Pagi ini Aleeka terbangun saat merasakan ada sesuatu yang menindih perutnya, dilihatnya sebuah tangan melingkar disana, Aleeka pun menoleh ke samping dan terkejut mendapati wajah Sean begitu dekat denganya dan sedang tertidur pulas. “Ss.. Sean?”Tidur Sean terusik, merasakan guncangan kecil pada bahunya. Perlahan dia pun membuka mata. “Aleeka? Kau sudah bangun?”Suara serak khas orang bangun tidur menggelitik pendengaran Aleeka. Dia pun segera memalingkan wajahnya yang terasa panas. “Kau sedang apa disini Sean?”“Sedang apa katamu? Apa kau tidak menyadarinya? Kau tidur mengigau ketakutan tadi malam, dan hanya berhenti saat aku memelukmu”Aleeka menggeser posisinya menjauh dari Sean, namun Sean menahan tubuhnya. “Hati-hati nanti kau jatuh”Aleeka dengan cepat menepis tangan Sean. “Sean, ada apa kau datang kesini? Apa kau tidak ada kerjaan? Sepengangguran itukah pangeran ahli waris keluarga Genaaro? Bukankah permasalahan dan kesalahpahamanmu itu sudah di selesaikan oleh keluargaku? Seh
Aqeela datang ke rumah sakit untuk menemui Felisha, karena semua karyawan rumah sakit sudah mengetahui dan mengenal Aqeela sebagai putri dari pemilik rumah sakit, mereka tidak ada yang menegur Aqeela saat dia langsung masuk ke ruangan pribadi ibunya.Di dalam ruangan Felisha masih bergumul dengan kekasihnya, Reymundo, di sofa panjang yang ada di ruanganya. Saat itu mereka pintu ruanganya terbuka dan mereka masih tidak menyadarinya. Mata Aqeela melotot dengan mulut terbuka menyaksikan apa yang di lakukan oleh ibunya, terlebih Felisha melakukanya dengan pria lain dan bukan Darius, suaminya.Tubuh Aqeela bergetar, dia syok dengan pemandangan yang tersaji di depan matanya. Namun dia masih waras untuk tidak berteriak dan membuat heboh semua karyawan disana. Biar bagaimanapun Aqeela masih menganggap Felisha adalah ibunya, dan apa yang di lakukanya adalah aib keluarga. Dengan cepat dia menutup pintu ruangan Felisha sebelum kedua orang itu tersadar bahwa ada orang lain yang memasuki ruangan,
Sean mengepalkan kedua tanganya mendengar jawaban yang diberikan Aleeka pada Daniel. Alarm kewaspadaanya berbunyi, dan mengatakan bahwa dia harus segera menyingkirkan Daniel yang terlihat memberikan perhatian lebih dari seorang rekan kerja pada Aleeka.“Ah begitu ya? Jadi anda adalah calon kakak ipar Aleeka?” Daniel tersenyum dan mengangguk hormat pada Sean.Sedang Aleeka mencari cara agar tidak terjadi keributan di tempat tinggalnya, karena tadi dia sudah menyinggung Sean dengan merebut jawabanya. Saat itu John baru saja tiba untuk membawakan pakaian untuk Sean.“Ah kebetulan sekali kau sudah datang John” wajah Aleeka langsung sumringah melihat kedatangan John. “Kakak ipar Sean menyuruhmu untuk mengantarku berangkat kerja, bukan begitu kakak Sean?” lanjutnya sambil menatap dan memberikan senyuman termanis yang dia miliki pada Sean.Aleeka nekat memanfaatkan kehadiran John agar Sean dan Daniel tidak bertengkar karena dirinya. Dia tidak peduli jika nanti akhirnya dia akan menanggung hu
“Karena barang-barangku semuanya ada disini Aleeka, kita hanya mampir untuk mengambilnya”Aleeka bernapas lega setelah mendengar penjelasan Sean. “Baiklah, kalau begitu aku tunggu di mobil saja”“kau harus ikut aku turun, karena aku membutuhkan bantuanmu untuk mengemasi barang-barangku”“Apa? Bukankah sudah ada John? Kau kan bisa menyuruhnya”“John hanya mendrop kita disini, setelah itu dia akan pergi ke apartemenmu dan mengambil barangmu yang sudah di kemas oleh Ivy” dengan santai Sean menjelaskan semuanya pada Aleeka, dan membuka pintu mobil serta menarik tangan Aleeka untuk mengikutinya masuk ke dalam hotel.Aleeka akhirnya menuruti semua kemauan Sean yang tidak bisa dibantah itu, dia berjalan pelan dibelakang Sean, hingga membuat laki-laki itu merasa gemas dan ikut melambatkan langkah kakinya.“Apa yang kau takutkan dengan berjalan disampingku? Hmm?”“Jangan gegabah Sean, ini di tempat umum, aku takut ada orang yang mengenali kita dan melaporkan hal ini pada mommy ataupun papi apa
Aleeka dan Sean saat ini sedang berada di pesawat pribadi milik Sean, tujuan mereka adalah Jakarta. Sean melaksanakan ucapanya untuk membawa Aleeka ke Jakarta.Kini Aleeka gelisah, karena mau tak mau dia akan bertemu dengan Aqeela, dan dia belum siap untuk mengakui bahwa dia sedang hamil anak Sean.Usapan lembut jemari Sean di lenganya menyadarkan Aleeka dari lamunan. “Apa yang kau pikirkan?” tanya Sean.“Banyak hal Sean”“Diantaranya?”Aleeka menarik napas panjang sebelum menjawab pertanyaan dari laki-laki yang duduk disebelahnya.“Aku memikirkan perasaan Aqeela, dia pasti merasa terpukul mengetahui bahwa tunanganya menghamili gadis lain”“Tapi itu juga ada andil dia didalamnya, mengapa dia membohongiku dengan bertukar peran denganmu, seharusnya dia jujur saja pada keluargaku jika dia menginginkan untuk menyelesaikan dulu urusanya, dan ingin menunda hari pertunangan kami. Bukanya malah menydorkan gadis lain yang memiliki wajah yang serupa denganya”Sean benar, seandainya saja Aqeela
Sean merangkul Aleeka memasuki rumah, dilihatnya Liliana menyambut kedatanganya.“Sean? Akhirnya kau pulang juga, aku tidak tau kalau kalian berdua pulang bersama”Dahi Sean mengernyit, tidak mengerti maksud perkataan Liliana. “Mengapa nenek bilang kami pulang bersama? Apa nenek sudah bisa membedakan mana Aleeka dan Aqeela?” pikir Sean.Aleeka menyambut Liliana yang memeluknya.“Aqeela, aku pikir kamu ekmana dari kemarin tidak pulang, ternyata rupanya kalian sedang bersama” Liliana tersenyum dan melirik Sean penuh arti.“Maaf nenek, tapi… aku bukan Aqeela, aku Aleeka”Liliana tampak terkejut mendengar pengakuan Aleeka. Begitu juga Sean yang terkejut mendengar Liliana mengatakan bahwa Aqeela tidak pulang ke rumah dari kemarin. Dia mengabaikan pertanyaan Liliana selanjutnya, karena pikiranya di penuhi dengan praduga yang tidak baik yang terjadi pada anak buahnya.Sean memeriksa ponselnya, kalau-kalau ada pesan ataupun panggilan tak terjawab dari anak buahnya yang di tugaskan untuk menga
“Are you kidding Sean? Apa kau tidak bisa lihat ini jam berapa? Dan apakah kau sadar aku baru saja tidur selama 2 jam”“Oh ayolah Arik, aku tau kau pasti bisa membantuku kali ini”“No Sean! No! aku tidak mau menggunakan kekuasaan ayahku untuk keinginan tidak masuk akalmu itu”Flashback onPagi itu Sean terbangun di sisi Aleeka yang masih terlelap, dia bergegas mengambil kunci mobil dan pergi ke kantornya, karena teringat Arik menginap disana, bahkan Sean hanya ke kamar mandi untuk membasuh mukanya saja.Begitu sampai di ruangan kantornya, Sean langsung membangunkan Arik.“Ada apa Sean? Oh Tuhan ini masih jam 6 pagi, dan kau sudah membangunkan aku?”“Rik, aku ingin sarapan, aku lapar, tapi aku mau makan di taman depan istana presiden”“Apa?!.” Arik langsung terlonjak dari tempat tidurnya.“Iya Rik, aku mau sarapan di taman istana presiden, sepertinya itu akan menjadi sarapan terenak dalam hidupku, makan nasi hangat dengan telor dadar dan kecap, ayolah Rik, aku tau kamu pasti bisa mewu
“Mommy, bolehkah aku tau alasanya mengapa mommy dan papi menjodohkan aku dengan Sean?”“Pertanyaan macam apa itu Aqeela? Tentu saja itu semua demi masa depanmu, jika kau emnikah dengan Sean, hidupmu tidak akan susah tujuh turunan, masa depanmu akan terjamin”“Jadi karena harta? Tapi mengapa harus Sean? Bukankah masih banyak orang kaya lainya?”“Sudahlah Aqeela, jangan berpikir yang bukan-bukan, turuti saja kemauan orangtuamu, karena kami melakukan semuanya demi kebaikan dirimu sendiri”Felisha berdiri dan meninggalkan Aqeela sendiri di ruang makan.“Jika memang karena harta, bukankah harta papi juga masih banyak? Apa papi ada masalah di perusahaan? Apa perusahaan papi mau bangkrut?” Aqeela hanya bisa bergumam sendiri sepeninggal Felisha.~\/~Sean pulang ke rumah dan melihat Aleeka yang sedang menemani Liliana mengurusi taman milik mendiang tantenya, yaitu ibu kandung Chelsea.Sean pun berdehem untuk menarik perhatian kedua wanita beda usia tersebut. “Ehm.. sepertinya kalian asik sek