Share

6.

Penulis: Zoya Dmitrovka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-13 14:37:11

"Lepasin Manda sekarang!" teriak Azkaira. "Kamu nggak tau, siapa dia?"

Aldebaran tidak peduli dengan apapun. Dia melepaskan jaket kulitnya dengan cepat. Lalu, memakaikannya ke tubuh Amanda bagian depan.

Aldebaran berkata dengan penuh pengertian, "Pakai ini! Dress kamu sobek di bagian depan, pas di bagian bawah."

Sontak, Amanda terdiam. Dia mengikuti saran Aldebaran. Ron dan Azkaira pun terdiam. Ternyata Aldebaran tidak memiliki niat lain

Aldebaran mengikat kedua bagian tangan jaket ke bagian pinggang belakang Amanda. Setelah selesai dalam hitungan detik, Amanda mendongakkan kepala untuk menatap wajah Aldebaran dari dekat.

Aldebaran merasa tidak nyaman mendapatkan tatapan mata seperti itu dari Amanda. Dia buru-buru menjauhkan diri dari Amanda.

"Ayo pergi, Ron! Urusan aku udah kelar."

Aldebaran beranjak pergi dari lantai dansa, tempat Amanda terjatuh. Dia meninggalkan Amanda yang masih mematung di tempatnya.

Ron mengejar Aldebaran yang sudah melangkah jauh. Dia menerobos kerumunan orang.

Ron berteriak, "Al, tunggu!" Ron menepuk punggung Aldebaran. "Kamu terpesona sama kecamatan Nona Manda, ya?"

"Diem kamu! Di mana toilet?" tanya Aldebaran. Dia celingukan.

"Dari lorong ini, kamu lurus aja! Toiletnya ada di ujung paling kiri." Ron menunjuk lorong panjang dengan penerangan yang redup.

"Kamu tunggu aja di dalam! Nanti aku nyusul."

Aldebaran bergegas pergi meninggalkan Ron yang terlihat bingung dengan sikapnya.

Sesampainya di dalam toilet, Aldebaran tidak tahu harus melakukan apa. Akhirnya, dia hanya membasuh wajah di wastafel. Beruntung, tidak banyak orang di dalam toilet pria.

"Segar!" Aldebaran melihat pantulan dirinya di cermin. "Cewek tadi bener-bener menguras energi aja. Berurusan sama cewek memang cuma bikin repot! Itulah kenapa, aku malas punya pacar."

Aldebaran merogoh saku celana. Dia mengeluarkan gelang emas putih dan memandanginya.

"Ternyata cewek tadi bukan kamu, Zoya. Tapi, kamu di mana, Zoya?"

Setelah merasa cukup, Aldebaran membuka pintu toilet. Belum sempat melangkah, tiba-tiba seseorang mendorongnya masuk kembali ke toilet. Dia adalah Amanda.

Brak!

Pintu toilet tertutup sempurna. Amanda terus mendorong Aldebaran hingga menabrak dinding. Ternyata tenaga Amanda lebih kuat daripada wanita pada umumnya. Amanda berjinjit.

Aldebaran mengernyitkan dahi. 'Astaga! Mau apalagi nih cewek?'

"Nona, kamu mau ngapain? Aku pikir, tadi laki-laki yang dorong aku, ternyata itu kamu!" seru Aldebaran. "Tenaga kamu kuat juga! Aku udah ngeremehin kamu."

Amanda tidak menjawab. Dia mendekatkan wajahnya ke wajah Aldebaran. Napas mereka menyatu. Kedua tangan Amanda melingkari leher Aldebaran tanpa sungkan. Aldebaran menjadi gugup karenanya.

Tidak lama, Amanda menempelkan bibirnya ke bibir Aldebaran.

"Nona, apa yang kamuー"

Aldebaran terlanjur menikmati bibir kemerahan Amanda yang mampu membuatnya lupa diri. Jika menolaknya, tentu akan sangat rugi. Lagipula, siapa yang mampu menolak ciuman dari wanita secantik Amanda?

Ini adalah pertama kalinya Aldebaran merasakan sentuhan wanita. Karena selama berada di pelatihan militer, dia tidak pernah memikirkan seorang wanita, apalagi bersentuhan langsung seperti ini.

Amanda begitu mahir melakukan gerakan-gerakan yang mampu melumpuhkan pertahanan Aldebaran. Lalu, bagaimana dengan Aldebaran?

Aldebaran yang tidak memiliki pengalaman sama sekali berusaha mengikuti permainan Amanda. Ada perasaan tertentu yang dirasakan Aldebaran. Apakah dia mulai menginginkan lebih?

"Uhhh ...."

Amanda mendesah begitu Aldebaran membalikkan posisi. Aldebaran kehilangan kontrol. Dia membalas serangan Amanda tanpa ampun.

Amanda membuang jaket kulit yang menutupi tubuh bagian depannya. Dengan mudahnya, Aldebaran melihat dua bagian sensitif milik Amanda. Jakunnya bergerak naik turun.

"Uhhh ...."

Aldebaran kembali menciumi Amanda dengan rakus. Napas keduanya memburu. Setelah beberapa saat, Aldebaran menghentikan aksinya.

Aldebaran mengusap lembut bibir Amanda. Dia menatap Amanda yang masih memejamkan mata.

Amanda memang cantik. Siapa yang mampu menolak pesonanya?

"Nona, maaf," kata Aldebaran, pelan. "Selamat tinggal." Dia menjadi salah tingkah.

Aldebaran hendak pergi, tapi Amanda menahan tangannya.

Amanda menatapnya. "Itu hadiah buat kamu karena udah nolongin aku tadi," ujar Amanda dengan nada sombong.

Mulut tajam Amanda bisa berbohong. Tapi, tidak dengan sorot matanya yang sangat menginginkan Aldebaran.

Hanya dengan menatap mata Amanda, Aldebaran pun paham.

"Lain kali nggak perlu, Nona." Aldebaran menghempas tangan Amanda. "Tapi, makasih."

"Orang miskin kayak kamu ternyata bisa sombong juga." Amanda merapikan dress-nya. "Bawa pergi jaket buluk kamu jauh-jauh dari aku!"

Aldebaran tidak menanggapi celotehan Amanda. Dia melangkah pergi tanpa memungut jaketnya yang tergeletak di lantai toilet.

Prang!

Begitu pintu tertutup, Amanda melempar ponselnya ke kaca wastafel. Pecahan kaca pun berhamburan ke lantai. Dia memang memiliki temperamen yang buruk.

"Kurang ajar!" Amanda berteriak. "Dia pikir, siapa dirinya di sini?! Bisa-bisanya dia menolak aku!"

Di luar toilet, Aldebaran mendengar Amanda membuat keributan. Dia melihat beberapa bodyguard keluarga Alexander masuk ke toilet pria untuk membereskan kekacauan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nova Silvia
moga kamu aman al
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    7.

    "Kenapa kamu menyusahkan aku sih, Ron!"Sekarang, Aldebaran sudah berada di apartemen Ron Dinata. Dia baru saja selesai mandi. Dia masih mengingat kejadian memalukan tadi di klub malam Jenja. Ron mabuk parah di sana. Dia terus meracau. Dengan susah payah, Aldebaran berhasil membawa Ron pergi dari tempat terkutuk itu. Aldebaran menyetir mobil sport milik Ron. Dia juga membersihkan cairan yang keluar dari mulut Ron. Sungguh menjijikan! Tapi, Aldebaran tidak memiliki pilihan lain. Aldebaran menatap Ron yang sudah tertidur di ranjang. Setelah mengganti pakaian, dia bergegas pergi tidur. Aldebaran mendesah panjang. "Hemm!"Malam panjang yang melelahkan. Aldebaran merasa, tubuhnya membutuhkan istirahat.Aldebaran merebahkan tubuhnya di sofa. Saat hendak memejamkan mata, ponselnya bergetar. Aldebaran membaca pesan yang masuk dengan cepat dan teliti. Lalu, dia bersiap-siap untuk pergi. Dalam sekejap, Aldebaran sudah berada di lobi apartemen. Ini adalah kehidupan barunya sebagai seorang s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    8.

    "Sistem keamanan di sini sangat luar biasa." Aldebaran memuji dengan nada tinggi. Seketika itu juga, semua orang saling pandang. Bagi mereka, orang asing yang baru datang ini sangat lancang. Karena menurut mereka, Aldebaran baru saja menyindir pangkalan militer angkatan udara.Ilyas menatap Aldebaran. Lalu, dia menatap anak buahnya. Ilyas bertanya, "Apa anak buah saya sudah menyinggung Anda, Tuan King?"Ilyas berjalan masuk ke bangunan kecil disusul oleh Aldebaran dan 3 orang di belakangnya."Lain kali, saya mau Anda yang datang langsung ke tempat penjemputan," kata Aldebaran, tegas. "Tapi, semoga aja nggak ada lain kali."Jiwa menyombongkan diri Aldebaran muncul. Hal itu, tentu saja meresahkan Ilyas dan semua orang yang bersamanya. "Eh, anak muda!" tegur pria berbadan gemuk. Dia berjalan di belakang Aldebaran dan Ilyas. "Sombong banget kamu!"Tidak ingin timbul masalah, Ilyas segera memberikan isyarat pada pria gemuk. "Tolong jangan diambil hati, Tuan King!" pinta Ilyas dengan re

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    9.

    "Iya. Dia adalah orang yang sangat berpengaruh di negaranya."Agam menjawab pertanyaan Aldebaran. Dia menatap Ilyas, lalu menatap Aldebaran. "Perlu digarisbawahi! Dia bukanlah orang sembarangan. Dia juga sempat meragukan kamu, Anak Muda! Jadi, misi pertama ini jangan sampai gagal!"Tanpa berpikir panjang, Aldebaran menjawab, "Anda tenang aja, Pak Agam! Saya akan lakukan yang terbaik."Agam mengubah posisi duduknya. Dia kembali memandang ke arah depan. "Matahari udah muncul. Tapi, kegilaan bocah ini seakan nggak ada habisnya," kata Agam, ketus. "Cobalah bekerja sama dengannya!" saran Ilyas sambil melihat kaca spion mobil. Agam tertawa. "Saya mau lihat cara kerjanya dulu. Setelah itu, saya baru akan mengakuinya. Itupun ... kalo memang sesuai dengan kriteria saya."Aldebaran ingin membalas perkataan Agam. Namun, Ilyas sudah menghentikan mobil. Aldebaran melihat setidaknya ada lima orang berpakaian jas hitam dengan potongan rambut yang sama. "Ayo!" ajak Ilyas. Sekelompok orang ters

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    10.

    "Tuan King!"Louis memanggil Aldebaran. Dia adalah tangan kanan Raj yang akan membantu misi Aldebaran.Pesawat jet pribadi Chua Henry Yuan mendarat di bandar udara pribadinya sekitar satu jam lalu. Sekarang, Aldebaran telah berada di dalam mobil bersama Louis. Sedangkan kedua kliennya menunggu Aldebaran di rumah pribadi Chua. Atas perintah Chua, Raj mentransfer uang muka yang telah mereka sepakati ke rekening pribadi Aldebaran. Sisanya akan ditransfer kemudian setelah misi selesai. Aldebaran duduk santai di samping Louis. "Ya?"Louis memberikan senjata kepada Aldebaran. "Sesuai dengan arahan informan, target berada di dalam mobil mewah berwarna silver. Dipastikan itu adalah kendaraan satu-satunya yang akan melewati jalan ini menuju ke Bishan."Seorang informan berkata bahwa komandan angkatan darat yang akan menjadi target Aldebaran sedang dalam perjalanan ke lokasi pelatihan militer di Bishan, region tengah wilayah negara Singapura. "Sepanjang jalan ini sudah kami sterilkan," kata

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    11.

    "Hah?! Apa ini? Tiketku di mana?!"Aldebaran telah sampai di bandar udara internasional Changi. Sambil berjalan menuju pemeriksaan imigrasi, dia mencari tiketnya.Aldebaran mengambil secarik kertas biru yang terselip di paspor."Queensland, Australia?"Aldebaran langsung membacanya. Tidak lama kemudian, ponselnya bergetar. Aldebaran ragu-ragu sejenak saat melihat nomor asing di layar handphone. Namun, dia tetap menerima panggilan telepon masuk dari nomor tidak dikenal."Ya?""Kok lama banget angkat teleponnya?"Aldebaran mengerutkan kening. Dia sepertinya mengenal suara lawan bicaranya. "Anda siapa?" tanya Aldebaran."Selamat atas keberhasilan misi pertama, Tuan King. Aku ini broker kamu."Aldebaran menghela napas. "Pak Agam?"Aldebaran duduk di kursi yang tersedia. Dia memperhatikan area di sekitarnya. "Kenapa, Pak?" tanya Aldebaran lagi.Agam bertanya, "Kamu udah lihat tujuan selanjutnya?" "Queensland, Australia? Apa ini perintah kamu, Pak Agam?" "Hahahaha!" Agam tertawa. "Buka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    12.

    "Kayaknya aku harus jalin kerja sama dengan Tuan King,' pikir Louis. 'Sesuai dengan perkataan Tuan Raj, pria sombong ini punya banyak pengetahuan.'Louis semakin penasaran dengan Aldebaran. "Terus, apa lagi kamu ketahui tentang tempat itu?" "Nggak ada." Aldebaran tidak menunjukkan ekspresi apa-apa.'Cih! Kamu pikir aku bodoh?!' Aldebaran mencemooh Louis di dalam hati. 'Apapun yang aku tau, aku nggak akan ngasih tau ke orang lain.'Louis meletakkan selembar foto di atas meja. "Target kamu sekarang Komandan Angkatan Udara Singapura."Aldebaran mengambil foto dan mendengus dingin. Itu adalah foto ketiga komandan.Aldebaran memperhatikan satu persatu wajah pria berpakaian dinas lengkap. "Singapura punya 3 Komandan Angkatan Udara. Apa ketiganya adalah targetku?"Louis tertawa lagi. "Hahahaha! Apa kamu tau, siapa aja mereka?"Aldebaran tersenyum tipis. "Ya, udah pasti aku kenal mereka. Siapa yang nggak kenal orang-orang sehebat mereka?!"Louis menyandarkan tubuhnya. "Target kamu Gerald Lim

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    13.

    "Aarrggghhh!"Aldebaran berteriak pilu. Keningnya dipenuhi dengan peluh. Tidak lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu di ruang tidur."Tuan King, kenapa kamu berteriak?" Louis datang bersama 4 orang anak buahnya. Dia mengetuk pintu ruang tidur berulang kali. Dia panik dan wajahnya memucat. Dia tidak ingin terjadi sesuatu pada Aldebaran. Melanie yang berdiri di sebelah Louis berteriak, "Tuan King, cepat buku pintunya!" Louis menoleh ke salah satu awak kabin. "Ada kunci cadangannya, nggak? Kalo nggak ada, buka paksa pintunya!" perintah Louis. "Baik."Awak kabin segera mencoba membuka pintu. Tidak lama, pintu pun terbuka. Louis masuk. Suasana gelap langsung terasa. Louis tidak melihat Aldebaran. "Nyalakan lampu!" Begitu lampu menyala, Louis dan anak buahnya melihat Aldebaran tertidur dengan bertelanjang dada. Wajahnya dipenuhi keringat. Tapi, hal yang menjadi pusat perhatian bukan tubuh gagah Aldebaran, melainkan gelang cantik yang digenggam tangan kanannya.Louis menghampi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    14.

    "Tuan King, aku mau pastiin satu kali lagi."Louis mengamati gerak-gerik Aldebaran yang terlihat sangat tenang. Dalam 20 menit ke depan, pesawat akan mendarat di bandar udara internasional Cairns Queensland, Australia. Aldebaran sudah memasang sabuk pengaman. Begitu juga dengan Louis. Aldebaran mengamati jam tangannya. "Kenapa?" "Kamu yakin beneran kenal target?"Aldebaran menatap Louis sinis. "Iya. Aku kenal semua Komandan angkatan udara Singapura dengan baik."Aldebaran tidak pernah peduli dengan pandangan orang lain tentangnya. Karena sejak pertikaiannya dengan Banu, dia lebih mempercayai dirinya sendiri. "Tapi, di mana kamu kenal mereka?" tanya Louse, berharap Aldebaran ingin memberitahukannya. "Edzard Chang; pria dingin berkepala botak tanpa jari manis dan jari kelingking tangan kiri. Dia punya luka bakar di lengan kiri. Gara-gara main rotor dan drive shave helikopter yang dikendalikannya nggak berfungsi dengan baik saat percobaan helikopter baru di Townsville."Aldebaran mu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12

Bab terbaru

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    72.

    "Mari sarapan!" ajak Rob. "Anda duluan saja!""Tapi, Nona Natalia sudah menunggu Anda," ujar Rob, mencoba membujuk Aldebaran agar menuruti perkataannya.Aldebaran berkata tegas, "Tidak! Silakan Anda duluan. Katakan pada Nona Natalia, saya tidak bisa bergabung bersama kalian!""Mengapa? Apa kamu membawa masuk gadis baru lagi?" Terdengar suara Natalia. Aldebaran melihat Natalia berdiri di dekat lift sambil bersedekap."Maaf, itu bukan urusan Anda, Nona."Aldebaran berusaha untuk tidak terpengaruh oleh ucapan Natalia. "Saya akan sarapan sendiri dan hubungi saya jika kita akan mulai menjalankan misi!" seruAldebaran. "Tapi menurut pengintaian saya, misi akan dilaksanakan di hari Rabu.""Dari mana Anda mengetahuinya, Tuan King?" tanya Rob."Sebaiknya Anda bertanya pada Tuan Max! Saya permisi." Aldebaran undur diri. Dia sangat tidak nyaman dengan kehadiran Natalia.Brakk! Aldebaran menutup pintu kamarnya dengan pelan agar Heidy tidak terbangun. Dia berjalan sambil membuka satu persatu

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    71.

    "Aku nggak bisa tidur. Aku berniat mau ajak kamu ke Bar. Gimana?""Nggak perlu ke Bar kalo mau minum-minum," jawab Aldebaran. "Aku akan memesannya untuk kamu. Ayo masuk!"ajak Aldebaran sambil menarik tangan Heidy.Heidy hanya bisa menuruti kemauan Aldebaran. "Well, ok. I'll follow you."Kini, mereka berdua berada di kamar dengan perasaan canggung."Maaf, kamarku berantakan," ujar Aldebaran sambil merapikan ujung-ujung sprei dan selimut."Kamar di hotel ini memang nggak luas tapi desain interiornya sangat indah," ungkap Heidy."Aku memilih hotel ini karena lebih dekat ke Penanda Taksim Square," ujar Aldebaran berbohong demi menutupi identitasnya. "Apa yang mau kamu minum?""Apa saja yang kadar alkoholnya rendah," jawab Heidy. Dia membuka mantel yang menutupi tubuhnya."Oke," jawab Aldebaran. Lalu dia meraih gagang telepon yang berada di kamarnya danmemesan beberapa botol minuman beralkohol.'Astaga. Tubuh Heidy lebih menggoda daripada tubuh Natalia dan Shania!'Itulah yang saat ini Al

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    70.

    Aldebaran menyudahi mencuri dengar pembicaraan mereka. Setelah menghabiskan dua cangkir kopi, dia beranjak pergi dari sana."Rupanya Max adalah tangan kanan Abbas, si Kapten angkatan darat Turki!"Aldebaran berjalan kembali ke hotelnya sambil mengunyah permen karet.Aldebaran terkejut punggungnya ditepuk oleh seseorang. Dia menoleh dan melihat Heidy sedang berjalan membawa beberapa kantong plastik."Kamu?" Aldebaran heran saat bertemu lagi dengan wanita pemalu ini."Kamu habis belanja rupanya!""Hahaha, tidak. Semua ini adalah titipan.""Wait! Kau bisa bahasa Indonesia?""Hahaha ..." Heidy tertawa lagi. "Ya, karena di dalam darahku mengalir darah Indonesia!""Really?" "Yup! Ayahku berasal dari Edinburgh, Inggris dan ibuku berasal dari Jakarta, Indonesia," tutur Heidy.Aldebaran mengangguk. "That's great!" seru Aldebaran, takjub. "Lalu, sekarang kamu tinggal di mana?""Aku tinggal di Jakarta. Kamu bagaimana?""Aku juga tinggal di sana," jawab Aldebaran. "Berikan beberapa tas belanja

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    69.

    Aldebaran menyeruput kopinya. Kopi, baginya, adalah denyut nadi kehidupan, tinta takdir yang mengalirkan inspirasi. Jemari Aldebaran yang lentik menari di atas permukaan dingin ponsel, membangkitkan ruh perekam suara, sebuah kotak kecil yang menyimpan gema intrik, agar dia dapat mendengar berulang kali rekaman suara kedua pria itu."Rob... Max..." desisnya lirih, bagai hembusan napas di tengah badai. "Bayangan mereka pun tak sudi menampakkan diri!" Mata Aldebaran menyipit, memindai setiap sudut kedai, sementara jemarinya terus menari di atas layar, membelai ikon kamera. Sebuah potret diri di tengah keheningan kedai kopi ini, itulah niatnya. Namun, getaran halus dari ponselnya membuyarkan lamunannya. Satu pesan singkat masuk. Carla : Kapan kamu pulang, Kells?Itu adalah pesan dari Carla! Dia tak menyangka, Carla membalas pesannya, meskipun sangat terlambat.Aldebaran segera mengetik pesan balasan untuk Carla.Aldebaran : Secepatnya.Hanya satu kata yang dapat Aldebaran pikirkan

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    68.

    Sebelum menutup pintu kamar Natalia, Aldebaran menatapnya tajam.Aldebaran berkata, "Jangan lakukan hal yang Anda sendiri tidak menyukainya!""Apa yang Anda tau tentang saya? Anda bahkan tidak mengenal saya sama sekali!" seru Natalia namun tidak mendapatkan respon sama sekali dari Aldebaran.Brakk! Aldebaran pergi meninggalkan Natalia yang masih terpaku di tempatnya.Aldebaran menempelkan access card dengan buru-buru.Dia membuka pintu kamarnya. Dia berniat akan membersihkan tubuhnya sebelum tidur dan akan mulai mengitari tempat ini malam nanti.***Suasana malam yang dingin di akhir bulan November, memang sudah dipastikan salju pertama akan turun. Semua orang menyambut turunnya salju pertama dengan sukacita. Aldebaran yang sedang tidur pulas pun terbangun karena suhu menurun 48 derajat Fahrenheit."Huh dingin sekali!" seru Aldebaran. Dia bangun mencari hoddie yang dibelinya saat berada di Moskow. Setelah selesai bersiap, dia bergegas mengintip pemandangan luar hotel dari jendela k

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    67.

    Aldebaran mengikuti rombongan Natalia menuju ruang tunggu eksklusif. Ruangan tersebut hanya diperuntukkan untuk para penumpang jet pribadi."Silakan duduk, Nona dan Tuan," ucap Max bimbang sambil melirik Aldebaran."King! Panggil saya King, Mr Max!" seru Aldebaran datar. 'Jangan dipikir, aku nggak tahu pembicaraan kamu sama Natalia sepanjang jalan tadi!' Hati Aldebaran bergejolak karena tidak senang dengan perlakuan Max yang tidak menghormatinya."Oh, Tuan King!" Max duduk di samping Rob sambil meletakkan topi. "Berapa usia Anda?" tanya Max dan semua orang yang berada di sana pun dibuat penasaran."Apalah arti usia, Tuan Max," sahut Aldebaran dengan bahasa Inggris yang fasih tanpa ragu.Wajah Max masam. "Kalau dugaan saya benar, usia Anda baru dua puluhan."Aldebaran tidak menjawab, melainkan hanya menatapnya tajam. Dengan sikap Aldebaran tersebut, Max menyimpulkan bahwa dugaannya benar. "Wow!"Max berseru. "Saya tidak menyangka ada seorang sniper semuda Anda, Tuan King!" seru

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    66.

    "Silakan dipilih senjata yang akan Anda gunakan, Tuan King!" seru Rob sambil menyerahkan beberapa contoh senjata kepada Aldebaran.Aldebaran menerima satu senjata yang diberikan oleh Rob kepadanya. Dia memeriksa senjata tersebut dengan teliti. "Hmm ...." Aldebaran tidak berbicara. Kedua matanya berbinar ketika melihat senjata itu."Anda mengenali senjata itu, Tuan King?" tanya Rob penasaran. "Kelihatannya Anda tampak tidak asing dengan senjata yang saya bawa!""MPT-76." Aldebaran melirik Rob yang terkejut. "Selama ini, saya sangat penasaran ingin mencoba senjata buatan Turki," ujar Aldebaran. Aldebaran meletakkan tangannya di bipod senjata. Bipod adalah dua kaki yang memberikan stabilitas besar terhadap dua sumbu gerak. "MPT-76 adalah senjata andalan tentara Turki yang diproduksi di dalam negeri dengan bipod pendek yang berfungsi ganda sebagai pegangan ke depan.""Benar. Anda sangat luar biasa!" seru Rob memuji Aldebaran yang duduk di depannya. "Bagaimana dengan senjata yang s

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    65.

    Aldebaran sudah berada di dalam taksi yang membawanya ke Bandar udara Halim Perdanakusuma. Dia memiliki janji pukul 07:00 pagi di sana dengan kliennya. Aldebaran mengetik pesan singkat untuk Carla agar tidak mencarinya.Aldebaran : Aku pergi kerja ke luar negeri. Jangan khawatir! Bawa semua uang yang ada di atas meja! Setelah selesai mengirimkan pesan, Aldebaran menonaktifkan ponselnya."Rp 20 juta. Seharusnya cukup untuk Carla dan." Perjalanan menuju lokasi terbilang lancar. Hari minggu pagi seperti ini, tidak banyak kendaraan di jalan."Apa masih jauh, Pak?" Aldebaran melihat-lihat pemandangan kota Jakarta. Dia duduk di samping sopir yang."Perkiraan saya, karena pagi ini sangat lancar, kita akan tiba sebentar lagi, Mas," jawab sopir."Oke." Aldebaran membuka permen karet dan memakannya. Taksi yang Aldebaran tumpangi memasuki area bandar udara internasional Halim Perdanakusuma. Selain berfungsi sebagai pangkalan militer angkatan udara, bandar udara internasional ini juga mela

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    64.

    "Hah? M-maksudnya?"Carla gugup bukan main. "Kamu mau mandi, tapi nggak mau buka baju? Terus?""Ya, aku pasti buka tapi nggak di sini!""Kamu lupa peraturan yang tadi aku ucapin?"Carla terdiam dan mencoba mengingat kembali apa yang telah diucapkan Aldebaran. "Astaga! B-baik, Tuan....""Kells, panggil aku, Kells!""M-maaf, Kells!""Cepat buka baju kamu!"Aldebaran meletakkan ponselnya di atas meja di sudut kamar. Carla sibuk membuka satu persatu baju yang dikenakannya. Namun Aldebaran melihat Carla yang terlihat ragu-ragu ketika hendak membuka pakaian yang menutupi bagian atas tubuhnya."Oh damn!" Aldebaran memeluk tubuh Carla dari belakang.Aldebaran menyusuri setiap inchi kulit leher belakang Carla. Dia merasakan hal yang luar biasa yang telah ditahannya. Aldebaran tidak tahu bahwa Carla mengeluarkan air matanya."Hmm," gumam Aldebaran pelan. Dia menyusuri bagian kulit Carla yang terlihat indah dengan lidahnya. Namun lima menit kemudian, dia mendengar sesuatu yang membuatnya ter

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status