Chapter: Kerja Sama"Maaf ya lama nunggu" Sapa Theo pada teman-temannya yang sedang berbincang."Santai aja bro" teman yang akan menjadi partner kerja sama Theo langsung berdiri dan menjabat tangan Theo."Siapa bro?"Tanyanya menanyakan Josephine."Pacar gue. Kenalin namanya Josephine. Sayang ini teman SMA aku yang aku ceritain namanya Riko" Theo mengenalkan keduanya."Josephine""Riko""Udah pada pesan?" Tanya Theo."Udah, udah habis juga makanan kita" William menjawab sembari menunjukkan piring kosong di hadapan mereka."Yaudah kita langsung bahas kerja samanya aja ya" lanjut Theo."Lo berdua pesan dulu aja"saran Riko."Eh gak usah, nanti kita rencana mau makan di rumah dia" jawab Josephine karena Riko memperhatikannya seolah menunggu jawabannya."Asik banget udah bawa
Terakhir Diperbarui: 2021-08-19
Chapter: Biasa"Kamu kapan mau mulai kerja?" Tanya Josephine. Saat ini Josephine dan Theo sedang berada di dalam mobil Theo. Keduanya sedang berada dalam perjalanan menuju kantor Josephine. Sama seperti hari-hari biasanya, Theo akan mengantarkan Josephine ke kantornya."Maunya sih bulan depan, aku pengen liburan dulu. Tapi aku gak tau mau liburan sama siapa, kamu juga sibuk kerja" Theo menjawab pertanyaan Josephine."Aku kan lagi sibuk. Urusan di kantor juga lagi banyak. Jadi aku gak bisa temenin kamu liburan untuk saat ini" Josephine mencoba untuk menjelaskan pada Theo."Kamu kan bisa cuti atau izin atau apalah itu namanya di perusahaan tempatmu kerja itu" Saran Theo."Aku gak bisa izin sekarang ini, urusan kantor lagi banyak banget. Lagi ada kerja sama sama perusahaan besar. Kalau aku izin atau cuti, aku bakal nyusahin tim yang lain dong karna limpahin tugas aku ke mereka" Josephine masih terus mencoba untu
Terakhir Diperbarui: 2021-08-12
Chapter: Baikan"Maaf ya tadi aku kelewatan bentak bentak kamu" saat ini Theo dan Josephine sedang berada di dalam mobil. Setelah acara syukuran tadi selesai, Theo ingin mengantarkan Josephine pulang ke kost-annya. Mami dan Papi Theo sudah langsung pulang ke rumah setelah tadi Theo izin mengantarkan Josephine pulang terlebih dahulu.Josephine hanya menjawab perkataan Theo dengan deheman."Kamu jangan pernah minta putus atau break lagi. Kamu tau aku gak bakal pernah mau" lanjut Theo mulai membahas pembicaraan mereka tadi siang."Kenapa? Jadi maksud kamu cuma kamu yang punya kendali untuk hubungan ini? Aku gak punya hak apa apa? Aku cuma bisa ikutin mau kamu gitu?" tanya Josephine tidak terima dengan perkataan Theo."Aku gak suka" sahut Theo singkat."Aku juga kan bisa gak suka. Gak hanya kamu yang bisa gak suka. Aku gak suka kamu selalu bertindak semau kamu, gak pernah dengar omongan dan pendapat aku. Jadi kalau aku udah gak nyaman sama hubungan ini gimana dong? Ak
Terakhir Diperbarui: 2021-08-07
Chapter: PestaSejak duduk di bangku kuliah semester 5, Theo menjalin hubungan dengan Josephine Cleo Asteria. Josephine yang biasa Theo panggil dengan sebutan Cleo hanya mahasiswi yang mengandalkan beasiswa untuk bisa kuliah di kampus yang sama dengan Theo. Kata Theo hanya dia yang bisa memanggil Josephine dengan sebutan Cleo.Theo berhasil merebut hati Josephine setelah melakukan pendekatan mulai semester 1, kurang lebih selama dua tahun. Orang-orang tidak pernah menyangka Theo serius untuk berpacaran dengan Josephine. Awalnya mereka mengira Theo hanya mendekati Josephine karena suatu taruhan. Setelah mereka pacaran, Theo akan memutuskan Josephine dan mendapatkan imbalan taruhannya. Karena Josephine termasuk mahasiswi yang banyak menyukainya karena paras dan kebaikan hatinya. Namun, semua pria yang mendekatinya selalu dia tolak.Karena itu, banyak teman mereka yang bingung melihat hubungan Theo dan Josephine yang masih tetap bertahan. Kata teman-teman mereka, Theo dan Jo
Terakhir Diperbarui: 2021-08-07
Chapter: Ribut"Aku gak suka teman kamu ngomong kayak tadi" ucap Josephine tiba-tiba di tengah obrolan mereka setelah keduanya duduk di ruang tamu apartemen Theo."Yang mana?" tanya Theo bingung."Omongan mereka yang bilang hidup jadi aku itu enak. Aku gak suka mereka ngomong kayak gitu. Mereka gak tau apa yang aku jalanin" celoteh Josephine yang tiba-tiba kesal."Ya namanya juga hidup. Orang-orang bakal menilai hidup orang lain lebih menyenangkan. Itu bukan hal yang aneh kali. Kamu gak usah tanggepinnya terlalu berlebihan" sahut Theo."Berlebihan?" Josephine tidak percaya Theo akan mengatakan itu."Iya kamu selalu menanggapi segala sesuatu dengan berlebihan. Mereka gak salah juga kali ngomong gitu tadi" perkataan Theo semakin memancing kekesalan Josephine."Coba kamu jelasin di bagian mananya aku nanggepinnya berlebihan?" tanya Josephine masih tidak habis pikir dengan Theo."Kamu gak usah kesal dengar merek
Terakhir Diperbarui: 2021-08-07
Chapter: Lulus" Theoden Manuel Orlando anak dari Oliver A Orlando lulus dengan IP 3,4" Suara MC acara wisuda yang sedang berlangsung terdengar dengan lantang di dalam aula kampus swasta elite di tengah ibu kota.Terlihat seorang pemuda tampan penuh karisma berjalan di atas panggung aula tersebut dan menjalankan kewajiban seperti wisudawan pada umumnya. Setelahnya, pemuda tersebut turun dari panggung dan kembali ke tempat duduknya. Acara wisuda tersebut berjalan dengan khidmat hingga ditutup dengan doa penutup.Setelah acara di dalam aula telah usai, terlihat para wisudawan wisudawati berfoto bersama teman-temannya. Begitu juga dengan Theo, salah satu wisudawan yang baru saja mengikuti acara di dalam aula. Saat ini Theo sedang berfoto bersama teman-teman satu jurusannya yang lulus bersamaan dengannya.Setelah selesai berfoto dengan teman satu jurusannya, Theo menghampiri kedua orang tuanya yang kini sedang berdiri bersama kekasihnya dan juga sahabatnya dan terlihat sed
Terakhir Diperbarui: 2021-07-27
Chapter: "MAMA""Tumben banget kamu datang kerja cepat hari ini, Run," sapa Jodi yang baru saja datang ke meja kasir.Jodi terkejut melihat Aruna sudah duduk di kursi kasir karena biasanya gadis itu akan datang bekerja sore hari. Sekarang baru jam 11.00, tapi gadis ini sudah menjalankan tugasnya. Dan Jodi juga bingung dimana Chika, pegawai yang biasa menjaga meja kasir di pagi hari."Kak Chika lagi sakit, jadi aku jaga mulai dari pagi hari ini," jawab Aruna menjelaskan."Kuliahmu gimana? Kenapa gak minta tolong sama yang lain aja?" tanya Jodi beruntun."Aku hari ini lagi gak ada kelas kok. Dosen aku lagi ada tugas di luar kota jadi mungkin ada jadwal ganti aja nanti," jawab Aruna."Kamu kok udah datang jam segini?" tanya Aruna balik pada Jodi."Aku emang kerja dari jam segini," jawab Jodi singkat."Emang bisa gitu ya?" tanya Aruna
Terakhir Diperbarui: 2021-09-08
Chapter: Awal perubahanPanas terik matahari terkena langsung ke kulit Aruna. Aruna sedang duduk di halte yang berada di depan kampusnya. Aruna sedang menunggu datangnya angkutan umum yang bisa dia tumpangi ke kafe tempatnya bekerja. Hari ini hari pertama Aruna bekerja di kafe. Sejak tadi pagi Aruna sudah sangat semangat, tidak sabar untuk menjalankan kerja hari pertamanya.Memang Aruna hanya bisa diterima sebagai kasir, tapi itu sudah sangat menyenangkan bagi Aruna. Meskipun upah yang dia dapatkan tidak bisa sebesar kerja full time lainnya, tapi Aruna tetap semangat untuk bekerja. Uang dari gajinya nanti akan dia gunakan untuk sewa rumahnya dan juga untuk membiayai makannya setiap hari. Untung-untung ada sisa, bisa dia tabung menambahi uang tabungannya sebelumnya. Sebenarnya, uang tabungan tabungan Aruna masih banyak. Tetapi, Aruna tidak mau mengeluarkan uang tabungannya itu karena uang itu dia gunakan sebagai simpanan untuk kebutuhan mendadak nantinya.
Terakhir Diperbarui: 2021-08-29
Chapter: KerjaAruna berdecak kagum melihat kemewahan ruang kerja Keenan. Ruangan ini terlalu mewah untuk disebut sebagai ruang kerja di dalam kafe. Lihat saja, design interior ruangan ini terlihat sangat mewah. Aruna yakin, semua barang yang ada di dalam ruangan ini pasti mahal. Di dalam ruangan ini Aruna melihat ada dua pintu. Aruna yakin, itu pasti pintu kamar mandi dan pintu kamar tidur. Itu yang biasa dia baca dalam novel. Selain itu, di sudut ruangan ini Aruna melihat pojokan tersebut telah diubah menjadi tempat bermain anak, yang dapat Aruna pastikan itu khusus dibuatkan Keenan untuk Alarick. "Jadi gimana? Kamu mau kerja apa?" Tanya Keenan memecahkan lamunan Aruna yang masih fokus mengagumi ruang kerja tersebut. "Kalau bapak tidak keberatan dan saya diberikan kesempatan, saya ingin bekerja part time di kafe ini pak, saya bisa bekerja sebagai apa saya selain chef Pak" Jawab Aruna tenang. Aruna masih memangku Alarick yang kini sedang duduk tenang
Terakhir Diperbarui: 2021-08-27
Chapter: Mencari kerjaMatahari yang semakin naik mengeluarkan panas yang semakin menyengat kulit. Orang-orang di jalanan mulai berlomba untuk meninggalkan jalanan yang panasnya menyengat.Panas matahari yang sudah menyengat semakin ditambah dengan keadaan jalan raya yang sangat padat. Ah, kapan ibu kota negara ini bisa tidak ramai dan macet? Dari pagi hingga kembali pagi jalanan selalu ramai dan padat.Di jalan raya itu telah tersusun kendaraan-kendaraan pribadi yang sedang menunggu giliran bisa bergerak dari tempatnya sekarang. Berbeda dengan para pengendara mobil tersebut, di salah satu halte di pinggir jalan terlihat seorang gadis yang sedang duduk. Kelelahan tergambarkan dengan jelas di wajahnya, ditambah lagi dengan peluh yang menetes di sudut wajahnya.Gadis itu adalah Aruna. Aruna sedang istirahat setelah berpindah dari satu kantor ke kantor lainnya. Namun, belum ada tempat kerja yang berhasil ditemukannya. Statusnya yang m
Terakhir Diperbarui: 2021-08-26
Chapter: Belanja"Papa jemput mama dulu ya, nanti kita ketemu di sana aja. Kabarin aja papa kalau kalian masih singgah di tempat lain" Pamit Pak Irfan kepada Chiara dan Aruna.Setelah Pak Iman pulang, Chiara dan Pak Irfan mengajak Aruna untuk membeli segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk mengisi kamar Aruna. Memang, kamar yang akan ditinggali Aruna model paviliun, terdiri dari dua kamar tidur, satu ruang tamu, satu kamar mandi dan satu dapur kecil. Dan model paviliunnya memang kosongan. Aruna sangat bersyukur, dengan harga sewa yang terlalu mahal bisa menyewa paviliun ini. Paviliun ini memang sederhana, bahkan mungkin ukurannya lebih kecil dari ukuran kamar di rumah orang tuanya dulu. Tapi paviliun ini bersih dan mampu membuat Aruna nyaman."Kamu udah nolak tinggal di rumah om, gak mau juga tinggal di apartemen mamanya Chiara, sekarang kamu gak bisa nolak lagi. Biar om dan tante yang urus semua perabot rumah kamu ini. Kamu sama Chiara tinggal pilih aja"
Terakhir Diperbarui: 2021-08-19
Chapter: Harta WarisanPagi ini, sama seperti hari-hari sebelumnya Aruna terlihat sedang membereskan rumahnya. Selama ini memang Aruna sudah mengerjakan pekerjaan rumah sendiri.Semenjak Mbak Ita, mantan asisten rumah tangganya mengundurkan diri karena harus pulang kampung merawat ibunya yang sedang sakit, Aruna dan orang tuanya tidak lagi mencari asisten rumah tangga yang baru. Aruna yang menolak untum mencari asisten rumah tangga yang baru, karena Aruna pengen mengerjakan pekerjaan rumah sendiri.Mendengar suara ketukan pintu rumahnya, Aruna lalu membuka pintu utama rumah tersebut."Loh paman bibi" Aruna terkejut melihat seluruh keluarga besanrnya datang pagi ini ke rumahnya. Biasanya keluarga besarnya ini tidka pernah datang berkunjung ke tumah ini. Bahkan pada hari pemakaman orang tuanya, tidak semua mereka datang. Dan yang datang hanya sebentar, setelah pemakaman mereka langsung pulang."Kita datang ke sin
Terakhir Diperbarui: 2021-08-19