Sean kembali ke Jakarta dengan membawa Aleeka. Liliana menyambut kedatangan cucunya serta calon cucu menantunya dengan suka cita. Dia telah menerima keputusan Sean untuk menikahi Aleeka dan bukan Aqeela.Sean mengantarkan Aleeka ke kamarnya, kamar pribadi Sean. “Kau beristirahatlah dulu disini, Berta akan mengirimkan makanan ringan dan juga buah untukmu”Sean melihat Aleeka hanya menganggukan kepalanya, tanpa bersuara.Setelah menanyakan pada dokter apa saja yang harus dia lakukan untuk merawat wanita hamil, kini Sean mulai paham dan menuruti semua yang dianjurkan oleh dokter, termasuk menyediakan buah-buahan dengan rasa asam dan juga beberapa cemilan.Setelah Sean keluar kamar, gadis cantik berusia 23 tahun itu merebahkan dirinya di ranjang, dia menyentuh dahinya yang dikecup oleh Sean beberapa saat lalu sebelum pria tersebut keluar kamar.Kemudian dia segera bangkit kembali dan duduk di tepi ranjang, dan mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya, terlihat hendak menelpon seseorang, saat
Aqeela menjadi gelisah sendiri mengingat bahwa hasil pemeriksaan saat dirinya berada di Bali pun menyatakan bahwa dia posistip berbadan dua.“Aku harus memastikannya sendiri”Aqeela cepat bergegas keluar kamar, hendak menuju ke garasi.“Nona Aleeka? Nona hendak pergi kemana?”“Ah Berta, benar sekali.. sudah pasti Sean menyuruhmu untuk mengawasiku kan? Baiklah, kau boleh ikut, ayo cepat aku sedang terburu-buru”Aqeela membawa Berta pergi ke apotik dan membeli beberapa alat tes kehamilan.“Untuk apa nona membeli tespack lagi? Bukankah Tuan Muda Sean sudah memanggil dokter dan memastikan tentang kehamilan anda nona?”“Ini bukan untukku Berta, tadi temanku menelpon bahwa dia merasakan tanda-tanda kehamilan sepertiku, itu sebabnya aku akan membawa alat ini untuknya”Aqeela puas dengan jawabanya sendiri yang masuk akal dan Berta langsung mempercayainya.Setelah kembali ke rumah, Aqeela langsung masuk ke kamar Sean ynag kini juga ditempati olehnya. Dia mengunci pintunya dan mulai mencoba ala
Dipagi hari buta, waktu setempat, terlihat dua orang pria dan seorang wanita tengah menunggu di salah satu sudut ruang Bandar Udara Internasional Changi, Singapura.“Ingat pesanku Daniel, kau harus benar-benar menjaga Aleeka, aku akan mencarimu dan membuat perhitungan denganmu kalau sampai terjadi sesuatu padanya”“Hush.. Richi, jangan berkata seperti itu” Aleeka langsung menyikut pinggang Richard dan langsung meminta maaf pada Daniel atas apa yang diucapkan oleh Richard barusan.Setelah beberapa hari disembunyikan oleh Daniel di sebuah pulau kecil tak jauh dari Singapura, akhirnya Aleeka kali ini akan benar-benar pergi dari negara tersebut, dia sudah menerima dokumen dengan identitas barunya agar tak terlacak oleh keluarga Genaaro.“Baiklah, sudah waktunya kita berangkat Aleeka, penerbangan kita sudah dipanggil” Daniel bangkit dari tempat duduknya dan mengulurkan tangan untuk membantu Aleeka untuk berdiri.“Jangan lupa mengabariku jika kalian sudah sampai di tempat” Richard yang ikut
Dikamarnya Sean terlihat uring-uringan, bagaimana tidak... dia mendapat laporan tentang perusahaan keluarganya di Sisilia sedang bermasalah, dan bahkan saat ini ayah Sean sedang berurusan dengan pihak kepolisian, walaupun bagi mereka hal itu sangat mudah untuk ditangani karena aparat disana bisa dengan mudah mereka atur. Namun yang membuatnya frustasi adalah bagaimana kekacauan itu bisa terjadi sehingga pihak yang berwenang sampai turun tangan dan bahkan mengamankan serta harus mengintrogasi ayahnya, sedangkan Jerome, sang adik yang dia tugaskan untuk membantu ayahnya disana malah saat ini sedang terlibat masalah dengan salah satu geng mafia yang sama kuatnya dengan klan mereka.Sean ingin sekali terbang ke Sisilia dan membantu ayahnya, namun kondisinya saat ini tidak memungkinkan, karena dia juga dipusingkan dengan beberapa masalah di cabang perusahaan yang berada di beberapa kota besar di Indonesia, ditambah lagi hampir setiap pagi dia terserang morning sickness, hal itu sungguh mem
Aleeka menjejakan kakinya dan memandang sekitar bandara, setelah menempuh waktu yang cukup panjang, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.“Daniel, apa kau yakin tempat ini aman untukku?”“Aku sudah menyelidiki tempat ini sebelumnya, dan tidak ada kekuasaan keluarga Genaaro disini, jadi kau aman”Daniel mengamil alih koper yang ditarik Aleeka, mereka berjalan menuju pintu keluar Bandara Internasional Wellington.“Jadi..kita akan tinggal disini?”“Benar Aleeka, aku sudah membeli rumah untuk kau tinggali, dan juga sudah meminta kerabatku disini untuk membantumu mencarikan pekerjaan jika kau ingin, tetapi jika kau tidak bekerja pun aku masih sanggup membiayai hidupmu”“terimakasih Daniel, kau baik sekali padaku, aku sangat beruntung memiliki sahabat sepertimu dan Richi”Daniel hanya tersenyum mendengar penuturan Aleeka, namun wajahnya berubah murung, walaupun hanya sekejap dan detik berikutnya kembali normal.***Sisilia, Italia..Sean telah tiba di kediaman keluarga Genaaro, di Sisili
Jakarta...Aqeela berteriak memaki dan meminta ikatan tangan dan kakinya dilepaskan, tak hanya itu, mata Aqeela pun ditutup oleh kain hitam sehingga Aqeela tak dapat melihat dimana dirinya saat ini berada serta siapa yang telah menculiknya.“Lepaskan Aku, kalian akan tau akibatnya jika berani menyakitiku!” teriaknya sambil menendangkan kakinya kesana kemari.Terdengar suara langkah kaki beberapa orang mendekat, Aqeela langsung menajamkan pendengaranya.“Bos, kami sudah melakukan apa yang anda perintahkan, dan wanita yang bos maksud sekarang ada bersama kami” ucap salah seorang dari mereka, sepertinya dia sedang emnelpon seseorang diseberang sana. setelah itu dia mengarahkan kamera ponselnya kearah wajah Aqeela dan memotretnya serta langsung dikirimkan pada nomor seseorang.Setelah mengambil foto wajah Aqeela, orang itu pun segera pergi dari sana, menyisakan dua orang yang masih berdiri untuk menjaga Aqeela agar tidak bertindak macam-macam.Aqeela akhirnya terdiam setelah beberapa saat
Sisilia..Sean yang saat ini sedang ebrada di rumah utama keluarga Genaaro, menatap layar ponselnya, berulangkali dia menyetel video yang dikirimkan oleh Jerome, adiknya. Berikutnya tanganya menggulir layar ponselnya, kini dia membuka salah satu pesan dari nomor asing yang juga mengirimkan video padanya, namun video yang dikirimkan orang tersebut berbeda jauh dengan video dari Jerome.Sean mengerutkan dahinya, menatap video yang memperlihatkan wanita yang amat dikenalnya tengah berteriak histeris meminta untuk dilepaskan.“Apa yang terjadi? Tapi.. menurut Berta Aleeka diculik, lalu siapa yang dilihat Jerome di Wellington?” gumamnya seorang diri.Sesaat kemudian kembali ada pesan masuk dari nomor tak dikenal, dan kembali nomor tersebut mengirimkan sebuah video.[“Sean, tolong aku... mereka menyekapku, tolong aku dan bayi kita Sean”]Sean meremas ponselnya, ingin sekali dia menghancurkan benda tersebut, dia sangat geram melihat Aleeka dengan kaki dan tangan terikat dan di dudukan di kur
Tiba-tiba pintu terbuka dan masuklah pria paruh baya dengan setelanjas mahal. “Aku tau kau akan membawanya kesini nak”Aqeela yang melihat orang yang telah menculiknya langsung bersembunyi dibelakang tubuh Gibran.“Dd..dia datang lagi, tolong aku Gibran”Gibran menatap tajam kearah pria tersebut. “Apa maumu? sudah kukatakan jangan campuri urusan pribadiku!”“Aku hanya ingin membantumu mendapatkan wanita yang kau cintai”“Aku bisa melakukanya sendiri”“Tapi kau terlalu lamban, jika aku tak segera bertindak Sean akan dengan cepat mengambil apa yang sudah menjadi milikmu”“Itu urusanku! Pergilah! Aku tidak butuh bantuanmu”“Aku memang akan pergi, aku mampir kesini karena ingin memberikan dokumen yang kalian perlukan untuk menikah, aku sudah mengatur semuanya, termasuk membelikan kalian pakaian pengantin dan juga segala keperluan yang dibutuhkan untuk pernikahan kalian”Aqeela tercengang mendengar penuturan pria tersebut, otaknya langsung mencerna bahwa ada yang tidak beres disini.“Apa m
Jakarta.Felisha berteriak marah saat dirinya diusir dari rumah sakit. dia baru saja kembali dari bepergian keluar negeri. Saat itu memang Felisha mematikan ponselnya agar tak ada yang mengganggunya.“Apa-apaan ini?! mengapa kalian mengusirku? Mengapa barang-barangku semuanya berada diluar ruangan?!” dengan wajah merah padam Felisha berteriak dan memanggil semua orang bawahanya.“Maaf dok, kami hanya melaksanakan perintah atasan” ucap seorang karyawan rumah sakit yang diketahui adalah manager personalia.“Apa katamu?! Coba ulangi lagi!”Mendengar perkataan sang manager, Felisha pun bertambah berang, dia adalahistri dari pemilik rumah sakit tersebut, dan selama ini dialah yang berkuasa disana, tak ada seorang pun yang berani melawanya. Namun kini dia seolah di usir dari istananya sendiri.Sang manager mengusap keringat yang mulai muncul di area dahi denga punggung tanganya. “Kami... hanya menjalankan perintah dari atasan dok” ulangnya.Plak.Felisha langsung menampar sang manager itu.
Disaat Prabhu tenggelam dalam ingatan akan masa lalunya, pintu ruanganya terbuka dan seorang wanita paruh baya namun masih terlihat cantik melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut.“Prabhu, kukira kau sedang sibuk disini, ternyata kau malah sedang melamun” keluhnya.Sesaat Prabhu terlihat kaget namun detik berikutnya wajahnya kembali normal dan tersenyum.“Aku sedang memikirkan nasib kedua keponakanku Hana, karena aku mendapat laporan bahwa salah satu keponakanku dibawa kabur oleh pria bernama Seanders Genaaro”“Genaaro? Apa dia masih ada kekerabatan dengan Samuel?”“Entahlah Han, tapi aku sudah menyuruh orangku untuk menyelidiki lebih lanjut”“Lalu kapan kau akan menjemput Rulita untuk pulang kembali kesini? Aku sudah rindu bercengkrama dengan adik iparku itu”Mendengar permintaan Hana yang tak lain adalah istrinya itu, Prabhu pun tersenyum dan teringat akan jawaban Rulita saat dia menghubungi adiknya itu untuk menyuruhnya pulang ke Indonesia.“Aku sudah meminta adiku itu untuk pula
Beberapa saat kemudian Arik sudah kembali dengan membawa obat yang dibelinya di apotek. “Nona, ini obatnya, dan ini saya juga membelikan beberapa roti untuk anda makan sebelum minum obat”Aleeka tersenyum pada Arik dan mengucapkan terimakasih, karena memang saat ini dia merasa lapar kembali. Arik melirik dan memperhatikan Aleeka yang duduk tak jauh dari brankar sambil memakan rotinya, setelahnya dia menyodorkan segelas air putih dan meminta Aleeka untuk meminum vitamin yang sudah di belinya di apotek tadi.Setelah merasa cukup kenyang dan meminum obat, Aleeka pun menyandarkan punggungnya dan menguap. “Apakah anda mengantuk Nona Aleeka? Anda bisa rebahan saja di ranjang satu lagi dan tidur sejenak, biar saya yang menjaga Tuan Muda Sean” Arik merapikan ranjang pasien yang kosong yang berada di samping ranjang Sean, karena memang merasa amat mengantuk, Aleeka pun menuruti permintaan Arik dan merebahkan tubuhnya diatas ranjang tersebut, dan tak berapa lama dia pun sudah terlelap.“Ayo
Sisilia, Italia.Disebuah rumah sakit, tepatnya di taman saping rumah sakit terbesar disana. Dua orang wanita sedang duduk bersantai sambil menikmati secangkir teh hangat di tanganya masing-masing.“Jadi selama ini kau berada di Italia? Mengapa kau tak pernah sekalipun menelponku?”“Ini karena perintah kakak kandungku, Prabhu. Dia menyuruhku untuk memutuskan seluruh komunikasi dengan semua orang, karena Darius sudah mengumumkan berita kematianku pasca melahirkan ke publik, jadi mau tak mau aku harus bersembunyi, jika tidak Felisha dan antek-anteknya tetap akan mencariku serta berusaha membunuhku lagi”“Kau tau Rulita? Hingga detik ini aku sama sekali tak habis pikir dengan kelakuan suamimu itu, Darius sangat bodoh menyia-nyiakan istrinya dan bahkan menganggapmu berselingkuh, padahal kala itu Samuel hanya bermaksud menolongmu, terlebih dia juga sudah menikah dan amat mencintai istrinya”Kedua wanita berusia 45 tahun itu yang tak lain adalah Nancy dan Rulita sedang mengobrol sambil meng
“Apa?! Aleeka tidak ada? Apa kau sudah mencarinya ke semua tempat? Barangkali dia pindah ke tempat lain untuk membeli sesuatu”Daniel nampak cemas saat dia mendapat telpon dari supir pribadinya yang mengabarkan bahwa Aleeka tidak ada di restoran tempat terakhir kali dia meninggalkanya, dengan tergesa-gesa dia pun berjalan hendak kembali ke restoran tadi. Daniel merasa menyesal bahwa dia telah meninggalkan Aleeka seorang diri disana, terlebih hal penting yang dibicarakan oleh ayahnya adalah perjodohanya dengan putri dari sahabat ayahnya demi kepentingan bisnis.“Tetap disana dan cari ke semua tempat” ucap Daniel sebelum dia menutup telpon dan bergegas pergi, hingga melupakan ponselnya yang di lemparkanya ke atas ranjang saat meraih kunci mobil dan mengenakan kembali kemejanya.Ayah Daniel yang melihat putranya hendak kembali meninggalkan rumah berusaha menahan kepergian putra semata wayangnya itu, dan terjadi perdebatan antara ayah dan anak.“Apa susahnya kau menuruti omongan orangtua
Daniel pun melihat ke belakang melalui kaca spion. “Benarkah? Aku tidak memperhatikan, tetapi mungkin saja hanya kebetulan, kau jangan terlalu parno Aleeka”Sesaat Aleeka pun bernapas lega, karena melihat mobil yang dicurigainya berbelok arah, tak lagi berada di belakang mobil mereka.“See.. kau lihat kan? mereka hanya kebetulan saja satu arah dengan kita tadi, dan sekarang mereka mengambil jalan menuju tujuan mereka sendiri”Aleeka tak menimpali ucapan Daniel, harus dia akui semenjak dirinya sering menghadapi kasus penculikan, kini dia selalu mencurigai apapun, bahkan terkadang dia mencurigai orang-orang yang tak dikenalnya.Tiba di tempat makan, Aleeka pun sudah melupakan persoalan mobil yang membuntuti perjalananya, bersama Daniel dia ikut mengantri. Karena itu bukanlah restoran mewah yang bisa melakukan reservasi sebelumnya. Makanan yang diinginkan Aleeka adalah tempat makan di sebuah ruko kecil namun ramai pengunjung karena beritanya yang viral. Setelah beberapa saat, akhirnya ke
Darius menatap keseluruhan sudut apartemen yang tidak pernah sekalipun ditinggalinya itu. dia membeli apartemen itu dengan uang hasil jerih payahnya sendiri, tanpa sedikitpun bantuan dana dari kedua orangtua angkatnya yang telah membesarkanya seperti anak kandung mereka sendiri.“Mengapa kau tega sekali berkhianat di belakangku Rulita? Mengapa?”Pria paruh baya itu duduk di lantai bersandar pada ranjang, ditanganya memegang sebuah botol minuman. Darius mengenang kembali moment indah yang dia lalui dengan istri pertamanya yang merupakan cinta sejatinya.Dia mengakui bahwa dia telah keterlaluan memperlakukan Rulita kala itu. Setelah mengetahui Rulita hamil, Darius pun membawa Felisha untuk tinggal di rumah mereka, dan mengusir Rulita dari kamar utama.Rulita yang tengah hamil harus menyaksikan sahabat dan suaminya bermesraan didepan matanya, dan setiap malam dia juga harus mendengar desahan dari kamar yang dulu ditempatinya bersama Darius.Dengan kejam Darius menyuruh Rulita pindah ke k
Tanpa Darius ketahui, ternyata Prabhu menyelamatkan nyawa adik kandungnya dan membawa pergi jauh dari Darius, suami yang selalu menyiksa mental dan fisiknya itu. Namun Prabhu tak bisa membawa serta kedua bayi yang dilahirkan Rulita karena secara hukum bayi-bayi itu adalah sah anak dari Darius.Setelah membawa Rulita pergi jauh dan merawatnya, karena hebat pasca melahirkan, Rulita mengalami pendarahan, yang menyebabkanya dalam keadaan koma selama tiga bulan.Prabhu pun kembali menemui Darius saat Rulita baru tersadar dari komanya, namun saat itu Darius sudah menikahi Felisha dan mengukuhkan hak perwalian atas bayi Rulita, sehingga Prabhu pun tak bisa berbuat apa-apa.Beberapa tahun berlalu, Prabhu memfokuskan diri pada kesembuhan adiknya, dan tetap merahasiakan bahwa Rulita masih hidup, hingga adiknya itu bisa bangkit kembali, setelah itu Prabhu kembali untuk mengambil si kembar, namun saat dia datang, Prabhu hanya melihat satu orang anak perempuan saja di rumah Darius.Beberapa hari d
Jerome tersenyum, karena dia tau bahwa keterpurukan keluarga Genaaro tidak akan lama, dia dan Sean bisa membuat kebangkitan kembali Klan Genaaro.Bagi klan besar seperti keluarga Genaaro memang telah memiliki akar yang kuat, sehingga tiupan badai hanya akan membuat oleng puncaknya saja, tidak sampai keakarnya. Hanya saja kali ini William sedang bersabar dan mengalah, namun bukan berarti mereka tidak bisa menghimpun kekuatan untuk menyerang balik. Entah apa yang sedang direncanakan oleh William.Baik Jerome maupun Sean tak ada yang bisa menebak jalan pemikiran ayah mereka saat ini, karena keputusan yang diambil oleh William sangat berbeda jauh dari sifat dan kepribadian dia sehari-hari.“John, apa kau tau sedekat apa hubungan dad dengan orang yang bernama Ardian ini? Mengapa dad terkesan sangat bersabar sekali menghadapi orang ini?”“Saya juga tidak tau hubungan tuan besar dan ayahnya Tuan Gibran seperti apa pada masa muda mereka, tapi menurut info yang saya dengan, Tuan Besar William