author-banner
azura_sky
azura_sky
Author

Novels by azura_sky

Menjadi Ibu Setelah Gagal Menikah

Menjadi Ibu Setelah Gagal Menikah

Adora Claretta Jasmeen (Rara), seorang guru di sekolah TK membuat dirinya berkenalan dengan seorang anak kecil bernama Valerie. Anak itu hanya memiliki seorang papa, sedangkan mamanya telah meninggal dunia saat ia melahirkan. Atas ketertarikan Valerie kepada ibu gurunya, membuat Brandon Calvin, sang papa pun lambat laun ikut tertarik kepada sosok Adora. Pria itu ingin menjadikan ibu guru tersebut sebagai mama sambung dari Valerie. Namun, Adora menyimpan masa lalu yang membawanya pada sebuah dilema disaat ia mendapatkan lamaran dari Brandon. Bagaimana kisah Adora selanjutnya?
Read
Chapter: 11. Persiapan Ulang Tahun
Adora diantarkan pulang oleh Brandon setelah menemani Valerie hingga tidur. Anak itu memang enggan ditinggalkan ibu gurunya setelah makan malam tadi. Ia masih ingin bermain dan bahkan minta dibacakan buku dongeng saat Valerie mulai mengantuk. Adora tidak tega untuk menolaknya, maka dari itu, ia pun menuruti keinginan anak didiknya tersebut. "Makasih, Pak, sudah mau antarkan saya pulang," kata Adora sebelum ia keluar dari kendaraan pribadi Brandon tersebut. "Sama-sama, Bu. Harusnya saya malah yang bilang seperti itu, Ibu sudah mau ikut ke rumah, main sama Riri sampai akhirnya temani dia untuk bisa tidur. Saya banyak merepotkan Bu Rara selama ini, maaf dan makasih banyak, ya," balas Brandon. "Kembali kasih, Pak. Kalau begitu saya pamit, ya. Bapak hati-hati di jalan pas pulang nanti," tutur Adora seraya membuka pintu mobil. Brandon pun mengangguk dan berkata, "baik, Bu. Selamat beristirahat, semoga malam ini mimpi indah!"Adora pun keluar dari dalam mobil tersebut. Setelah menutupkan
Last Updated: 2023-08-05
Chapter: 10. Papa Mama Beruang
Adora pada akhirnya memegang tangan Valerie dan Jayden. Untuk kali pertama, ia menginjakkan kaki di kediaman Brandon. Ada dua asisten rumah tangga yang menyambutnya begitu memasuki bagian dalam rumah. Wanita itu di persilahkan duduk dan Brandon langsung memberikan belanjaan serta sekotak kue yang dibelikan Adora untuk Valerie kepada salah satu pekerjanya. "Ibu belikan kue? Lasa apa?" tanya Valerie. "Karena Ibu nggak tahu kue apa yang kamu suka, jadi Ibu belikan kue mangga, kesukaan Ibu. Nggak apa-apa, kan?" tanya balik Adora. "Aku suka, Bu. Yang penting mangganya manis, pasti suka," ungkapnya dengan mata yang menyipit karena lengkungan garis bibirnya kini mengarah ke atas. "Nanti Papa minta potongan kuenya, habis itu kamu makan, ya. Bu Rara hari ini jenguk kamu, Ri. Katanya mau lihat kamu makan yang lahap, makanya nanti Bu Rara juga mau makan malam sama kita, loh!" kata Brandon. Valerie menoleh, ia ingin memastikan bahwa perkataan papanya bukan sekadar bualan semata. "Memang bena
Last Updated: 2023-07-26
Chapter: 09. Panggil Mama
Brandon sedang berada di pusat perbelanjaan. Ia tengah belanja beberapa keperluan rumah. Saat trolinya memasuki area frozen food, pria itu tampak sedikit bingung. Ia ingin membeli sosis yang biasa Valerie makan, tapi entah kenapa dia lupa menanyakan merk sosis tersebut kepada asisten rumah tangganya. Memang rutinitas belanja biasanya dilakukan oleh pekerjanya di rumah, tapi beberapa menit yang lalu, Valerie menghubunginya dan meminta sang papa untuk membeli beberapa barang yang anak itu inginkan. Untung saja Brandon baru saja menyelesaikan meeting dengan klien di restoran yang letaknya berdekatan dengan pusat perbelanjaan tersebut. "Saya pikir Pak Brandon nggak suka belanja seperti ini." Terdengar suara seorang wanita dari arah belakang Brandon. Pria itu pun menoleh, melihat siapa yang menyapanya dengan kata-kata hasil dari pemikiran demikian."Bu Adora? Belanja juga, Bu?" tanya Brandon begitu mengetahui bahwa wanita yang barusan berbicara adalah gurunya Valerie. "Iya, Pak. Beli
Last Updated: 2023-07-23
Chapter: 08. Dia Bukan Anak Haram
"Oh, ya! Aku baru ingat, bukannya kita pernah ketemu di supermarket pas sama-sama pilih buah mangga?" Laluna akhirnya mengingat bagaimana ia sempat bertemu dan mengobrol dengan Adora. "Supermarket di jalan Kenanga itu, 'kan? Ya, ampun! saya juga baru ingat sekarang jadinya," sahut Adora yang bahkan sudah lupa juga bahwa mereka pernah mengobrol saat memilih buah mangga di supermarket.Laluna mengangguk. "Iya, itu. Wah, pantas saja wajah Ibu ini nggak asing. Ngomong-ngomong makasih ya sudah bawa keponakanku ke klinik. Kita belum kenalan, kan? Aku Laluna, tantenya Valerie. Panggil saja Luna.""Saya Adora, pengajar di kelas Valerie. Senang bisa berkenalan dengan Bu Luna." Adora menjabat tangan Laluna untuk berkenalan dengannya. "Sama-sama. Tolong berikan nomor rekening Bu Adora supaya aku bisa ganti biaya pengobatan Valerie!" Setelah jabat tangan itu terlepas, Laluna mengeluarkan ponselnya bersiap untuk mengganti uang yang sudah Adora keluarkan untuk biaya pengobatan keponakannya itu.
Last Updated: 2023-07-19
Chapter: 07. Sakit Perut
"Jangan pergi! Maafkan aku, tetap di sini, jangan tinggalkan aku!" Adora mengigau dalam tidurnya. Air matanya pun tumpah, walau matanya terpejam sekalipun. Suara lirih menandakan bahwa Adora benar-benar sedih. Bunga tidur itu tidak selalu indah, ada kalanya mampu menyayat hati hingga kepiluan menyelimuti raganya yang ringkih. Adora tiba-tiba terbangun. Ia duduk sambil meremas selimut yang tadi menutupi sebagian tubuhnya. Menyadari pipinya basah karena air mata, wanita itu tidak menyekanya, ia justru malah terisak. Malam itu, tepat di jam setengah dua belas, luka lama dari masa lalu kembali mengusiknya. Pada akhirnya Adora terjaga hingga sekitar pukul tiga dini hari. Setelah itu, ia terlelap hingga pagi pun tiba. Begitu bangun, wanita itu melakukan aktivitas seperti biasa. Ia mandi, bersiap, sarapan serta pergi bekerja. Matanya masih sedikit bengkak walau sudah berusaha ia samarkan menggunakan concealer. Ayumi yang melihat kedatangan sahabatnya itu dengan kondisi demikian pun menge
Last Updated: 2023-07-11
Chapter: 06. Jangan Jadi Pelakor!
"Sekali lagi makasih banyak sudah mau mengantar saya ke makam mama saya, apalagi sampai pulang ditraktir dulu dan sekarang diantarkan pulang," ucap Adora. "Nggak masalah, Bu Rara. Saya yang harusnya makasih sama Ibu karena sudah jagain Valerie sebelum saya jemput. Maaf, kalau nantinya mungkin malah jadi langganan saya repotin Ibu, apalagi kalau kerjaan saja lagi agak banyak," sahut Brandon. "Nggak apa-apa, Pak. Saya kalau diminta nungguin Valerie lama-lama juga betah, Pak. Anaknya baik, nggak rewelan juga," kata Adora sambil tertawa kecil diakhir perkataannya. "Syukurlah kalau begitu. Saya pamit, ya, Bu. Kasihan Valerie sudah kecapekan, sampai rumah pasti tetap pulas tidurnya," pamit Brandon. Valerie memang di perjalanan menuju hunian Adora sudah terlelap. Perutnya kenyang karena pada akhirnya dia menghabiskan dua donat miliknya dan juga seporsi kentang goreng beserta potongan sosis. Maka dari itu, ia tidak ikut turun dari mobil. "Iya, Pak. Hati-hati di jalan!" pesan Adora. Bran
Last Updated: 2023-07-08
Skandal Sang CEO Dingin

Skandal Sang CEO Dingin

Berawal dari sebuah kontrak yang mengharuskan Jihan Mazaya Freya menjadi teman tidur seorang pria yang usianya berbeda cukup jauh dengannya, hingga berakhir dengan tumbuhnya benih-benih cinta di antara mereka. Hal tersebut membuat keduanya terjebak dalam kontrak yang akan segera berakhir karena sang pria akan segera menikah. Lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka?
Read
Chapter: 06. Cappuccino
Jihan dimanjakan dengan keindahan negara Jerman. Saat mobil melaju membawanya menuju Zeil Shopping Center bersama Mario, Jovan dan Alaric sebagai sopir yang menemani mereka. Mario membiarkan Jihan berlama-lama di pusat perbelanjaan tersebut, sedangkan ia dan Jovan akan menemui Gabriel, anak dari pemilik perusahaan yang mengundang orang tuanya untuk datang ke acara tersebut."Pakai ini, beli apapun yang kamu mau, tapi yang pasti harus bisa dibawa saat kita pulang nanti," kata Mario seraya memberikan sebuah Black Card kepada Jihan."Oke," jawab Jihan dengan singkat.Setelah sampai di depan pusat perbelanjaan, Jihan pun turun dengan dibukakan pintu oleh Jovan. Pria itu pun sempat berkata, "kalau nggak bisa bahasanya, gunakan saja penerjemah yang ada di ponsel pintarmu itu, buat dia berguna."Jihan berdecak, lagi-lagi pria itu membuatnya kesal. Entah kenapa Mario justru nyaman berteman dengan pria seperti Jovan. Kalau Jihan menjadi Mario, sudah pasti dia akan segera memecat pria itu dan m
Last Updated: 2023-09-16
Chapter: 05. Sebuah Peringatan
Bandar Udara Frankfrurt, Jerman.Setelah melakukan perjalanan jauh dengan dua kali transit di negara yang berbeda, akhirnya Jihan menginjakkan kakinya untuk pertama kali di Jerman. Wanita itu pun mengalami jet lag. Kepalanya sakit, badannya terasa tidak enak dan perubahan suasana hati yang cukup signifikan.Mario yang paham akan kondisi Jihan tersebut pun lantas meminta Jovan untuk membelikan kopi untuk wanitanya itu. Jovan yang tidak dapat membantah perintah dari atasannya itu pun lantas berbelok sebentar ke sebuah coffee shop di bandara. Sembari menunggu kopi datang, Mario pun menunggu koper milik Jihan, Jovan dan dirinya.Pada akhirnya, memang hanya tiga orang itu saja yang pergi ke negeri Hitler tersebut. Jihan menggantikan sekretaris Mario yang memang sengaja tidak pria itu ajak. Wanita itu diliburkan dengan sogokan uang saku agar tutup mulut dari karyawan lain beserta orang tua Mario.Beberapa menit pun berlalu. Koper sudah didapatkan, begitupun dengan kopi yang cukup membantu ko
Last Updated: 2023-08-22
Chapter: 04. Sugar Baby
Jihan membantu mengeringkan rambut Mario yang basah. Jam menunjukkan pukul dua dini hari. Wanita itu tidak jadi pergi ke klub bersama Hana karena Mario menghubunginya. Jihan mengalah karena dia lebih mengutamakan sugar daddy-nya itu ketimbang teman baiknya. Untung saja Hana dapat mengerti hal itu."Om, mau nginep atau pulang?" tanya Jihan."Aku numpang tidur sampai matahari terbit, habis itu aku pulang soalnya harus pergi kerja juga. Kalau kamu nggak nyaman berbagi tempat tidur, aku bisa kok tidur di sofa," jawab Mario."Ya, nggak gitu juga kali, Om. Tidur saja nggak apa-apa sekasur juga. Nggak apa-apa," sahut Jihan.Mario membalikkan tubuhnya. Dia mengambil hair dryer yang tengah dipegang oleh Jihan. Pria itu pun mematikan alat tersebut dan menyimpannya di atas meja rias."Jihan, kamu mau ikut aku ke Jerman, nggak?" tanya Mario."Jerman? Ngapain, Om? Itu nggak ada di kontrak kita loh, ya! Jangan mendadak rubah-rubah isi kerjasamanya, dong!" protes Jihan."Bukan gitu, aku ada acara d
Last Updated: 2023-08-20
Chapter: 03. Candu
"Silakan masuk," ucap Mario seraya membuka pintu sebuah unit apartemen. Dengan dua koper di tangannya, Jihan pun memasuki hunian tersebut. Sebuah unit apartemen tipe studio akan Jihan tempati selama beberapa bulan ke depan. Tadinya ia ditawari untuk tinggal bersama Mario, tapi setelah dipikirkan kembali, hal tersebut bisa saja mendatangkan masalah dikemudian hari. Oleh sebab itu, Mario memilih menyewa sebuah unit apartemen yang masih satu lingkungan dengan hunian miliknya. "Om, beneran aku boleh tinggal disini?" tanya Jihan. Mario yang baru saja menutup pintu pun lantas menempatkan tubuhnya di sebuah sofa pun menjawab, "tentu saja. Kamu bilang tetangga kosanmu pada rese, kan?"Jihan menggangguk. "Iya, Om. Aku tinggal di sini sampai kontrak kita berakhir, habis itu aku cari kosan baru, kok.""Oke," jawab Mario singkat. Jihan menyimpan kedua kopernya di sisi tempat tidur. Tiba-tiba Mario memeluknya dari belakang. Dia pun berbisik di telinga Jihan dengan deep voice khas miliknya.
Last Updated: 2023-08-16
Chapter: 02. Malam Pertama
Jihan mendumel saking kesalnya karena teman kosan dirinya bergurau dengan mengatakan dia melakukan open booking. Padahal ucapan temannya itu tidak sepenuhnya salah. Jihan melakukan itu, tapi hanya dengan seorang pria. Itu pun karena ia sedang membutuhkan sejumlah uang, kalaupun tidak, mana mungkin ia melakukan hal seburuk itu. Pintu hotel bernomor 234 di hadapan Jihan pun diketuknya. Wanita itu sempat mengatur napas, mengusir rasa kesal yang ada dalam benaknya. Ia berusaha tersenyum kembali. Tak lama, pintu pun terbuka. Mario berdiri di ambang pintu dan memperhatikan Jihan. "Masuk!" Mario pun mengeluarkan perintahnya. Jihan pun masuk lebih dahulu karena Mario memegang pegangan pintu. Pria itu akan segera menutup pintunya setelah Jihan berada di dalam. Pandangan Jihan mengamati setiap sudut ruang kamar mewah tersebut. Pria itu memesan kamar yang mahal dengan segala kenyamanan yang terjamin bagi penghuninya. Mario yang telah menutup pintu pun duduk di sofa. Ia meraih segelas minuman
Last Updated: 2023-08-10
Chapter: 01. Open Booking
"MD203?" Seorang wanita menghampiri salah satu meja di kafe yang ia datangi. Pria yang tengah duduk menunggu seseorang itu pun lantas mendongak. Tak lama dari itu, ia mengangguk dan segera mempersilahkan wanita tersebut untuk duduk. Sang wanita lantas menempati kursi kosong di hadapan pria itu. "Maaf membuat Anda menunggu lama. Aku pemilik akun Freya07," ucap Wanita tersebut seraya tersenyum manis. "Perkenalkan namamu saja langsung. Kita sudah sepakat untuk bertemu dan mengatakan nama asli kita, bukan?" Sang pria terkesan to the point ingin mengetahui nama asli wanita yang selama seminggu ini bertukar pesan dengannya di sebuah aplikasi kencan online. "Aku Jihan, Om. Sekarang giliran Om perkenalkan nama aslinya, jangan berbohong atau aku akan meminta KTP punya Om," gurau wanita bernama Jihan tersebut. "Namaku Mario. Oke, setelah tahu nama masing-masing, kita bisa langsung membahas hal yang sempat aku tawarkan waktu itu, 'kan?" Mario memang tidak pandai berbasa-basi, ia lebih senan
Last Updated: 2023-08-05
You may also like
Takdir Cinta Callista
Takdir Cinta Callista
Romansa · azura_sky
1.2K views
Dikejar-kejar Brondong
Dikejar-kejar Brondong
Romansa · azura_sky
1.2K views
Belahan Jiwa
Belahan Jiwa
Romansa · azura_sky
1.2K views
Cinta Untuk Almaira
Cinta Untuk Almaira
Romansa · azura_sky
1.2K views
Bahagia Setelah Dimadu
Bahagia Setelah Dimadu
Romansa · azura_sky
1.2K views
Terbaik Menurut Takdir
Terbaik Menurut Takdir
Romansa · azura_sky
1.2K views
DMCA.com Protection Status