Share

76 Melepaskan Memang Berat

"Kak, Boleh Papa masuk?" Haris mengetuk pintu kamar Rhea yang sengaja dikunci dari dalam.

"Kak." Sekali lagi ia memanggil anaknya, barulah pintu kamar di hadapannya terbuka.

Haris menghilang di balik pintu kamar anaknya, menghabiskan waktu berdua untuk membicarakan masalah yang membuat anaknya itu shock dan terlihat berantakan di pagi hari itu.

Sementara Naren yang masih berada di ruang makan hanya bisa menunduk lesu melihat belum ada perubahan positif pada diri Rhea. Ia belum menyentuh sama sekali makanan yang ada di piringnya, yang sengaja ia bawakan untuk keluarga Rhea karena yakin mama Rhea tidak akan punya waktu untuk memasak sarapan.

"Ren, dimakan aja duluan, sekalian temenin Tante sama Ranu makan," ucap Dyah sambil tersenyum, walau senyuman itu tidak mampu menutupi raut khawatir di wajahnya.

"Iya, Tante." Naren berusaha tersenyum demi kesopanan.

Tak berselang lama, Haris kembali ke ruang makan dengan muka kusutnya. Sendiri. Tanpa terlihat Rhea mengekorinya. "Nanti bawa sarapann
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status