amante alienígena

Eh, kok... ini beda sama kita?” bisik Sinta dengan suara gemetar. Keempatnya menatap ke dalam cermin. Mereka melihat bayangan diri mereka, tetapi wajah mereka dalam pantulan itu... penuh luka, dengan mata kosong yang memancarkan kebencian.

Ratna Dewi, seorang jurnalis muda, tak sengaja menemukan kisah tentang sebuah desa misterius yang tidak tercatat di peta, dikenal sebagai Desa Tanpa Nama. Terpikat oleh rasa penasaran, ia memutuskan untuk menjelajahi desa itu, tanpa menyadari bahaya besar yang menantinya. Setibanya di desa, Dewi menghadapi berbagai kejanggalan: penduduk yang diam seribu bahasa, suara-suara aneh di malam hari, dan sebuah kotak musik kuno dengan melodi menyeramkan. Ketika ia mulai menggali rahasia desa itu, ia menemukan bahwa keluarganya memiliki hubungan gelap dengan tempat tersebut. Desa itu ternyata menjadi gerbang antara dunia manusia dan dunia makhluk gaib, dengan kutukan yang telah berlangsung selama berabad-abad. Dewi harus melawan bayangannya sendiri, yang perlahan berubah menjadi ancaman nyata, serta makhluk-makhluk yang ingin mengorbankannya demi menjaga kekuatan desa. Dalam perjalanan ini, ia dihadapkan pada pilihan sulit: melarikan diri dan membiarkan kutukan terus berlanjut, atau menghadapi kegelapan untuk menghancurkan desa dan menyelamatkan dirinya serta dunia. Namun, keberanian dan cinta pada hidup membuat Dewi berhasil menghancurkan kutukan tersebut. Ia tidak hanya menyelamatkan dirinya, tetapi juga memutus hubungan kelam keluarganya dengan desa itu. Kini, dengan pengalaman luar biasa itu, Dewi memulai hidup baru, mendokumentasikan kisah-kisah mistis Indonesia untuk melestarikan cerita rakyat sekaligus memberi pelajaran pada dunia. Misteri, ketegangan, dan pelajaran hidup berpadu dalam kisah ini, membawa pembaca menjelajahi kegelapan yang menakutkan dan cahaya yang akhirnya menyelamatkan. Desa Tanpa Nama adalah perjalanan tentang keberanian menghadapi ketakutan terdalam dan menemukan harapan di tengah kegelapan.

Intimacy fuels their strength. We are caught in a brutal conflict, and the Panja fighters depend on the presence of women in their beds to heighten their battle abilities. These alien warriors are legendary, both in combat and in matters of pleasure, making it effortless for them to find willing partners. Then there’s me. Unlike the others, I am not here to entertain these fierce soldiers. My duty is far less glamorous—I scrub their dishes, wash their clothes, and smooth out the tangled sheets left behind after their passionate encounters. My only goal is to stay out of trouble and not provoke the wrath of these powerful beings. But then, something unexpected happens. General Kaelen himself approaches me and gives a direct order—he wants me to lift my skirt. His reaction when I refuse? Pure disbelief. I have only ever seen him wear two expressions—either complete boredom or simmering fury. Yet now, he looks genuinely stunned. After all, there are plenty of women around, eager to catch his attention, women who would never dare refuse him. And yet, out of everyone, he chooses me—the plain-looking human servant, the one woman with the audacity to deny him.

Para salvar o irmão adotivo, Lívia Viana aceitou se casar com Gilson Luz, um casamento secreto, sem amor, apenas obrigação, que durou três anos. No dia em que recebeu o diagnóstico de uma doença terminal, o marido estava com a amante, soltando fogos de artifício para comemorar. E o irmão, recém-saído da prisão, apareceu com outra mulher nos seus braços, anunciando em alto e bom som: — Ela é o amor da minha vida. Diante de homens frios e egoístas, que nunca a colocaram em primeiro lugar, Lívia cansou de esperar. Ela pediu o divórcio, largou o emprego, cortou laços com a família. E começou do zero. A dona de casa que todos desprezavam virou uma potência no mundo da tecnologia. Mas um dia, seu passado veio à tona — e com ele, sua verdadeira identidade e a doença que tentava esconder. O irmão rebelde, com os olhos vermelhos, implorou: — Lívia, me chama de irmão só mais uma vez, por favor? E Gilson, o homem frio e distante, enlouqueceu: — Lívia, minha esposa, eu dou minha vida por você. Só não vai embora. Mas para Lívia, amor que chega tarde... já perdeu o valor. Ela não precisa mais disso.