Pukul 3 sore di mansion keluarga Heart. Kedatangan Rosalia ke mansion keluarganya ini dengan dikawal oleh Ben dan 2 Bodyguard kepercayaan Ernest yang pernah mengantarnya pulang setelah ia melakukan one night stand dengan Ernest, disambut oleh Ayah dan Ibunya dengan wajah bingung bercampur heran. Karena hari ini adalah hari minggu, tentu saja Ayahnya akan berada di mansion. Selain itu, ia juga mengerti mengapa Ayah dan Ibunya terus menatapnya dengan tatapan yang penuh tanda tanya. Sebab, kali ini ia pergi mengunjungi kedua orang tuanya ini bersama Ben dan 2 Bodyguard yang terus mengikutinya hingga ia masuk ke dalam mansion. Seakan kedua Bodyguard itu ingin terus menempel padanya. Baik, ini memang permintaan Ernest setelah Kekasihnya itu mengetahui bahwa Saudarinya, Rose. Kini telah berada di sini. Ya, ia dan Ernest telah resmi menjadi sepasang Kekasih pasca adegan panas yang ia lakukan bersama Ernest di parkiran P1 di mana Ernest baru saja membeli sebuah griya tawang mewah di sana. Sa
"Nona, bagaimana keadaan kedua orang tua Nona?" tanya Ben pada Rosalia dalam perjalanan menuju griya tawang baru Ernest sambil menatap gadis belia itu lewat kaca spion mobil.Rosalia yang duduk tepat di belakang Ben hanya menggelengkan kepalanya, di saat yang sama-- Senyum getir terukir di bibirnya yang berwarna peachy.Menyaksikan ekspresi Rosalia, Ben tiba-tiba merasa bersalah terhadap Alston dan juga Elizabeth. Sebab ia telah mengatakan semua yang telah Ernest perintahkan padanya tanpa terlebih dahulu mempersiapkan mental kedua orang tua Rosalia itu hingga membuat Alston dan Elizabeth yang mendengar penjelasan darinya menjadi sangat ketakutan. Tapi ia bisa apa? Perintah Ernest tetap harus ia sampaikan. Di sisi lain, dengan begitu ia juga telah berusaha memperingatkan Alston, bahwa ulah Rose dan penipuan yang Alston serta keluarganya lakukan terhadap keluarga Gail bisa saja menimbulkan dampak yang sangat buruk di kemudian hari. Meski begitu, ia masih berbaik hati bahwa ia masih bel
Tatkala tengah termangu menatap langit-langit kamar barunya, Rosalia tiba-tiba mendengar suara nada dering ponselnya yang berada di dalam tas tangannya. Memperdengarkan alunan musik romantis dari salah satu band manca negara yang sangat ia sukai. Mendengar suara tersebut, Rosalia dengan cepat mengangkat tubuhnya untuk duduk di atas ranjang lalu membuka tas tangannya untuk mencari ponselnya. Setelah menemukannya, ia pun memencet tanda terima panggilan kemudian menempatkan ponselnya ke samping telinga kanannya. Saat itu juga suara cempreng Luna langsung menyapa indera pendengarannya.[Apa itu benar, Rosi? Kata Ibumu Rose telah kembali ke kota ini dan akan melanjutkan pertunangannya? Lalu bagaimana denganmu? Apa yang akan terjadi padamu? Tadi Ibumu aku dengar menangis saat aku menghubunginya untuk menanyakan kabarmu, katanya kamu tidak akan kembali ke mansion keluargamu. Jadi di mana kamu tinggal sekarang?]Rosalia menghela nafas ketika mendengar semua pertanyaan itu yang seakan diucapka
"Mrs. Gail? Aku masih menunggu jawaban darimu!"Mendengar pertanyaan itu, Rosalia sontak tergugu, bingung bagaimana harus menjawabnya. Dan, tepat ketika Ernest ingin kembali membuka mulutnya, di saat yang sama-- Ia tiba-tiba terselamatkan oleh suara ketukan di pintu kamarnya yang disusul oleh suara Ben. "Tuan, aku telah menemukan pria itu!"Rosalia menautkan alisnya saat mendengar ucapan Ben, tapi tidak dengan Ernest. Kekasihnya ini justru mendadak menyeringai lebar, bukan senyum bahagia, melainkan senyum sinislah yang Ernest tampilkan di wajahnya. Senyuman yang tampak mengerikan bagi Rosalia. Pada Senyuman Ernest, ia bisa merasakan ada aura membunuh di sana. Aura yang sangat berbahaya. Dan jujur, hal itu untuk sesaat sempat membuatnya bergidik ngeri. "Masuklah, Ben!" titah Ernest. Ceklek!! Ben pun memasuki kamar sambil menundukkan kepalanya, sama sekali tidak berani menatap Ernest yang saat ini tengah membungkuk di hadapan Rosalia. "Sekarang katakan! Di mana pria itu?" lontar E
Tidak sampai satu jam, dengan kecepatan di atas 100 kilo meter perjam, akhirnya Edward tiba di mansion keluarga Heart. Seperti kedatangannya kemarin ke mansion ini, ia harus melewati penjaga gerbang terlebih dahulu baru kemudian dipersilakan untuk memasuki halaman mansion. Meski mansion keluarga Heart tidak memiliki halaman sebesar mansion Pamannya, halaman mansion ini juga cukup luas. Ada kebun bunga di sisi kiri dan kanan jalan yang menuju ke arah mansion. Dan di depan mansion, terdapat parkiran yang bisa memuat 10 mobil di sana. Ke tempat tersebutlah Edward membawa sepeda motornya setelah penjaga gerbang yang masih mengingat dirinya membukakan gerbang mansion untuknya.Tiba di depan mansion, ia pun disambut oleh seorang pelayan mansion yang kebetulan akan memasuki mansion. Sepertinya pelayan tersebut baru saja melakukannya pekerjaannya di luar mansion. Namun, sebelum mengijinkannya masuk-- Pelayan itu terlebih dahulu memintanya untuk menunggu di parkiran.10 menit kemudian, dari
"Bersama Pamanku?" Edward memicingkan matanya, "Di mana?" tanyanya. "Di gri..." Bill reflek merapatkan bibirnya sebelum ia salah bicara. Pagi ini, meski Ernest belum menjelaskan apapun padanya tentang mengapa Sahabatnya itu tergesa-gesa membeli sebuah griya tawang dan membawa Rosalia untuk tinggal di sana bersamanya-- Namun ia yakin bahwa Ernest pasti melakukan hal itu demi sebuah alasan. "Gri?" Edward menautkan alisnya, "Gri apa?! Gri... Griya tawang? Apa Paman membeli sebuah griya ta.... Mmmph..." Ia sontak mendelikkan matanya ketika mulutnya tiba-tiba dibekap oleh Bill. "Ssst!!! Kecilkan suaramu, dasar bodoh!" sungut Bill gemas. Sesaat setelahnya, kala ia melihat Edward menganggukkan kepala tanda mengerti dan memberi isyarat padanya bahwa pemuda itu tidak akan berbicara lagi-- Bill pun perlahan-lahan mengangkat tangannya dari mulut Edward, lalu menyapu telapak tangannya yang sedikit basah pada celananya. "Jadi itu benar?""Ya," jawab Bill singkat. Ia kemudian meminta segelas wh
Las Vegas Blvd pukul 1 lewat, 2 buah sedan elegan dan 2 sedan hitam memasuki halaman sebuah hotel termewah di area ini. Tiba di depan Lobby hotel, pria yang mengendarai sedan mewah pertama yang tak lain adalah salah seorang Bodyguard Ernest-- Bergegas keluar dari sedan. Pria ini menghampiri sedan mewah kedua yang dikendarai oleh Ben, lalu membukakan pintu di bagian penumpang untuk Ernest dan wanita yang menemani Bosnya ituBeberapa saat yang lalu, di pesawat pribadi Ernest, Rosalia terbangun ketika ia merasakan gerakan Ernest yang ingin mengangkat tubuhnya. Ia yang kala itu masih setengah sadar, membiarkan saja Ernest menggendongnya ala bridal style menuruni anak tangga pesawat. Kepalanya ia jatuhkan di dada bidang Ernest, menghirup wangi parfum mewah Ernest dan aroma maskulin kulit Ernest yang menembus kemeja yang dikenakan oleh Kekasihnya itu. Selama beberapa saat ia terbuai dan menikmati apa yang ia lakukan, hingga di saat Ernest akan memasukkan dirinya ke kursi belakang mobil mew
Tiba di hadapan Rosalia, Ernest menghentikan langkahnya. Menatap Kekasih kecilnya itu yang tengah menunduk dengan wajah merona. "Malam masih panjang, Mrs. Gail. Kamu juga sudah terlalu banyak tidur di pesawat tadi." Ia diam sejenak, mengangkat tangannya untuk menyentuh dagu Rosalia dan menarik sedikit dagu tersebut ke atas. Namun, Rosalia yang masih malu tampak enggan menatapnya. "Kamu tidak seperti ini di pertemuan pertama kita, Rosalia Heart." Sungutnya gemas. "Itu karena aku sedang mabuk," sambung Rosalia cepat, sama sekali tidak ingin menatap Ernest, meski wajahnya kini telah dipaksa menengadah agar ia menatap wajah Kekasihnya itu."Ada wine di ruangan pendingin, ingin minum?""Tuan Ernest Gail, bagiku malam itu adalah sebuah kesalahan! Aku melakukannya karena aku... Aku benci disebut sebagai gadis yang tidak menarik!" Sesaat Rosalia menghela nafas, lalu mengangkat pandangan matanya, menatap Ernest yang juga sedang menatap dirinya. Tatapan Kekasihnya itu sangat tajam, seakan mene