“Are you kidding Sean? Apa kau tidak bisa lihat ini jam berapa? Dan apakah kau sadar aku baru saja tidur selama 2 jam”“Oh ayolah Arik, aku tau kau pasti bisa membantuku kali ini”“No Sean! No! aku tidak mau menggunakan kekuasaan ayahku untuk keinginan tidak masuk akalmu itu”Flashback onPagi itu Sean terbangun di sisi Aleeka yang masih terlelap, dia bergegas mengambil kunci mobil dan pergi ke kantornya, karena teringat Arik menginap disana, bahkan Sean hanya ke kamar mandi untuk membasuh mukanya saja.Begitu sampai di ruangan kantornya, Sean langsung membangunkan Arik.“Ada apa Sean? Oh Tuhan ini masih jam 6 pagi, dan kau sudah membangunkan aku?”“Rik, aku ingin sarapan, aku lapar, tapi aku mau makan di taman depan istana presiden”“Apa?!.” Arik langsung terlonjak dari tempat tidurnya.“Iya Rik, aku mau sarapan di taman istana presiden, sepertinya itu akan menjadi sarapan terenak dalam hidupku, makan nasi hangat dengan telor dadar dan kecap, ayolah Rik, aku tau kamu pasti bisa mewu
“Mommy, bolehkah aku tau alasanya mengapa mommy dan papi menjodohkan aku dengan Sean?”“Pertanyaan macam apa itu Aqeela? Tentu saja itu semua demi masa depanmu, jika kau emnikah dengan Sean, hidupmu tidak akan susah tujuh turunan, masa depanmu akan terjamin”“Jadi karena harta? Tapi mengapa harus Sean? Bukankah masih banyak orang kaya lainya?”“Sudahlah Aqeela, jangan berpikir yang bukan-bukan, turuti saja kemauan orangtuamu, karena kami melakukan semuanya demi kebaikan dirimu sendiri”Felisha berdiri dan meninggalkan Aqeela sendiri di ruang makan.“Jika memang karena harta, bukankah harta papi juga masih banyak? Apa papi ada masalah di perusahaan? Apa perusahaan papi mau bangkrut?” Aqeela hanya bisa bergumam sendiri sepeninggal Felisha.~\/~Sean pulang ke rumah dan melihat Aleeka yang sedang menemani Liliana mengurusi taman milik mendiang tantenya, yaitu ibu kandung Chelsea.Sean pun berdehem untuk menarik perhatian kedua wanita beda usia tersebut. “Ehm.. sepertinya kalian asik sek
Aqeela bukanya tak menyadari perubahan pada raut wajah adik kembarnya itu, dia mengetahuinya. Itu sebabnya dia berusaha terus menempel pada Sean.sebenarnya Sean merasa jengah dengan sikap Aqeela, dia tidak suka saat Aqeela menempel padanya. Namun dia mendiamkan Aqeela bersikap seperti itu di depan Aleeka. Hal itu Sean lakukan karena ingin mengetahui apakah Aleeka akan cemburu atau tidak?, karena Sean menginginkan Aleeka juga membalas cintanya.Aleeka makan dalam diam, dia hanya menundukan kepalanya, tak ingin melihat kemesraan Sean dan Aqeela di depan matanya. Liliana pun terlihat bahagia dengan keharmonisan cucunya tersebut.“Ah senang sekali melihat kalian seperti ini, bagaimana kalau pernikahan kalian dipercepat saja?”Sean langsung terbatuk mendengar kalimat yang di lontarkan neneknya. Dia pun langsung mendorong tubuh Aqeela pelan agar menjauh.“Maaf nek, sebenarnya ada hal yang ingin aku sampaikan pada kalian semua”Mendengar perkataan Sean, wajah Aleeka langsung memucat, dia ta
Sementara di kamar Liliana, dia sedang terbaring di ranjangnya dengan Sean yang duduk di sisinya, dan juga Berta yang berdiri tak jauh, untuk berjaga barangkali dia diperlukan.Liliana menarik napas panjang dan menyesap teh hangat dengan daun mint yang di berikan oleh Berta tadi. Dia terlihat sedang memikirkan sesuatu.“Sean, kau lihat kan tadi? Aqeela menyelamatkan nenek, dia gadis yang baik”“Itu hal yang berbeda nek, aku juga berterimakasih dengan semua pertolongan Aqeela padamu hari ini, tapi itu tak merubah apa yang sudah dilakukanya di masa lalu, dia membohongi kita semua dengan menukar tempatnya dengan Aleeka, dan dia sama sekali tak berpikir bahwa akibat perbuatanya itu Aleekalah yang menjadi korbanya, kini dia sedang hamil nek, dan aku akan bertanggung jawab”Liliana menganggukan kepala, dia setuju dengan keputusan cucunya, karena biar bagaimanapun Sean adalah seorang laki-laki, dia harus mempertanggungjawabkan segala perbuatanya.“Baiklah Sean, biar aku yang akan menjelaskan
Aleeka menyeret kopernya menuju gatenya sesuai yang tertera pada tiketnya, dengan mengatas namakan adiknya Aqeela, dia bisa keluar rumah keluarga Genaaro dengan mudah tanpa diketahui oleh Sean. Gadis yang baru satu tahun lalu mendapatkan gelar sarjananya itu berjalan dengan wajah murung, dia sudah meminta Daniel untuk mengatur semua kepergianya agar tak di ketahui oleh Sean maupun keluarganya, dan Daniel tentu saja menyambut hal itu dengan suka cita, bahkan dia juga bersedia menanggung semua biaya hidup Aleeka selama masa persembunyianya dari keluarga Genaaro.Memasuki pesawat yang akan membawanya pulang ke negara di mana di tinggal selama ini, Aleeka duduk bersandar dan memejamkan mata, satu tanganya mengusap lembut perutnya yang tertutup pakain.“Kamu tenang saja baby, esok hari kita akan menyambut hari baru untuk kita, tak akan ada lagi ketakutan dan kecemasan akan keluarga papamu yang menuntut balas karena merasa di bohongi dan di tipu”Aleeka tak peduli kapan pesawatnya tinggal l
Pagi hari Sean terbangun dan mendapati dirinya sudah berada di kamarnya.“Aargghhh” Sean berteriak sambil menjambak rambutnya, kepalanya terasa mau pecak efek banyak mengkonsumsi alkohol semalam.Berta mengetuk pintu lebih dulu sebelum membuka dan melangkah masuk ke dalam kamar Sean.“Tuan Muda Sean, ini saya bawakan aer lemon unttuk menghilangkan pegar anda”Sean menerimanya dan mengucapkan terimakasih pada kepala pelayan yang telah lama bekerja di keluarganya itu.“Dan... saya diminta oleh nyonya besar untuk menyampaikan bahwa di bawah ada orangtua dari Nona Aqeela, mereka ingin bertemu dengan tuan muda”Sean pun menganggukan kepalanya dan menyuruh Berta untuk keluar dari kamarnya dengan isyarat tangan.Setelah Berta menghilang di balik pintu, Sean kembali memijit kepalanya yang terasa berputar dan berat. Saat itulah ponselnya berbunyi dan menampilkan nama Arik di layarnya.“Apa kau sudah menemukan gadisku?” ucap Sean begitu dia menggeser tombol berwarna hijau dan menempelkan benda
Sean kembali ke Jakarta dengan membawa Aleeka. Liliana menyambut kedatangan cucunya serta calon cucu menantunya dengan suka cita. Dia telah menerima keputusan Sean untuk menikahi Aleeka dan bukan Aqeela.Sean mengantarkan Aleeka ke kamarnya, kamar pribadi Sean. “Kau beristirahatlah dulu disini, Berta akan mengirimkan makanan ringan dan juga buah untukmu”Sean melihat Aleeka hanya menganggukan kepalanya, tanpa bersuara.Setelah menanyakan pada dokter apa saja yang harus dia lakukan untuk merawat wanita hamil, kini Sean mulai paham dan menuruti semua yang dianjurkan oleh dokter, termasuk menyediakan buah-buahan dengan rasa asam dan juga beberapa cemilan.Setelah Sean keluar kamar, gadis cantik berusia 23 tahun itu merebahkan dirinya di ranjang, dia menyentuh dahinya yang dikecup oleh Sean beberapa saat lalu sebelum pria tersebut keluar kamar.Kemudian dia segera bangkit kembali dan duduk di tepi ranjang, dan mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya, terlihat hendak menelpon seseorang, saat
Aqeela menjadi gelisah sendiri mengingat bahwa hasil pemeriksaan saat dirinya berada di Bali pun menyatakan bahwa dia posistip berbadan dua.“Aku harus memastikannya sendiri”Aqeela cepat bergegas keluar kamar, hendak menuju ke garasi.“Nona Aleeka? Nona hendak pergi kemana?”“Ah Berta, benar sekali.. sudah pasti Sean menyuruhmu untuk mengawasiku kan? Baiklah, kau boleh ikut, ayo cepat aku sedang terburu-buru”Aqeela membawa Berta pergi ke apotik dan membeli beberapa alat tes kehamilan.“Untuk apa nona membeli tespack lagi? Bukankah Tuan Muda Sean sudah memanggil dokter dan memastikan tentang kehamilan anda nona?”“Ini bukan untukku Berta, tadi temanku menelpon bahwa dia merasakan tanda-tanda kehamilan sepertiku, itu sebabnya aku akan membawa alat ini untuknya”Aqeela puas dengan jawabanya sendiri yang masuk akal dan Berta langsung mempercayainya.Setelah kembali ke rumah, Aqeela langsung masuk ke kamar Sean ynag kini juga ditempati olehnya. Dia mengunci pintunya dan mulai mencoba ala
Jakarta.Felisha berteriak marah saat dirinya diusir dari rumah sakit. dia baru saja kembali dari bepergian keluar negeri. Saat itu memang Felisha mematikan ponselnya agar tak ada yang mengganggunya.“Apa-apaan ini?! mengapa kalian mengusirku? Mengapa barang-barangku semuanya berada diluar ruangan?!” dengan wajah merah padam Felisha berteriak dan memanggil semua orang bawahanya.“Maaf dok, kami hanya melaksanakan perintah atasan” ucap seorang karyawan rumah sakit yang diketahui adalah manager personalia.“Apa katamu?! Coba ulangi lagi!”Mendengar perkataan sang manager, Felisha pun bertambah berang, dia adalahistri dari pemilik rumah sakit tersebut, dan selama ini dialah yang berkuasa disana, tak ada seorang pun yang berani melawanya. Namun kini dia seolah di usir dari istananya sendiri.Sang manager mengusap keringat yang mulai muncul di area dahi denga punggung tanganya. “Kami... hanya menjalankan perintah dari atasan dok” ulangnya.Plak.Felisha langsung menampar sang manager itu.
Disaat Prabhu tenggelam dalam ingatan akan masa lalunya, pintu ruanganya terbuka dan seorang wanita paruh baya namun masih terlihat cantik melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut.“Prabhu, kukira kau sedang sibuk disini, ternyata kau malah sedang melamun” keluhnya.Sesaat Prabhu terlihat kaget namun detik berikutnya wajahnya kembali normal dan tersenyum.“Aku sedang memikirkan nasib kedua keponakanku Hana, karena aku mendapat laporan bahwa salah satu keponakanku dibawa kabur oleh pria bernama Seanders Genaaro”“Genaaro? Apa dia masih ada kekerabatan dengan Samuel?”“Entahlah Han, tapi aku sudah menyuruh orangku untuk menyelidiki lebih lanjut”“Lalu kapan kau akan menjemput Rulita untuk pulang kembali kesini? Aku sudah rindu bercengkrama dengan adik iparku itu”Mendengar permintaan Hana yang tak lain adalah istrinya itu, Prabhu pun tersenyum dan teringat akan jawaban Rulita saat dia menghubungi adiknya itu untuk menyuruhnya pulang ke Indonesia.“Aku sudah meminta adiku itu untuk pula
Beberapa saat kemudian Arik sudah kembali dengan membawa obat yang dibelinya di apotek. “Nona, ini obatnya, dan ini saya juga membelikan beberapa roti untuk anda makan sebelum minum obat”Aleeka tersenyum pada Arik dan mengucapkan terimakasih, karena memang saat ini dia merasa lapar kembali. Arik melirik dan memperhatikan Aleeka yang duduk tak jauh dari brankar sambil memakan rotinya, setelahnya dia menyodorkan segelas air putih dan meminta Aleeka untuk meminum vitamin yang sudah di belinya di apotek tadi.Setelah merasa cukup kenyang dan meminum obat, Aleeka pun menyandarkan punggungnya dan menguap. “Apakah anda mengantuk Nona Aleeka? Anda bisa rebahan saja di ranjang satu lagi dan tidur sejenak, biar saya yang menjaga Tuan Muda Sean” Arik merapikan ranjang pasien yang kosong yang berada di samping ranjang Sean, karena memang merasa amat mengantuk, Aleeka pun menuruti permintaan Arik dan merebahkan tubuhnya diatas ranjang tersebut, dan tak berapa lama dia pun sudah terlelap.“Ayo
Sisilia, Italia.Disebuah rumah sakit, tepatnya di taman saping rumah sakit terbesar disana. Dua orang wanita sedang duduk bersantai sambil menikmati secangkir teh hangat di tanganya masing-masing.“Jadi selama ini kau berada di Italia? Mengapa kau tak pernah sekalipun menelponku?”“Ini karena perintah kakak kandungku, Prabhu. Dia menyuruhku untuk memutuskan seluruh komunikasi dengan semua orang, karena Darius sudah mengumumkan berita kematianku pasca melahirkan ke publik, jadi mau tak mau aku harus bersembunyi, jika tidak Felisha dan antek-anteknya tetap akan mencariku serta berusaha membunuhku lagi”“Kau tau Rulita? Hingga detik ini aku sama sekali tak habis pikir dengan kelakuan suamimu itu, Darius sangat bodoh menyia-nyiakan istrinya dan bahkan menganggapmu berselingkuh, padahal kala itu Samuel hanya bermaksud menolongmu, terlebih dia juga sudah menikah dan amat mencintai istrinya”Kedua wanita berusia 45 tahun itu yang tak lain adalah Nancy dan Rulita sedang mengobrol sambil meng
“Apa?! Aleeka tidak ada? Apa kau sudah mencarinya ke semua tempat? Barangkali dia pindah ke tempat lain untuk membeli sesuatu”Daniel nampak cemas saat dia mendapat telpon dari supir pribadinya yang mengabarkan bahwa Aleeka tidak ada di restoran tempat terakhir kali dia meninggalkanya, dengan tergesa-gesa dia pun berjalan hendak kembali ke restoran tadi. Daniel merasa menyesal bahwa dia telah meninggalkan Aleeka seorang diri disana, terlebih hal penting yang dibicarakan oleh ayahnya adalah perjodohanya dengan putri dari sahabat ayahnya demi kepentingan bisnis.“Tetap disana dan cari ke semua tempat” ucap Daniel sebelum dia menutup telpon dan bergegas pergi, hingga melupakan ponselnya yang di lemparkanya ke atas ranjang saat meraih kunci mobil dan mengenakan kembali kemejanya.Ayah Daniel yang melihat putranya hendak kembali meninggalkan rumah berusaha menahan kepergian putra semata wayangnya itu, dan terjadi perdebatan antara ayah dan anak.“Apa susahnya kau menuruti omongan orangtua
Daniel pun melihat ke belakang melalui kaca spion. “Benarkah? Aku tidak memperhatikan, tetapi mungkin saja hanya kebetulan, kau jangan terlalu parno Aleeka”Sesaat Aleeka pun bernapas lega, karena melihat mobil yang dicurigainya berbelok arah, tak lagi berada di belakang mobil mereka.“See.. kau lihat kan? mereka hanya kebetulan saja satu arah dengan kita tadi, dan sekarang mereka mengambil jalan menuju tujuan mereka sendiri”Aleeka tak menimpali ucapan Daniel, harus dia akui semenjak dirinya sering menghadapi kasus penculikan, kini dia selalu mencurigai apapun, bahkan terkadang dia mencurigai orang-orang yang tak dikenalnya.Tiba di tempat makan, Aleeka pun sudah melupakan persoalan mobil yang membuntuti perjalananya, bersama Daniel dia ikut mengantri. Karena itu bukanlah restoran mewah yang bisa melakukan reservasi sebelumnya. Makanan yang diinginkan Aleeka adalah tempat makan di sebuah ruko kecil namun ramai pengunjung karena beritanya yang viral. Setelah beberapa saat, akhirnya ke
Darius menatap keseluruhan sudut apartemen yang tidak pernah sekalipun ditinggalinya itu. dia membeli apartemen itu dengan uang hasil jerih payahnya sendiri, tanpa sedikitpun bantuan dana dari kedua orangtua angkatnya yang telah membesarkanya seperti anak kandung mereka sendiri.“Mengapa kau tega sekali berkhianat di belakangku Rulita? Mengapa?”Pria paruh baya itu duduk di lantai bersandar pada ranjang, ditanganya memegang sebuah botol minuman. Darius mengenang kembali moment indah yang dia lalui dengan istri pertamanya yang merupakan cinta sejatinya.Dia mengakui bahwa dia telah keterlaluan memperlakukan Rulita kala itu. Setelah mengetahui Rulita hamil, Darius pun membawa Felisha untuk tinggal di rumah mereka, dan mengusir Rulita dari kamar utama.Rulita yang tengah hamil harus menyaksikan sahabat dan suaminya bermesraan didepan matanya, dan setiap malam dia juga harus mendengar desahan dari kamar yang dulu ditempatinya bersama Darius.Dengan kejam Darius menyuruh Rulita pindah ke k
Tanpa Darius ketahui, ternyata Prabhu menyelamatkan nyawa adik kandungnya dan membawa pergi jauh dari Darius, suami yang selalu menyiksa mental dan fisiknya itu. Namun Prabhu tak bisa membawa serta kedua bayi yang dilahirkan Rulita karena secara hukum bayi-bayi itu adalah sah anak dari Darius.Setelah membawa Rulita pergi jauh dan merawatnya, karena hebat pasca melahirkan, Rulita mengalami pendarahan, yang menyebabkanya dalam keadaan koma selama tiga bulan.Prabhu pun kembali menemui Darius saat Rulita baru tersadar dari komanya, namun saat itu Darius sudah menikahi Felisha dan mengukuhkan hak perwalian atas bayi Rulita, sehingga Prabhu pun tak bisa berbuat apa-apa.Beberapa tahun berlalu, Prabhu memfokuskan diri pada kesembuhan adiknya, dan tetap merahasiakan bahwa Rulita masih hidup, hingga adiknya itu bisa bangkit kembali, setelah itu Prabhu kembali untuk mengambil si kembar, namun saat dia datang, Prabhu hanya melihat satu orang anak perempuan saja di rumah Darius.Beberapa hari d
Jerome tersenyum, karena dia tau bahwa keterpurukan keluarga Genaaro tidak akan lama, dia dan Sean bisa membuat kebangkitan kembali Klan Genaaro.Bagi klan besar seperti keluarga Genaaro memang telah memiliki akar yang kuat, sehingga tiupan badai hanya akan membuat oleng puncaknya saja, tidak sampai keakarnya. Hanya saja kali ini William sedang bersabar dan mengalah, namun bukan berarti mereka tidak bisa menghimpun kekuatan untuk menyerang balik. Entah apa yang sedang direncanakan oleh William.Baik Jerome maupun Sean tak ada yang bisa menebak jalan pemikiran ayah mereka saat ini, karena keputusan yang diambil oleh William sangat berbeda jauh dari sifat dan kepribadian dia sehari-hari.“John, apa kau tau sedekat apa hubungan dad dengan orang yang bernama Ardian ini? Mengapa dad terkesan sangat bersabar sekali menghadapi orang ini?”“Saya juga tidak tau hubungan tuan besar dan ayahnya Tuan Gibran seperti apa pada masa muda mereka, tapi menurut info yang saya dengan, Tuan Besar William