Terjebak Dalam Skandal
Saat hujan deras mengguyur, takdir mempertemukan Aldo Wijaya dan Bunga di sebuah gubuk tersembunyi. Angin kencang memaksa mereka memasuki tempat itu, menciptakan ikatan tak terduga. Namun, ketika mereka terlelap dalam perlindungan gubuk itu, takdir memainkan permainannya sendiri. Warga desa yang curiga menuduh mereka melakukan tindakan terlarang, mengubah hidup mereka selamanya.
Dalam sekejap, mereka dijebak dalam pusaran fitnah dan terpaksa dinikahkan secara paksa oleh ketua adat setempat. Di dunia SMA yang penuh dengan rahasia dan intrik, mereka harus menghadapi cobaan yang berat. Sambil berusaha membongkar kebenaran yang terkubur, Aldo dan Bunga harus melawan dendam, mengungkap misteri di balik skandal pernikahan mereka.
Akankah cinta tumbuh di antara mereka di tengah gempuran badai kehidupan yang tak terduga? Ataukah mereka akan terhempas oleh arus gelap kebohongan dan manipulasi? Ikuti kisah mereka yang penuh dengan ketegangan, intrik, dan hasrat yang membara dalam novel ini.
Baca
Chapter: Chapter. 5"Kepanasan deh lu, Bunga!" gumam Aldo.Aldo pun mulai mengoles tempat tidur Bunga dengan balsem, lalu juga tempat duduk di meja belajar Bunga. Sungguh, ia akan sangat bahagia jika Bunga terkena jebakannya ini."'Selamat berpanas ria, gadis bodoh!" serunya, lalu kembali keluar dari kamar Bunga menuju ke kamar pribadinya.Aldo harus istirahat yang cukup, karena dua hari lagi dia akan mengadakan balap liar bersama teman-temannya, dan taruhannya tak main-main.Tiga puluh menit berikutnya, Bunga pun tiba di kediaman sang majikan. Ternyata, benar tebakan Bunga, sang majikan sedang berada di dapur."Bunga! Kenapa kamu berkeringatan?" tanya sang nyonya."Tadi Bunga pulang jalan kaki, Nyonya. Soalnya teman-teman Bunga semuanya jalan kaki," ucapnya bohong."Jangan bohong kamu! Ini pasti ulah Aldo kan?" tanya sang nyonya."Tidak, Nyonya. Saya memang ingin jalan kaki pulang dengan teman-teman baru saya," Bunga masih kekeh dengan jawabannya sendiri, tapi sang majikan tidak akan mempercayainya."Ka
Terakhir Diperbarui: 2023-07-19
Chapter: Chapter. 4"Anak baru saja lu belagu!" Alma menimpali."Saya akan melakukan yang terbaik, Naya," sahut Bunga."Jangan panggil gue dengan sebutan Kak, lu pikir gue tua apa!" sentak Naya. "Panggil gue, Naya!" imbuhnya."Baik, Naya," jawab Bunga.Setelah bertemu dan berbincang dengan kepala sekolah, akhirnya Bunga, Naya, dan Alma diajak ke perpustakaan untuk mempersiapkan segala sesuatu demi meraih juara nasional cerdas cermat tingkat SMA."Kenapa sih harus anak ingusan ini yang dipakai, Pak?" Alma tampak kesal atas keputusan pihak sekolah. Ia saat ini melakukan protes pada guru pembimbingnya."Jangan menyepelekan Bunga, dia itu juara nasional Olimpiade se-SMP," pujinya atas prestasi yang Bunga raih."Awas saja lu ya, anak ingusan, gue akan buat perhitungan kalau sampai lu nggak bisa bikin kami jadi juara!" ancam Naya di dalam hati."Tapi ini lomba cerdas cermat tingkat SMA, Pak. Dia bahkan belum menerima pelajaran apapun di sekolah ini. Apa pihak sekolah ingin membuat kami kalah di final nanti!" g
Terakhir Diperbarui: 2023-07-19
Chapter: Chapter. 3"Gua bilang turun!" teriaknya pada Bunga."Tapi..." ucapan Pak Dimas terjeda."Enggak apa, Pak. Bunga turun di sini saja ya," jawab Bunga.Bunga pun turun dari dalam mobil, membuat Aldo tersenyum miring.Bunga hanya enggan sopir mendapat masalah dengan Aldo, dan ia memilih untuk berjalan sepanjang 1 km sampai akhirnya tiba di sekolah yang dimaksud.Pak Dimas sudah memberitahu Bunga bahwa Bunga hanya perlu berjalan lurus saja, nanti di sebelah kiri jalan akan ada bangunan sekolah yang sangat besar, dan di sanalah tempat yang akan dituju oleh Bunga."Ini belum seberapa, gadis kampung. Ini baru permulaan!" Aldo Wijaya membatin. Seringai licik terbit di wajah tampannya.Bunga terus berlari agar tidak sampai terlambat di sekolah, keringat sudah mulai membasahi tubuhnya, tapi beruntung dia membawa parfum di dalam tasnya, jadi nanti akan dimanfaatkan untuk mencegah bau badan."Dia benar-benar mengerjaiku! Fiuuuuh. Apa mungkin aku kuat menjadi pengasuhnya," gumam Bunga. Nafasnya tersengal. Be
Terakhir Diperbarui: 2023-07-19
Chapter: Chapter. 2"Ya Tuhan, mimpi apa aku semalam, sampai harus menjadi pengasuh pria berandalan itu!" batin Bunga kesal."Bi, apa ada yang boleh saya bantu?" tanya Bunga pada pelayan di rumah itu.Pelayan itu pun tersenyum menatap ke arah Bunga, hatinya terenyuh ketika mengetahui bahwa Bunga sejak kecil sudah tidak bisa merasakan kasih sayang ibunya, sebab sang Ibu meninggal saat melahirkannya, dan Bunga sempat menyalahkan dirinya sendiri karena takdir kelam dalam hidupnya tersebut."Tidak usah, Non. Biar Bibi saja, dan Non Bunga bersiap dulu karena sebentar lagi jam makan malam tiba," ucap sang pelayan."Bunga makan malam nanti saja, Bi. Oh iya, biasanya di mana pelayan di sini makan?" tanyanya polos.Pelayan itu pun menatap ke arah Bunga sambil tersenyum, "Di rumah ini, Non Bunga akan diperlakukan sama seperti pemilik rumah, karena tugas Non Bunga adalah untuk membantu Tuan Muda menyelesaikan semua urusan Tuan Muda," ucap sang pelayan. "Bunga juga harus membiasakan diri untuk melakukan apapun yang
Terakhir Diperbarui: 2023-07-19
Chapter: Chapter. 1"Apaaa Pak? Menjadi pengasuh anak SMA? Apa Bapak tidak salah mencarikan Bunga pekerjaan?" tanya Bunga kaget."Tuan muda itu sangat sulit diatur oleh kedua orang tuanya, Nak. Beliau ingin di sekolah Tuan muda ada yang memantau. Bapak yakin kamu bisa, sayang. Demi cita-citamu, setidaknya sampai kamu lulus SMA," pinta Pak Iwan."Tapi Pak-" Bunga tampak akan protes."Sayang, kamu mau bikin almarhum Ibu bangga sama kamu, kan, Nak?" tanya Pak Iwan. Bunga tampak berpikir keras atas tawaran dari atasan Bapaknya itu. "Kalau belum dicoba, kamu tak akan tahu bisa melakukannya atau tidak, sayang. Bapak minta maaf, kamu yang masih belia harus ada di posisi seberat ini," imbuh Pak Iwan lagi."Baiklah Pak, demi Bapak dan Ibu, demi cita-citaku, Bunga mau mencobanya Pak," ucap sang anak, membuat Pak Iwan tersenyum bangga.Satu minggu berikutnya.Di sebuah rumah kecil yang ada di pinggir kota, kini seorang anak yang beranjak remaja sedang bersiap untuk bekerja menjadi pengasuh di kediaman keluarga Wija
Terakhir Diperbarui: 2023-07-19
Chapter: Chapter. 79Tentu, berikut paragraf yang lebih rapi:Aroma khas ikan bakar memenuhi udara, membuat perut keduanya bergemuruh lapar. Mereka sama-sama tak sabar untuk mencicipi hidangan itu.Elisa duduk di dekat perapian, matanya terus terpaku pada ikan yang tengah dipanggang. Air liur tak henti mengalir, dan matanya tak berkedip sejenak pun. Api- api perapian memanggilnya, mengeluarkan aroma khas ikan yang membuatnya semakin lapar.Melihat bahwa ikan-ikan tersebut telah matang, Daren segera mengambil satu dan menusukkannya dengan sebatang ranting pohon. "Silakan, cicipi," kata Daren saat menawarkan ikan tersebut kepada Elisa. Daren tahu Elisa tak bisa melepaskan pandangannya dari ikan yang telah matang. Aromanya yang menggoda membuatnya terus merasa haus.Setelah menawarkan ikan, Daren kembali ke tempat semula. Waktu sudah menjelang senja, dan udara menjadi semakin dingin setelah panas siang tadi. Angin pun semakin kencang, memaksa mereka untuk tetap berdekatan dengan api.Namun, Elisa masih belu
Terakhir Diperbarui: 2023-10-22
Chapter: Chapter. 78"Wah ini indah sekali!" Elisa terlihat kagum dengan apa yang ada di depannya. Hingga dirinya tak tahu telah mendorong Daren sehingga pria itu menjauh darinya. Detik kemudian ia tersadar. Dirinya mulai melototkan matanya. Tersadar dengan apa yang telah dilakukan. Tidak hanya itu, ia juga memutarkan tubuhnya perlahan menghadap Daren. Pria itu menatapnya tak percaya. Matanya begitu tajam melihat gadis tersebut. Elisa hanya bisa cengengesan karena hal tersebut. Dia sebenarnya bingung dengan sikap pria itu. Apakah marah atau tidak?Sementara itu, Daren yang telah kembali pada tubuhnya kesal dengan Greg. Bisa-bisanya ingin berganti shift tanpa berbicara dengannya. Ia rasa wolfnya sedang marah saat ini."Kau marah?" tanya Elisa dengan polosnya. Daren terus menatap gadis itu. Dia sedikit bingung pada Elisa. Menurutnya gadis itu plin plan. Terkadang bersikap baik seolah-olah tak terjadi apa-apa. Terkadang bersikap layaknya seorang musuh. Saat memikirkannya, sebuah ide pun muncul dari pikiran D
Terakhir Diperbarui: 2023-10-22
Chapter: Chapter. 77Seorang pria sedang berdiri diam sejak tadi tanpa ada pergerakan. Gelar alpha terkuat yang melekat padanya tidak mempengaruhi keadaannya. Pria itu terus menatap gadis yang sedang tersenyum pada pria lain. Tatapannya begitu menakutkan, bahkan beberapa warrior di sekitarnya merasa ketakutan karena aura yang dikeluarkannya. Daren melangkah mendekati gadis itu, tidak tahan dengan adegan yang menurutnya sangat tidak menyenangkan. Ia melangkah tanpa memperdulikan tatapan aneh orang-orang di sekitarnya. Ketika sudah sampai, ia dengan kasar menangkap leher rogue yang sedang terikat. Elisa yang berada di samping terkejut dan terhuyung beberapa langkah. "Apa yang kau lakukan!" teriak Elisa saat menyadari apa yang dilakukan oleh Daren. Pria itu dengan kasar mencekik rogue yang tidak bisa bergerak. Daren menahan pria itu dengan tangan di lehernya sambil mengangkatnya dari tanah. Wajah rogue itu sudah pucat, tanpa ada darah yang mengalir. Matanya melotot seolah-olah ingin keluar dari lubangnya. El
Terakhir Diperbarui: 2023-07-19
Chapter: Chapter. 76Semua orang telah berkumpul di lapangan, termasuk Elisa dan anggota kerajaan. Mereka semua menantikan acara pengumuman kontes yang telah berlangsung selama satu minggu. Kinan juga sangat antusias pada acara ini. Semua peserta berkumpul dengan antusias untuk mengetahui siapa pemenangnya, termasuk Elisa dan Kiana yang berharap bisa menjadi yang terbaik.Elisa merasa bahwa hadiah yang dia dapatkan tidaklah penting. Yang dia inginkan adalah diakui kemampuannya oleh semua orang. Dia ingin mendapatkan penghormatan dan rasa takjub dari mereka. Meskipun dia telah menjadi Luna, tetapi masih ada rakyatnya yang belum sepenuhnya menerima keberadaannya sebagai pasangan pemimpin mereka."Hai, aku yakin kita akan menang, El," ujar Kiana mendekati Elisa dengan kebahagiaan yang terpancar di wajahnya. Kebahagiaan itu menular pada Elisa dan membuatnya tersenyum bahagia. Mereka berdua yakin bahwa mereka akan menjadi pemenang. Tidak banyak rogue yang bertahan sampai akhir kontes, hanya beberapa yang berha
Terakhir Diperbarui: 2023-07-19
Chapter: Chapter. 75Warna air yang semula bening berubah menjadi sedikit kemerahan akibat darah yang menempel pada kain itu. Seorang gadis terlihat sangat telaten dalam membersihkan lukanya. Terkadang, raut wajahnya tampak lebih garang dari biasanya, dan mulutnya komat-kamit seperti seorang dukun yang sedang membaca mantra. Sesekali, tangannya menyeka kulit pria itu dengan kasar."Pria sialan! Seharusnya kau mati, bukan tertidur. Hanya membuatku terbebani saja," ujar Elisa sambil memasukkan kain ke dalam air yang telah tercampur dengan darah Daren.Sudah tiga puluh menit Elisa berada di ruangan itu, hanya mereka berdua. Tak ada yang menemaninya untuk berbincang, yang membuatnya merasa bosan.Elisa mengambil kain lain untuk menyeka sisa-sisa air yang menempel di tubuh pria itu. Tangannya dengan kasar mengelap di daerah bahu."Ivy, kenapa kau histeris begitu? Ya ampun!" ujar Elisa, merasakan sakit kepala."Kau sangat tidak peka, El! Kau tidak melihat itu? Ya ampun, begitu seksi. Aku ingin menyentuhnya, El!
Terakhir Diperbarui: 2023-07-19
Chapter: Chapter. 742 / 2Elisa masih menutup matanya, berpikir sejenak. Apa yang sedang terjadi? Mengapa ia tidak merasakan apa-apa? Apakah ia sudah mati? Setelah menghitung dalam hati, ia membuka matanya perlahan-lahan. Namun, alih-alih menemui keadaan yang diharapkan, ia merasakan kecupan di dahinya yang membuatnya terkejut. Ketika ia menatap, ia melihat Daren tersenyum padanya.Pedang yang tadi disentuh oleh Daren sudah jauh dari dirinya. Ia tidak mendengar suara benda itu jatuh atau tersingkir. Daren tiba-tiba saja terjatuh dan menabrak tubuh Elisa. Terkejut, Elisa langsung menangkap tubuh pria tersebut yang begitu berat. Namun, karena keterbatasan kekuatannya, Elisa tidak bisa menahannya dan akhirnya ikut terjatuh bersama Daren yang telah menutup matanya."Hei, jangan bermain-main!" bisik Elisa dengan suara bergetar di telinga Daren.Namun, pria itu tetap tak bergerak, semakin melemah. Elisa mencoba mengguncang-guncangkan tubuh Daren, tetapi ia tetap tidak bereaksi. Bahkan semakin melemah."Apa kau
Terakhir Diperbarui: 2023-07-19