Terpaksa Menikahi Duda
Gadis Anastasya, perempuan 32 tahun yang cerdas dan mandiri, merasa semakin tertekan dengan pertanyaan yang terus muncul di sekitarnya: *"Kapan menikah?"* Meski berkali-kali ditolak oleh pria yang dikenalnya, Gadis tak pernah berhenti berharap. Dia yakin, jodoh pasti akan datang meski entah kapan. Namun, di tengah kegalauannya, dia mulai merasa pasrah dan lelah.
Sampai suatu hari, undangan reuni SMP datang. Gadis memutuskan hadir, sekadar melepas penat dan bertemu teman-teman lama. Di sana, dia tak menyangka akan bertemu kembali dengan Arya Dirgantara, kakak kelasnya yang dulu sangat populer dan menjadi pemimpin redaksi mading sekolah. Dulu, Arya adalah sosok yang supel dan menyenangkan, sementara Gadis hanya siswi kutu buku yang mengaguminya dari jauh.
Namun, Arya yang sekarang sangat berbeda. Dia sudah menjadi duda beranak satu, dan kesedihan mendalam setelah kehilangan istrinya mengubahnya menjadi sosok yang dingin dan tertutup. Gadis tak pernah membayangkan dirinya terlibat dalam hidup Arya, hingga suatu hal mengejutkan terjadi: Arya melamarnya. Tanpa basa-basi, Arya menawarkan pernikahan yang lebih tampak seperti kesepakatan daripada kisah cinta. Arya membutuhkan seseorang yang bisa merawat putrinya, sementara Gadis merasakan desakan untuk menikah.
Dalam kebimbangan, Gadis akhirnya menerima lamaran itu. Pernikahan mereka pun dimulai dengan rasa canggung dan tanpa cinta. Gadis harus beradaptasi menjadi seorang istri dan ibu tiri, sementara Arya tetap menjaga jarak dengan sikap dinginnya. Hari demi hari, Gadis merasakan betapa sulitnya membangun cinta di atas fondasi yang goyah.
Namun, seiring waktu, kebersamaan mereka mulai mengungkap sisi lain dari Arya—luka yang belum sembuh dari kehilangan istrinya dan rasa takut untuk mencintai lagi. Di saat yang sama, Gadis pun menemukan keberanian untuk membuka hatinya, meski awalnya tidak ada jaminan cinta akan tumbuh.
"Terpaksa Menikahi Duda" adalah kisah tentang dua jiwa yang terluka, mencoba merangkai cinta di tengah keterpaksaan, dan belajar bahwa kebahagiaan kadang hadir ketika kita berani memberi kesempatan kedua.
70 DibacaOngoing