Share

Bimbang

Author: Ai Ueo
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Ih, maunya." Najwa membuka pintu untuk Dafa masuk. Dafa menurunkan Tasya dengan pelan-pelan.

"Berani ya dia tidur sendiri," ucap Dafa setelah berhasil meletakkan Tasya tanpa membangunkannya.

"Dia yang minta, katanya dia udah besar. Malu sama temen-temennya kalau masih tidur sama Mama," jelas Najwa.

Dafa mencium kening Tasya lalu mereka beranjak keluar.

"Aku pulang dulu ya, besok pagi harus balik kerja," pamit Dafa saat mereka sudah sampai gerbang depan.

"Iya, ati-ati. Jangan ngebut nyetirnya," pesan Najwa.

Dafa melambaikan tangan, Najwa memandang kepergian Dafa hingga tak terlihat baru ia masuk rumah.

**Ai**

"Nia, nanti kalau Tasya mau makan puding tolong ambilin di kulkas ya," pesan Najwa saat mereka akan berangkat.

"Iya, Bu, nanti siang masih ada les renang," jawab Nia.

"Baju ganti udah bawa kan?"

"Sudah, Bu."

Minggu kemarin Nia lupa membawakan baju ganti untuk Tasya, alhasil Najwa harus menyusul Tasya untuk membawakan baju ganti.

"Jangan lupa bawa bekalnya! nanti sore Tasya di jem
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
terima ...terima .Najwa g usah ragu2 Daffa itu baik sama2 pernah d hianatin ..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • 5 Tahun Setelah Bercerai   Cemburu?

    "Mama." Suara teriakan Tasya bersamaan dengan dinyalakannya lampu taman. "Pakein cincinnya di jari Mama, ya," ujar Astuti saat Tasya akan mendekat pada ibunya.Tasya segera mendekat pada ibunya lalu mengambil cincin dalam kotak berlanjut memakaikan di jari manis ibunya."Cantik," ucap Tasya lalu memperlihatkan cincin yang sama cantiknya di jarinya.Najwa terharu pada perlakuan Dafa. Segera dipeluknya Tasya dengan erat. Sebenarnya keraguan Najwa bukan karena ia ingin berlama-lama pacaran. Ia sudah pernah gagal dan butuh banyak pertimbangan untuk memulai lagi. Apalagi trauma di masa lalu yang membuatnya takut terulang lagi."Makasih ya, Sayang. Semoga Tuhan melancarkan dan memudahkan segala urusan kita. Aku berjanji akan berusaha jadi yang terbaik buat kamu dan Tasya." Dafa mencium punggung tangan Najwa lalu meraih Tasya dalam gendongannya."Sekarang udah boleh panggil Papa?" tanya Tasya polos."Nanti kalau Om Dafa udah tinggal sama kita," jawab Najwa."Masih lama nggak? Tasya pengen n

  • 5 Tahun Setelah Bercerai   Mantan ipar

    Najwa hanya mengangguk lalu meneruskan menyantap makanannya."Kamu apa kabar?" lanjut wanita itu."Baik," jawab Najwa singkat.Mereka meneruskan makan tanpa ada satu pun yang berbicara. Najwa sudah selesai dan dia akan pergi ke kasir untuk membayar makanannya, tetapi ia dicegah oleh wanita di depannya."Aku mau minta waktu kamu sebentar aja bisa, Wa? Ada hal yang mai aku bicarain." Najwa hanya diam tidak menanggapi. "Aku mohon, Wa.""Di luar aja." Najwa berlalu menuju kasir lalu ke luar dari rumah makan itu."Ada apa?" tanya Najwa saat mereka sudah duduk di taman dekat rumah makan."Aku mau minta maaf sama kamu.""Maaf untuk apa?" "Untuk semuanya, maafin aku udah pisahin kamu sama Ferdi. Maafin aku karena dulu udah jahat sama kamu. Setelah kejadian itu banyak hal yang terjadi pada hidupku," jelasnya. Wanita itu adalah Nisa, kakak kandung Ferdi.Najwa hanya menyimak, ia tidak berminat menanggapi."Aku diceraikan setelah aku menergoki dia selingkuh dengan sekretarisnya, aku juga diusir

  • 5 Tahun Setelah Bercerai   Inikah rasanya disayang?

    "Nanti mau ke butik jam berapa?" tanya Dafa pada Najwa melalui sambungan telepon."Usai makan siang, pagi masih ada klien," jawab Najwa, ia kini tengah sarapan bersama Tasya."Mama, mau ngomong sama Om Papa," ucap Tasya lalu mendekat pada Najwa, Najwa mengulurkan gawainya pada Tasya."Ada apa cantiknya Papa?" tanya Dafa setelah mendengar suara Tasya."Tasya mau pakek baju kayak putri salju, tapi kata Mama nggak ada," adu Tasya."Ada, kok. Nanti Tasya kasih liat sama mbaknya ya," ujar Dafa menenangkan calon putrinya."Tapi kata Mama, Tasya harus pakek baju putih. Tasya mau cantik kayak putri salju, nggak mau pakek baju putih-putih." "Iya, nanti biar Papa yang bilang sama Mama ya. Sekarang kasih hapenya ke Mama bisa?"Dengan riang Tasya menyerahkan gawai pada Najwa."Kamu janjiin apa?" cecar Najwa."Biarin aja lah dia pakek baju yang dia mau. Kasian nanti malah sedih, loh," bujuk Dafa."Kamu tuh selalu nurutin yang dia mau, nanti kalau tambah manja gimana?""Nanti aku yang tanggung jaw

  • 5 Tahun Setelah Bercerai   Kabar duka

    Setelah dua jam menunggu akhirnya orang tua dan dua adik Najwa tiba di butik."Mas Reno." Tasya berlari menghampiri adik Sandi. Ia memasuki kelas tiga sekolah menengah atas tahun ini. Ia memang tidak mau dipanggil om karena merasa panggilan itu terlalu tua untuknya."Tasya, Mas Reno kangen banget." Reno segera berjongkok untuk menyambut pelukan Tasya. Reno yang menginginkan adik perempuan selalu bahagia saat bertemu Tasya."Tasya juga. Mas Reno kemarin nggak ikut pas Nenek sama Kakek tidur di rumah Tasya," protes Tasya."Kan, Mas Reno lagi di rumah ayahnya Mas Reno. Nanti malem nginep di rumah Tasya, kok," jelas Reno."Sama Om Sandi nggak kangen, nih?" Sandi mendekat ke arah Tasya setelah bersalaman pada Najwa dan Astuti, sementara orang tua mereka sudah duduk di kursi."Dikit, kalau sama Mas Reno banyak."Sandi pura-pura ngambek lalu ikut berjongkok. "Padahal Om Sandi bawa hadiah buat Tasya, tapi karena kangennya sedikit jadi Om Sandi mau cari ponakan baru aja buat di kasih hadiah."

  • 5 Tahun Setelah Bercerai   Mami mana?

    "Mama." Tasya segera berlari saat melihat Mamanya lemas bersandar pada sofa yang ia duduki."Mama kenapa nangis?" Tasya masih saja menggoyangkan badan Najwa.Najwa hanya merespon dengan memeluk Tasya erat. Ia tidak menyangka harus kehilangan seorang kakak perempuan secepat ini. Tadi pagi mereka masih tertawa bersama dan minggu depan Najwa berjanji akan mengunjunginya, tapi sekarang Nadia sudah pergi meninggalkannya."Besok pagi kita ke rumah Mami ya, Mami kangen sama Tasya," ucap Najwa dengan suara terbata."Mau, Ma, Tasya mau ke sana. Tasya kangen sama Mami, Papi, kak Arya juga Oma." Tasya begitu gembira mendengar hal itu tanpa ia tahu bahwa kesedihan tengah menanti."Tasya main lagi ya, Mama mau telepon kakek dulu." Tasya mengangguk lalu bermain kembali dengan bonekanya.Najwa mengambil gawai yang terjatuh di sampingnya, ia segera menekan nomor Ayahnya."Iya, Wa," sapa sang Ayah."Yah, besok Najwa mau ke tempat mas Yogi," ucap Najwa terbata."Bukannya masih minggu depan? Suara kamu

  • 5 Tahun Setelah Bercerai   Kehilangan

    Najwa segera membawa Tasya ke kamar untuk mandi dan berganti baju, setelah itu mereka keluar untuk pergi ke makam Nadia. Karena proses pemakaman di negara ini tidak sama dengan di Indonesia, tidak ada juga pengajian karena seluruh keluarga Nadia beragama non muslim."Kita mau ke mana, Ma?" tanya Tasya saat mereka sudah memasuki mobil."Mau ke rumah Mami yang baru," jawab Najwa. Sandra hanya diam karena tidak sanggup menjelaskan."Mami biasanya, kan, di rumah Oma?""Mami sekarang sudah punya rumah baru."Tasya lalu diam sambil mengamati jalanan yang dilewati.Mereka tiba di area pemakaman, Arya dan Yogi masih ada di pusara Nadia. Tanah itu masih basah, bunganya pun masih segar. Najwa, Sandra dan Tasya berjalan mendekati."Itu Papi sama kak Arya. Mami mana, kok kita ke kuburan sih, Ma?" cecar Tasya.Najwa tidak menjawab, ia masih menggendong Tasya lalu semakin dekat dengan pusara Nadia."Ini rumah Mami yang baru, Mami bobok di sana sama adek bayi," jelas Najwa. Yogi masih sibuk menenang

  • 5 Tahun Setelah Bercerai   Sah!

    "Saya terima nikah dan kawinnya Najwa Syarmila binti Bari Pranata dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!""Sah." Semua yang ada di sana bersemangat mengucap kata sah setelah Dafa berhasil mengucap ijab qabul."Alhamdulillah." Bari merasa lega karena anaknya kini ada yang menjaga, ia berharap Dafa bisa membahagiakan anak dan cucunya.Acara dilaksanakan di kediaman orang tua Dafa, semua keluarga ikut berbahagia. Resepsi diadakan pukul tujuh malam dan dilaksanakan di kediaman orang tua Dafa juga, karena tidak banyak yang di undang."Capek?" tanya Dafa saat mereka sudah memasuki kamar pengantin. Mereka memilih pulang ke rumah Najwa karena relatif dekat."Lumayan, kaki rasanya pegel banget," jawab Najwa. Terbiasa bekerja dengan sepatu flat dan tadi harus memakai sepatu hak tinggi membuatnya cukup kesulitan."Nanti aku pijitin, sekarang aku mau mandi dulu ya." Dafa berdiri lalu meraih handuk yang tersedia di depan kamar mandi. "Kamu siapin baju aku ya."Najwa segera berdiri untuk mengambi

  • 5 Tahun Setelah Bercerai   Resiko menikahi janda

    "Iya deh harus sabar, semoga besok bisa terlaksana. Nggak kasian apa kamu, liat perjaka ting-ting yang ngebet sampek ubun-ubun tiba-tiba dipaksa berhenti?" Ucapan Dafa membuat Najwa tidak bisa menahan tawa. "Kok diketawain, sih?" ujar Dafa kesal."Abisnya kamu lucu. Sabar dulu ya, Sayang, anggep aja latihan menjaga nafsu.""Iya deh, sini deket aku. Cium sama peluk aja boleh, kan?" pinta Dafa seraya mengerlingkan mata. Najwa akhirnya mendekati Dafa lalu berbaring di sampingnya.**Ai**Pagi ini cukup ramai karena keluarga Najwa tengah berkumpul, ia tengah membantu Rahma dan mbok Sani membuat sarapan."Manten anyar kok jam segini udah di dapur," goda mbok Sani."Mana bisa menikmati to, Mbok, orang tadi malem anaknya nyusul ke kamar, kok. Tak ajak tidur sama aku nggak mau, katanya pengen didongengin sama Papanya." Rahma dan Sani tertawa."Ya resiko nikahin janda punya anak, kan, Buk. Palingan Ayah sama Ibuk dulu juga gitu. Apalagi dulu Sandi anaknya usil banget," ujar Najwa."Mana ada. D

Latest chapter

  • 5 Tahun Setelah Bercerai   Jaga diri

    Tasya dan Bian menoleh, ternyata Dafa sudah berdiri di ambang pintu."Om." Bian mendekat, ia lalu mencium tangan Dafa."Baru nyampek, Pa," jawab Tasya seraya mendekati papanya."Mau masuk dulu?" tawar Dafa.Sebenarnya Bian tidak enak hati untuk menolak, tetapi ia harus segera pulang. Besok pagi sekali dia harus kembali ke kota sebelah untuk mengumpulkan rupiah."Lain kali aja, Om. Ditungguin mama," tolak Bian. "Kalau gitu Bian pulang, ya, Om. Salam buat mama Najwa sama Davin."Bian berjalan keluar gerbang, Dafa mengikuti untuk menutup gerbangnya. "Udah makan?" tanya Dafa seraya merangkul pundak anaknya, lalu mereka masuk bersama."Udah," jawab Tasya. "Mama sama Davin mana?" Dilihatnya tidak ada orang selain Dafa."Davin lagi ke rumah temennya. Kalau mama ada di kamar. Mau dipanggilin?"Tasya menggeleng. "Papa kalau udah capek istirahat aja, Tasya mau ke atas," ujar Tasya. Ia kini berjalan meninggalkan Dafa."Sya."Tasya berhenti saat papanya memanggil. Lama Tasya memperhatikan papany

  • 5 Tahun Setelah Bercerai   Kapan nikah?

    "Kapan nih, nikah? Tante udah nggak sabar lihat kalian di pelaminan," tanya Rania. Kini acara susah selesai. Selain keluarga inti Bian, tinggal Tasya dan Rania beserta keluarganya.Mereka tengah berkumpul di ruang tengah. Saat ini Tania sedang berganti baju, tinggallah Rania dan Tasya di sana."Doakan saja, Tante," jawab Tasya. Semua masih rencana, tidak baik untuk diutarakan."Anak Tante sebenarnya juga udah waktunya nikah, tapi sampai sekarang anteng-anteng aja. Nggak tau maunya yang kayak gimana," ujar Rania. Usia anak sulungnya selisih tujuh tahun dari Bian dan Tasya. Harusnya Revan sudah menikah dan Rania susah menimang cucu. Tapi apalah daya, anaknya masih betah sendiri hingga usia tiga puluhan."Mungkin memang belum ketemu jodohnya, Tante," jawab Tasya. Tidak mungkin ia mengatakan karena anak Rania itu memang sombong, jadi susah mendapatkan pasangan. Pasti Rania akan marah padanya."Mbak Tasya, mau minta foto." Radea, anak kedua Rania datang menghampiri."Boleh," jawab Tasya.

  • 5 Tahun Setelah Bercerai   Sudah dewasa

    "Ma, aku mau berangkat dulu, ya," pamit Tasya pada ibunya.Tidak terasa waktu berjalan dengan cepat. Tasya kini sudah beranjak dewasa. Ia bahkan sudah menjalin kasih dengan Bian, sahabat yang dipuja Tasya sejak kecil."Iya, salam buat mama Tania, ya."Najwa masih sibuk di dapur untuk membuat makan siang. Dafa masih bekerja, sementara Davin belum pulang dari sekolah."Siap, Mamaku yang paling cantik."Tasya mencium pipi mamanya, setelah itu Bian bersalaman dengan Najwa untuk berpamitan."Bian pergi dulu, ya, Ma. Nanti Tasyanya Bian anterin agak malam. Setelah acara selesai," ujar Bian pada Najwa."Iya, Sayang. Mama nitip Tasya. Nanti kalau rewel kamu jewer aja.""Ih, Mama. Tasya udah gede, ya. Nggak ada rewel-rewel segala," protes Tasya yang membuat Najwa dan Bian tertawa.Tasya dan Bian menaiki mobil. Mereka akan pergi ke rumah Bian untuk menghadiri acara keluarga. Sudah beberapa kali Tasya menghadiri acara keluarga di rumah Bian, begitu pun dengan Bian yang juga sering ikut saat ada

  • 5 Tahun Setelah Bercerai   Keluarga baru

    Tidak terasa waktu berjalan dengan cepat. Kedekatan antara Ferdi dan Rina akhirnya berakhir ke pelaminan.Saat ini Najwa dan Dafa tengah mempersiapkan perjalanan menuju rumah Ferdi, sementara Tasya sudah di sana sejak beberapa hari yang lalu."Udah masuk semua?" tanya Dafa. Sedari tadi ia sudah memasukkan beberapa tas ke dalam bagasi mobil."Udah kayaknya," jawab Najwa seraya melihat barang-barang yang sudah masuk.Rencananya Najwa dan Dafa akan menginap selama dua hari, sementara Tasya akan menginap selama satu minggu."Aku ganti baju dulu, Davin masih tidur di kamar bawah," ujar Najwa seraya meninggalkan Dafa yang tengah memanasi mobil.Najwa tidak langsung memakai baju untuk acara, tetapi ia memakai baju biasa dulu. Mengingat perjalanan dari rumahnya menuju rumah Ferdi cukup jauh.Mereka berangkat setelah semua sudah siap. Davin masih terlelap saat mereka memulai perjalanan.Sesampainya di rumah Ferdi, suasana sudah sangat meriah. Pesta akan dilaksanakan di rumah Ferdi saja karena

  • 5 Tahun Setelah Bercerai   Doa terbaik

    "Rudi yang bilang, Ma?" tanya Dafa pada ibunya Nila. Mereka sudah sangat akrab dari Dafa kecil, jadilah Dafa memanggilnya mama juga."Iya," jawab Lastri. "Mama mau minta maaf atas nama Nila dan Rudi. Selama ini mereka sudah nyakitin kamu. Mama masih punya banyak uang untuk membayarnya dan itu juga bukan tanggung jawabmu," lanjut Lastri.Sejahat apa pun Nila dan Rudi, Dafa tetap menyayangi Lastri. Baginya, Lastri tetaplah ibu yang baik."Dafa emang pengen ngasih, tapi bukan paksaan dari Rudi juga. Ini murni keinginan Dafa. Mama terima, semoga bisa membantu." Dafa menyerahkan amplop pada Lastri. Sebelum ini, ia sudah berbicara pada istrinya dan mereka sepakat untuk memberi sumbangan."Jangan, Nak. Mama nggak mau bebanin kamu," tolak Lastri seraya mengembalikan amplop itu pada Dafa."Dafa ikhlas, Ma. Nggak banyak, tapi semoga bisa bermanfaat. Terima ya, Ma." Akhirnya Lastri mengalah. Ia menerima uang pemberian dari Dafa seraya mengucap terimakasih.Hingga sore Dafa dan Najwa masih berad

  • 5 Tahun Setelah Bercerai   Rumah sakit

    "Ada apa?" Najwa bertanya saat dilihatnya suaminya hanya diam seraya menatap ponsel yang menyala."Lihat ini." Dafa memberikan ponselnya pada Najwa.Najwa menggelengkan kepalanya. Merasa heran karena masih ada orang yang tidak tahu malu macam Rudi."Kamu nggak perlu menanggapinya. Ini bukan tanggung jawabmu, Mas."Najwa menyerahkan kembali ponsel Dafa, ia lalu meraih Davin untuk memandikan anak itu.Dafa memilih memblokir nomor Rudi. Ia tidak ingin rasa sakit hati mempengaruhi kehidupan rumah tangganya. Rudi sudah sangat dewasa untuk mengatasi masalahnya sendiri."Aku mau beli nasi goreng dulu, ya," pamit Dafa."Iya," jawab Najwa dari kejauhan. Ia sudah bersiap untuk melepas baju Davin.Davin sudah wangi dan tampan. Rambutnya yang lebat dibelah pinggir. Pipi besarnya membuat siapa pun pasti gemas saat melihat Davin.Davin kini sudah kembali bermain, sementara Najwa mengambil piring untuk menikmati nasi goreng yang dibeli Dafa."Mama tadi kirim pesan," ujar Dafa seraya menyuap nasi gore

  • 5 Tahun Setelah Bercerai   Salah memilih teman

    "lucu kamu, Rud." Hanya itu komentar Dafa. "Maafkan atas semua kesalahanku dulu, Daf. Aku tau kamu masih marah, tapi tolong pikirkan nasib anak kecil yang tengah kritis."Andai tidak kritis, pasti Rudi tidak akan datang menemui Dafa."Aku serius, Daf. Saat ini anak aku di rumah sakit sama ibunya. Anakku butuh donor darah karen dia sudah kehabisan banyak darah," ungkap Rudi.Dafa tidak habis pikir kenapa dulu ia bisa bersahabat dengan orang-orang yang tidak punya hati."Cari saja orang lain, itu bukan urusanku."Secara tiba-tiba Rudi merosot, ia kini sudah bersimpuh memohon pada Dafa. "Kali ini saja, aku mohon bantuin aku. Cuma kamu satu-satunya harapanku, Daf."Dafa memalingkan wajahnya. Satu sisi ia tidak tega dengan anak itu, tapi di sisi lain ia juga amat membenci orang tuanya."Pergi kamu!" usir Dafa."Kamu mau bantu kan, Daf?" Rudi masih saja memohon."Lihat nanti," ujar Dafa seraya beranjak dari tempatnya duduk. "Pergi dari sini kalau mau aku bantu," lanjut Dafa.Wajah Rudi kin

  • 5 Tahun Setelah Bercerai   Donor darah?

    Dafa hanya membunyikan klakson sebagai tanda pada orang yang ada di dalam untuk membukakan pintu. Ia tidak sedikit pun berniat untuk turun dari mobil menemui Rudi.Najwa turun terlebih dahulu setelah mobil berhenti di halaman rumah mereka, sementara Dafa masih terdiam di tempatnya."Sayang, aku bawa Davin masuk dulu. Abis ini aku ke sini lagi," ujar Najwa. Ia sangat mengerti kegelisahan yang dirasakan suaminya. "Kalau kamu belum siap ketemu, tunggu aku aja," lanjutnya lalu meninggalkan Dafa untuk membawa Davin ke kamarnya."Pak, ada tamu yang ingin bertemu," ujar Seto setelah mengetuk pintu mobil majikannya itu.Dafa menghela napas kasar. Semua sudah berlalu, Dafa memang harus berdamai dengan masa lalu."Suruh dia masuk, Pak," putus Dafa. Ia turun dari mobil. Berjalan dengan gontai ke dalam rumah.Dafa terus berjalan hingga ia sampai di dapur. Dafa mengisi gelas kosong dengan air dingin. Berharap isi kepalanya juga ikut dingin."Tenang. Semua masalah pasti bisa kamu atasi. Ada aku di

  • 5 Tahun Setelah Bercerai   Mantan Sahabat

    "Lho, ada tamu ternyata."Najwa dan Dafa menoleh saat ada seseorang yang datang ke rumah Ferdi. Ternyata itu adalah Rina, ibu dari Sena."Ini ibunya Sena?" Najwa segera berdiri untuk menghampiri Rina.Rina menerima uluran tangan Najwa. "Iya, Mbak. Saya Rina.""Saya Najwa, ibunya Tasya," ujar Najwa memperkenalkan diri. Beberapa kali hanya mengetahui dari cerita anaknya, akhirnya kini Najwa bisa berkenalan secara langsung.Cantik, adalah kesan pertama yang Najwa lihat dari Rina. Orangnya juga ramah dan supel. "Saya kira tadi Tasya dijemput papanya seperti biasa, ternyata dianterin sekeluarga ke sini. Akhirnya bisa ketemu juga ya, Mbak."Rina kini ikut duduk di ruang tamu Ferdi, bercengkrama dengan keluarga Najwa."Tasya itu anaknya ceria banget, jadinya Sena kebawa suasana. Biasanya dia pendiam kalau pas sendiri. Makanya saya senang kalau Tasya pas nginep sini," ujar Rina berterus terang.Sena sudah berusia delapan tahun saat orang tuanya bercerai, jadi wajar kalau ia mengalami dampak

DMCA.com Protection Status