Semua Bab Cinta Tersembunyi CEO Dingin: Bab 1 - Bab 10

12 Bab

Bab 1

Bab 1 - Langkah Pertama Pagi itu, suasana di kantor pusat Ward Corporation begitu sibuk. Langkah-langkah kaki di lantai marmer yang mengilap terdengar jelas di antara deru mesin dan percakapan para pegawai yang sibuk mengurus urusan masing-masing. Semua tampak rapi dan teratur, seperti yang diinginkan oleh sang CEO, Adrian Ward. Sophie, yang baru saja diterima sebagai sekretaris baru, melangkah hati-hati di lorong panjang yang memisahkan ruangannya dengan kantor Adrian. Rambutnya yang hitam legam tergerai rapi di bawah bahu, dan matanya yang tajam memantulkan kekhawatiran dan harapan yang bercampur aduk. Ini adalah hari pertamanya bekerja di Ward Corporation, dan meskipun ia sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin, ada rasa cemas yang terus menggelayuti hatinya. Bertemu dengan Adrian Ward, sang CEO yang terkenal dingin dan misterius, adalah sesuatu yang membuat jantungnya berdegup lebih cepat. Tidak ada yang tahu pasti siapa Adrian Ward sebenarnya. Di luar kantor, ia hanya dikenal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-20
Baca selengkapnya

Bab 2

Bab 2 – Dinginnya Hati, Hangatnya LangkahHari-hari pertama Sophie di Ward Corporation berlalu dengan cepat, namun tak sedikit pun ia merasa bisa menyesuaikan diri sepenuhnya. Setiap kali bertemu Adrian, sikap dinginnya yang penuh misteri terus mengguncang perasaan Sophie. Meskipun mereka hanya berbicara tentang pekerjaan, jadwal rapat, pengaturan dokumen, atau soal telepon yang perlu diurus—ada sebuah ketegangan yang tak terucapkan di antara mereka.Pagi ini, Sophie masuk lebih awal dari biasanya. Ia ingin memastikan semuanya terorganisasi dengan baik sebelum Adrian tiba di kantor. Suara klakson mobil dan keramaian kota sudah mulai mengalun di luar gedung, sementara Sophie mempersiapkan secangkir kopi panas di pantry kecil dekat ruangannya. Ketika ia kembali ke mejanya, ia mendengar langkah kaki yang mendekat—langkah yang sudah sangat familiar.Adrian Ward. Tentu saja, siapa lagi yang akan datang lebih awal selain dia?Sophie menahan napas, mencoba tetap tenang, dan melanjutkan peker
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-20
Baca selengkapnya

Bab 3

Bab 3: Di Antara Rahasia dan PerasaanBeberapa minggu berlalu sejak hari pertama Sophie bekerja di Ward Corporation. Meskipun ia merasa mulai terbiasa dengan rutinitasnya, ada satu hal yang terus menghantuinya—perasaan yang semakin kuat terhadap Adrian Ward. Semakin sering mereka bertemu, semakin banyak pula ia menemukan sisi-sisi kecil dari sang CEO yang jarang terungkap pada orang lain.Meskipun tetap dingin dan tertutup, Adrian seolah memiliki cara untuk membuat Sophie merasa spesial, walaupun tak pernah diucapkan secara terang-terangan.Pagi ini, seperti biasa, Sophie tiba lebih awal dari yang lain. Ia tahu bahwa Adrian akan datang tepat waktu, dan ia ingin memastikan segalanya siap. Namun, hari ini ada yang berbeda. Pada rapat yang dijadwalkan siang nanti, Adrian sudah meminta Sophie untuk mempersiapkan presentasi penting—sesuatu yang cukup jarang terjadi. Biasanya, ia hanya diberi tugas administratif, tetapi kali ini ada sesuatu yang mengarah pada tanggung jawab yang lebih besar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-20
Baca selengkapnya

Bab 4

Bab 4: Getaran yang Tak Bisa DijelaskanSuasana kantor mulai lengang saat jam menunjukkan pukul lima sore. Beberapa karyawan mulai berkemas, ada yang masih duduk menyelesaikan pekerjaan, tetapi kebanyakan sudah menghela napas lega, bersiap menyambut kebebasan usai jam kerja.Sophie masih duduk di balik mejanya, jemarinya menari di atas keyboard laptop, menyelesaikan laporan keuangan mingguan yang harus masuk malam ini. Namun, bukan angka-angka yang memenuhi pikirannya. Sejak pagi, pikirannya sudah tidak sinkron dengan tubuhnya. Semua bermula dari ucapan Adrian kemarin sore di ruangannya.“Lebih dari sekadar sekretaris.”Kalimat itu berulang kali terngiang di kepalanya, seperti gema yang menolak reda. Ia berusaha menepisnya, menyibukkan diri dengan pekerjaan, bahkan mengganti playlist Spotify-nya ke lagu-lagu rock agar tidak terlalu larut dalam pikiran, tetapi tetap saja bayangan Adrian datang seperti siluet yang enggan pergi.Apalagi pagi tadi, pria itu muncul dengan memegang kopi han
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-20
Baca selengkapnya

Bab 5

Bab 5: Rahasia di Balik Tatapan DinginHari-hari setelah pertemuan di rooftop berubah menjadi teka-teki baru bagi Sophie. Tatapan Adrian kini berbeda. Tak lagi sekadar menilai atau memberi perintah—ada kelembutan tersembunyi di sana, seolah ia berbicara tanpa suara. Namun, kedekatan mereka tak sepenuhnya bebas. Mereka masih berada dalam ruang lingkup profesional, terikat etika kantor, dan kerumitan perasaan yang masih samar.Pagi itu, Sophie tiba di kantor lebih awal dari biasanya. Ia ingin menyelesaikan laporan presentasi untuk dewan direksi, tapi juga ada rasa tak sabar untuk sekadar melihat Adrian lagi—meski hanya sekilas, dari balik kaca ruangannya.Namun, suasana kantor hari ini tampak berbeda. Ada bisik-bisik di antara karyawan, dan suasana terasa agak tegang. Beberapa staf terlihat membicarakan sesuatu dengan ekspresi serius.Sophie melirik ke arah ruang rapat kecil di ujung koridor. Terdapat dua orang pria berjas yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Mereka membawa berkas teb
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-20
Baca selengkapnya

Bab 6

Bab 6: Di Antara Sorotan dan RahasiaSuasana kantor berubah drastis dalam waktu kurang dari tiga hari. Media mulai mencium aroma skandal yang menguar dari balik dinding kaca gedung megah tempat Adrian memimpin. Sebuah artikel anonim muncul di salah satu portal berita finansial, menyebutkan "seorang CEO muda dari perusahaan teknologi ternama" yang menyembunyikan masa lalu kelam di Eropa. Meski nama Adrian tidak disebutkan langsung, deskripsi dalam artikel itu terlalu rinci untuk dianggap kebetulan.Sophie membacanya di ruang pantry, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Kata demi kata seperti pisau yang mengiris bayangan sempurna yang selama ini berusaha Adrian bangun."Kalau berita ini benar, bisa jadi perusahaan kita bakal jatuh," gumam Rina, salah satu staf keuangan."Gila ya... masa lalu kayak gitu bisa keangkat lagi," sahut Leo, staf marketing.Sophie menutup peramban di ponselnya, berusaha menenangkan diri. Ia tahu ini bukan saatnya panik. Namun, dalam hatinya, ada kecemasan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-20
Baca selengkapnya

Bab 7

Bab 7 - Paris, Rahasia, dan Sebuah PelukanSophie menatap boarding pass di tangannya dengan detak jantung tak menentu. Paris. Kota yang hanya pernah ia lihat dari layar laptop dan mimpi-mimpinya yang paling liar. Tapi sekarang, ia akan terbang ke sana—bukan sebagai turis, melainkan sebagai satu-satunya orang yang dipercaya Adrian untuk menemani perjalanan menghadapi masa lalu.Bandara Soekarno-Hatta malam itu terasa lebih sibuk dari biasanya. Adrian muncul dengan setelan kasual serba hitam, tanpa pengawalan. Ia terlihat berbeda—lebih tenang, tapi juga lebih rapuh. Ia menatap Sophie dari kejauhan, lalu mengangguk pelan. Sophie membalas dengan langkah mantap, walau dalam hatinya ada gejolak yang tak bisa ia redam."Siap?" tanya Adrian singkat."Siap," jawab Sophie, meski kakinya terasa gemetar.Mereka duduk berdampingan di business class, tetapi tak banyak bicara. Hanya sesekali saling menatap, saling memahami bahwa tak semua rasa perlu dijelaskan dengan kata-kata.---Paris menyambut m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-21
Baca selengkapnya

Bab 8

Bab 8: Cinta di Antara Rahasia Pagi itu, suasana kantor terasa lebih berisik daripada biasanya. Bukan karena tumpukan pekerjaan yang mendadak membanjir atau tenggat waktu yang mepet, melainkan karena satu topik hangat yang beredar dari satu meja ke meja lain, seperti kabut tipis yang perlahan menyelimuti seluruh ruangan. Sophie pura-pura sibuk di depan laptopnya, mengetik laporan bulanan yang sebenarnya sudah rampung sejak semalam. Jari-jarinya menari di atas keyboard, tetapi pikirannya melayang entah ke mana. Setiap bisikan kecil yang terdengar dari sekelilingnya, setiap lirikan yang sekilas diarahkan kepadanya, membuat jantungnya berdegup lebih cepat daripada biasanya. "Eh, kamu lihat enggak? Pak Adrian tadi ngelirik Mbak Sophie," bisik salah satu staf di dekat mesin fotokopi, suaranya tertahan-tahan, seolah sedang membocorkan rahasia negara. "Halah, biasa saja. Kan bos sama sekretaris, ya wajar ngobrol," sahut staf lain, meskipun nada suaranya lebih heboh daripada argumennya. S
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-22
Baca selengkapnya

Bab 9

Bab 9: Rahasia di Balik Perjalanan Sophie menarik napas panjang ketika pesawat perlahan mendarat di landasan Bandara Ngurah Rai. Dari jendela kecil di samping tempat duduknya, ia bisa melihat langit Bali yang mulai memerah, seolah-olah senja menuangkan lukisan ke seluruh cakrawala. Adrian di sampingnya tampak santai, seolah-olah ini hanyalah perjalanan biasa, sementara Sophie masih berusaha menenangkan debaran di dadanya yang sedari pagi tak kunjung reda. "Aman?" tanya Adrian tanpa menoleh, suaranya lembut tetapi terdengar jelas di tengah suara pramugari yang mulai mengumumkan prosedur kedatangan. Sophie mengangguk cepat. "Aman, Pak," jawabnya, walau hatinya terasa sebaliknya. Adrian hanya tersenyum kecil, lalu berdiri saat lampu sabuk pengaman mati. Dengan gerakan alami, ia mengambilkan tas Sophie dari kabin atas, tanpa banyak bicara, tanpa banyak gestur berlebihan—tetapi bagi Sophie, perhatian kecil itu lebih membekas daripada seribu kata. --- Perjalanan dari bandara menuju ho
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-23
Baca selengkapnya

Bab 10

Bab 10: Ombak, Rahasia, dan Detak Jantung Sophie masih merasakan semilir angin laut menerpa pipinya saat mereka melangkah turun dari perahu. Kakinya terasa sedikit gemetar, bukan hanya karena perjalanan snorkeling yang baru saja ia lalui, tetapi karena sesuatu yang lebih dalam. Sesuatu yang tak bisa ia definisikan dengan kata-kata sederhana. Adrian berjalan santai di sebelahnya, sesekali melirik Sophie dengan senyum kecil yang membuat udara sekitar terasa beberapa derajat lebih panas. "Kamu hebat tadi," kata Adrian, menepuk ringan punggung Sophie, membuatnya nyaris tersentak. Sophie terkekeh gugup. "Ah, itu karena ada bodyguard pribadi." Adrian menaikkan sebelah alis. "Bodyguard plus pemandu wisata, seharusnya bayar lebih mahal." Sophie berpura-pura berpikir keras. "Hmm... kalau bayar pakai nasi goreng, mau, nggak?" Adrian tertawa. Tawa rendah yang entah kenapa selalu berhasil membuat perut Sophie berdebar aneh. "Deal. Tapi harus buatan sendiri." "Siap, Pak!" Sophie memberi hor
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status