2|Memulai
Kendaraan mobil, motor, begitu juga beca dan andong kian padat di setiap sudut kota, orang-orang berlalu lalang terlihat sibuk dengan urusannya masing-masing. Kini sosok lelaki itu tengah ada diantaranya.
Dante sudah sampai di pusat kota dengan membawa tas ransel yang cukup besar, ia melihat sekeliling dan mencoba mengamati apa yang kini ia lihat.Ia terlihat tidak terbiasa dengan suara berisik kendaraan dan polusi udara yang tidak sejernih di tempatnya berasal. Bagaimana tidak merasa aneh, setiap hari ia hanya melihat pohon yang rimbun hijau dan orang –orang kebanyakan masih menggunakan sepeda dan andong sebagai akomodasi pertama.
Dengan segala kebingungannya ia tetap mengambil langkah yang pasti bahwa tidak ada penyesalan atas apa yang dia pilih, ia harus berjuang kini ataupun nanti.
Dante POV
“Aku sangat merasa asing dengan tempat ini semuanya terasa berbeda tetapi kini aku tidak boleh mengambil langkah mundur. Aku yakin Tuhan akan senantiasa memberi jalan kehidupan untukku.”ucapnya dalam hati.Setelah memberi semangat untuk dirinya sendiri ia pun bergegas pergi mencari rumah untuk dia tempati, tak jarang ia bertanya kepada orang-orang apakah ada rumah untuk disewakan walau hanya sepetak kecil rumah pun ia tak keberatan.
Singkat cerita, setelah berjam-jam ia mencari dan bertanya kesana kemari akhirnya ia menemukan hunian yang pas untuknya dengan harga sewa yang murah namun hal itu tentu berbanding lurus dengan keadaan rumah sewa tersebut.
Rumah itu sangat kumuh hanya terdiri dari 1 kamar dengan keadaan yang lembab serta kamar mandi luar yang dipakai bersama dengan penghuni yang lain.
“Wah, sangat berbeda jauh sekali dengan rumahku dan bapak, disana sangat asri tidak sumpek dan panas seperti ini” ucap Dante disertai hembusan nafas yang berat.
Walaupun begitu Dante tetap bersyukur setidaknya ia mendapatkan tempat tinggal dengan harga sewa yang murah. Kemudian Dante merapikan kamar, lalu ia terbaring lemas karena hari ini begitu berat setelah pergi empat jam perjalanan dan mencari hunian yang memakan banyak waktu juga ia sampai lupa untuk mengisi perutnya, mau tidak mau ia harus bergegas keluar rumah untuk mencari makanan.
“Memang tinggal di kota sangat berbeda yah... bahkan setelah larut malam pun masih banyak orang-orang, biasanya aku hanya mendengar suara jangkrik dan tokek ketika malam hari”
Setelah membeli makanan ala kadarnya, Dante memutuskan untuk kembali ke kossan karena ia amat sangat lapar. Dia bergegas mengisi kekosongan perutnya, karena demi apapun di kampung ia tidak pernah merasa kelaparan, ayahnya selalu menyiapkan makanan untuknya. Setelah merasa kenyang ia lalu tertidur pulas.
Matahari terbit mulai masuk kedalam celah-celah jendela tempat ia sedang terbaring pulas, begitupun angin pagi yang terasa menusuk kulit, kini sosok lelaki tersebut akhirnya terbangun dari tidurnya. Sambil mengumpulkan kesadaran penuh ia berpikir untuk segera mendapatkan pekerjaan. Di pagi yang dingin itu ia dengan bersemangat merapikan diri dan pergi untuk menjemput rezekinya.Walaupun ia masih mempunyai tabungan bahkan modal untuk membuka toko tembikar namun ia merasa belum siap mental untuk membuka usahanya sendiri.
Matahari kian terik, keringat memenuhi sekujur tubuhnya dan pemuda itu masih saja mencari pekerjaan untuknya. Langkah demi langkah ia pijaki namun seperti mencari jarum pada tumpukkan jerami yang nihil tak membuahkan hasil. Di penghujung sore itu Dante memutuskan untuk pulang kembali ke kossan dan ia akan memulai mencari pekerjaan kembali pada esok hari.
"Rupanya tidak seperti yang ku kira, mencari pekerjaan saja susah apalagi hidup berkembang disini" ucap Dante mengeluh.
Seperti angin segar yang menerpa tubuhnya, ketika ia sedang dalam perjalan pulang di sebuah lorong jembatan ia melihat kertas selebaran yang di tempel pada dinding tembok, lalu ia berhenti sejenak dan membaca selebaran tersebut.
" Dibutuhkan segera pekerja penuh waktu berusia 18 tahun ke atas minimal pendidikan SMP sederajat pada bagian gudang Toko Glosir Surya" ucap Dante membaca selebaran tersebut.
"Syukurlah ternyata masih ada kesempatan untukku hidup berjuang dikota ini"
Dante pulang dengan langkah dan harapan yang baru, ia berharap bisa diterima menjadi pekerja di toko glosir tersebut. Singkat cerita ia bangun keesokkannya dan pergi mendatangi lowongan kerja tersebut. Setelah perjalanan yang cukup jauh, akhirnya ia sampai di toko tersebut. Ia menghampiri seseorang di toko sana.
"Permisi Pak, apakah benar toko ini sedang membutuhkan pekerja?" tanya Dante
"Benar Mas, Saya sendiri pemilik toko ini"
"Pak apakah saya boleh bekerja disini?"
"Tentu boleh mas toh saya memang membutuhkan pekerja, mulai hari ini mas boleh kerja disini" jawab beliau antusias
"Syukurlah Pak, terima kasih banyak"
Hari ke hari Dante lalui dengan bekerja di toko Glosir tersebut. Walaupun amat sangat capek karena ia bekerja dibagian distribusi beras, terigu dan lainnya, sehingga hampir tiap hari ia harus memikul barang-barang yang sangat berat itu.
Hingga insiden yang tidak disangka pun terjadi, ia mengalami kecelakan dalam pekerjaan nya. Ketika itu ia hendak mengantar barang-barang pokok dan mendistribusikannya menggunakan mobil pick up jadul, namun di jalan ia bersama partner kerja mengalami kecelakan di karenakan mobil itu tidak berfungsi dengan baik rem nya blong saat itu. Kalut karena panik Dante lalu spontan membanting stir mobil menuju pinggir jalan dan menabrak sebuah pohon dengan terpaksa, tak disangka hal itu berdampak fatal karena mobil oleng ke sisi kiri dan barang-barang terlempar kebawah tanah sehingga barang distribusi tersebut hancur berserakan disertai tubuh ia dan rekannya yang juga terluka.
Alhasil ia dipecat dari pekerjaannya karena insiden itu sangat fatal ia dipermalukan didepan banyak orang karena tidak becus melakukan pekerjaannya, bos sangat marah karena toko mengalami kerugian dan Dante tidak bisa mengganti kerugian tersebut dan pada akhirnya ia di depak oleh si bos toko itu.
Saat itu ia kembali menyerah, bahkan belum genap sebulan ia tinggal di pusat kota Dante ingin kembali saja ke desa dan hidup damai lagi dengan Ayahnya. Ternyata menjadi dewasa itu merupaka hal yang sulit menurutnya.
Dengan perasaan putus asa dan langkah yang gontai ia pergi untuk mencari telepon umum dan berniat menghubungi ayahnya. Tetapi di perjalan pulang Dante bertemu dengan sepasang pria dan wanita sedang duduk selonjoran dibangku halte dan melihat Dante dengan penuh penasaran.
Pria dan wanita tersebut berpakaian urakan khas anak jalanan. Kemudian kedua orang itu berjalan menghampiri Dante. Pikiran buruk sudah berkecamuk dalam dirinya, sudah sial dipecat dari pekerjaan lalu ia akan di palak oleh pereman sungguh ironis menurutnya. Namun tak disangka kedua orang itu menawarkan sesuatu yang menarik.
Tawaran itu sungguh membuat Dante menjadi penasaran. Lalu apakah ia akan menerima nya atau tidak?
3| Penasaran Galen dan Flow ialah sosok lelaki dan wanita yang menghampiri Dante tempo hari. Galen adalah sosok lelaki dengan postur tubuh yang kurus dan berambut kribo, lalu Flow adalah sosok wanita berambut pendek dengan postur tinggi kurus dan sedikit tomboy penampilannya. Kembali pada malam itu, ketika ia hendak mencari telepon umum untuk menghubungi Ayahnya, ia di kagetkan dengan sepasang muda-mudi dengan penampilan urakan yang tiba-tiba menghampiri Dante malam setelah ia dipecat dari pekerjaanya. Dengan perasaan yang was-was Dante mencoba bersikap berani ketika mereka menghampiri Dante. "Hai pemuda, saya liat anda sedang kesusahan. Adakah yang dapat kami bantu?" ucap Galen dengan ramah. " Sebenarnya mereka orang baik atau bukan sih, nampaknya mencurigakan" ucap Dante dalam hati. "Halo,apakah kamu mendengar kami?" Ucap Flow mencoba menyadarkan Dante yang kebingungan. "Maaf, saya hanya sedang mencari telepon
4|Agen Rahasia Mereka kini sedang berada di ruangan Bu Han. Setelah mengintrogasi Galen dan Flow akhirnya Bu Han memutuskan untuk menjelaskan kegiatan apa yang mereka lakukan kepada Dante, ia berharap pemuda itu dapat dipercaya. "Setelah mendengar penjelasan dari Galen dan Flow saya memutuskan untuk mengajak anda bergabung dengan kami. Tentu anda masih bingung apa sih yang kita kerjakan nanti, singkatnya kita merupakan agen rahasia bernama "Krystal Company". Kita selalu membantu apa saja yang dibutuhkan para klien. Entah itu melanggar hukum atau tidak selagi kita tidak melanggar nilai kemanusiaan dan tidak menyakiti orang yang baik maka pekerjaan apapun akan kita terima." "Lalu mengapa agen ini menjadi agen rahasia?" tanya Dante "Kita sangat berusaha menjadi tidak terlihat, dan hanya terlihat bagi mereka yang membutuhkan jasa kita. Agen ini ada dan berjalan dari mulut ke mulut dan kita mencoba semaksimal mungkin untuk men
5|Umpan Flow Siang itu Flow yang masih menyamar di kantor milik pelaku tersebut tiba-tiba ditugaskan untuk mendampingi Pak Bos melakukan meeting di kantor cabangnya yang baru. Manajer mengatakan kepada Flow untuk segera bersiap pergi ke lobi bawah karena Bos sudah menunggu ia di sana. Dengan perasaan campur aduk ia berusaha mengirim pesan satu arah menggunakan pesan pager kepada Galen untuk siap siaga pada segala kondisi yang akan terjadi. Galen pun menerima pesan tersebut dan meluncur bersama Dante mengikuti mobil mereka, sementara Bu Han tetap mengawasi di ruangannya. Mobil yang membawa Flow terus melaju diikuti Dante dan Galen yang sedang membututi mereka. Hingga mobil tersebut berhenti di sebuah rumah yang terlihat sangat usang, dari kejauhan Dante dan Galen melihat Flow sudah tak sadarkan diri masuk di bopong oleh bodyguard bersama Bos nya yang berjalan sangat santai. "Sialan! Para bajingan ini" ucap Galen "Kau haru
6|Sekte Malam itu Dante pergi berjalan untuk mencari udara segar karena ia sangat merasa bosan. Ia sedikit bersenandung kecil,tentu saja untuk mengusir kesunyiaan yang menyeruak di malam gelap. Hingga di ujung jalan ia melihat sosok wanita berambut panjang sedang berlari bertelanjang kaki.Terlintas dalam pikiran Dante apakah itu hantu. "Astaga, apakah itu orang atau hantu?" ucap Dante dalam hati. Wanita itu berlari dekat semakin dekat menghampiri Dante,dengan lirih wanita itu mengucapkan sebuah kata pada Dante sembari bersimbuh terduduk lemas. "Tolong...tolong saya" ucap wanita itu lirih "Apa yang dapat saya bantu nona?" ucap Dante panik "Bawalah saya menjauh dari sini tolong..." ucap wanita itu Tanpa berpikir panjang Dante membawa wanita itu dan segera menuntun ia berjalan. Di sepanjang jalan Dante tidak berhenti berpikir bagaimana respon orang-orang di gedung panti jika ia membawa
Setelah kejadian semalam Dante terus mengutuk dirinya sendiri. Bahkan sekarang pemuda itu harus menahan malu atas kejadian yang terjadi semalam di gudang bersama wanita itu.Tak lama Galen mengetuk pintu kamar Dante."Kau bersiaplah. Kita harus menuju ruang Bu Han sekarang" ucap Dante memberitahu"Baiklah,aku akan segera ke sana" jawab DantePemuda itu kemudian bergegas berbenah diri dan langsung menuju lantai dua ruangan Bu Han.Tampak disana semua orang sudah berkumpul termasuk wanita itu, Lea. Dante tak mau terlihat bodoh, ia harus terlihat biasa saja."Bagaimana bisa wanita itu terlihat biasa saja atas apa yang terjadi semalam di gudang" ucap batinnya"Selamat pagi semua,hari ini adalah waktunya untuk kita memenuhi keinginan klien yaitu, Lea" ucap Bu HanMereka pun menyapa Bu Han kembali dengan masih berselimutkan kantuk."Saya,Galen dan Dante telah mengumpulkan semua keperluan penyelidikan untuk Kau dan Lea" u
Dengan segala kepanikan yang ada, Flow menyelinap kembali ke kamar untuk melaporkan hal tersebut ke para anggota agen.Pesan pager pun dikirim kan ia kepada para anggota agen. Tak lama dari itu balasan pun datang dari mereka." Jangan panik dan ceroboh. Dante dan Galen menuju tempat itu segera,untuk memantau kalian " jawab pesan pager itu." Baiklah jangan panik Flow. Aku akan menyelinap di malam hari untuk melihat kondisi Lea" ucap Flow dalam hati meyakinkan diri.Malam pun tiba. Flow segera pergi menyelinap ke ruangan isolasi untuk melihat keadaan Lea, tetapi semua ruangan itu terkunci rapat, bahkan di setiap ruangan terdapat penjaganya.Flow pun mengurungkan niatnya untuk menerobos masuk. Ia tidak boleh ceroboh.**Malam pun berlalu digantikan oleh pagi yang suram, karena Flow sangat mencemaskan Lea. Hingga lonceng pun berbunyi memenuhi semua gedung ini. Dengan jubah hitam itu ia pergi ke Aula.Di sana semua pengikut seperti biasa s
Sore itu tak mendung juga tak cerah. Pemuda itu mengayuh sepeda dengan santainya. Dante melihat sekeliling taman untuk hiburannya sendiri di kala penatnya hidup. Hingga tiba-tiba sorot matanya melihat sosok gadis muda memakai seragam sekolah, ia tampak kesusahan memperbaiki rantai sepedanya yang lepas. "Permisi nona, apakah kau membutuhkan bantuan?" ucap Dante tepat dibelakang gadis itu Ketika gadis itu berbalik ke arah Dante, seketika ia merasa tidak asing dengan paras gadis itu. "Apakah boleh Tuan? ucap Gadis ituDante masih menatap wajahnya lamat-lamat " Tuan?" ucap gadis itu menyadarkan Dante " Ah iya, tentu boleh nona" jawab Dante sembari memalingkan wajahnya " Terima kasih Tuan" ucap gadis itu tersenyum hangat Deg. Hati Dante merasa tak karuan, senyum itu telah lama ia rindukan. " Dia mirip sekali dengan ibu, wajahnya, sorot matanya, lesung pipi dan senyum hangatnya mengingatkan ku pada ib
1|Whale 52 Sunyi,Senyap,Sepi..... Kau tau apa itu Whale 52? Ya,Whale 52 adalah seekor paus paling kesepian di dunia ini yang sama sekali tak memiliki pasangan hidup atau kawanan. Tidak ada yang menghiraukannya,tidak ada yang mendengarnya,ia ada namun senyap. 1981 Kala itu,semua hancur. Peristiwa yang sungguh menyakitkan bagiku terjadi di kala umurku genap 10 tahun.Semua sumber bahagiaku lenyap seketika... belahan jiwaku pergi untuk selamanya,meninggalkan buah hatinya yang bahkan belum beranjak dewasa. ”Oh Tuhan mengapa harus diriku?” aku mengutuk Tuhan atas segala hal yang terjadi pada diriku.
Sore itu tak mendung juga tak cerah. Pemuda itu mengayuh sepeda dengan santainya. Dante melihat sekeliling taman untuk hiburannya sendiri di kala penatnya hidup. Hingga tiba-tiba sorot matanya melihat sosok gadis muda memakai seragam sekolah, ia tampak kesusahan memperbaiki rantai sepedanya yang lepas. "Permisi nona, apakah kau membutuhkan bantuan?" ucap Dante tepat dibelakang gadis itu Ketika gadis itu berbalik ke arah Dante, seketika ia merasa tidak asing dengan paras gadis itu. "Apakah boleh Tuan? ucap Gadis ituDante masih menatap wajahnya lamat-lamat " Tuan?" ucap gadis itu menyadarkan Dante " Ah iya, tentu boleh nona" jawab Dante sembari memalingkan wajahnya " Terima kasih Tuan" ucap gadis itu tersenyum hangat Deg. Hati Dante merasa tak karuan, senyum itu telah lama ia rindukan. " Dia mirip sekali dengan ibu, wajahnya, sorot matanya, lesung pipi dan senyum hangatnya mengingatkan ku pada ib
Dengan segala kepanikan yang ada, Flow menyelinap kembali ke kamar untuk melaporkan hal tersebut ke para anggota agen.Pesan pager pun dikirim kan ia kepada para anggota agen. Tak lama dari itu balasan pun datang dari mereka." Jangan panik dan ceroboh. Dante dan Galen menuju tempat itu segera,untuk memantau kalian " jawab pesan pager itu." Baiklah jangan panik Flow. Aku akan menyelinap di malam hari untuk melihat kondisi Lea" ucap Flow dalam hati meyakinkan diri.Malam pun tiba. Flow segera pergi menyelinap ke ruangan isolasi untuk melihat keadaan Lea, tetapi semua ruangan itu terkunci rapat, bahkan di setiap ruangan terdapat penjaganya.Flow pun mengurungkan niatnya untuk menerobos masuk. Ia tidak boleh ceroboh.**Malam pun berlalu digantikan oleh pagi yang suram, karena Flow sangat mencemaskan Lea. Hingga lonceng pun berbunyi memenuhi semua gedung ini. Dengan jubah hitam itu ia pergi ke Aula.Di sana semua pengikut seperti biasa s
Setelah kejadian semalam Dante terus mengutuk dirinya sendiri. Bahkan sekarang pemuda itu harus menahan malu atas kejadian yang terjadi semalam di gudang bersama wanita itu.Tak lama Galen mengetuk pintu kamar Dante."Kau bersiaplah. Kita harus menuju ruang Bu Han sekarang" ucap Dante memberitahu"Baiklah,aku akan segera ke sana" jawab DantePemuda itu kemudian bergegas berbenah diri dan langsung menuju lantai dua ruangan Bu Han.Tampak disana semua orang sudah berkumpul termasuk wanita itu, Lea. Dante tak mau terlihat bodoh, ia harus terlihat biasa saja."Bagaimana bisa wanita itu terlihat biasa saja atas apa yang terjadi semalam di gudang" ucap batinnya"Selamat pagi semua,hari ini adalah waktunya untuk kita memenuhi keinginan klien yaitu, Lea" ucap Bu HanMereka pun menyapa Bu Han kembali dengan masih berselimutkan kantuk."Saya,Galen dan Dante telah mengumpulkan semua keperluan penyelidikan untuk Kau dan Lea" u
6|Sekte Malam itu Dante pergi berjalan untuk mencari udara segar karena ia sangat merasa bosan. Ia sedikit bersenandung kecil,tentu saja untuk mengusir kesunyiaan yang menyeruak di malam gelap. Hingga di ujung jalan ia melihat sosok wanita berambut panjang sedang berlari bertelanjang kaki.Terlintas dalam pikiran Dante apakah itu hantu. "Astaga, apakah itu orang atau hantu?" ucap Dante dalam hati. Wanita itu berlari dekat semakin dekat menghampiri Dante,dengan lirih wanita itu mengucapkan sebuah kata pada Dante sembari bersimbuh terduduk lemas. "Tolong...tolong saya" ucap wanita itu lirih "Apa yang dapat saya bantu nona?" ucap Dante panik "Bawalah saya menjauh dari sini tolong..." ucap wanita itu Tanpa berpikir panjang Dante membawa wanita itu dan segera menuntun ia berjalan. Di sepanjang jalan Dante tidak berhenti berpikir bagaimana respon orang-orang di gedung panti jika ia membawa
5|Umpan Flow Siang itu Flow yang masih menyamar di kantor milik pelaku tersebut tiba-tiba ditugaskan untuk mendampingi Pak Bos melakukan meeting di kantor cabangnya yang baru. Manajer mengatakan kepada Flow untuk segera bersiap pergi ke lobi bawah karena Bos sudah menunggu ia di sana. Dengan perasaan campur aduk ia berusaha mengirim pesan satu arah menggunakan pesan pager kepada Galen untuk siap siaga pada segala kondisi yang akan terjadi. Galen pun menerima pesan tersebut dan meluncur bersama Dante mengikuti mobil mereka, sementara Bu Han tetap mengawasi di ruangannya. Mobil yang membawa Flow terus melaju diikuti Dante dan Galen yang sedang membututi mereka. Hingga mobil tersebut berhenti di sebuah rumah yang terlihat sangat usang, dari kejauhan Dante dan Galen melihat Flow sudah tak sadarkan diri masuk di bopong oleh bodyguard bersama Bos nya yang berjalan sangat santai. "Sialan! Para bajingan ini" ucap Galen "Kau haru
4|Agen Rahasia Mereka kini sedang berada di ruangan Bu Han. Setelah mengintrogasi Galen dan Flow akhirnya Bu Han memutuskan untuk menjelaskan kegiatan apa yang mereka lakukan kepada Dante, ia berharap pemuda itu dapat dipercaya. "Setelah mendengar penjelasan dari Galen dan Flow saya memutuskan untuk mengajak anda bergabung dengan kami. Tentu anda masih bingung apa sih yang kita kerjakan nanti, singkatnya kita merupakan agen rahasia bernama "Krystal Company". Kita selalu membantu apa saja yang dibutuhkan para klien. Entah itu melanggar hukum atau tidak selagi kita tidak melanggar nilai kemanusiaan dan tidak menyakiti orang yang baik maka pekerjaan apapun akan kita terima." "Lalu mengapa agen ini menjadi agen rahasia?" tanya Dante "Kita sangat berusaha menjadi tidak terlihat, dan hanya terlihat bagi mereka yang membutuhkan jasa kita. Agen ini ada dan berjalan dari mulut ke mulut dan kita mencoba semaksimal mungkin untuk men
3| Penasaran Galen dan Flow ialah sosok lelaki dan wanita yang menghampiri Dante tempo hari. Galen adalah sosok lelaki dengan postur tubuh yang kurus dan berambut kribo, lalu Flow adalah sosok wanita berambut pendek dengan postur tinggi kurus dan sedikit tomboy penampilannya. Kembali pada malam itu, ketika ia hendak mencari telepon umum untuk menghubungi Ayahnya, ia di kagetkan dengan sepasang muda-mudi dengan penampilan urakan yang tiba-tiba menghampiri Dante malam setelah ia dipecat dari pekerjaanya. Dengan perasaan yang was-was Dante mencoba bersikap berani ketika mereka menghampiri Dante. "Hai pemuda, saya liat anda sedang kesusahan. Adakah yang dapat kami bantu?" ucap Galen dengan ramah. " Sebenarnya mereka orang baik atau bukan sih, nampaknya mencurigakan" ucap Dante dalam hati. "Halo,apakah kamu mendengar kami?" Ucap Flow mencoba menyadarkan Dante yang kebingungan. "Maaf, saya hanya sedang mencari telepon
2|Memulai Kendaraan mobil, motor, begitu juga beca dan andong kian padat di setiap sudut kota, orang-orang berlalu lalang terlihat sibuk dengan urusannya masing-masing. Kini sosok lelaki itu tengah ada diantaranya. Dante sudah sampai di pusat kota dengan membawa tas ransel yang cukup besar, ia melihat sekeliling dan mencoba mengamati apa yang kini ia lihat.Ia terlihat tidak terbiasa dengan suara berisik kendaraan dan polusi udara yang tidak sejernih di tempatnya berasal. Bagaimana tidak merasa aneh, setiap hari ia hanya melihat pohon yang rimbun hijau dan orang –orang kebanyakan masih menggunakan sepeda dan andong sebagai akomodasi pertama. Dengan segala kebingungannya ia tetap mengambil langkah yang pasti bahwa tidak ada penyesalan atas apa yang dia pilih, ia harus berjuang kini ataupun nanti. Dante POV“Aku sangat merasa asing dengan tempat ini semuanya terasa berbeda tetapi kini aku tidak boleh mengambil langkah mun
1|Whale 52 Sunyi,Senyap,Sepi..... Kau tau apa itu Whale 52? Ya,Whale 52 adalah seekor paus paling kesepian di dunia ini yang sama sekali tak memiliki pasangan hidup atau kawanan. Tidak ada yang menghiraukannya,tidak ada yang mendengarnya,ia ada namun senyap. 1981 Kala itu,semua hancur. Peristiwa yang sungguh menyakitkan bagiku terjadi di kala umurku genap 10 tahun.Semua sumber bahagiaku lenyap seketika... belahan jiwaku pergi untuk selamanya,meninggalkan buah hatinya yang bahkan belum beranjak dewasa. ”Oh Tuhan mengapa harus diriku?” aku mengutuk Tuhan atas segala hal yang terjadi pada diriku.