Pelangi atau Senja
Andai kamu tahu, aku adalah orang paling bodoh setelah bertemu dengan kamu. Entah sudah berapa ratus kali aku bertemu seseorang, namun nyatanya kamu adalah orang yang tetap aku inginkan.
Saat pertama kali aku bertemu denganmu, dan saat itu aku berharap bahwa diriku bisa bersanding denganmu dan mengenalmu dengan lebih baik, dalam hatiku aku berdoa semoga kelak aku yang akan memenangkan dirimu dan mendampingimu hidup diantara orang-orang yang berdiri di sampingmu sekarang.
Maafkan aku juga yang telah lancang meminjam namamu atas doaku. Sebuah nama yang menjadi pengulangan atas do’a dan sujudku, entah seberapa hebat dirimu sampai bisa memenangkan hatiku dari sekian banyak manusia dimuka bumi ini, daya tarik apa yang kamu punya sehingga namamu saja kuperjuangkan di hadapan tuhanku yang menjadi candu.
Untuk nama yang selalu menjadi pengulangan atas do’a dan ibadahku. Aku berharap ada balasan atas perihal tentang hatiku dan perasaanku kepadamu. Aku sudah tidak mengerti lagi bagaimana caraku merayu semesta agar aku bisa bersamamu, entah sekuat apa pintu hatimu, sampai kamu tidak bisa mendengar sedikit pun ketukan dariku, apakah kamu tuli sampai kamu tidak mendengar jeritan yang selalu menyebut namamu.
Entah sampai kapan aku akan menjadi orang yang gigih untuk tetap memperjuangkanmu, sedangkan hujan yang berpetir pun sudah meremehkanku, lihatlah dengan sombongnya iya pamer bahwa langit yang beberapa saat hujan badai kini menampilkan pelangi yang indah untuk, dipamerkan kepada siapa pun yang melihatnya, seolah berkata ia telah berdamai dari waktu kelamnya.
Lantas bagaimana dengan diriku yang sampai saat ini masih terombang-ambing badai kehidupan namun tidak kunjung mereda, Sedangkan badai itu sendiri semakin hari semakin kuat untuk membuatku terjatuh. Jikalau aku bisa meminta aku ingin berhenti dan istirahat sejenak, tidak mungkin kalau aku akan baik-baik saja saat ini. Entah berapa ribu luka lagi yang harus aku tutupi, dan seberapa kuat lagi aku bisa bangun setelah ribuan kali jatuh.
1.3K DibacaOngoing