Share

2.

last update Last Updated: 2024-11-13 14:35:11

"Jakarta, aku datang!"

Aldebaran Kellendra. Nama itu adalah identitas Abraham Malik yang baru.

Pukul 06:20 pagi. Perjalanan dari Surabaya ke Jakarta hanya memakan waktu 1 jam lebih. Selama di perjalanan, Aldebaran tidak bisa memejamkan mata. Dia terus menerka-nerka kehidupan ibukota yang kata orang penuh warna.

Pesawat sudah mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Aldebaran berada di kabin kelas bisnis. Dia melepaskan sabuk pengaman. Lalu, meraih ponsel.

Aldebaran merasa ada seseorang sedang memperhatikannya. Dengan ditunggangi rasa penasaran, dia pun menoleh ke sisi kiri.

"Aduhai, cantik banget!" Aldebaran memekik terkejut.

Seorang gadis berusia 18 tahun menatapnya. Jantung Aldebaran berdebar kencang.

Tanpa disadari, Aldebaran menyebutkan ciri-ciri fisik si gadis. "Bola mata dan rambut panjang berwarna coklat. Hidung mancung dan kulitnya putih banget. Dia tinggi dan ramping."

Selama 3 tahun berada di tempat pelatihan militer, Aldebaran belum pernah melihat gadis cantik.

Gadis itu masih menatapnya. Aldebaran lantas bersikap sombong. Dia memalingkan wajahnya. Lalu, mengambil tas ransel.

Setelah tidak melihat gadis itu lagi, Aldebaran segera beranjak dari tempat duduknya.

"Eh, apa ini?"

Langkah Aldebaran terhenti. Dia hampir saja menginjak sebuah gelang emas putih dengan desain mahkota mewah bertuliskan Zoya.

Aldebaran membungkuk, lalu mengambil gelang tersebut dengan tangan kanan. Sedangkan tangan kirinya memegang ponsel.

"Apa ada, Tuan?"

Seorang pramugari menghampiri Aldebaran. Dia tersenyum manis padanya.

"Apakah Anda kehilangan sesuatu?"

"Nggak, cuma ambil HP yang jatuh," sahut Aldebaran, menunjukkan ponsel di tangan kirinya.

***

Aldebaran berada di dalam taksi selama 2 jam. Dia sudah memberikan alamat kepada sopir. Jadi, dia menyandarkan kepala dengan tenang.

"Gelang ini jatuh pas banget di bawah kursi gadis tadi. Apa ini memang punya dia?"

Saat turun dari pesawat, Aldebaran sempat mencari-cari gadis tadi. Tapi, dia tidak menemukannya.

"Zoya." Aldebaran membaca nama yang terukir di gelang. "Apa nama gadis itu Zoya? Aneh banget! Tapi, aku penasaran sama nama lengkapnya."

Aldebaran melihat jam tangannya. Dia merasa tidak tahan lagi duduk lama di dalam taksi.

"Masih jauh nggak, Pak?"

"Ehem, setelah belok kiri, Anda udah sampai di tempat tujuan, Mas," jawab sopir.

Benar saja. Sopir taksi membelokkan mobilnya ke kiri dan mencari Jalan Kenari. Taksi berhenti di depan pos satpam yang berada di sebelah kanan.

Sopir membuka kaca mobil. "Selamat siang, Pak! Saya mau tanya alamat ini."

Sopir menyodorkan kertas milik Aldebaran kepada satpam yang menghampirinya.

"Oh, ini kediaman Pak Adi Wijaya." Satpam menjawab dengan yakin. "Saya akan buka portalnya. Anda ikuti aja jalan utama ini, terus belok kanan di perempatan pertama. Rumahnya ada di sebelah kiri."

"Kalo gitu, makasih, Pak."

Sopir melihat portal perumahan mewah telah terbuka. Taksi segera melaju sesuai dengan arahan satpam. Tidak lama, mereka sudah sampai di depan rumah besar.

Setelah membayar ongkos, Aldebaran turun dari taksi. Dia telah sampai di kediaman Adi Wijaya sesuai perintah komandannya.

"Kamu siapa?!"

Seorang satpam berkulit hitam menghampiri Aldebaran. Dia memperhatikan penampilan Aldebaran dan mencurigainya.

"Saya mau ketemu Pak Adi. Apa Beliau ada?"

"Kamu bilang apa? Hahaha!" Satpam itu menatap Aldebaran sambil tertawa. "Tuan Besar Adi, lebih tepatnya."

Aldebaran dengan cepat membalas tatapan satpam dengan dingin. "Jadi, Beliau ada, nggak?"

"Semua tamu yang mau ketemu sama Tuan Besar Adi harus buat janji dulu. Kamu udah buat janji, belum? Tapi menurutku, orang kayak kamu pasti belum buat janji."

Setelah mengembuskan napas, Aldebaran menjawab, "Saya memang belum buat janji. Tapi, Beliau pasti udah nungguin kedatangan saya."

Satpam mengernyitkan dahi. Dia terlihat menyepelekan Aldebaran.

"Ahmed Baharuddin, cepat kasih tau dia, kalo Aldebaran Kellendra udah dateng!" seru Aldebaran sambil membaca nama satpam yang tersematkan di nametag-nya.

Satpam terdiam, lalu tertawa terbahak-bahak. "Hahahaha! Kamu pikir, kamu siapa nyuruh-nyuruh aku begitu?!"

'Sial! Mau masuk ke rumah mewah aja susah banget,' keluh Aldebaran dalam hati.

"Jadi, gimana?" Aldebaran mencoba bersabar.

"Kamu bukan kerabat dan bukan partner bisnis Tuan Besar." Ahmed memainkan bola mata, menatap Aldebaran. "Penampilan kamu nggak buruk. Wajah kamu tampan dan bentuk badan kamu proporsional."

Ahmed mendekati Aldebaran. Lalu, berbisik, "Saranku, lebih baik kamu jadi gigolo aja di klub malam. Kerjaannya cuma menghibur Istri-istri atau Tante kesepian aja."

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nova Silvia
yah rese,,,liat nanti lu bakalan pingsan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    3.

    Wajah Aldebaran masam. Dia melihat Ahmed membuang ludah di sampingnya. Aldebaran mengepalkan kedua tangan kuat-kuat. Dia hendak meraih leher satpam, tetapi niatnya terhalang setelah mendengar seseorang berteriak. Muncul pria jangkung dari dalam rumah. "Udin!" panggil si pria jangkung. "Apaan?" sahut Ahmed. "Ganggu aja!"Si pria jangkung mendekati Ahmed. "Tamu penting Tuan Besar udah dateng belum?" Ahmed mulai mencurigai Aldebaran. "Namanya siapa? Dari tadi nggak ada tamu yang dateng.""Kalau nggak salah, namanya Aldebaran Kellendra," sahut si jangkung. Ahmed tercengang. "Hah?!"Kedua mata Ahmed mengarah kepada Aldebaran. Pria jangkung pun mengikuti arah pandang Ahmed dan dia mengerti. Aldebaran yakin, Ahmed sudah tahu identitasnya sebagai tamu penting Adi Wijaya. Jangkung mendekati Aldebaran. "Apa kamu Aldebaran Kellendra?""Iya," jawab Aldebaran, santai."Ayo cepat ikuti saya! Tuan Besar Adi udah nunggu kamu dari tadi pagi."Aldebaran tidak banyak berbicara. Dia menyeringai p

    Last Updated : 2024-11-13
  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    4.

    Brak!Adi menggebrak meja. Dia meletakkan kedua tangan di atas meja dengan alis yang semakin menegang. Emosi di matanya terlihat rumit "Kurang ajar!" pekik Adi. Dia melemparkan pandangan kepada dua bodyguard. Aldebaran dan Ron baru saja keluar dari ruang kerja Adi. Mereka bisa mendengar kemarahan Adi. Ron memandangi Aldebaran dengan aneh. "Tadi kamu ngomong apa sama Tuan Adi? Kok dia jadi marah kayak gitu?""Nggak ada," jawab Aldebaran, santai. Tanpa terlihat Ron, Aldebaran tersenyum sinis. Dia sedang mengungkapkan sifat asli Adi Wijaya yang sedang menyembunyikan sesuatu.Mereka terus berjalan menyusuri lorong. Teriakan Adi masih terngiang di telinga Ron.Ron berseru dengan ekspresi serius, "Jangan main api sama Tuan Adi dan keluarganya!"Aldebaran menghela napas berat. "Nggak akan, Ron."Ron berhenti di depan lukisan yang tadi diperhatikan Aldebaran. "Lukisan inikah yang kamu maksud tadi?" tanyanya, penasaran."Iya," sahut Aldebaran. "Kedua lukisan ini cuma ada satu di dunia dan

    Last Updated : 2024-11-13
  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    5.

    "Kamu sering pergi ke tempat kayak gini, Ron!" tanya Aldebaran.Aldebaran dan Ron masuk ke klub malam Jenja. Aldebaran dengan wajah tampan dan sorot mata tajam. Ron, pria jangkung dengan kulit sawo matang. Dia selalu tersenyum dan wajahnya biasa-biasa saja. "Ini tempat terbaik melepas stres." Ron menjawab dengan santai. "Halo, ladies!"Ron mulai menggoda beberapa wanita. Dia melirik Aldebaran yang mengikutinya dari belakang.Raut wajah Aldebaran masam. Dia melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 10.00 malam waktu Jakarta. Aldebaran berkata dengan malas, "Buatku, ini tempat teraneh yang pernah aku datengin."Ron tertawa. "Hahahaha! Kamu bakalan suka sama tempat ini. Karena di sini banyak cewek cakep dan seksi. Sesekali cari cewek sana! Di tempat pelatihan militer dulu kan nggak ada cewek."Kedua mata Aldebaran mencoba menyesuaikan dengan lampu sorot yang berputar. Telinganya terasa sakit mendengar suara bising musik yang sedang dimainkan oleh seorang DJ wanita.Kedua mata Aldeba

    Last Updated : 2024-11-13
  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    6.

    "Lepasin Manda sekarang!" teriak Azkaira. "Kamu nggak tau, siapa dia?"Aldebaran tidak peduli dengan apapun. Dia melepaskan jaket kulitnya dengan cepat. Lalu, memakaikannya ke tubuh Amanda bagian depan. Aldebaran berkata dengan penuh pengertian, "Pakai ini! Dress kamu sobek di bagian depan, pas di bagian bawah."Sontak, Amanda terdiam. Dia mengikuti saran Aldebaran. Ron dan Azkaira pun terdiam. Ternyata Aldebaran tidak memiliki niat lain Aldebaran mengikat kedua bagian tangan jaket ke bagian pinggang belakang Amanda. Setelah selesai dalam hitungan detik, Amanda mendongakkan kepala untuk menatap wajah Aldebaran dari dekat.Aldebaran merasa tidak nyaman mendapatkan tatapan mata seperti itu dari Amanda. Dia buru-buru menjauhkan diri dari Amanda. "Ayo pergi, Ron! Urusan aku udah kelar."Aldebaran beranjak pergi dari lantai dansa, tempat Amanda terjatuh. Dia meninggalkan Amanda yang masih mematung di tempatnya.Ron mengejar Aldebaran yang sudah melangkah jauh. Dia menerobos kerumunan or

    Last Updated : 2024-11-13
  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    7.

    "Kenapa kamu menyusahkan aku sih, Ron!"Sekarang, Aldebaran sudah berada di apartemen Ron Dinata. Dia baru saja selesai mandi. Dia masih mengingat kejadian memalukan tadi di klub malam Jenja. Ron mabuk parah di sana. Dia terus meracau. Dengan susah payah, Aldebaran berhasil membawa Ron pergi dari tempat terkutuk itu. Aldebaran menyetir mobil sport milik Ron. Dia juga membersihkan cairan yang keluar dari mulut Ron. Sungguh menjijikan! Tapi, Aldebaran tidak memiliki pilihan lain. Aldebaran menatap Ron yang sudah tertidur di ranjang. Setelah mengganti pakaian, dia bergegas pergi tidur. Aldebaran mendesah panjang. "Hemm!"Malam panjang yang melelahkan. Aldebaran merasa, tubuhnya membutuhkan istirahat.Aldebaran merebahkan tubuhnya di sofa. Saat hendak memejamkan mata, ponselnya bergetar. Aldebaran membaca pesan yang masuk dengan cepat dan teliti. Lalu, dia bersiap-siap untuk pergi. Dalam sekejap, Aldebaran sudah berada di lobi apartemen. Ini adalah kehidupan barunya sebagai seorang s

    Last Updated : 2024-11-13
  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    8.

    "Sistem keamanan di sini sangat luar biasa." Aldebaran memuji dengan nada tinggi. Seketika itu juga, semua orang saling pandang. Bagi mereka, orang asing yang baru datang ini sangat lancang. Karena menurut mereka, Aldebaran baru saja menyindir pangkalan militer angkatan udara.Ilyas menatap Aldebaran. Lalu, dia menatap anak buahnya. Ilyas bertanya, "Apa anak buah saya sudah menyinggung Anda, Tuan King?"Ilyas berjalan masuk ke bangunan kecil disusul oleh Aldebaran dan 3 orang di belakangnya."Lain kali, saya mau Anda yang datang langsung ke tempat penjemputan," kata Aldebaran, tegas. "Tapi, semoga aja nggak ada lain kali."Jiwa menyombongkan diri Aldebaran muncul. Hal itu, tentu saja meresahkan Ilyas dan semua orang yang bersamanya. "Eh, anak muda!" tegur pria berbadan gemuk. Dia berjalan di belakang Aldebaran dan Ilyas. "Sombong banget kamu!"Tidak ingin timbul masalah, Ilyas segera memberikan isyarat pada pria gemuk. "Tolong jangan diambil hati, Tuan King!" pinta Ilyas dengan re

    Last Updated : 2024-11-26
  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    9.

    "Iya. Dia adalah orang yang sangat berpengaruh di negaranya."Agam menjawab pertanyaan Aldebaran. Dia menatap Ilyas, lalu menatap Aldebaran. "Perlu digarisbawahi! Dia bukanlah orang sembarangan. Dia juga sempat meragukan kamu, Anak Muda! Jadi, misi pertama ini jangan sampai gagal!"Tanpa berpikir panjang, Aldebaran menjawab, "Anda tenang aja, Pak Agam! Saya akan lakukan yang terbaik."Agam mengubah posisi duduknya. Dia kembali memandang ke arah depan. "Matahari udah muncul. Tapi, kegilaan bocah ini seakan nggak ada habisnya," kata Agam, ketus. "Cobalah bekerja sama dengannya!" saran Ilyas sambil melihat kaca spion mobil. Agam tertawa. "Saya mau lihat cara kerjanya dulu. Setelah itu, saya baru akan mengakuinya. Itupun ... kalo memang sesuai dengan kriteria saya."Aldebaran ingin membalas perkataan Agam. Namun, Ilyas sudah menghentikan mobil. Aldebaran melihat setidaknya ada lima orang berpakaian jas hitam dengan potongan rambut yang sama. "Ayo!" ajak Ilyas. Sekelompok orang ters

    Last Updated : 2024-11-29
  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    10.

    "Tuan King!"Louis memanggil Aldebaran. Dia adalah tangan kanan Raj yang akan membantu misi Aldebaran.Pesawat jet pribadi Chua Henry Yuan mendarat di bandar udara pribadinya sekitar satu jam lalu. Sekarang, Aldebaran telah berada di dalam mobil bersama Louis. Sedangkan kedua kliennya menunggu Aldebaran di rumah pribadi Chua. Atas perintah Chua, Raj mentransfer uang muka yang telah mereka sepakati ke rekening pribadi Aldebaran. Sisanya akan ditransfer kemudian setelah misi selesai. Aldebaran duduk santai di samping Louis. "Ya?"Louis memberikan senjata kepada Aldebaran. "Sesuai dengan arahan informan, target berada di dalam mobil mewah berwarna silver. Dipastikan itu adalah kendaraan satu-satunya yang akan melewati jalan ini menuju ke Bishan."Seorang informan berkata bahwa komandan angkatan darat yang akan menjadi target Aldebaran sedang dalam perjalanan ke lokasi pelatihan militer di Bishan, region tengah wilayah negara Singapura. "Sepanjang jalan ini sudah kami sterilkan," kata

    Last Updated : 2024-12-06

Latest chapter

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    44.

    Deretan mobil mewah memenuhi showroom yang masih berlokasi di kawasan jalan haji Nawi 1 Jakarta Selatan. Aldebaran melihat satu persatu koleksi mobil mewah keluaran terbaru ditemani oleh Shania. "Silakan dilihat-lihat dulu, Mas!" seru pria berdasi yang berdiri di samping Aldebaran. "Ya," sahut Aldebaran. Lalu, dia berpaling pada Shania. "Apa mobil yang ini cocok buatku?" Aldebaran menunjuk satu mobil sport dua pintu buatan Jerman dengan logo biru putih yang melingkar. Mobil pilihan Aldebaran berwarna merah. Shania terkesiap mendengar pertanyaan Aldebaran. Pasalnya, dia juga memiliki satu mobil yang sama di garasi rumahnya. "Aーaku ...." Pria berdasi berkata, "Tuan, mobil ini adalah unit ke-4 dan baru aja tiba pagi tadi."Aldebaran mengernyit. "Maksudnya?" "Maksud saya adalah mobil ini hanya ada 7 unit di dunia, termasuk 4 unit di Indonesia." Pria berdasi menjelaskan dengan sabar. Aldebaran bertanya, "Siapa aja yang memilikinya di Indonesia?" "Dua diantaranya dimiliki oleh ....

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    43.

    "Silakan, Tuan Kells!" Shania mempersilakan. Setelah selesai makan, Shania mengajak Aldebaran ke pameran apartemen. "Ini adalah apartemen tipe A yaitu tipe studio."Aldebaran memperhatikan beberapa contoh apartemen yang diperlihatkan Shania. Seorang wanita gemuk dengan rambut dicepol dan make up tebal menghampiri Shania. Dia adalah Dara, atasan Shania. "Shania!" panggil Dara, ketus. Shania menoleh. "Ya, Bu?" "Cepet ke sini!" perintah Dara. Shania berkata, "Tuan, silakan lihat-lihat dulu! Saya akan kembali sebentar lagi."Aldebaran mengangguk. Sania pergi menghampiri Dara ke sudut. Dia melihat wajah masam Dara. Dara bertolak pinggang. "Kenapa kamu bawa calon pembeli kayak dia?""Maksudnya Ibu?" Dara menghela napas. Dia menunjuk Aldebaran. "Lihat aja penampilannya!"Shania akhirnya mengerti. "Bu, kita nggak bisa nilai seseorang dari penampilan luar aja. Karena banyak orang kaya yang hidup sederhana. Jadi, jangan sampai kita tertipu dengan penampilannya, Bu!""Halah, kamu tau ap

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    42.

    "Oh, Leo!" seru Amanda dengan santai. "Kamu tau apa tentang keluargaku, hah?!" Karena tinggi Amanda tidak sepadan dengan Aldebaran, dia berjinjit mengulurkan tangan. Amanda meraih topi Aldebaran. "Hei, jangan lancang!" tegur Aldebaran. Namun, terlambat! Amanda dengan mudahnya melepaskan topi Aldebaran. Sekarang, Amanda sudah mengenali sosok pria yang berdiri di hadapannya. "Aku udah tau, kalo itu kamu." Amanda menunjuk Aldebaran. "Kamu mau ngapain ke sini? Ini apartemen orang-orang kaya." Mata Amanda menatap Aldebaran lekat-lekat. Kemudian, muncul ekspresi yang tidak biasa. "Oh, aku tau. Kamu pasti kerja jadi tukang bersih-bersih di sini, kan?" Aldebaran menghela napas. Dia tidak ingin ambil pusing dengan pernyataan Amanda yang menghinanya. "Sini topiku!" pinta Aldebaran. Amanda mengabaikan Aldebaran. Dia justru semakin mendekatinya. "Kenapa kamu nggak jawab aku?" tanya Amanda. Melihat Aldebaran hanya terdiam, Amanda semakin penasaran dibuatnya. "Kamu ke mana aja?

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    41.

    "Aku nggak ingat, Pa," sahut Zoya. "Karena saat itu, aku ketakutan."Sultan tidak puas dengan jawaban anaknya. Maka, dia bertanya lagi. "Terus, apa yang dia lakuin sama kamu?"Zoya mencoba mengingat-ingat. "Dia menggandeng tanganku dan ajak aku lari dari sana. Tapi tiba-tiba, aku pingsan. Saat terbangun, aku udah di sini.""Sayang sekali, Zoya," kata Sultan. "Papa akan cari tau laki-laki itu dan mengucapkan terima kasih.""Jangan lupa kasih tau aku, Pa!"Sultan mengangguk. "Apa dia masih muda?""Iya. Kenapa, Pa?" Zoya merasa ayahnya ini sedang merencanakan sesuatu untuk si pria. "Kalo dia masih muda, Papa akan mempekerjakan dia sebagai bodyguard kamu," kata Sultan. "Kamu setuju, nggak? Karena kamu butuh bodyguard, Zoya."Jantung Aldebaran kembali berdebar mendengarnya. Dia ingin tahu respon Zoya. "Nggak tau, Pa," jawab Zoya, ragu. Aldebaran kecewa mendengarnya. Dia akan mencari cara agar bisa berada di dekat Zoya. Dia ingin memastikan keamanan Zoya sekaligus menebus rasa bersalah

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    40.

    "Apa?! Jadi, dia menyaksikan Kakaknya tertembak? Kasihan sekali dia! Pantas saja tubuhnya bergetar."Dokter berkata apa adanya. Dokter dan Aldebaran sama-sama menatap Zoya yang terbaring lemah menutup matanya. "Lalu, bagaimana kondisinya?" tanya Aldebaran. Dokter berkata, "Saya sudah memberikan obat penenang. Dia akan tertidur. Saya harap, orang-orang terdekatnya bisa menjaga dia dengan baik.""Terima kasih, Dok," ucap Aldebaran. "Orang tuanya akan datang sebentar lagi. Bisakah Anda menolong saya?""Apa yang bisa saya bantu?" tanya Dokter. "Saya sedang mengejar pesawat yang akan berangkat 2 jam lagi. Tolong jaga Nona ini sampai orang tuanya datang!"Dokter tersenyum. "Jangan khawatir! Suster akan menjaganya."Aldebaran lega. Dia menyerahkan ponsel Zoya kepada dokter, lalu bergegas pergi.Aldebaran keluar dari ruang IGD. Dia berjalan menuju taman rumah sakit. Dia tidak pergi dari sana, tetapi mencari tempat aman untuk memastikan keluarga Alexander datang. "Tempat yang bagus untuk i

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    39.

    Tap! Tap! Tap!Aldebaran dan Zoya berlari semakin cepat. Sesekali Aldebaran melirik Zoya. 'Dia cantik banget. Pantes aja Leo sangat melindunginya,' pikir Aldebaran. "Tunggu!" Zoya berhenti berlari. Dia memegangi jantungnya dan mencoba mengatur napas. Wajahnya kian memucat. Aldebaran melepaskan tangan Zoya. "Kenapa, Nona?""Siapa kamu? Kok kamu kenal aku? Terus, gimana kamu bisa tau aku dalam bahaya?"Zoya bertanya dengan penasaran. Dia menunggu respon Aldebaran. "Sekarang bukan saat yang tepat untuk bertanya," jawab Aldebaran. "Kamu orang Indonesia, kan? Tapi, aku nggak yakin kamu bukan orang yang jahat." Zoya tetap bersikeras. Dia menjadi ragu-ragu. Kening Zoya berkerut. "Terus, gimana sama Kak Leo?""Aku akan jelasin nanti. Kamu tenang aja! Ada tenaga medis dan pihak kepolisian yang akan mengurus Kakak kamu," jawab Aldebaran, cepat. "Ayo Nona! Kita harus pergi dan bersembunyi!" ajak Aldebaran. Zoya tidak menjawab apa-apa. Dia hanya menatap Aldebaran dalam diam. Saat Aldeb

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    38.

    "Apa yang harus aku lakuin sekarang?"Aldebaran sangat terkejut. Ternyata, adik perempuan Leonard adalah Zoya yang selama ini dicarinya. Aldebaran masih tidak menyangka bahwa ternyata selama ini dia sangat dekat dengan Zoya. "Situasi macam apa ini?!" gerutu Aldebaran. "Apa ini termasuk takdir? Kayaknya kali ini aku butuh keberuntungan."Tidak disangka, Zoya yang tidak dikenalnya dengan baik berhasil mengubah prinsip Aldebaran. Semula, dia tidak percaya dengan keberuntungan. Tapi sekarang, dia justru mengharapkan Dewi Fortuna memihaknya.Smartwatch Aldebaran menyala. "Shit!" Dia membuka pesan masuk dari Ezra.Pengirim: Apa yang kamu tunggu?! Cepat bidik Target sekarang!Aldebaran menyesali takdirnya. Seandainya dia bisa memutar kembali waktu. Mungkin saja hal ini tidak terjadi. "Maafin aku, Zoya ...."Dor!Aldebaran melepaskan amunisi ke arah target dalam satu kali bidikan. Alhasil, amunisi itu mengenai kepala Leonard. Detik itu juga, Leonard tersungkur ke aspal.Tapi, tunggu! Apa i

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    37.

    "Setelah misi selesai, kamu punya waktu 24 jam untuk keluar dari negara ini. Tim evakuasi akan membantu kamu."Si pria gemuk menjelaskan. Aldebaran mendengarkannya dengan seksama. "Aku tau. Lalu, bagaimana dengan senjata yang akan aku gunakan?" Bagaimana pun juga, Aldebaran harus melihat senjata yang akan digunakannya sebelum melakukan misi."Kamu akan melihatnya saat kita sampai di sana," jawab pria berjas. Aldebaran tidak bertanya lagi. Sebab, dia sudah paham aturan main di dunia sniper bayaran.Akhirnya, mobil yang ditumpangi Aldebaran berhenti di lobi gedung pencakar langit Menara Mercury City. "Ayo, Tuan King!" seru pria berjas. Sedangkan pria gemuk berjalan di belakang mereka.Pria berjas berkata, "Kamu harus habisi target dalam satu kali bidikan.""Jangan khawatir! Aku belum pernah gagal menjalankan misi," sahut Aldebaran, sedikit menyombongkan diri. Pria berjas tersenyum dengan wajah yang datar. "Aku percaya," katanya. "Kamu percaya? Kenapa?" Aldebaran merasa ada yang an

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    36.

    Aldebaran menatap Pak Tua dalam-dalam. Dia menunggu Pak Tua menyelesaikan bicaranya. Sorot mata Pak Tua tajam. "Aku adalah kaki tangan Tuan Gale dan Tuan Ezra."Lagi-lagi, Aldebaran mendapatkan kejutan. Dia tidak menyangka Gale dan Ezra memiliki banyak orang suruhan di Rusia. Sebenarnya, siapa mereka? Seberapa berkuasanya Gale dan Ezra di negara ini? Lalu, apa hubungan keduanya dengan keluarga Alexander?Aldebaran bertanya, "Siapa nama kamu?" "Anouska." Aldebaran mengerutkan alis. "Bukannya itu nama perempuan Rusia?"Anouska mengangguk. "Ya. Ada kisah sedih di baliknya.""Oke."Anouska bukankah nama asli si pria tua. Lalu, apa maksudnya dia menggunakan nama itu? Namun, Aldebaran tidak tertarik. Dia berbalik dan pergi.Tidak lama, Aldebaran masuk ke sebuah restoran. Ini adalah restoran yang menjual bubur kasha paling terkenal di sepanjang jalan menuju apartemen. "Halo, Tuan!" sapa penjual dengan bahasa Rusia yang sopan. "Berapa banyak bubur yang ingin kamu pesan?""Hanya dua," jawa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status