Aqeela melangkah ragu memasuki rumah kediaman keluarga Genaaro, namun mengingat desakan ibunya, dia pun tetap melangkah masuk dengan langkah pasti.“Semoga tidak ada yang mencurigaiku” gumamnya dalam hati.Aqeela bersyukur karena keadaan rumah sedang sepi, jadi dia bisa langsung menaiki tangga dan masuk ke kamarnya. “Ini rumah sepi amat, penghuninya pada kemana sih? Sean juga ga keliatan,” gumamnya seorang diri.Aqeela sebenarnya merasa gugup saat kembali ke rumah Sean, terlebih dia takut kebohonganya terbongkar saat dia ijin untuk pulang ke rumah kedua orangtuanya namun ternyata dia malah menginap di villa bersama seorang laki-laki. Sambil merebahkan diri diatas ranjang ingatan Aqeela kembali melayang pada moment dirinya menghabiskan malam bersama Gibran, tanpa disadari senyumnya mengembang, kedua matanya tertutup seolah sedang menikmati kenangan dalam pikiranya.“Dia itu ternyata sangat romantis sekali, dan… dia juga sepertinya orang kaya”Lamunan Aqeela terhenti saat ponselnya berg
Pagi ini Aleeka terbangun saat merasakan ada sesuatu yang menindih perutnya, dilihatnya sebuah tangan melingkar disana, Aleeka pun menoleh ke samping dan terkejut mendapati wajah Sean begitu dekat denganya dan sedang tertidur pulas. “Ss.. Sean?”Tidur Sean terusik, merasakan guncangan kecil pada bahunya. Perlahan dia pun membuka mata. “Aleeka? Kau sudah bangun?”Suara serak khas orang bangun tidur menggelitik pendengaran Aleeka. Dia pun segera memalingkan wajahnya yang terasa panas. “Kau sedang apa disini Sean?”“Sedang apa katamu? Apa kau tidak menyadarinya? Kau tidur mengigau ketakutan tadi malam, dan hanya berhenti saat aku memelukmu”Aleeka menggeser posisinya menjauh dari Sean, namun Sean menahan tubuhnya. “Hati-hati nanti kau jatuh”Aleeka dengan cepat menepis tangan Sean. “Sean, ada apa kau datang kesini? Apa kau tidak ada kerjaan? Sepengangguran itukah pangeran ahli waris keluarga Genaaro? Bukankah permasalahan dan kesalahpahamanmu itu sudah di selesaikan oleh keluargaku? Seh
Aqeela datang ke rumah sakit untuk menemui Felisha, karena semua karyawan rumah sakit sudah mengetahui dan mengenal Aqeela sebagai putri dari pemilik rumah sakit, mereka tidak ada yang menegur Aqeela saat dia langsung masuk ke ruangan pribadi ibunya.Di dalam ruangan Felisha masih bergumul dengan kekasihnya, Reymundo, di sofa panjang yang ada di ruanganya. Saat itu mereka pintu ruanganya terbuka dan mereka masih tidak menyadarinya. Mata Aqeela melotot dengan mulut terbuka menyaksikan apa yang di lakukan oleh ibunya, terlebih Felisha melakukanya dengan pria lain dan bukan Darius, suaminya.Tubuh Aqeela bergetar, dia syok dengan pemandangan yang tersaji di depan matanya. Namun dia masih waras untuk tidak berteriak dan membuat heboh semua karyawan disana. Biar bagaimanapun Aqeela masih menganggap Felisha adalah ibunya, dan apa yang di lakukanya adalah aib keluarga. Dengan cepat dia menutup pintu ruangan Felisha sebelum kedua orang itu tersadar bahwa ada orang lain yang memasuki ruangan,
Sean mengepalkan kedua tanganya mendengar jawaban yang diberikan Aleeka pada Daniel. Alarm kewaspadaanya berbunyi, dan mengatakan bahwa dia harus segera menyingkirkan Daniel yang terlihat memberikan perhatian lebih dari seorang rekan kerja pada Aleeka.“Ah begitu ya? Jadi anda adalah calon kakak ipar Aleeka?” Daniel tersenyum dan mengangguk hormat pada Sean.Sedang Aleeka mencari cara agar tidak terjadi keributan di tempat tinggalnya, karena tadi dia sudah menyinggung Sean dengan merebut jawabanya. Saat itu John baru saja tiba untuk membawakan pakaian untuk Sean.“Ah kebetulan sekali kau sudah datang John” wajah Aleeka langsung sumringah melihat kedatangan John. “Kakak ipar Sean menyuruhmu untuk mengantarku berangkat kerja, bukan begitu kakak Sean?” lanjutnya sambil menatap dan memberikan senyuman termanis yang dia miliki pada Sean.Aleeka nekat memanfaatkan kehadiran John agar Sean dan Daniel tidak bertengkar karena dirinya. Dia tidak peduli jika nanti akhirnya dia akan menanggung hu
“Karena barang-barangku semuanya ada disini Aleeka, kita hanya mampir untuk mengambilnya”Aleeka bernapas lega setelah mendengar penjelasan Sean. “Baiklah, kalau begitu aku tunggu di mobil saja”“kau harus ikut aku turun, karena aku membutuhkan bantuanmu untuk mengemasi barang-barangku”“Apa? Bukankah sudah ada John? Kau kan bisa menyuruhnya”“John hanya mendrop kita disini, setelah itu dia akan pergi ke apartemenmu dan mengambil barangmu yang sudah di kemas oleh Ivy” dengan santai Sean menjelaskan semuanya pada Aleeka, dan membuka pintu mobil serta menarik tangan Aleeka untuk mengikutinya masuk ke dalam hotel.Aleeka akhirnya menuruti semua kemauan Sean yang tidak bisa dibantah itu, dia berjalan pelan dibelakang Sean, hingga membuat laki-laki itu merasa gemas dan ikut melambatkan langkah kakinya.“Apa yang kau takutkan dengan berjalan disampingku? Hmm?”“Jangan gegabah Sean, ini di tempat umum, aku takut ada orang yang mengenali kita dan melaporkan hal ini pada mommy ataupun papi apa
Aleeka dan Sean saat ini sedang berada di pesawat pribadi milik Sean, tujuan mereka adalah Jakarta. Sean melaksanakan ucapanya untuk membawa Aleeka ke Jakarta.Kini Aleeka gelisah, karena mau tak mau dia akan bertemu dengan Aqeela, dan dia belum siap untuk mengakui bahwa dia sedang hamil anak Sean.Usapan lembut jemari Sean di lenganya menyadarkan Aleeka dari lamunan. “Apa yang kau pikirkan?” tanya Sean.“Banyak hal Sean”“Diantaranya?”Aleeka menarik napas panjang sebelum menjawab pertanyaan dari laki-laki yang duduk disebelahnya.“Aku memikirkan perasaan Aqeela, dia pasti merasa terpukul mengetahui bahwa tunanganya menghamili gadis lain”“Tapi itu juga ada andil dia didalamnya, mengapa dia membohongiku dengan bertukar peran denganmu, seharusnya dia jujur saja pada keluargaku jika dia menginginkan untuk menyelesaikan dulu urusanya, dan ingin menunda hari pertunangan kami. Bukanya malah menydorkan gadis lain yang memiliki wajah yang serupa denganya”Sean benar, seandainya saja Aqeela
Sean merangkul Aleeka memasuki rumah, dilihatnya Liliana menyambut kedatanganya.“Sean? Akhirnya kau pulang juga, aku tidak tau kalau kalian berdua pulang bersama”Dahi Sean mengernyit, tidak mengerti maksud perkataan Liliana. “Mengapa nenek bilang kami pulang bersama? Apa nenek sudah bisa membedakan mana Aleeka dan Aqeela?” pikir Sean.Aleeka menyambut Liliana yang memeluknya.“Aqeela, aku pikir kamu ekmana dari kemarin tidak pulang, ternyata rupanya kalian sedang bersama” Liliana tersenyum dan melirik Sean penuh arti.“Maaf nenek, tapi… aku bukan Aqeela, aku Aleeka”Liliana tampak terkejut mendengar pengakuan Aleeka. Begitu juga Sean yang terkejut mendengar Liliana mengatakan bahwa Aqeela tidak pulang ke rumah dari kemarin. Dia mengabaikan pertanyaan Liliana selanjutnya, karena pikiranya di penuhi dengan praduga yang tidak baik yang terjadi pada anak buahnya.Sean memeriksa ponselnya, kalau-kalau ada pesan ataupun panggilan tak terjawab dari anak buahnya yang di tugaskan untuk menga
“Are you kidding Sean? Apa kau tidak bisa lihat ini jam berapa? Dan apakah kau sadar aku baru saja tidur selama 2 jam”“Oh ayolah Arik, aku tau kau pasti bisa membantuku kali ini”“No Sean! No! aku tidak mau menggunakan kekuasaan ayahku untuk keinginan tidak masuk akalmu itu”Flashback onPagi itu Sean terbangun di sisi Aleeka yang masih terlelap, dia bergegas mengambil kunci mobil dan pergi ke kantornya, karena teringat Arik menginap disana, bahkan Sean hanya ke kamar mandi untuk membasuh mukanya saja.Begitu sampai di ruangan kantornya, Sean langsung membangunkan Arik.“Ada apa Sean? Oh Tuhan ini masih jam 6 pagi, dan kau sudah membangunkan aku?”“Rik, aku ingin sarapan, aku lapar, tapi aku mau makan di taman depan istana presiden”“Apa?!.” Arik langsung terlonjak dari tempat tidurnya.“Iya Rik, aku mau sarapan di taman istana presiden, sepertinya itu akan menjadi sarapan terenak dalam hidupku, makan nasi hangat dengan telor dadar dan kecap, ayolah Rik, aku tau kamu pasti bisa mewu
Jakarta.Felisha berteriak marah saat dirinya diusir dari rumah sakit. dia baru saja kembali dari bepergian keluar negeri. Saat itu memang Felisha mematikan ponselnya agar tak ada yang mengganggunya.“Apa-apaan ini?! mengapa kalian mengusirku? Mengapa barang-barangku semuanya berada diluar ruangan?!” dengan wajah merah padam Felisha berteriak dan memanggil semua orang bawahanya.“Maaf dok, kami hanya melaksanakan perintah atasan” ucap seorang karyawan rumah sakit yang diketahui adalah manager personalia.“Apa katamu?! Coba ulangi lagi!”Mendengar perkataan sang manager, Felisha pun bertambah berang, dia adalahistri dari pemilik rumah sakit tersebut, dan selama ini dialah yang berkuasa disana, tak ada seorang pun yang berani melawanya. Namun kini dia seolah di usir dari istananya sendiri.Sang manager mengusap keringat yang mulai muncul di area dahi denga punggung tanganya. “Kami... hanya menjalankan perintah dari atasan dok” ulangnya.Plak.Felisha langsung menampar sang manager itu.
Disaat Prabhu tenggelam dalam ingatan akan masa lalunya, pintu ruanganya terbuka dan seorang wanita paruh baya namun masih terlihat cantik melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut.“Prabhu, kukira kau sedang sibuk disini, ternyata kau malah sedang melamun” keluhnya.Sesaat Prabhu terlihat kaget namun detik berikutnya wajahnya kembali normal dan tersenyum.“Aku sedang memikirkan nasib kedua keponakanku Hana, karena aku mendapat laporan bahwa salah satu keponakanku dibawa kabur oleh pria bernama Seanders Genaaro”“Genaaro? Apa dia masih ada kekerabatan dengan Samuel?”“Entahlah Han, tapi aku sudah menyuruh orangku untuk menyelidiki lebih lanjut”“Lalu kapan kau akan menjemput Rulita untuk pulang kembali kesini? Aku sudah rindu bercengkrama dengan adik iparku itu”Mendengar permintaan Hana yang tak lain adalah istrinya itu, Prabhu pun tersenyum dan teringat akan jawaban Rulita saat dia menghubungi adiknya itu untuk menyuruhnya pulang ke Indonesia.“Aku sudah meminta adiku itu untuk pula
Beberapa saat kemudian Arik sudah kembali dengan membawa obat yang dibelinya di apotek. “Nona, ini obatnya, dan ini saya juga membelikan beberapa roti untuk anda makan sebelum minum obat”Aleeka tersenyum pada Arik dan mengucapkan terimakasih, karena memang saat ini dia merasa lapar kembali. Arik melirik dan memperhatikan Aleeka yang duduk tak jauh dari brankar sambil memakan rotinya, setelahnya dia menyodorkan segelas air putih dan meminta Aleeka untuk meminum vitamin yang sudah di belinya di apotek tadi.Setelah merasa cukup kenyang dan meminum obat, Aleeka pun menyandarkan punggungnya dan menguap. “Apakah anda mengantuk Nona Aleeka? Anda bisa rebahan saja di ranjang satu lagi dan tidur sejenak, biar saya yang menjaga Tuan Muda Sean” Arik merapikan ranjang pasien yang kosong yang berada di samping ranjang Sean, karena memang merasa amat mengantuk, Aleeka pun menuruti permintaan Arik dan merebahkan tubuhnya diatas ranjang tersebut, dan tak berapa lama dia pun sudah terlelap.“Ayo
Sisilia, Italia.Disebuah rumah sakit, tepatnya di taman saping rumah sakit terbesar disana. Dua orang wanita sedang duduk bersantai sambil menikmati secangkir teh hangat di tanganya masing-masing.“Jadi selama ini kau berada di Italia? Mengapa kau tak pernah sekalipun menelponku?”“Ini karena perintah kakak kandungku, Prabhu. Dia menyuruhku untuk memutuskan seluruh komunikasi dengan semua orang, karena Darius sudah mengumumkan berita kematianku pasca melahirkan ke publik, jadi mau tak mau aku harus bersembunyi, jika tidak Felisha dan antek-anteknya tetap akan mencariku serta berusaha membunuhku lagi”“Kau tau Rulita? Hingga detik ini aku sama sekali tak habis pikir dengan kelakuan suamimu itu, Darius sangat bodoh menyia-nyiakan istrinya dan bahkan menganggapmu berselingkuh, padahal kala itu Samuel hanya bermaksud menolongmu, terlebih dia juga sudah menikah dan amat mencintai istrinya”Kedua wanita berusia 45 tahun itu yang tak lain adalah Nancy dan Rulita sedang mengobrol sambil meng
“Apa?! Aleeka tidak ada? Apa kau sudah mencarinya ke semua tempat? Barangkali dia pindah ke tempat lain untuk membeli sesuatu”Daniel nampak cemas saat dia mendapat telpon dari supir pribadinya yang mengabarkan bahwa Aleeka tidak ada di restoran tempat terakhir kali dia meninggalkanya, dengan tergesa-gesa dia pun berjalan hendak kembali ke restoran tadi. Daniel merasa menyesal bahwa dia telah meninggalkan Aleeka seorang diri disana, terlebih hal penting yang dibicarakan oleh ayahnya adalah perjodohanya dengan putri dari sahabat ayahnya demi kepentingan bisnis.“Tetap disana dan cari ke semua tempat” ucap Daniel sebelum dia menutup telpon dan bergegas pergi, hingga melupakan ponselnya yang di lemparkanya ke atas ranjang saat meraih kunci mobil dan mengenakan kembali kemejanya.Ayah Daniel yang melihat putranya hendak kembali meninggalkan rumah berusaha menahan kepergian putra semata wayangnya itu, dan terjadi perdebatan antara ayah dan anak.“Apa susahnya kau menuruti omongan orangtua
Daniel pun melihat ke belakang melalui kaca spion. “Benarkah? Aku tidak memperhatikan, tetapi mungkin saja hanya kebetulan, kau jangan terlalu parno Aleeka”Sesaat Aleeka pun bernapas lega, karena melihat mobil yang dicurigainya berbelok arah, tak lagi berada di belakang mobil mereka.“See.. kau lihat kan? mereka hanya kebetulan saja satu arah dengan kita tadi, dan sekarang mereka mengambil jalan menuju tujuan mereka sendiri”Aleeka tak menimpali ucapan Daniel, harus dia akui semenjak dirinya sering menghadapi kasus penculikan, kini dia selalu mencurigai apapun, bahkan terkadang dia mencurigai orang-orang yang tak dikenalnya.Tiba di tempat makan, Aleeka pun sudah melupakan persoalan mobil yang membuntuti perjalananya, bersama Daniel dia ikut mengantri. Karena itu bukanlah restoran mewah yang bisa melakukan reservasi sebelumnya. Makanan yang diinginkan Aleeka adalah tempat makan di sebuah ruko kecil namun ramai pengunjung karena beritanya yang viral. Setelah beberapa saat, akhirnya ke
Darius menatap keseluruhan sudut apartemen yang tidak pernah sekalipun ditinggalinya itu. dia membeli apartemen itu dengan uang hasil jerih payahnya sendiri, tanpa sedikitpun bantuan dana dari kedua orangtua angkatnya yang telah membesarkanya seperti anak kandung mereka sendiri.“Mengapa kau tega sekali berkhianat di belakangku Rulita? Mengapa?”Pria paruh baya itu duduk di lantai bersandar pada ranjang, ditanganya memegang sebuah botol minuman. Darius mengenang kembali moment indah yang dia lalui dengan istri pertamanya yang merupakan cinta sejatinya.Dia mengakui bahwa dia telah keterlaluan memperlakukan Rulita kala itu. Setelah mengetahui Rulita hamil, Darius pun membawa Felisha untuk tinggal di rumah mereka, dan mengusir Rulita dari kamar utama.Rulita yang tengah hamil harus menyaksikan sahabat dan suaminya bermesraan didepan matanya, dan setiap malam dia juga harus mendengar desahan dari kamar yang dulu ditempatinya bersama Darius.Dengan kejam Darius menyuruh Rulita pindah ke k
Tanpa Darius ketahui, ternyata Prabhu menyelamatkan nyawa adik kandungnya dan membawa pergi jauh dari Darius, suami yang selalu menyiksa mental dan fisiknya itu. Namun Prabhu tak bisa membawa serta kedua bayi yang dilahirkan Rulita karena secara hukum bayi-bayi itu adalah sah anak dari Darius.Setelah membawa Rulita pergi jauh dan merawatnya, karena hebat pasca melahirkan, Rulita mengalami pendarahan, yang menyebabkanya dalam keadaan koma selama tiga bulan.Prabhu pun kembali menemui Darius saat Rulita baru tersadar dari komanya, namun saat itu Darius sudah menikahi Felisha dan mengukuhkan hak perwalian atas bayi Rulita, sehingga Prabhu pun tak bisa berbuat apa-apa.Beberapa tahun berlalu, Prabhu memfokuskan diri pada kesembuhan adiknya, dan tetap merahasiakan bahwa Rulita masih hidup, hingga adiknya itu bisa bangkit kembali, setelah itu Prabhu kembali untuk mengambil si kembar, namun saat dia datang, Prabhu hanya melihat satu orang anak perempuan saja di rumah Darius.Beberapa hari d
Jerome tersenyum, karena dia tau bahwa keterpurukan keluarga Genaaro tidak akan lama, dia dan Sean bisa membuat kebangkitan kembali Klan Genaaro.Bagi klan besar seperti keluarga Genaaro memang telah memiliki akar yang kuat, sehingga tiupan badai hanya akan membuat oleng puncaknya saja, tidak sampai keakarnya. Hanya saja kali ini William sedang bersabar dan mengalah, namun bukan berarti mereka tidak bisa menghimpun kekuatan untuk menyerang balik. Entah apa yang sedang direncanakan oleh William.Baik Jerome maupun Sean tak ada yang bisa menebak jalan pemikiran ayah mereka saat ini, karena keputusan yang diambil oleh William sangat berbeda jauh dari sifat dan kepribadian dia sehari-hari.“John, apa kau tau sedekat apa hubungan dad dengan orang yang bernama Ardian ini? Mengapa dad terkesan sangat bersabar sekali menghadapi orang ini?”“Saya juga tidak tau hubungan tuan besar dan ayahnya Tuan Gibran seperti apa pada masa muda mereka, tapi menurut info yang saya dengan, Tuan Besar William