Share

30 Hari Pernikahan
30 Hari Pernikahan
Penulis: Little Basti

Kesulitan Gea

Penulis: Little Basti
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Gea?" panggil ibunya.

Gea menoleh ke sumber suara, yang mana terlihat ibunya yang baru datang berjalan ke arahnya.

"Gimana, bu? Apa Pakdhe mau bantu pinjemin uang?"

Wanita paruh baya yang di penuhi guratan kesedihan itu pun duduk di samping putrinya, sebelum membuka mulutnya.

"Gea, Pakdhe Rio nggak bisa bantu kita. Karena jumlah uang yang kita butuhkan sangatlah besar nominalnya. Pakdhe nggak punya uang sebanyak itu."

Mendengar ucapan ibunya itu, tubuh Gea seketika lemas, luruh dalam keputusasaan. Kemana lagi mereka harus mencari uang, untuk membayar tagihan rumah sakit ini. Apa bila mereka tidak bisa mendapatkan uang itu, maka nyawa ayahnya tidak bisa di selamatkan lagi.

"Tapi-" Ibu Gea nampak ragu untuk melanjutkan ucapannya.

"Tapi apa, Bu?" tanya Gea penasaran.

"Tadi Pak Mahendra telepon ibu."

"Pak Mahendra itu siapa, Bu?"

"Temen Ayah, waktu sekolah. Dia dulu pernah membantu Ayah saat keluarga kita ini sedang terkena masalah."

"Lalu?"

"Dia bilang, dia bisa membantu keadaan kita, tapi dengan syarat."

Gea tersenyum mendengarkan hal tersebut, ia merasa mendapatkan harapan untuk Ayahnya.

"Tapi syaratnya apa, Bu?"

Bu Tania nampak ragu untuk mengatakannya. Takut nanti putrinya akan marah dan menolak persyaratan yang di minta pak Mahendra.

"Syaratnya apa, Bu?" tanya Gea lagi.

"Emmmpp. Pak Mahendra bersedia membantu kita, tapi dengan syarat kamu harus menikah dengan putranya dua hari lagi."

Bak di sambat petir tepat di atas kepalanya, Gea terkejut mendengar hal itu. Kewarasan dan hari nuraninya bergejolak di dalam hati. Antara menolak demi hati dan perasaannya, atau menerima demi kesembuhan Ayahnya.

Sanggupkah Gea mengorbankan dirinya sendiri untuk keselamatan Ayahnya.

Bu Tania sudah tau pasti putrinya akan menolak persyaratan itu, saat melihat sikap dan gelagatnya yang sangat terkejut.

"Apa kita jual Toko kue kita saja, ya?"

"J-jangan, Bu."

Toko kue itu merupakan sumber penghasilan mereka setiap hari, dan sejak ayahnya bangkrut dari usahahya. Jika, usaha satu-satunya yang tersisa itu di jual, dari mana lagi mereka bisa makan.

Sedangkan gaji Gea sendiri tidak akan mampu mencukupi kehidupan mereka berempat. Di tambah adiknya yang masih membutuhkan biaya sekolah.

"A-aku mau, Bu," ucap Gea dengan suara tercekat. "A-aku mau menikah dengan putra Pak Mahendra."

"Jangan memaksa perasaanmu, jika kamu nggak yakin bisa melakukannya, Nak."

Bu Tania sendiri tidak tega harus menukarkan putrinya demi uang. Tapi, di sini suaminya sangat membutuhkan uang itu untuk biaya operasinya.

Gea meraih tangan Ibunya dan mengatakan, "Ibu nggak usah khawatir, Gea ikhlas dan rela melakukan ini semua demi keselamatan Ayah."

"Gea-" Tanpa bisa berkata-kata, ibu Tania menangis sambil memeluk putrinya itu. Beliau tidak perna menyangka, nasib putrinya akan menjadi seperti ini.

Setelah pulang dari rumah sakit, Gea sedang terduduk lesu di dalam kamarnya. Menggenggam secarik kertas, rincian biaya rumah sakit yang harus dia lunasi sesegera mungkin.

"Jika memang ini jalan satu-satunya, agar Ayah bisa cepat sembuh. Aku rela menjalani perjodohan ini, Yah," gumamnya.

Dirinya yang hanya karyawan biasa di sebuah kantor periklanan, tidak punya uang sebanyak itu. Bahkan, tabungannya yang dia kumpulkan selama bekerja pun, sudah raup untuk biaya pengobatan Ayahnya, dan membantu biaya sekolah adiknya.

Tiing...

Dering pesan masuk terdengar dari ponsel Gea. Tertera nama Ibu di layar benda pipih tersebut. Ia pun segera membukanya, dan membaca isi pesan dari ibunya itu.

"Nak, nanti malam bakal ada yang dateng buat jemput kamu, ke rumah Pak Mahendra."

"Kamu siap-siap, terus dandan yang sopan. Jangan sampai membuat pak Mahendra berubah pikiran, dan membatalkan bantuan untuk pengobatan Ayah." lanjut isi pesan tersebut.

"Iya, Bu. Gea akan berusaha sebaik mungkin," balasku.

**

Saat malam tiba, Gea memandang pantulan wajahnya di kaca mobil yang di tumpanginya. Menguatkan perasaannya, untuk siap menghadiri undangan makan malam dari pak Mahendra. Sekaligus mempertemukan Gea dengan calon suaminya.

Tadi, sebelumnya, Gea dijemput dengan sopir pribadi Pak Mahendra, langsung di depan rumahnya yang sederhana. Jantungnya berdegup kencang, saat menaiki mobil mewah tersebut.

Kurang lebih tiga puluh menit perjalanan, Gea sampai di halaman rumah pak Mahendra yang sangat luas dan indah. "Luar biasa indah dan mewahnya rumah ini," batin Gea.

Gadis dua puluh dua tahun itu tak habis pikir, kenapa orang sekaya Pak Mahendra mau menjadikannya seorang menantu dengan imbalan uang untuk biaya pengobatan Ayahnya juga. Hal itu membuat Gea berpikir yang tidak-tidak mengenai calon suaminya nanti.

"Apa anaknya c*c*t, ya? atau anaknya itu nggak laku-laku makanya di cariin jodoh sama orangtuanya?" pertanyaan itu terus bergulat di pikiran Gea.

Setelah dibukakan pintu mobil, Gea turun dan langsung di sambut hangat oleh kepala pelayan wanita di rumah itu. Gea hampir tidak berkedip saat mengagumi kemewahan milik keluarga Mahendra tersebut.

Langkahnya terasa sangat berat saat memasuki rumah besar dan sangat mewah tersebut. Statusnya akan segera berubah dalam dua hari lagi. Padahal sebelumnya ia tidak punya kekasih ataupun teman dekat pria.

Tapi, dalam hitungan jam, ia akan bertemu dengan calon suami dadakannya. Gea tidak bisa membayangkan bagaimana rupa dan paras laki-laki yang akan menjadi suaminya itu.

"Gea."

Sontak Gea terkejut dan sadar dari lamunannya, mengagumi rumah tersebut. Kemudian beralih ke sosok yang baru saja memanggil namanya.

Berdiri seorang laki-laki dengan setelan jas berwarna hitam di hadapannya. Namun, Gea merasa tidak asing dengan wajah laki-laki itu, tapi ia lupa siapa namanya.

Mata Gea langsung mmembulat, saat mengira itu adalah calon suaminya.

Laki-laki tersebut mengulas senyuman lalu mendekati Gea. "Bener ini kamu Gea Marisa kan?" tanyanya.

Gea di buat semakin kebingungan, karena dirinya tidak ingat sama sekali dengan laki-laki di hadapannya ini. Sedangan laki-laki itu begitu yakin mengenal dirinya.

"Astaga Gea, kamu nggak inget aku sama sekali?" tanyanya lagi dengan wajah kecewa.

Gea mencoba berpikir dengan keras, mengingat-ingat kembali siapa laki-laki ini. "D-dion?" ucap Gea ragu.

"Yaaa, akhirnya kamu inget namaku juga," sahutnya senang.

"Jadi, kamu orangnya? Woowww amazing... Aku nggak nyangka banget kalau kamu yang bakal jadi pengantinnya. Kalau ini sih, sepertinya udah jodoh dari yang di atas."

Oh Tuhan, tidak. Enggak mungkin Dion yang akan jadi calon suaminya. Tuhan, Gea nggak mau...!

Kenapa Engkau kirimkan aku kepada laki-laki seperti Dion untuk jadi calon suamiku?

Karena Dion merupakan teman sekelas Gea waktu SMA dulu. Mengingat hal itu, Gea langsung teringat kenakalan dan betapa menyebalkannya Dion bersama ketiga temannya yang bernama Rafel, Darel, dan Geo. Ingatan-ingatan itu membuat hati Gea semakin kesal.

"Dion." Panggil seorang laki-laki yang terlihat lebih dewasa dari Dion keluar dari dalam rumah.

"Ya, Kak Gad. Ada apa?"

"Ayo, berangkat sekarang."

"Siap."

Gea melihat kepergian dua laki-laki tersebut, dengan kening mengerit. Pasalnya Gea begitu familiar dengan wajah laki-laki yang dipanggil kakak oleh Dion.

Semenjak melangkahkan kaki ke rumah ini, Gea di buat bingung dengan orang-orang di dalamnya.

Bab terkait

  • 30 Hari Pernikahan   Mantan Pacar

    Geo begitu lelah mencari keberadaan kekasihnya, Jeslyn. Tepat di hari pernikahannya, gadis itu menghilang entah ke mana.Orang-orang bayarannya pulang tidak membawakan hasil sedikitpun. Bahkan jejak-jejak kepergian Jeslyn begitu mulus tidak terendus sama sekali.Yang membuat Geo semakin kecewa dan hancur berkeping-keping adalah, sepucuk surat yang merupakan pesan terakhir Jeslyn sebelum pergi meninggalkan Geo."Maaf, Geo. Aku nggak bisa nelanjutkan pernikahan kita."Tertulis di bagian akhir surat itu, yang di tulis sendiri oleh Jeslyn.Geo bingung dan tidak mengerti kenapa wanita yang sangat di cintainya itu tega melakukan hal itu kepadanya?Sebenarnya apa kesalahan yang sudah ia perbuat?Sebab, selama ini hubungannya dengan Jeslyn sangat baik-baik saja. Tidak pernah ada masalah sedikitpun di antara dirinya dan Jeslyn. Bahkan, seingatnya, Jeslyn sangat bahagia dan antusias sekali dalam mempersiapkan pesta pernikahan mereka.Geo kembali masuk kedalam mobil, dan melirik ke arah jam tang

  • 30 Hari Pernikahan   Pacar Bayaran

    "Ge?""Geo, sini!" panggil Mama Alya yang menyadarkan Geo dari lamunannya.Perlahan, Geo mendekat. Mama Alya memperkenalkan Gea kepadanya. Keduanya pun sama-sama berpura-pura tidak saling mengenal."Geo.""Gea.""Wahh, sepertinya kalian memang ditadirkan jodoh. Secara dari nama saja kalian udah mirip," celetuk Mama Alya membuat Gea menahan rona merah di pipinya.Padahal mereka berdua sudah saling kenal, dan sempat berpacaran. Kalau kedua orang tuanya tau, mereka pastu akan kaget sekaget-kagetnya.Makan malam berjalan sangat lancar. Setelah itu, mereka berdua diberi waktu untuk saling, walaupun waktu yang di maksud tidak akan cukup. lima hari lagi mereka berdua sudah akan melangsungkan pernikahan. Dan besok pagi, Gea sudah harus fitting ulang baju pengantinnya.Geo dan Gea duduk di teras dekat taman bunga milik Mama Alya. Cukup lama keduanya saling bungkam dan tenggelam dalam pikiran masing-masing.Tidak tau apa yang harus mereka bicarakan. Syok itu sudah pasti. Dunia ini terkadang luc

  • 30 Hari Pernikahan   Batal Menikah

    Keadaan di rumah besar keluarga Mahendra terasa sangat tegang. Semua orang di dalamnya terlihat sangat marah dan kecewa."Nggak ada satu pun orang yang tau ke mana perginya Jeslyn," kata Gading yang merupakan kakak dari Geo Mahendra, sedang berdiri di samping kedua orang tuanya yang duduk di sofa.Sedangkan di sisi lain sofa di ruangan tersebut, terlihat seorang pria yang lebih muda dari Gading terduduk lesu, sambil menunduk memegangi kepalanya. "Aku akan mencoba mencarinya lagi," ucap Geo sambil beranjak dari sofa."Kembali ke tempat dudukmu!" cegah Gading."Kau gila, ya? Untuk apa merendahkan dirimu, hanya untuk wanita yang jelas-jelas sudah tidak mau menikah denganmu."Geo semakin tidak bisa berbuat apa-apa, setelah ucapan kakaknya telak menampar harga dirinya. Wanita yang sudah sangat ia kenal dan sudah ia pacari sejak bangku kuliah di luar negeri itu kabur meninggalkan pernikahannya tanpa kejelasan apapun. Bak ditelan bumi, kepergian wanita itu tak ada satu pun yang tau, termasu

  • 30 Hari Pernikahan   Foto prewedding

    Gea hanya bisa pasrah saja saat di make up, dan di minta berganti pakaian. Semua kostum dan tukang make up sudah di siapkan oleh keluarga Geo yang super kaya itu."Semoga nggak ada adegan mesra-mesraan sama itu cowok tengil," batin Gea.Di waktu yang cukup singkat itu, mereka melakukan dua sesi foto prewedding. Yang pertama yaitu, menggunakan pakaian casual. Beruntungnya Gea dapat melakukan arah sang fotografer dengan baik. Dia membuang semua raut kesal dan jengkelnya, agar acara foto prewedding itu bisa cepat selesai.Dan sama halnya dengan Geo, dia juga bisa mengikuti arahan tersebut. Andai saja Geo tidak bisa mengikuti dan harus mengulang-ulang adegan berfoto, Mungkin Gea akan langsung menjambak-jambak rambut calon suaminya itu.Sesi foto kedua, Gea menggunakan gaun berwarna putih tanpa lengan, dengan rambutnya yang di biarkan tergerai. Sedangkan Geo menggunakan setelan tuxedo berwarna hitam, membuatnya semakin terlihat gagah.Mereka di pertemukan dan beradegan saling menatap penuh

  • 30 Hari Pernikahan   Curhat

    Pagi-pagi sekali Dinda sudah berangkat ke alamat apartemen yang di kirimkan Gea semalam."Wahh, gila. Ini kan apartemen orang-orang kaya," gumamnya.Sesampainya di lobby, Dinda langsung lapor ke tempat security perihal tujuannya. Namun sebelumnya Gea juga sudah memberitahukan perihal kedatangan Dinda kepada security apartemen tersebut.Setelah mendapatkan akses masuk, Dinda masuk kedalam lift menuju lantai tiga gedung, tempat dimana Gea beserta keluarganya berada.Ting tong... Ting tong..."Lama banget sih, Gea bukannya. Ini bener nomor 201 kamarnya, gak salah," gerutu Dinda.Ceklek...Kepala Gea menyembul keluar dari balik pintu. "Ayo buruan masuk."Dinda di buat takjub dengan design apartemen mewah yang Gea tempati saat ini. "Gila loe, Ge. Ini apartemen kan mahal banget, lihat aja dalemnya mewah kaya gini.""Nenek-nenek peyot juga tau kali, kalo apartemen ini mewah dan mahal. Ini semua punya calon suami gue," tandas Gea."Buset! Yang bener loe, Ge. Sekarang loe jelasin ke gue kenapa

  • 30 Hari Pernikahan   Curhat.

    Pagi-pagi sekali Dinda sudah berangkat ke alamat apartemen yang di kirimkan Gea semalam."Wahh, gila. Ini kan apartemen orang-orang kaya," gumamnya.Sesampainya di lobby, Dinda langsung lapor ke tempat security perihal tujuannya. Namun sebelumnya Gea juga sudah memberitahukan perihal kedatangan Dinda kepada security apartemen tersebut.Setelah mendapatkan akses masuk, Dinda masuk kedalam lift menuju lantai tiga gedung, tempat dimana Gea beserta keluarganya berada.Ting tong... Ting tong..."Lama banget sih, Gea bukannya. Ini bener nomor 201 kamarnya, gak salah," gerutu Dinda.Ceklek...Kepala Gea menyembul keluar dari balik pintu. "Ayo buruan masuk."Dinda di buat takjub dengan design apartemen mewah yang Gea tempati saat ini. "Gila loe, Ge. Ini apartemen kan mahal banget, lihat aja dalemnya mewah kaya gini.""Nenek-nenek peyot juga tau kali, kalo apartemen ini mewah dan mahal. Ini semua punya calon suami gue," tandas Gea."Buset! Yang bener loe, Ge. Sekarang loe jelasin ke gue kenapa

Bab terbaru

  • 30 Hari Pernikahan   Curhat.

    Pagi-pagi sekali Dinda sudah berangkat ke alamat apartemen yang di kirimkan Gea semalam."Wahh, gila. Ini kan apartemen orang-orang kaya," gumamnya.Sesampainya di lobby, Dinda langsung lapor ke tempat security perihal tujuannya. Namun sebelumnya Gea juga sudah memberitahukan perihal kedatangan Dinda kepada security apartemen tersebut.Setelah mendapatkan akses masuk, Dinda masuk kedalam lift menuju lantai tiga gedung, tempat dimana Gea beserta keluarganya berada.Ting tong... Ting tong..."Lama banget sih, Gea bukannya. Ini bener nomor 201 kamarnya, gak salah," gerutu Dinda.Ceklek...Kepala Gea menyembul keluar dari balik pintu. "Ayo buruan masuk."Dinda di buat takjub dengan design apartemen mewah yang Gea tempati saat ini. "Gila loe, Ge. Ini apartemen kan mahal banget, lihat aja dalemnya mewah kaya gini.""Nenek-nenek peyot juga tau kali, kalo apartemen ini mewah dan mahal. Ini semua punya calon suami gue," tandas Gea."Buset! Yang bener loe, Ge. Sekarang loe jelasin ke gue kenapa

  • 30 Hari Pernikahan   Curhat

    Pagi-pagi sekali Dinda sudah berangkat ke alamat apartemen yang di kirimkan Gea semalam."Wahh, gila. Ini kan apartemen orang-orang kaya," gumamnya.Sesampainya di lobby, Dinda langsung lapor ke tempat security perihal tujuannya. Namun sebelumnya Gea juga sudah memberitahukan perihal kedatangan Dinda kepada security apartemen tersebut.Setelah mendapatkan akses masuk, Dinda masuk kedalam lift menuju lantai tiga gedung, tempat dimana Gea beserta keluarganya berada.Ting tong... Ting tong..."Lama banget sih, Gea bukannya. Ini bener nomor 201 kamarnya, gak salah," gerutu Dinda.Ceklek...Kepala Gea menyembul keluar dari balik pintu. "Ayo buruan masuk."Dinda di buat takjub dengan design apartemen mewah yang Gea tempati saat ini. "Gila loe, Ge. Ini apartemen kan mahal banget, lihat aja dalemnya mewah kaya gini.""Nenek-nenek peyot juga tau kali, kalo apartemen ini mewah dan mahal. Ini semua punya calon suami gue," tandas Gea."Buset! Yang bener loe, Ge. Sekarang loe jelasin ke gue kenapa

  • 30 Hari Pernikahan   Foto prewedding

    Gea hanya bisa pasrah saja saat di make up, dan di minta berganti pakaian. Semua kostum dan tukang make up sudah di siapkan oleh keluarga Geo yang super kaya itu."Semoga nggak ada adegan mesra-mesraan sama itu cowok tengil," batin Gea.Di waktu yang cukup singkat itu, mereka melakukan dua sesi foto prewedding. Yang pertama yaitu, menggunakan pakaian casual. Beruntungnya Gea dapat melakukan arah sang fotografer dengan baik. Dia membuang semua raut kesal dan jengkelnya, agar acara foto prewedding itu bisa cepat selesai.Dan sama halnya dengan Geo, dia juga bisa mengikuti arahan tersebut. Andai saja Geo tidak bisa mengikuti dan harus mengulang-ulang adegan berfoto, Mungkin Gea akan langsung menjambak-jambak rambut calon suaminya itu.Sesi foto kedua, Gea menggunakan gaun berwarna putih tanpa lengan, dengan rambutnya yang di biarkan tergerai. Sedangkan Geo menggunakan setelan tuxedo berwarna hitam, membuatnya semakin terlihat gagah.Mereka di pertemukan dan beradegan saling menatap penuh

  • 30 Hari Pernikahan   Batal Menikah

    Keadaan di rumah besar keluarga Mahendra terasa sangat tegang. Semua orang di dalamnya terlihat sangat marah dan kecewa."Nggak ada satu pun orang yang tau ke mana perginya Jeslyn," kata Gading yang merupakan kakak dari Geo Mahendra, sedang berdiri di samping kedua orang tuanya yang duduk di sofa.Sedangkan di sisi lain sofa di ruangan tersebut, terlihat seorang pria yang lebih muda dari Gading terduduk lesu, sambil menunduk memegangi kepalanya. "Aku akan mencoba mencarinya lagi," ucap Geo sambil beranjak dari sofa."Kembali ke tempat dudukmu!" cegah Gading."Kau gila, ya? Untuk apa merendahkan dirimu, hanya untuk wanita yang jelas-jelas sudah tidak mau menikah denganmu."Geo semakin tidak bisa berbuat apa-apa, setelah ucapan kakaknya telak menampar harga dirinya. Wanita yang sudah sangat ia kenal dan sudah ia pacari sejak bangku kuliah di luar negeri itu kabur meninggalkan pernikahannya tanpa kejelasan apapun. Bak ditelan bumi, kepergian wanita itu tak ada satu pun yang tau, termasu

  • 30 Hari Pernikahan   Pacar Bayaran

    "Ge?""Geo, sini!" panggil Mama Alya yang menyadarkan Geo dari lamunannya.Perlahan, Geo mendekat. Mama Alya memperkenalkan Gea kepadanya. Keduanya pun sama-sama berpura-pura tidak saling mengenal."Geo.""Gea.""Wahh, sepertinya kalian memang ditadirkan jodoh. Secara dari nama saja kalian udah mirip," celetuk Mama Alya membuat Gea menahan rona merah di pipinya.Padahal mereka berdua sudah saling kenal, dan sempat berpacaran. Kalau kedua orang tuanya tau, mereka pastu akan kaget sekaget-kagetnya.Makan malam berjalan sangat lancar. Setelah itu, mereka berdua diberi waktu untuk saling, walaupun waktu yang di maksud tidak akan cukup. lima hari lagi mereka berdua sudah akan melangsungkan pernikahan. Dan besok pagi, Gea sudah harus fitting ulang baju pengantinnya.Geo dan Gea duduk di teras dekat taman bunga milik Mama Alya. Cukup lama keduanya saling bungkam dan tenggelam dalam pikiran masing-masing.Tidak tau apa yang harus mereka bicarakan. Syok itu sudah pasti. Dunia ini terkadang luc

  • 30 Hari Pernikahan   Mantan Pacar

    Geo begitu lelah mencari keberadaan kekasihnya, Jeslyn. Tepat di hari pernikahannya, gadis itu menghilang entah ke mana.Orang-orang bayarannya pulang tidak membawakan hasil sedikitpun. Bahkan jejak-jejak kepergian Jeslyn begitu mulus tidak terendus sama sekali.Yang membuat Geo semakin kecewa dan hancur berkeping-keping adalah, sepucuk surat yang merupakan pesan terakhir Jeslyn sebelum pergi meninggalkan Geo."Maaf, Geo. Aku nggak bisa nelanjutkan pernikahan kita."Tertulis di bagian akhir surat itu, yang di tulis sendiri oleh Jeslyn.Geo bingung dan tidak mengerti kenapa wanita yang sangat di cintainya itu tega melakukan hal itu kepadanya?Sebenarnya apa kesalahan yang sudah ia perbuat?Sebab, selama ini hubungannya dengan Jeslyn sangat baik-baik saja. Tidak pernah ada masalah sedikitpun di antara dirinya dan Jeslyn. Bahkan, seingatnya, Jeslyn sangat bahagia dan antusias sekali dalam mempersiapkan pesta pernikahan mereka.Geo kembali masuk kedalam mobil, dan melirik ke arah jam tang

  • 30 Hari Pernikahan   Kesulitan Gea

    "Gea?" panggil ibunya.Gea menoleh ke sumber suara, yang mana terlihat ibunya yang baru datang berjalan ke arahnya."Gimana, bu? Apa Pakdhe mau bantu pinjemin uang?"Wanita paruh baya yang di penuhi guratan kesedihan itu pun duduk di samping putrinya, sebelum membuka mulutnya."Gea, Pakdhe Rio nggak bisa bantu kita. Karena jumlah uang yang kita butuhkan sangatlah besar nominalnya. Pakdhe nggak punya uang sebanyak itu."Mendengar ucapan ibunya itu, tubuh Gea seketika lemas, luruh dalam keputusasaan. Kemana lagi mereka harus mencari uang, untuk membayar tagihan rumah sakit ini. Apa bila mereka tidak bisa mendapatkan uang itu, maka nyawa ayahnya tidak bisa di selamatkan lagi."Tapi-" Ibu Gea nampak ragu untuk melanjutkan ucapannya."Tapi apa, Bu?" tanya Gea penasaran."Tadi Pak Mahendra telepon ibu.""Pak Mahendra itu siapa, Bu?""Temen Ayah, waktu sekolah. Dia dulu pernah membantu Ayah saat keluarga kita ini sedang terkena masalah.""Lalu?""Dia bilang, dia bisa membantu keadaan kita, t

DMCA.com Protection Status