyata, tidak.Rosen masih bisa mengingat dengan betul bagaimana awal meninggalkan bar bersama Ryder Davis. Lalu, masuk ke mobil mahal pria itu dengan kegugupan cukup besar.Rosen kira dirinya akan bisa mengontrol perasaan tersebut, saat sudah tiba di hotel. Namun, ia justru semakin tegang.Bukan karena ragu dengan rencananya akan berkencan semalam bersama Ryder Davis, namun tempat yang dipilih pria itu.Hotel sangat berkelas. Bertarif mahal.Rosen memanglah belum tahu secara jelas harga per malam. Sudah dipastikan tidak akan semurah di motel kelas bawah.Tak berarti, Rosen berniat mengajak Ryder Davis pergi ke penginapan yang seperti itu. Minimal bisa digunakan rumahnya hingga tak perlu mengeluarkan uang banyak.Rosen jelas akan membagi dua s

    Last Updated : 2021-06-09
  • A BABY GIRL OF BILLIONAIRE   4 - Interaksi Pagi

    Rosen lelah sudah pasti karena permainan panas dengan Ryder semalam. Ia pun perlu istirahat yang cukup karena tubuhnya pegal.Namun, Rosen tak bisa tidur nyenyak sama sekali Walau, sudah berupaya memejamkankedua mata selama berbaring di samping Ryder yang justru terlelap pulas.Dekapan pria itu hangat. Rosen merasakan kenyamanan sekaligus kegugupan. Ia tidak juga mengharapkan apa-apa.Hubungannya dengan Ryder pun hanya satu malam. Tak ada kisah lanjutan yang akan terjadi untuk mereka berdua.Kembali, ke masalah insomnia dialami oleh Rosen. Wanita itu dibuat terjaga hingga pagi datang, tanpa bisa tidur sedikit pun.Tepat pukul enam, Rosen turun dari kasur. Bergegas ke kamar mandi membersihkan diri. Ia menghabiskan satu jam di dalam.Rosen tidak menikmati waktunya dengan berendam air hangat di bath up. Ia duduk di closet memikirkan sejumlah hal. Dan,

    Last Updated : 2021-06-09

Latest chapter

  • A BABY GIRL OF BILLIONAIRE   7 - Rencana Untuk Rosen

    "Kau akan segera pulang atau singgah ke mana dulu? Aku bersedia mengantarmu."Ryder hanya menggeleng lemah untuk tawaran dari sang sahabat. Tidak akan dikeluarkan satu patah kata sebagai jawaban tambahan. Walau tahu, Erren ingin menciptakan obrolan dengannya.Ryder sedang merasakan lelah secara fisik dan pikiran yang luar biasa, hari ini. Energi begitu terkuras hingga badannya lemas.Berbicara tentang hal tidak penting, ingin dihindari. Lagi pula, suasana hatinya juga tengah tak mendukung. Lebih baik diam, daripada nantinya mengeluarkan jawaban yang sinis pada Erren.Tugas memimpin beberapa bisnis serta juga perusahaan semakin berat baginya, seiring dengan hari demi hari yang sudah dilewati.&nbs

  • A BABY GIRL OF BILLIONAIRE   6 - Rasa Kehilangan

    Bugh!Bugh!Bugh!Bugh!Ryder terus memukulkan tinjunya yang kencang ke samsak gantung di hadapannya. Keringat keluar deras. Sudah membasahi badan dan wajahnya.Ryder enggan berhenti, andai saja sang sahabat, Erren Verlen, tidak semakin mendekat.Langsung saja dilayangkan tatapan tajam pada sahabatnya itu. Hendak ditunjukkan kehadiran Erren sedang tidak diinginkan. Sang sahabat pasti akan paham apa yang dirinya inginkan."Aku tidak bermaksud mengganggumu. Tapi, Bibi terus menghubungiku. Meminta menyampaikan pesan padamu agar kau mengangkat teleponnya."

  • A BABY GIRL OF BILLIONAIRE   5 - Pertemuan Tak Terduga

    "Aku sudah berpesan padamu bukan? Kau harus ajak sahabat kita ini ke dokter, Kawan.""Dia tidak membutuhkan perawatan medis, dia perlu seseorang mengisi hatinya, Michael." Erren dengan segera menimpatu ucapan sahabatnya."Haha. Kau sepertinya benar, Erren. Dia butuh wanita yang diajaknya kencan satu malam itu.""Tapi, sayang wanita itu tidak menampakkan diri di sini. Sungguh sangat malang." Michael berucap santai dan menyeringai ke arah Ryder."Kita setiap hari hampir ke sini selama tiga bulan. Tidak ada hasil sama sekali," lanjut Michael."Kau benar. Kita berdua bahkan selalu setia menemani sahabat kita kemari agar dia bisa menemukan

  • A BABY GIRL OF BILLIONAIRE   4 - Interaksi Pagi

    Rosen lelah sudah pasti karena permainan panas dengan Ryder semalam. Ia pun perlu istirahat yang cukup karena tubuhnya pegal.Namun, Rosen tak bisa tidur nyenyak sama sekali Walau, sudah berupaya memejamkankedua mata selama berbaring di samping Ryder yang justru terlelap pulas.Dekapan pria itu hangat. Rosen merasakan kenyamanan sekaligus kegugupan. Ia tidak juga mengharapkan apa-apa.Hubungannya dengan Ryder pun hanya satu malam. Tak ada kisah lanjutan yang akan terjadi untuk mereka berdua.Kembali, ke masalah insomnia dialami oleh Rosen. Wanita itu dibuat terjaga hingga pagi datang, tanpa bisa tidur sedikit pun.Tepat pukul enam, Rosen turun dari kasur. Bergegas ke kamar mandi membersihkan diri. Ia menghabiskan satu jam di dalam.Rosen tidak menikmati waktunya dengan berendam air hangat di bath up. Ia duduk di closet memikirkan sejumlah hal. Dan,

  • A BABY GIRL OF BILLIONAIRE   3 - Malam Indah

    Rosen mengira minum empat gelas vodka, akan berdampak pada kesadarannya yang mengalami penurunan. Ternyata, tidak.Rosen masih bisa mengingat dengan betul bagaimana awal meninggalkan bar bersama Ryder Davis. Lalu, masuk ke mobil mahal pria itu dengan kegugupan cukup besar.Rosen kira dirinya akan bisa mengontrol perasaan tersebut, saat sudah tiba di hotel. Namun, ia justru semakin tegang.Bukan karena ragu dengan rencananya akan berkencan semalam bersama Ryder Davis, namun tempat yang dipilih pria itu.Hotel sangat berkelas. Bertarif mahal.Rosen memanglah belum tahu secara jelas harga per malam. Sudah dipastikan tidak akan semurah di motel kelas bawah.Tak berarti, Rosen berniat mengajak Ryder Davis pergi ke penginapan yang seperti itu. Minimal bisa digunakan rumahnya hingga tak perlu mengeluarkan uang banyak.Rosen jelas akan membagi dua s

  • A BABY GIRL OF BILLIONAIRE   2 - Ajakan Kencan Semalam

    Ryder menghitung hampir setengah jam dirinya satu meja dengan Rosen Green, tapi mereka tidak mengobrol banyak.Seperti tidak ada pembicaraan panjang yang bisa diambil untuk menambah keakraban. Bukan berarti juga, Ryder ingin lebih dekat dengan Rosen Green secara cepat.Sulit menjelaskan secara benar. Tapi, Ryder berniat mengenal wanita itu dari tampilan yang tidak diperlihatkan padanya."Kau Ryder Davis bukan?"Sebuah kalimat bernada sopan, langsung saja membuat atensinya teralih dari Rosen. Kini, memandang ke sosok seorang wanita dengan gaun malam yang cukup terbuka. Berdiri cukup dekat dari tempat duduknya.Segera dianggukan kepala seraya berupaya mengingat siapa gerangan wanita itu. Terasa tidak asing bagi Ryder.Dan, tak butuh waktu lama baginya untuk mengenali kembali. Senyum pun lebih lebar dipamerkan pada si wanita."Iya, benar." Ryder menjawab ramah."Kau sendiri Maria bukan?""Haha. Iya. Aku Maria Gomez. Aku kir

  • A BABY GIRL OF BILLIONAIRE   1 - Hiburan Malam

    "Hahh!" Rosen berseru dalam suara teredam karena wajah ditutup dengan kedua tangan."Menyebalkan sekali!" seru Rosen kembali."Aku tahu kau sangat kesal. Aku pun kalau menjadi kau akan sangat emosi.""Aku pasti sudah menampar pria itu dengan keras beberapa kali. Aku tidak peduli kalau dia adalah klien penting perusahan."Rosen mengangguk-angguk. Gerakan kepala yang lemah saja. Lalu, tangan-tangannya disingkirkan dari wajah.Arah pandang langsung tertuju pada sang sahabat, yakni Varlon Lewis. Wanita itu tengah duduk di kursi seberang meja.Varlon itu menampakkan ekspresi galak. Kontras dengan dirinya yang memasang raut cemberut dan kerucutan bibir.Semarag apa pun sedang dirasakan Rosen, ia masih kalah dibanding Varlon dalam cara menunjukkan amarah yang meluap-luap.Kemudian, Rosen menggeleng. Respons atas ucapan sang sahabat tadi. "Aku juga mau begitu. Menampar pria itu. Tapi ....""Tapi, kenapa? Kau takut di

DMCA.com Protection Status