Aleeka menjejakan kakinya dan memandang sekitar bandara, setelah menempuh waktu yang cukup panjang, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.“Daniel, apa kau yakin tempat ini aman untukku?”“Aku sudah menyelidiki tempat ini sebelumnya, dan tidak ada kekuasaan keluarga Genaaro disini, jadi kau aman”Daniel mengamil alih koper yang ditarik Aleeka, mereka berjalan menuju pintu keluar Bandara Internasional Wellington.“Jadi..kita akan tinggal disini?”“Benar Aleeka, aku sudah membeli rumah untuk kau tinggali, dan juga sudah meminta kerabatku disini untuk membantumu mencarikan pekerjaan jika kau ingin, tetapi jika kau tidak bekerja pun aku masih sanggup membiayai hidupmu”“terimakasih Daniel, kau baik sekali padaku, aku sangat beruntung memiliki sahabat sepertimu dan Richi”Daniel hanya tersenyum mendengar penuturan Aleeka, namun wajahnya berubah murung, walaupun hanya sekejap dan detik berikutnya kembali normal.***Sisilia, Italia..Sean telah tiba di kediaman keluarga Genaaro, di Sisili
Jakarta...Aqeela berteriak memaki dan meminta ikatan tangan dan kakinya dilepaskan, tak hanya itu, mata Aqeela pun ditutup oleh kain hitam sehingga Aqeela tak dapat melihat dimana dirinya saat ini berada serta siapa yang telah menculiknya.“Lepaskan Aku, kalian akan tau akibatnya jika berani menyakitiku!” teriaknya sambil menendangkan kakinya kesana kemari.Terdengar suara langkah kaki beberapa orang mendekat, Aqeela langsung menajamkan pendengaranya.“Bos, kami sudah melakukan apa yang anda perintahkan, dan wanita yang bos maksud sekarang ada bersama kami” ucap salah seorang dari mereka, sepertinya dia sedang emnelpon seseorang diseberang sana. setelah itu dia mengarahkan kamera ponselnya kearah wajah Aqeela dan memotretnya serta langsung dikirimkan pada nomor seseorang.Setelah mengambil foto wajah Aqeela, orang itu pun segera pergi dari sana, menyisakan dua orang yang masih berdiri untuk menjaga Aqeela agar tidak bertindak macam-macam.Aqeela akhirnya terdiam setelah beberapa saat
Sisilia..Sean yang saat ini sedang ebrada di rumah utama keluarga Genaaro, menatap layar ponselnya, berulangkali dia menyetel video yang dikirimkan oleh Jerome, adiknya. Berikutnya tanganya menggulir layar ponselnya, kini dia membuka salah satu pesan dari nomor asing yang juga mengirimkan video padanya, namun video yang dikirimkan orang tersebut berbeda jauh dengan video dari Jerome.Sean mengerutkan dahinya, menatap video yang memperlihatkan wanita yang amat dikenalnya tengah berteriak histeris meminta untuk dilepaskan.“Apa yang terjadi? Tapi.. menurut Berta Aleeka diculik, lalu siapa yang dilihat Jerome di Wellington?” gumamnya seorang diri.Sesaat kemudian kembali ada pesan masuk dari nomor tak dikenal, dan kembali nomor tersebut mengirimkan sebuah video.[“Sean, tolong aku... mereka menyekapku, tolong aku dan bayi kita Sean”]Sean meremas ponselnya, ingin sekali dia menghancurkan benda tersebut, dia sangat geram melihat Aleeka dengan kaki dan tangan terikat dan di dudukan di kur
Tiba-tiba pintu terbuka dan masuklah pria paruh baya dengan setelanjas mahal. “Aku tau kau akan membawanya kesini nak”Aqeela yang melihat orang yang telah menculiknya langsung bersembunyi dibelakang tubuh Gibran.“Dd..dia datang lagi, tolong aku Gibran”Gibran menatap tajam kearah pria tersebut. “Apa maumu? sudah kukatakan jangan campuri urusan pribadiku!”“Aku hanya ingin membantumu mendapatkan wanita yang kau cintai”“Aku bisa melakukanya sendiri”“Tapi kau terlalu lamban, jika aku tak segera bertindak Sean akan dengan cepat mengambil apa yang sudah menjadi milikmu”“Itu urusanku! Pergilah! Aku tidak butuh bantuanmu”“Aku memang akan pergi, aku mampir kesini karena ingin memberikan dokumen yang kalian perlukan untuk menikah, aku sudah mengatur semuanya, termasuk membelikan kalian pakaian pengantin dan juga segala keperluan yang dibutuhkan untuk pernikahan kalian”Aqeela tercengang mendengar penuturan pria tersebut, otaknya langsung mencerna bahwa ada yang tidak beres disini.“Apa m
Sean menyugar rambutnya, saat ini dia sudah berada di rumah utama keluarga Genaaro. Patricia mengurung dirinya didalam kamar, setelah sebelumnya dia menerima telpon dari Liliana. Dengan terpaksa Patricia membohongi ibu mertuanya itu dan mengatakan bahwa keadaan mereka baik-baik saja. Dia tak ingin menambah beban pikiran Liliana.Disaat seperti itu, sayup terdengar suara helikopter mendekat, kian lama suaranya kian jelas. Rumah utama keluarga Genaaro memiliki helipad di halaman belakang.“Jerome” gumam Sean, dia sudah menebak bahwa suara helikopter tersebut menandakan kepulangan adik sematawayangnya.Jerome, pria berusia 26 tahun, anak bungsunya William itu memang terkesan semaunya sendiri dalam bersikap, tetapi jika ada yang mengusik keluarganya dia adalah orang pertama yang akan maju di barisan terdepan untuk membela. Seperti halnya saat ini, mendengar bahwa ayahnya ditahan polisi atas kejahatan yang tidak pernah dilakukanya, Jerome langsung mengerahkan anak buahnya untuk menyelidiki
Tiba-tiba saja terbersit sebuah ide dalam kepala Aqeela. “Dengar pak tua, jika kau pikir Sean akan patah hati melihatku bersanding dengan Gibran, kau salah besar, karena yang Sean cintai bukanlah aku, tetapi saudara kembarku yang saat ini tinggal di Singapura”“Kau tak bisa membodohiku anak kecil, aku sudah menyelidiki latar belakangmu dan juga keluargamu, kau adalah anak tunggal”“Itu karena mommy telah mengatur segala rupa agar terlihat seperti itu, percayalah padaku, aku memiliki adik kembar yang sejak dilahirkan hidup terpisah, kau bisa menyelidikinya sendiri, namanya Aleeka”Selelsai berkata Aqeela buru-buru pergi meninggalkan ayah Gibran, dia khawatir pria itu kembali membuat ulah dan menyekapnya lagi.***Sisilia...Sean tengah memukuli seseorang di sebuah ruangan dibalik jeruji besi. Itu adalah ruangan bawah tanah yang sengaja di ciptakan William untuk menyiksa para pengkhianat dan juga pihak musuh yang tertangkap. Aura kejam memancam di wajah dan tatapan mata Sean, membuat si
Tiba di rumah Sean menyaksikan Patricia kewalahan menghadapi pertanyaan dari Liliana, karena nenek Sean itu terus saja mendesak menantunya untuk menghubungi William.“Nenek, kapan kau datang? Mengapa mendadak sekali?” Sean berpura-pura tak mengetahui kedatangan Liliana.Patricia terlihat bernapas lega dengan kedatangan Sean, kini dia terbebas dari cecaran ibu mertuanya itu, dengan gerakan perlahan dia beringsut meninggalkan nenek dan cucu itu di ruang tengah, dan dia menyembunyikan diri di kamarnya.“Sean, dimana ayahmu? Mengapa dia tidak menyambut kedatanganku?”“Dad sedang ada tamu penting di kantor nek, tapi tadi dia sempat berpesan agar menelponya jika aku sudah tiba di rumah, dia ingin bicara denganmu”Sean pun kemudian melakukan panggilan telpon, beberapa saat menunggu akhirnya panggilanya tersambung, dan Sean memberikan ponselnya pada Liliana.Selesai berbicara di telpon, Liliana nampak gembira, dia akhirnya mengira bahwa instingnya kali ini salah, atau mungkin terbawa suasana
Pagi ini baik Sean maupun Jerome mendapat pesan dari Zain bahwa ayah mereka telah dibebaskan dari penjara. Patricia pun nampak amat bahagia, dia juga telah mengetahui dari ayahnya bahwa suaminya telah dibebaskan.Zain dengan otak mafianya telah menemukan akar permasalahan, dan bisa memberikan bukti-bukti bahwa William tidak bersalah sehingga pihak kepolisian tidak memiliki alasan kuat untuk menahanya.“Sean, apa kau sudah menerima pesan dari kakekmu?” Patricia yang berpapasan dengan Sean di depan pintu kamarnya, melirik ke kiri dan kananya, khawatir kalau Liliana ada di sekitar mereka dan mendengar percakapanya.“Sudah mom, pagi ini aku dan Jerome akan menjemput dad”“Tidak perlu Sean, kakekmu sudah menjemputnya, dan sekarang mereka berada di markas”Sean mengerutkan dahinya, dia berpikir jika setelah bebas dari penjara William lebih memilih mengunjungi markas dahulu, itu artinya ada sesuatu yang telah mereka temukan dan diamankan di markas.Tak lama Sean sudah mengajak Jerome untuk m
Jakarta.Felisha berteriak marah saat dirinya diusir dari rumah sakit. dia baru saja kembali dari bepergian keluar negeri. Saat itu memang Felisha mematikan ponselnya agar tak ada yang mengganggunya.“Apa-apaan ini?! mengapa kalian mengusirku? Mengapa barang-barangku semuanya berada diluar ruangan?!” dengan wajah merah padam Felisha berteriak dan memanggil semua orang bawahanya.“Maaf dok, kami hanya melaksanakan perintah atasan” ucap seorang karyawan rumah sakit yang diketahui adalah manager personalia.“Apa katamu?! Coba ulangi lagi!”Mendengar perkataan sang manager, Felisha pun bertambah berang, dia adalahistri dari pemilik rumah sakit tersebut, dan selama ini dialah yang berkuasa disana, tak ada seorang pun yang berani melawanya. Namun kini dia seolah di usir dari istananya sendiri.Sang manager mengusap keringat yang mulai muncul di area dahi denga punggung tanganya. “Kami... hanya menjalankan perintah dari atasan dok” ulangnya.Plak.Felisha langsung menampar sang manager itu.
Disaat Prabhu tenggelam dalam ingatan akan masa lalunya, pintu ruanganya terbuka dan seorang wanita paruh baya namun masih terlihat cantik melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut.“Prabhu, kukira kau sedang sibuk disini, ternyata kau malah sedang melamun” keluhnya.Sesaat Prabhu terlihat kaget namun detik berikutnya wajahnya kembali normal dan tersenyum.“Aku sedang memikirkan nasib kedua keponakanku Hana, karena aku mendapat laporan bahwa salah satu keponakanku dibawa kabur oleh pria bernama Seanders Genaaro”“Genaaro? Apa dia masih ada kekerabatan dengan Samuel?”“Entahlah Han, tapi aku sudah menyuruh orangku untuk menyelidiki lebih lanjut”“Lalu kapan kau akan menjemput Rulita untuk pulang kembali kesini? Aku sudah rindu bercengkrama dengan adik iparku itu”Mendengar permintaan Hana yang tak lain adalah istrinya itu, Prabhu pun tersenyum dan teringat akan jawaban Rulita saat dia menghubungi adiknya itu untuk menyuruhnya pulang ke Indonesia.“Aku sudah meminta adiku itu untuk pula
Beberapa saat kemudian Arik sudah kembali dengan membawa obat yang dibelinya di apotek. “Nona, ini obatnya, dan ini saya juga membelikan beberapa roti untuk anda makan sebelum minum obat”Aleeka tersenyum pada Arik dan mengucapkan terimakasih, karena memang saat ini dia merasa lapar kembali. Arik melirik dan memperhatikan Aleeka yang duduk tak jauh dari brankar sambil memakan rotinya, setelahnya dia menyodorkan segelas air putih dan meminta Aleeka untuk meminum vitamin yang sudah di belinya di apotek tadi.Setelah merasa cukup kenyang dan meminum obat, Aleeka pun menyandarkan punggungnya dan menguap. “Apakah anda mengantuk Nona Aleeka? Anda bisa rebahan saja di ranjang satu lagi dan tidur sejenak, biar saya yang menjaga Tuan Muda Sean” Arik merapikan ranjang pasien yang kosong yang berada di samping ranjang Sean, karena memang merasa amat mengantuk, Aleeka pun menuruti permintaan Arik dan merebahkan tubuhnya diatas ranjang tersebut, dan tak berapa lama dia pun sudah terlelap.“Ayo
Sisilia, Italia.Disebuah rumah sakit, tepatnya di taman saping rumah sakit terbesar disana. Dua orang wanita sedang duduk bersantai sambil menikmati secangkir teh hangat di tanganya masing-masing.“Jadi selama ini kau berada di Italia? Mengapa kau tak pernah sekalipun menelponku?”“Ini karena perintah kakak kandungku, Prabhu. Dia menyuruhku untuk memutuskan seluruh komunikasi dengan semua orang, karena Darius sudah mengumumkan berita kematianku pasca melahirkan ke publik, jadi mau tak mau aku harus bersembunyi, jika tidak Felisha dan antek-anteknya tetap akan mencariku serta berusaha membunuhku lagi”“Kau tau Rulita? Hingga detik ini aku sama sekali tak habis pikir dengan kelakuan suamimu itu, Darius sangat bodoh menyia-nyiakan istrinya dan bahkan menganggapmu berselingkuh, padahal kala itu Samuel hanya bermaksud menolongmu, terlebih dia juga sudah menikah dan amat mencintai istrinya”Kedua wanita berusia 45 tahun itu yang tak lain adalah Nancy dan Rulita sedang mengobrol sambil meng
“Apa?! Aleeka tidak ada? Apa kau sudah mencarinya ke semua tempat? Barangkali dia pindah ke tempat lain untuk membeli sesuatu”Daniel nampak cemas saat dia mendapat telpon dari supir pribadinya yang mengabarkan bahwa Aleeka tidak ada di restoran tempat terakhir kali dia meninggalkanya, dengan tergesa-gesa dia pun berjalan hendak kembali ke restoran tadi. Daniel merasa menyesal bahwa dia telah meninggalkan Aleeka seorang diri disana, terlebih hal penting yang dibicarakan oleh ayahnya adalah perjodohanya dengan putri dari sahabat ayahnya demi kepentingan bisnis.“Tetap disana dan cari ke semua tempat” ucap Daniel sebelum dia menutup telpon dan bergegas pergi, hingga melupakan ponselnya yang di lemparkanya ke atas ranjang saat meraih kunci mobil dan mengenakan kembali kemejanya.Ayah Daniel yang melihat putranya hendak kembali meninggalkan rumah berusaha menahan kepergian putra semata wayangnya itu, dan terjadi perdebatan antara ayah dan anak.“Apa susahnya kau menuruti omongan orangtua
Daniel pun melihat ke belakang melalui kaca spion. “Benarkah? Aku tidak memperhatikan, tetapi mungkin saja hanya kebetulan, kau jangan terlalu parno Aleeka”Sesaat Aleeka pun bernapas lega, karena melihat mobil yang dicurigainya berbelok arah, tak lagi berada di belakang mobil mereka.“See.. kau lihat kan? mereka hanya kebetulan saja satu arah dengan kita tadi, dan sekarang mereka mengambil jalan menuju tujuan mereka sendiri”Aleeka tak menimpali ucapan Daniel, harus dia akui semenjak dirinya sering menghadapi kasus penculikan, kini dia selalu mencurigai apapun, bahkan terkadang dia mencurigai orang-orang yang tak dikenalnya.Tiba di tempat makan, Aleeka pun sudah melupakan persoalan mobil yang membuntuti perjalananya, bersama Daniel dia ikut mengantri. Karena itu bukanlah restoran mewah yang bisa melakukan reservasi sebelumnya. Makanan yang diinginkan Aleeka adalah tempat makan di sebuah ruko kecil namun ramai pengunjung karena beritanya yang viral. Setelah beberapa saat, akhirnya ke
Darius menatap keseluruhan sudut apartemen yang tidak pernah sekalipun ditinggalinya itu. dia membeli apartemen itu dengan uang hasil jerih payahnya sendiri, tanpa sedikitpun bantuan dana dari kedua orangtua angkatnya yang telah membesarkanya seperti anak kandung mereka sendiri.“Mengapa kau tega sekali berkhianat di belakangku Rulita? Mengapa?”Pria paruh baya itu duduk di lantai bersandar pada ranjang, ditanganya memegang sebuah botol minuman. Darius mengenang kembali moment indah yang dia lalui dengan istri pertamanya yang merupakan cinta sejatinya.Dia mengakui bahwa dia telah keterlaluan memperlakukan Rulita kala itu. Setelah mengetahui Rulita hamil, Darius pun membawa Felisha untuk tinggal di rumah mereka, dan mengusir Rulita dari kamar utama.Rulita yang tengah hamil harus menyaksikan sahabat dan suaminya bermesraan didepan matanya, dan setiap malam dia juga harus mendengar desahan dari kamar yang dulu ditempatinya bersama Darius.Dengan kejam Darius menyuruh Rulita pindah ke k
Tanpa Darius ketahui, ternyata Prabhu menyelamatkan nyawa adik kandungnya dan membawa pergi jauh dari Darius, suami yang selalu menyiksa mental dan fisiknya itu. Namun Prabhu tak bisa membawa serta kedua bayi yang dilahirkan Rulita karena secara hukum bayi-bayi itu adalah sah anak dari Darius.Setelah membawa Rulita pergi jauh dan merawatnya, karena hebat pasca melahirkan, Rulita mengalami pendarahan, yang menyebabkanya dalam keadaan koma selama tiga bulan.Prabhu pun kembali menemui Darius saat Rulita baru tersadar dari komanya, namun saat itu Darius sudah menikahi Felisha dan mengukuhkan hak perwalian atas bayi Rulita, sehingga Prabhu pun tak bisa berbuat apa-apa.Beberapa tahun berlalu, Prabhu memfokuskan diri pada kesembuhan adiknya, dan tetap merahasiakan bahwa Rulita masih hidup, hingga adiknya itu bisa bangkit kembali, setelah itu Prabhu kembali untuk mengambil si kembar, namun saat dia datang, Prabhu hanya melihat satu orang anak perempuan saja di rumah Darius.Beberapa hari d
Jerome tersenyum, karena dia tau bahwa keterpurukan keluarga Genaaro tidak akan lama, dia dan Sean bisa membuat kebangkitan kembali Klan Genaaro.Bagi klan besar seperti keluarga Genaaro memang telah memiliki akar yang kuat, sehingga tiupan badai hanya akan membuat oleng puncaknya saja, tidak sampai keakarnya. Hanya saja kali ini William sedang bersabar dan mengalah, namun bukan berarti mereka tidak bisa menghimpun kekuatan untuk menyerang balik. Entah apa yang sedang direncanakan oleh William.Baik Jerome maupun Sean tak ada yang bisa menebak jalan pemikiran ayah mereka saat ini, karena keputusan yang diambil oleh William sangat berbeda jauh dari sifat dan kepribadian dia sehari-hari.“John, apa kau tau sedekat apa hubungan dad dengan orang yang bernama Ardian ini? Mengapa dad terkesan sangat bersabar sekali menghadapi orang ini?”“Saya juga tidak tau hubungan tuan besar dan ayahnya Tuan Gibran seperti apa pada masa muda mereka, tapi menurut info yang saya dengan, Tuan Besar William