"Maaf ya tadi aku kelewatan bentak bentak kamu" saat ini Theo dan Josephine sedang berada di dalam mobil. Setelah acara syukuran tadi selesai, Theo ingin mengantarkan Josephine pulang ke kost-annya. Mami dan Papi Theo sudah langsung pulang ke rumah setelah tadi Theo izin mengantarkan Josephine pulang terlebih dahulu.
Josephine hanya menjawab perkataan Theo dengan deheman.
"Kamu jangan pernah minta putus atau break lagi. Kamu tau aku gak bakal pernah mau" lanjut Theo mulai membahas pembicaraan mereka tadi siang.
"Kenapa? Jadi maksud kamu cuma kamu yang punya kendali untuk hubungan ini? Aku gak punya hak apa apa? Aku cuma bisa ikutin mau kamu gitu?" tanya Josephine tidak terima dengan perkataan Theo.
"Aku gak suka" sahut Theo singkat.
"Aku juga kan bisa gak suka. Gak hanya kamu yang bisa gak suka. Aku gak suka kamu selalu bertindak semau kamu, gak pernah dengar omongan dan pendapat aku. Jadi kalau aku udah gak nyaman sama hubungan ini gimana dong? Aku harus nunggu kamu bosan dan mutusin aku gitu? " tanya Josephine lagi.
"Kamu udah gak nyaman? Dan ingat ya, aku gak bakal pernah bosan sama kamu" tanya Theo serius dengan pandangannya yang memancarkan kekhawatiran. Untung saja sedang lampu merah jadi Theo bisa memandang wajah Josephine.
"Bukan. Maksud aku kalau nanti ke depannya itu terjadi gimana. Kan hubungan ini yang jalanin kita berdua jadi harusnya kita berdua kita punya hak untuk minta putus dong. Gak hanya kamu yang punya hal" Josephine mencoba menjelaskan.
"Iya, kamu benar hubungan ini kita berdua yang jalanin. Jadi kita berdua juga punya hak untuk menolak putus kan?" Theo mengembalikan perkataan Josephine.
Josephine tidak membalas perkataan Theo, dan memang tidak tahu harus menjawab seperti apa perkataan Theo.
"Kenapa? Kamu lagi dekat sama cowok lain?" tanya Theo setelah melajukan mobilnya karena lampu merah telah berganti warna menjadi hijau.
"Bukan. Siapa sih yang dekat sama cowok lain. Lagian kan aku diantar ke kantor sama kamu. Pulang dari kantor dijemput lagi sama kamu. Gak ada lah waktu buat dekat atau aneh-aneh sama cowok lain. Lagian aku gak mau" Josephine tidak terima dengan tuduhan Theo.
"Ya bisa aja kan kamu sama dia dekat di kantor. Atau janjian diam-diam di belakang aku. Atau banyak cara lainnya" balas Theo lagi.
"Kok kamu bisa kepikiran gitu? Jangan jangan kamu yang kayak gitu ya. Kan kamu yang punya banyak degem, sok banget ada secret admirer. Apaan tuh gak jelas" cibir Josephine.
"Kamu cemburu ya?" ledek Theo mendengar Josephine melampiaskan kekesalannya.
"Enggak. Ngapain juga aku cemburu sama kamu, gak penting banget" elak Josephine tidak terima.
"Loh kok gak penting. Itu penting dong. Aku kan pacar kamu jadi kamu punya hak dong buat cemburu kalau aku dekat sama cewek lain. Itu kan tandanya kamu sayang dan cinta sama aku. Aku juga cemburu kalau kamu dekat sama cowok lain" balas Theo.
"nyenyenyenye..." Josephine meledek ucapan Theo. Theo tertawa melihat wajah lucu Josephine. Selalu seperti ini jika Josephine kalah dalam pembicaraan mereka.
"Lagian kamu gak perlu cemburu sih mereka doang yang suka sama aku. Aku kan gak pernah nanggepin mereka atau gimana gimana. Aku sayang dan cinta sama kamu aja. Kamu percaya kan sama aku?" suara Theo yang lembut berhasil membuat Josephine tersenyum.
Theo menarik Josephine ke dalam pelukannya setelah mobilnya berhenti di depan pekarangan kost Josephine. Lalu dia mencium lembut kening dan rambut halus Josephine. Aroma rambut Josephine selalu menjadi aroma favorit Theo. Dan Josephine juga selalu nyaman jika sudah diperlakukan lembut oleh Theo seperti ini.
"Aku sayang banget sama kamu. Enggak deh, cinta. Aku cinta banget sama kamu" ucap Theo tulus sembari mengeratkan pelukannya pada Josephine.
"Aku juga" balas Josephine yang juga mengeratkan pelukannya.
"Makanya kamu gak usah minta putus, break atau apa lah itu" ucap Theo lagi yang dibalas Josephine dengan anggukan.
"Setelah ini kamu bersih-bersih dulu ya langsung istirahat. Nanti aku kabarin kalau aku udah di rumah. Malam ini dan ke depannya aku bakal balik ke rumah di apartemen sepi banget. Kamu langsung istirahat gak usah lakuin kegiatan yang lain. Besok pagi aku jemput, aku antar kamu kerja" nasihat Theo yang dibalas Josephine dengan anggukan.
"Yaudah lepas dulu ini pelukannya aku mau balik" Theo mencoba melepaskan pelukan Josephine namun Josephine semakin mengeratkan pelukannya.
"Kenapa hmm?" tanya Theo lembut sambil memandang wajah Josephine.
"Aku lagi capek banget akhir-akhir ini" balas Josephine.
"Pantesan kamu tadi sensitif dengar omongan teman aku. Besok mau izin kerja dulu?" tawar Theo peka melihat kondisi pasangannya yang memang terlihat sangat kelelahan.
"Boleh?" tanya Josephine sedikit tidak enak.
"Boleh dong. Nanti aku kabarin James biar dia yang izinin" jawab Theo.
"Tappi nanti gak enak sama karyawan yang lain kalau mereka tau" Josephine sedikit ragu.
"Kan udah aku bilang kamu gak usah dengerin omongan orang lain. Kamu gak bakal bisa makan, minum, hidup dari omongan mereka. Kamu izin aja dulu besok sama lusa. Biar sekalian nanti masuknya Senin aja. Jadi kamu bisa istirahat empat hari" lanjut Theo.
Josephine mengangguk di pelukan Theo.
"Yaudah lepasin dulu ini pelukannya. Aku mau balik, kamu juga biar bisa langsung istirahat" Theo kembali mencoba melepaskan pelukan Josephine, namun Josephine tetap mengeratkan pelukannya.
"Kenapa lagi hmm?" tanya Theo lagi masih dengan suaranya yang lembut.
Josephine hanya menggeleng tidak mengeluarkan suara apapun.
"Kamu kangen sama aku ya?" tanya Theo terkekeh pelan. Dan mendapatkan anggukan dari Josephine.
"Kan seharian ini udah bareng" balas Theo.
"Kita kan udah jarang banget ketemu. Cuma beberapa menit doang waktu kamu antar jemput aku. Selain itu kita jarang ketemu karna kamu sibuk skripsian. Tadi ketemu juga malah ribut" jawab Josephine.
"Maafin aku ya gak bisa bagi waktu aku kemarin kemarin buat kamu. Maaf juga tadi malah bentak kamu sampai kamu nangis" Theo menyesal setelah mendengar ucapan gadisnya itu.
"Iya" jawab Josephine singkat masih memeluk Theo melampiaskan kerinduannya pada kekasihnya tersebut.
"Ke rumah aku mau? Kamu gak usah tidur di kost empat hari ini. Istirahat di rumah aku aja. Lagian kamu bisa bosan di sini empat harian gak ada teman gak ada kegiatan" tawar Theo.
"Gak enak sama Mami Papi" tolak Josephine tidak enak.
"Gapapa kali. Tadi Mami juga minta aku bawa kamu nginap di rumah. Tapi aku pikir besok kamu kerja nanti malah repot kalau berangkat dari rumah" balas Theo meyakinkan.
"Ke rumah aku mau ya?" tawar Theo lagi.
"Mau" jawab Josephine semangat melepaskan pelukannya dan memamerkan senyumannnya pada Theo.
"Supermarket masih buka gak ya jam segini?" tanya Josephine setelah Theo kembali mengemudikan mobilnya.
"enggak dong sayang kan ini udah malam banget. Kamu lapar?" tanya Theo.
"Enggak. Aku mau belanja, besok mau masak sama mami" jawab Josephine semangat.
"Kan bisa besok belanjanya. Mami Papi juga sampai hari Minggu di rumah kok gak bakal kemana-mana. Besok aku anterin belanja ya. Sekalian kita jemput baju kamu ke kost. Baju kamu di rumah aku kan gak banyak" jawab Theo.
"Iya, kalau kita cari mini market yang buka 24 jam sekarang boleh gak?" tanya Josephine lagi.
"Boleh. Mau apa?" tanya Theo.
"Aku laper hehehe" jawab Josephine malu sambil memeluk perutnya.
"Boleh dong. Kamu harusnya daritadi ngomong. Kalau tadi kamu balik ke kost pasti gak ada makanan kan di sana? kamu mau nahan lapar sampe besok? Kamu bisa sakit loh sayang" nasihat Theo lagi.
"Maaf" hanya itu yang bisa Josephine jawab.
"Kita cari restauran atau cafe aja. Atau nanti kita delivery ke rumah aja gimana?" tawar Theo.
"Gak usah. Aku cuman lagi pengen makan roti dan cemilan aja kok. Jangan makanan makanan yang berat" tolak Josephine.
"Yaudah kita cari mini market ya" putus Theo.
Setelah itu Theo dan Josephine mencari mini market yang buka 24 jam dan membeli roti, cemilan serta minuman dari sana. Theo pada akhirnya ikut juga makan. Setelah itu mereka pulang ke rumah Theo.
Mami Theo yang mengetahui Josephine akan menginap di rumahnya sampai hari Minggu sangat senang. Mami dan Josephine heboh membicarakan rencana mereka untuk masak, membuat cake, belanja, bertaman dan kegiatan-kegiatan lainnya. Mami dan Papi sangat senang menyambut kehadiran Josephine karena sejak dulu keduanya sangat mengharapkan kehadiran anak perempuan.
"Udah udah biarin Josephine istirahat dulu. Mami juga butuh istirahat. Besok aja dilanjut ngobrolnya" ucapan Papi Theo memotong pembicaraan Mami dan Josephine.
Setelah itu, mereka berempat beranjak ke kamar masing-masing. Theo mengantarkan Josephine ke kamar kosong yang ada dekat dengan kamarnya. Kamar itu menjadi kamar Josephine jika menginap di rumah ini. Lalu mereka beristirahat setelah melewati satu hari yang menyenangkan dan juga membuat lelah.
"Kamu kapan mau mulai kerja?" Tanya Josephine. Saat ini Josephine dan Theo sedang berada di dalam mobil Theo. Keduanya sedang berada dalam perjalanan menuju kantor Josephine. Sama seperti hari-hari biasanya, Theo akan mengantarkan Josephine ke kantornya."Maunya sih bulan depan, aku pengen liburan dulu. Tapi aku gak tau mau liburan sama siapa, kamu juga sibuk kerja" Theo menjawab pertanyaan Josephine."Aku kan lagi sibuk. Urusan di kantor juga lagi banyak. Jadi aku gak bisa temenin kamu liburan untuk saat ini" Josephine mencoba untuk menjelaskan pada Theo."Kamu kan bisa cuti atau izin atau apalah itu namanya di perusahaan tempatmu kerja itu" Saran Theo."Aku gak bisa izin sekarang ini, urusan kantor lagi banyak banget. Lagi ada kerja sama sama perusahaan besar. Kalau aku izin atau cuti, aku bakal nyusahin tim yang lain dong karna limpahin tugas aku ke mereka" Josephine masih terus mencoba untu
"Maaf ya lama nunggu" Sapa Theo pada teman-temannya yang sedang berbincang."Santai aja bro" teman yang akan menjadi partner kerja sama Theo langsung berdiri dan menjabat tangan Theo."Siapa bro?"Tanyanya menanyakan Josephine."Pacar gue. Kenalin namanya Josephine. Sayang ini teman SMA aku yang aku ceritain namanya Riko" Theo mengenalkan keduanya."Josephine""Riko""Udah pada pesan?" Tanya Theo."Udah, udah habis juga makanan kita" William menjawab sembari menunjukkan piring kosong di hadapan mereka."Yaudah kita langsung bahas kerja samanya aja ya" lanjut Theo."Lo berdua pesan dulu aja"saran Riko."Eh gak usah, nanti kita rencana mau makan di rumah dia" jawab Josephine karena Riko memperhatikannya seolah menunggu jawabannya."Asik banget udah bawa
" Theoden Manuel Orlando anak dari Oliver A Orlando lulus dengan IP 3,4" Suara MC acara wisuda yang sedang berlangsung terdengar dengan lantang di dalam aula kampus swasta elite di tengah ibu kota.Terlihat seorang pemuda tampan penuh karisma berjalan di atas panggung aula tersebut dan menjalankan kewajiban seperti wisudawan pada umumnya. Setelahnya, pemuda tersebut turun dari panggung dan kembali ke tempat duduknya. Acara wisuda tersebut berjalan dengan khidmat hingga ditutup dengan doa penutup.Setelah acara di dalam aula telah usai, terlihat para wisudawan wisudawati berfoto bersama teman-temannya. Begitu juga dengan Theo, salah satu wisudawan yang baru saja mengikuti acara di dalam aula. Saat ini Theo sedang berfoto bersama teman-teman satu jurusannya yang lulus bersamaan dengannya.Setelah selesai berfoto dengan teman satu jurusannya, Theo menghampiri kedua orang tuanya yang kini sedang berdiri bersama kekasihnya dan juga sahabatnya dan terlihat sed
"Aku gak suka teman kamu ngomong kayak tadi" ucap Josephine tiba-tiba di tengah obrolan mereka setelah keduanya duduk di ruang tamu apartemen Theo."Yang mana?" tanya Theo bingung."Omongan mereka yang bilang hidup jadi aku itu enak. Aku gak suka mereka ngomong kayak gitu. Mereka gak tau apa yang aku jalanin" celoteh Josephine yang tiba-tiba kesal."Ya namanya juga hidup. Orang-orang bakal menilai hidup orang lain lebih menyenangkan. Itu bukan hal yang aneh kali. Kamu gak usah tanggepinnya terlalu berlebihan" sahut Theo."Berlebihan?" Josephine tidak percaya Theo akan mengatakan itu."Iya kamu selalu menanggapi segala sesuatu dengan berlebihan. Mereka gak salah juga kali ngomong gitu tadi" perkataan Theo semakin memancing kekesalan Josephine."Coba kamu jelasin di bagian mananya aku nanggepinnya berlebihan?" tanya Josephine masih tidak habis pikir dengan Theo."Kamu gak usah kesal dengar merek
Sejak duduk di bangku kuliah semester 5, Theo menjalin hubungan dengan Josephine Cleo Asteria. Josephine yang biasa Theo panggil dengan sebutan Cleo hanya mahasiswi yang mengandalkan beasiswa untuk bisa kuliah di kampus yang sama dengan Theo. Kata Theo hanya dia yang bisa memanggil Josephine dengan sebutan Cleo.Theo berhasil merebut hati Josephine setelah melakukan pendekatan mulai semester 1, kurang lebih selama dua tahun. Orang-orang tidak pernah menyangka Theo serius untuk berpacaran dengan Josephine. Awalnya mereka mengira Theo hanya mendekati Josephine karena suatu taruhan. Setelah mereka pacaran, Theo akan memutuskan Josephine dan mendapatkan imbalan taruhannya. Karena Josephine termasuk mahasiswi yang banyak menyukainya karena paras dan kebaikan hatinya. Namun, semua pria yang mendekatinya selalu dia tolak.Karena itu, banyak teman mereka yang bingung melihat hubungan Theo dan Josephine yang masih tetap bertahan. Kata teman-teman mereka, Theo dan Jo
"Maaf ya lama nunggu" Sapa Theo pada teman-temannya yang sedang berbincang."Santai aja bro" teman yang akan menjadi partner kerja sama Theo langsung berdiri dan menjabat tangan Theo."Siapa bro?"Tanyanya menanyakan Josephine."Pacar gue. Kenalin namanya Josephine. Sayang ini teman SMA aku yang aku ceritain namanya Riko" Theo mengenalkan keduanya."Josephine""Riko""Udah pada pesan?" Tanya Theo."Udah, udah habis juga makanan kita" William menjawab sembari menunjukkan piring kosong di hadapan mereka."Yaudah kita langsung bahas kerja samanya aja ya" lanjut Theo."Lo berdua pesan dulu aja"saran Riko."Eh gak usah, nanti kita rencana mau makan di rumah dia" jawab Josephine karena Riko memperhatikannya seolah menunggu jawabannya."Asik banget udah bawa
"Kamu kapan mau mulai kerja?" Tanya Josephine. Saat ini Josephine dan Theo sedang berada di dalam mobil Theo. Keduanya sedang berada dalam perjalanan menuju kantor Josephine. Sama seperti hari-hari biasanya, Theo akan mengantarkan Josephine ke kantornya."Maunya sih bulan depan, aku pengen liburan dulu. Tapi aku gak tau mau liburan sama siapa, kamu juga sibuk kerja" Theo menjawab pertanyaan Josephine."Aku kan lagi sibuk. Urusan di kantor juga lagi banyak. Jadi aku gak bisa temenin kamu liburan untuk saat ini" Josephine mencoba untuk menjelaskan pada Theo."Kamu kan bisa cuti atau izin atau apalah itu namanya di perusahaan tempatmu kerja itu" Saran Theo."Aku gak bisa izin sekarang ini, urusan kantor lagi banyak banget. Lagi ada kerja sama sama perusahaan besar. Kalau aku izin atau cuti, aku bakal nyusahin tim yang lain dong karna limpahin tugas aku ke mereka" Josephine masih terus mencoba untu
"Maaf ya tadi aku kelewatan bentak bentak kamu" saat ini Theo dan Josephine sedang berada di dalam mobil. Setelah acara syukuran tadi selesai, Theo ingin mengantarkan Josephine pulang ke kost-annya. Mami dan Papi Theo sudah langsung pulang ke rumah setelah tadi Theo izin mengantarkan Josephine pulang terlebih dahulu.Josephine hanya menjawab perkataan Theo dengan deheman."Kamu jangan pernah minta putus atau break lagi. Kamu tau aku gak bakal pernah mau" lanjut Theo mulai membahas pembicaraan mereka tadi siang."Kenapa? Jadi maksud kamu cuma kamu yang punya kendali untuk hubungan ini? Aku gak punya hak apa apa? Aku cuma bisa ikutin mau kamu gitu?" tanya Josephine tidak terima dengan perkataan Theo."Aku gak suka" sahut Theo singkat."Aku juga kan bisa gak suka. Gak hanya kamu yang bisa gak suka. Aku gak suka kamu selalu bertindak semau kamu, gak pernah dengar omongan dan pendapat aku. Jadi kalau aku udah gak nyaman sama hubungan ini gimana dong? Ak
Sejak duduk di bangku kuliah semester 5, Theo menjalin hubungan dengan Josephine Cleo Asteria. Josephine yang biasa Theo panggil dengan sebutan Cleo hanya mahasiswi yang mengandalkan beasiswa untuk bisa kuliah di kampus yang sama dengan Theo. Kata Theo hanya dia yang bisa memanggil Josephine dengan sebutan Cleo.Theo berhasil merebut hati Josephine setelah melakukan pendekatan mulai semester 1, kurang lebih selama dua tahun. Orang-orang tidak pernah menyangka Theo serius untuk berpacaran dengan Josephine. Awalnya mereka mengira Theo hanya mendekati Josephine karena suatu taruhan. Setelah mereka pacaran, Theo akan memutuskan Josephine dan mendapatkan imbalan taruhannya. Karena Josephine termasuk mahasiswi yang banyak menyukainya karena paras dan kebaikan hatinya. Namun, semua pria yang mendekatinya selalu dia tolak.Karena itu, banyak teman mereka yang bingung melihat hubungan Theo dan Josephine yang masih tetap bertahan. Kata teman-teman mereka, Theo dan Jo
"Aku gak suka teman kamu ngomong kayak tadi" ucap Josephine tiba-tiba di tengah obrolan mereka setelah keduanya duduk di ruang tamu apartemen Theo."Yang mana?" tanya Theo bingung."Omongan mereka yang bilang hidup jadi aku itu enak. Aku gak suka mereka ngomong kayak gitu. Mereka gak tau apa yang aku jalanin" celoteh Josephine yang tiba-tiba kesal."Ya namanya juga hidup. Orang-orang bakal menilai hidup orang lain lebih menyenangkan. Itu bukan hal yang aneh kali. Kamu gak usah tanggepinnya terlalu berlebihan" sahut Theo."Berlebihan?" Josephine tidak percaya Theo akan mengatakan itu."Iya kamu selalu menanggapi segala sesuatu dengan berlebihan. Mereka gak salah juga kali ngomong gitu tadi" perkataan Theo semakin memancing kekesalan Josephine."Coba kamu jelasin di bagian mananya aku nanggepinnya berlebihan?" tanya Josephine masih tidak habis pikir dengan Theo."Kamu gak usah kesal dengar merek
" Theoden Manuel Orlando anak dari Oliver A Orlando lulus dengan IP 3,4" Suara MC acara wisuda yang sedang berlangsung terdengar dengan lantang di dalam aula kampus swasta elite di tengah ibu kota.Terlihat seorang pemuda tampan penuh karisma berjalan di atas panggung aula tersebut dan menjalankan kewajiban seperti wisudawan pada umumnya. Setelahnya, pemuda tersebut turun dari panggung dan kembali ke tempat duduknya. Acara wisuda tersebut berjalan dengan khidmat hingga ditutup dengan doa penutup.Setelah acara di dalam aula telah usai, terlihat para wisudawan wisudawati berfoto bersama teman-temannya. Begitu juga dengan Theo, salah satu wisudawan yang baru saja mengikuti acara di dalam aula. Saat ini Theo sedang berfoto bersama teman-teman satu jurusannya yang lulus bersamaan dengannya.Setelah selesai berfoto dengan teman satu jurusannya, Theo menghampiri kedua orang tuanya yang kini sedang berdiri bersama kekasihnya dan juga sahabatnya dan terlihat sed