Share

Cinta Tersembunyi CEO Dingin
Cinta Tersembunyi CEO Dingin
Penulis: Aall

Bab 1

Penulis: Aall
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-20 14:35:51

Bab 1 - Langkah Pertama

Pagi itu, suasana di kantor pusat Ward Corporation begitu sibuk. Langkah-langkah kaki di lantai marmer yang mengilap terdengar jelas di antara deru mesin dan percakapan para pegawai yang sibuk mengurus urusan masing-masing. Semua tampak rapi dan teratur, seperti yang diinginkan oleh sang CEO, Adrian Ward.

Sophie, yang baru saja diterima sebagai sekretaris baru, melangkah hati-hati di lorong panjang yang memisahkan ruangannya dengan kantor Adrian. Rambutnya yang hitam legam tergerai rapi di bawah bahu, dan matanya yang tajam memantulkan kekhawatiran dan harapan yang bercampur aduk. Ini adalah hari pertamanya bekerja di Ward Corporation, dan meskipun ia sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin, ada rasa cemas yang terus menggelayuti hatinya.

Bertemu dengan Adrian Ward, sang CEO yang terkenal dingin dan misterius, adalah sesuatu yang membuat jantungnya berdegup lebih cepat. Tidak ada yang tahu pasti siapa Adrian Ward sebenarnya. Di luar kantor, ia hanya dikenal sebagai seorang pengusaha muda yang sukses. Di dalam kantor, ia adalah sosok yang tak pernah tersenyum, selalu menjaga jarak, dan menjadi bayangan besar di balik setiap keputusan penting yang diambil. Tidak ada yang tahu lebih banyak tentang dirinya, dan Sophie merasa, mungkin, dia akan menjadi orang pertama yang bisa melihat sisi lain dari Adrian—meskipun itu hanya sebuah impian.

“Selamat pagi, Sophie,” ucap Mrs. Linda, sekretaris senior yang sudah bekerja di perusahaan itu selama lebih dari lima tahun. Senyumnya hangat, berbeda dengan kebanyakan pegawai di kantor yang tampak formal dan tegang.

“Selamat pagi, Mrs. Linda,” jawab Sophie dengan senyum kecil, mencoba mengendalikan kecemasannya.

Mrs. Linda memandangnya dengan bijak. “Jangan khawatir. Memang agak menegangkan di awal, tapi kamu akan terbiasa. Adrian bukan orang yang mudah didekati, tapi dia adil. Yang penting, lakukan pekerjaanmu dengan baik.”

Sophie mengangguk, meskipun hatinya masih dipenuhi oleh rasa ingin tahu. Ia sudah mendengar banyak cerita tentang Adrian—tentang betapa sempurnanya dia sebagai CEO, namun tak ada yang berani mengungkapkan siapa dia sebenarnya di balik semua itu.

Tak lama setelah itu, Mrs. Linda membawa Sophie ke kantor Adrian. Mereka berdiri di depan pintu kaca yang besar, pintu yang menghubungkan Sophie dengan dunia yang penuh rahasia itu. Sophie menatap pintu itu, lalu menarik napas dalam-dalam.

“Ini dia,” kata Mrs. Linda. “Masuklah.”

Dengan tangan yang sedikit gemetar, Sophie membuka pintu itu dan melangkah masuk. Kantor Adrian tidak seperti kantor CEO lainnya. Tidak ada dekorasi mewah atau pernak-pernik yang berlebihan. Semua serba minimalis, dengan warna abu-abu dan hitam mendominasi. Di sudut ruangan, ada jendela besar yang menampilkan pemandangan kota yang sibuk. Namun, hal yang paling menarik perhatian Sophie adalah sosok Adrian yang duduk di balik meja kerjanya yang besar.

Adrian Ward, sang CEO, mengenakan setelan jas hitam yang sempurna. Rambutnya disisir rapi, dan wajahnya yang tegas hampir tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Hanya ada sedikit kerutan di dahi yang menunjukkan ketegangan. Sejenak, matanya yang tajam mengalihkan perhatian dari tumpukan berkas di mejanya dan menatap Sophie dengan sorot yang sulit dibaca.

“Selamat pagi, Pak Adrian,” ucap Sophie dengan suara yang lebih tenang daripada yang ia rasakan. Ia menahan napas, menunggu reaksi dari sang CEO.

Adrian mengangguk, tetapi tidak berkata apa-apa. Hanya itu yang Sophie terima—sebuah anggukan yang menunjukkan bahwa ia diizinkan untuk mendekat. Dengan langkah hati-hati, Sophie mendekat dan meletakkan tas di atas meja yang ada di dekatnya. Adrian tetap diam, fokus pada layar komputer di depannya.

“Bagaimana persiapannya hari ini?” tanya Adrian dengan nada datar. Meskipun suaranya terdengar tenang, Sophie bisa merasakan ada sesuatu yang tegang di antara mereka.

“Saya sudah mempersiapkan semuanya dengan baik, seperti yang Anda instruksikan,” jawab Sophie, mencoba menunjukkan bahwa dia serius dengan pekerjaan barunya ini. Ia tidak ingin mengecewakan CEO yang terkenal dengan standar tinggi tersebut.

Adrian hanya mengangguk sekali lagi, lalu kembali fokus pada layar komputer. Sophie merasa terasing sejenak, namun ia tahu bahwa tugasnya adalah menyesuaikan diri dengan suasana ini. Tidak ada ruang untuk kelemahan di hadapan Adrian Ward.

Namun, di dalam hati Sophie, ada sebuah pertanyaan yang terus berputar: Apakah pria yang tampak begitu dingin ini pernah merasakan sesuatu yang lebih dari sekadar kesuksesan dan ambisi? Apakah ada sisi lain dari Adrian yang selama ini tersembunyi, yang bisa ia temukan?

Hari pertama itu berakhir dengan Adrian tetap seperti biasa—dingin, profesional, dan tertutup. Namun, meskipun ia tidak banyak bicara, Sophie merasa ada sesuatu yang membuatnya ingin lebih dekat, ingin mengetahui lebih banyak tentang pria ini yang tampaknya terbuat dari es.

Mungkin, hanya mungkin, ada sesuatu yang tersembunyi di balik wajah keras itu. Sebuah cinta yang selama ini tidak pernah terungkapkan.

Dan Sophie, meskipun dia tahu tantangannya besar, merasa tertarik untuk menjadi orang yang bisa mengungkapnya.

---

Akan ada banyak langkah yang harus diambil Sophie, dan banyak rahasia yang akan terungkap seiring berjalannya waktu. Tapi, untuk saat ini, ia tahu satu hal pasti dunia di sekitar Adrian Ward lebih kompleks daripada yang ia bayangkan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Cinta Tersembunyi CEO Dingin   Bab 2

    Bab 2 – Dinginnya Hati, Hangatnya LangkahHari-hari pertama Sophie di Ward Corporation berlalu dengan cepat, namun tak sedikit pun ia merasa bisa menyesuaikan diri sepenuhnya. Setiap kali bertemu Adrian, sikap dinginnya yang penuh misteri terus mengguncang perasaan Sophie. Meskipun mereka hanya berbicara tentang pekerjaan, jadwal rapat, pengaturan dokumen, atau soal telepon yang perlu diurus—ada sebuah ketegangan yang tak terucapkan di antara mereka.Pagi ini, Sophie masuk lebih awal dari biasanya. Ia ingin memastikan semuanya terorganisasi dengan baik sebelum Adrian tiba di kantor. Suara klakson mobil dan keramaian kota sudah mulai mengalun di luar gedung, sementara Sophie mempersiapkan secangkir kopi panas di pantry kecil dekat ruangannya. Ketika ia kembali ke mejanya, ia mendengar langkah kaki yang mendekat—langkah yang sudah sangat familiar.Adrian Ward. Tentu saja, siapa lagi yang akan datang lebih awal selain dia?Sophie menahan napas, mencoba tetap tenang, dan melanjutkan peker

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20
  • Cinta Tersembunyi CEO Dingin   Bab 3

    Bab 3: Di Antara Rahasia dan PerasaanBeberapa minggu berlalu sejak hari pertama Sophie bekerja di Ward Corporation. Meskipun ia merasa mulai terbiasa dengan rutinitasnya, ada satu hal yang terus menghantuinya—perasaan yang semakin kuat terhadap Adrian Ward. Semakin sering mereka bertemu, semakin banyak pula ia menemukan sisi-sisi kecil dari sang CEO yang jarang terungkap pada orang lain.Meskipun tetap dingin dan tertutup, Adrian seolah memiliki cara untuk membuat Sophie merasa spesial, walaupun tak pernah diucapkan secara terang-terangan.Pagi ini, seperti biasa, Sophie tiba lebih awal dari yang lain. Ia tahu bahwa Adrian akan datang tepat waktu, dan ia ingin memastikan segalanya siap. Namun, hari ini ada yang berbeda. Pada rapat yang dijadwalkan siang nanti, Adrian sudah meminta Sophie untuk mempersiapkan presentasi penting—sesuatu yang cukup jarang terjadi. Biasanya, ia hanya diberi tugas administratif, tetapi kali ini ada sesuatu yang mengarah pada tanggung jawab yang lebih besar

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20
  • Cinta Tersembunyi CEO Dingin   Bab 4

    Bab 4: Getaran yang Tak Bisa DijelaskanSuasana kantor mulai lengang saat jam menunjukkan pukul lima sore. Beberapa karyawan mulai berkemas, ada yang masih duduk menyelesaikan pekerjaan, tetapi kebanyakan sudah menghela napas lega, bersiap menyambut kebebasan usai jam kerja.Sophie masih duduk di balik mejanya, jemarinya menari di atas keyboard laptop, menyelesaikan laporan keuangan mingguan yang harus masuk malam ini. Namun, bukan angka-angka yang memenuhi pikirannya. Sejak pagi, pikirannya sudah tidak sinkron dengan tubuhnya. Semua bermula dari ucapan Adrian kemarin sore di ruangannya.“Lebih dari sekadar sekretaris.”Kalimat itu berulang kali terngiang di kepalanya, seperti gema yang menolak reda. Ia berusaha menepisnya, menyibukkan diri dengan pekerjaan, bahkan mengganti playlist Spotify-nya ke lagu-lagu rock agar tidak terlalu larut dalam pikiran, tetapi tetap saja bayangan Adrian datang seperti siluet yang enggan pergi.Apalagi pagi tadi, pria itu muncul dengan memegang kopi han

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20
  • Cinta Tersembunyi CEO Dingin   Bab 5

    Bab 5: Rahasia di Balik Tatapan DinginHari-hari setelah pertemuan di rooftop berubah menjadi teka-teki baru bagi Sophie. Tatapan Adrian kini berbeda. Tak lagi sekadar menilai atau memberi perintah—ada kelembutan tersembunyi di sana, seolah ia berbicara tanpa suara. Namun, kedekatan mereka tak sepenuhnya bebas. Mereka masih berada dalam ruang lingkup profesional, terikat etika kantor, dan kerumitan perasaan yang masih samar.Pagi itu, Sophie tiba di kantor lebih awal dari biasanya. Ia ingin menyelesaikan laporan presentasi untuk dewan direksi, tapi juga ada rasa tak sabar untuk sekadar melihat Adrian lagi—meski hanya sekilas, dari balik kaca ruangannya.Namun, suasana kantor hari ini tampak berbeda. Ada bisik-bisik di antara karyawan, dan suasana terasa agak tegang. Beberapa staf terlihat membicarakan sesuatu dengan ekspresi serius.Sophie melirik ke arah ruang rapat kecil di ujung koridor. Terdapat dua orang pria berjas yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Mereka membawa berkas teb

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20
  • Cinta Tersembunyi CEO Dingin   Bab 6

    Bab 6: Di Antara Sorotan dan RahasiaSuasana kantor berubah drastis dalam waktu kurang dari tiga hari. Media mulai mencium aroma skandal yang menguar dari balik dinding kaca gedung megah tempat Adrian memimpin. Sebuah artikel anonim muncul di salah satu portal berita finansial, menyebutkan "seorang CEO muda dari perusahaan teknologi ternama" yang menyembunyikan masa lalu kelam di Eropa. Meski nama Adrian tidak disebutkan langsung, deskripsi dalam artikel itu terlalu rinci untuk dianggap kebetulan.Sophie membacanya di ruang pantry, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Kata demi kata seperti pisau yang mengiris bayangan sempurna yang selama ini berusaha Adrian bangun."Kalau berita ini benar, bisa jadi perusahaan kita bakal jatuh," gumam Rina, salah satu staf keuangan."Gila ya... masa lalu kayak gitu bisa keangkat lagi," sahut Leo, staf marketing.Sophie menutup peramban di ponselnya, berusaha menenangkan diri. Ia tahu ini bukan saatnya panik. Namun, dalam hatinya, ada kecemasan

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20
  • Cinta Tersembunyi CEO Dingin   Bab 7

    Bab 7 - Paris, Rahasia, dan Sebuah PelukanSophie menatap boarding pass di tangannya dengan detak jantung tak menentu. Paris. Kota yang hanya pernah ia lihat dari layar laptop dan mimpi-mimpinya yang paling liar. Tapi sekarang, ia akan terbang ke sana—bukan sebagai turis, melainkan sebagai satu-satunya orang yang dipercaya Adrian untuk menemani perjalanan menghadapi masa lalu.Bandara Soekarno-Hatta malam itu terasa lebih sibuk dari biasanya. Adrian muncul dengan setelan kasual serba hitam, tanpa pengawalan. Ia terlihat berbeda—lebih tenang, tapi juga lebih rapuh. Ia menatap Sophie dari kejauhan, lalu mengangguk pelan. Sophie membalas dengan langkah mantap, walau dalam hatinya ada gejolak yang tak bisa ia redam."Siap?" tanya Adrian singkat."Siap," jawab Sophie, meski kakinya terasa gemetar.Mereka duduk berdampingan di business class, tetapi tak banyak bicara. Hanya sesekali saling menatap, saling memahami bahwa tak semua rasa perlu dijelaskan dengan kata-kata.---Paris menyambut m

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-21
  • Cinta Tersembunyi CEO Dingin   Bab 8

    Bab 8 – Dinding yang Retak di Balik Kilau Kemewahan Paris memang kota cinta. Tapi tidak semua cinta yang bersemi di Paris berakhir dengan tawa. Ada pula yang berbalut luka, terselubung dalam senyum manis, dan disimpan rapat di balik dinding marmer hotel berbintang lima. Sophie duduk di balkon kamar hotel, menatap langit sore Paris yang mulai meremang kejinggaan. Secangkir teh yang mulai dingin terletak di meja kecil di sampingnya, nyaris tak tersentuh sejak Adrian keluar dua jam yang lalu. Ia tak bilang hendak ke mana, hanya mengatakan ada pertemuan penting yang harus dihadiri. Pertemuan penting. Kalimat itu terdengar terlalu akrab di telinga Sophie selama beberapa bulan terakhir. Selalu ada yang 'penting', yang mengalahkan kebersamaan mereka. Ia memutar cincinnya di jari manis. Masih di sana. Tapi rasanya makin longgar. Pintu kamar berderit pelan. Adrian masuk, menenteng jaket dan koper kecil. Wajahnya terli

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-22
  • Cinta Tersembunyi CEO Dingin   Bab 9

    Bab 9 – Ketika Masa Lalu Mengetuk Pintu Paris telah mengubah arah angin hubungan mereka. Tapi angin yang tenang pun bisa menyimpan badai. Hari-hari setelah percakapan di balkon terasa seperti embun pagi: sejuk, damai, namun mudah menguap. Adrian benar-benar berubah. Ia menyempatkan waktu untuk menemani Sophie, berjalan berdua menyusuri Montmartre, mengabadikan momen di bawah Menara Eiffel, hingga bersantai bersama di taman Tuileries. Mereka kembali menjadi pasangan, bukan hanya dua orang yang tinggal di kamar hotel yang sama. Namun, Sophie tahu: sesuatu masih disembunyikan Adrian. Tatapannya yang kadang kosong, telepon yang tiba-tiba harus dijawab di balkon, dan nama “Elena” yang terucap pelan saat Adrian mengigau di malam hari. ** Hari ke-7 di Paris, mereka berada di sebuah restoran Italia klasik di Rue Cler. Lampu-lampu temaram berpendar lembut, menyinari pasta dan gelas anggur yang belum disentuh.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-23

Bab terbaru

  • Cinta Tersembunyi CEO Dingin   Bab 10

    Bab 10 – Jejak Bayangan di Antara Kita Hening menyergap mobil yang melaju pulang ke Paris malam itu. Sophie menyadari perubahan ekspresi Adrian. Tangannya yang tadinya menggenggam setir dengan tenang, kini mulai mengencang. Matanya tidak lagi hangat seperti tadi sore di danau. Ia menegang, seperti seseorang yang baru mendengar kabar buruk dari dunia yang lama ingin ia lupakan. Sophie melirik ponselnya, berharap bisa mengintip pesan yang membuat kekasihnya begitu gelisah. Namun Adrian dengan cepat menyembunyikannya di balik jaket. “Semua baik-baik saja?” tanya Sophie, berusaha lembut. Adrian hanya mengangguk. Tapi diamnya lebih keras dari teriakan. Sophie tahu, ia baru saja kalah oleh sesuatu yang belum ia kenali. ** Keesokan paginya, Sophie bangun di hotel tanpa Adrian di sisinya. Sebuah catatan diletakkan di meja dekat tempat tidur: Aku harus menemui seseorang. Jangan khawatir.

  • Cinta Tersembunyi CEO Dingin   Bab 9

    Bab 9 – Ketika Masa Lalu Mengetuk Pintu Paris telah mengubah arah angin hubungan mereka. Tapi angin yang tenang pun bisa menyimpan badai. Hari-hari setelah percakapan di balkon terasa seperti embun pagi: sejuk, damai, namun mudah menguap. Adrian benar-benar berubah. Ia menyempatkan waktu untuk menemani Sophie, berjalan berdua menyusuri Montmartre, mengabadikan momen di bawah Menara Eiffel, hingga bersantai bersama di taman Tuileries. Mereka kembali menjadi pasangan, bukan hanya dua orang yang tinggal di kamar hotel yang sama. Namun, Sophie tahu: sesuatu masih disembunyikan Adrian. Tatapannya yang kadang kosong, telepon yang tiba-tiba harus dijawab di balkon, dan nama “Elena” yang terucap pelan saat Adrian mengigau di malam hari. ** Hari ke-7 di Paris, mereka berada di sebuah restoran Italia klasik di Rue Cler. Lampu-lampu temaram berpendar lembut, menyinari pasta dan gelas anggur yang belum disentuh.

  • Cinta Tersembunyi CEO Dingin   Bab 8

    Bab 8 – Dinding yang Retak di Balik Kilau Kemewahan Paris memang kota cinta. Tapi tidak semua cinta yang bersemi di Paris berakhir dengan tawa. Ada pula yang berbalut luka, terselubung dalam senyum manis, dan disimpan rapat di balik dinding marmer hotel berbintang lima. Sophie duduk di balkon kamar hotel, menatap langit sore Paris yang mulai meremang kejinggaan. Secangkir teh yang mulai dingin terletak di meja kecil di sampingnya, nyaris tak tersentuh sejak Adrian keluar dua jam yang lalu. Ia tak bilang hendak ke mana, hanya mengatakan ada pertemuan penting yang harus dihadiri. Pertemuan penting. Kalimat itu terdengar terlalu akrab di telinga Sophie selama beberapa bulan terakhir. Selalu ada yang 'penting', yang mengalahkan kebersamaan mereka. Ia memutar cincinnya di jari manis. Masih di sana. Tapi rasanya makin longgar. Pintu kamar berderit pelan. Adrian masuk, menenteng jaket dan koper kecil. Wajahnya terli

  • Cinta Tersembunyi CEO Dingin   Bab 7

    Bab 7 - Paris, Rahasia, dan Sebuah PelukanSophie menatap boarding pass di tangannya dengan detak jantung tak menentu. Paris. Kota yang hanya pernah ia lihat dari layar laptop dan mimpi-mimpinya yang paling liar. Tapi sekarang, ia akan terbang ke sana—bukan sebagai turis, melainkan sebagai satu-satunya orang yang dipercaya Adrian untuk menemani perjalanan menghadapi masa lalu.Bandara Soekarno-Hatta malam itu terasa lebih sibuk dari biasanya. Adrian muncul dengan setelan kasual serba hitam, tanpa pengawalan. Ia terlihat berbeda—lebih tenang, tapi juga lebih rapuh. Ia menatap Sophie dari kejauhan, lalu mengangguk pelan. Sophie membalas dengan langkah mantap, walau dalam hatinya ada gejolak yang tak bisa ia redam."Siap?" tanya Adrian singkat."Siap," jawab Sophie, meski kakinya terasa gemetar.Mereka duduk berdampingan di business class, tetapi tak banyak bicara. Hanya sesekali saling menatap, saling memahami bahwa tak semua rasa perlu dijelaskan dengan kata-kata.---Paris menyambut m

  • Cinta Tersembunyi CEO Dingin   Bab 6

    Bab 6: Di Antara Sorotan dan RahasiaSuasana kantor berubah drastis dalam waktu kurang dari tiga hari. Media mulai mencium aroma skandal yang menguar dari balik dinding kaca gedung megah tempat Adrian memimpin. Sebuah artikel anonim muncul di salah satu portal berita finansial, menyebutkan "seorang CEO muda dari perusahaan teknologi ternama" yang menyembunyikan masa lalu kelam di Eropa. Meski nama Adrian tidak disebutkan langsung, deskripsi dalam artikel itu terlalu rinci untuk dianggap kebetulan.Sophie membacanya di ruang pantry, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Kata demi kata seperti pisau yang mengiris bayangan sempurna yang selama ini berusaha Adrian bangun."Kalau berita ini benar, bisa jadi perusahaan kita bakal jatuh," gumam Rina, salah satu staf keuangan."Gila ya... masa lalu kayak gitu bisa keangkat lagi," sahut Leo, staf marketing.Sophie menutup peramban di ponselnya, berusaha menenangkan diri. Ia tahu ini bukan saatnya panik. Namun, dalam hatinya, ada kecemasan

  • Cinta Tersembunyi CEO Dingin   Bab 5

    Bab 5: Rahasia di Balik Tatapan DinginHari-hari setelah pertemuan di rooftop berubah menjadi teka-teki baru bagi Sophie. Tatapan Adrian kini berbeda. Tak lagi sekadar menilai atau memberi perintah—ada kelembutan tersembunyi di sana, seolah ia berbicara tanpa suara. Namun, kedekatan mereka tak sepenuhnya bebas. Mereka masih berada dalam ruang lingkup profesional, terikat etika kantor, dan kerumitan perasaan yang masih samar.Pagi itu, Sophie tiba di kantor lebih awal dari biasanya. Ia ingin menyelesaikan laporan presentasi untuk dewan direksi, tapi juga ada rasa tak sabar untuk sekadar melihat Adrian lagi—meski hanya sekilas, dari balik kaca ruangannya.Namun, suasana kantor hari ini tampak berbeda. Ada bisik-bisik di antara karyawan, dan suasana terasa agak tegang. Beberapa staf terlihat membicarakan sesuatu dengan ekspresi serius.Sophie melirik ke arah ruang rapat kecil di ujung koridor. Terdapat dua orang pria berjas yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Mereka membawa berkas teb

  • Cinta Tersembunyi CEO Dingin   Bab 4

    Bab 4: Getaran yang Tak Bisa DijelaskanSuasana kantor mulai lengang saat jam menunjukkan pukul lima sore. Beberapa karyawan mulai berkemas, ada yang masih duduk menyelesaikan pekerjaan, tetapi kebanyakan sudah menghela napas lega, bersiap menyambut kebebasan usai jam kerja.Sophie masih duduk di balik mejanya, jemarinya menari di atas keyboard laptop, menyelesaikan laporan keuangan mingguan yang harus masuk malam ini. Namun, bukan angka-angka yang memenuhi pikirannya. Sejak pagi, pikirannya sudah tidak sinkron dengan tubuhnya. Semua bermula dari ucapan Adrian kemarin sore di ruangannya.“Lebih dari sekadar sekretaris.”Kalimat itu berulang kali terngiang di kepalanya, seperti gema yang menolak reda. Ia berusaha menepisnya, menyibukkan diri dengan pekerjaan, bahkan mengganti playlist Spotify-nya ke lagu-lagu rock agar tidak terlalu larut dalam pikiran, tetapi tetap saja bayangan Adrian datang seperti siluet yang enggan pergi.Apalagi pagi tadi, pria itu muncul dengan memegang kopi han

  • Cinta Tersembunyi CEO Dingin   Bab 3

    Bab 3: Di Antara Rahasia dan PerasaanBeberapa minggu berlalu sejak hari pertama Sophie bekerja di Ward Corporation. Meskipun ia merasa mulai terbiasa dengan rutinitasnya, ada satu hal yang terus menghantuinya—perasaan yang semakin kuat terhadap Adrian Ward. Semakin sering mereka bertemu, semakin banyak pula ia menemukan sisi-sisi kecil dari sang CEO yang jarang terungkap pada orang lain.Meskipun tetap dingin dan tertutup, Adrian seolah memiliki cara untuk membuat Sophie merasa spesial, walaupun tak pernah diucapkan secara terang-terangan.Pagi ini, seperti biasa, Sophie tiba lebih awal dari yang lain. Ia tahu bahwa Adrian akan datang tepat waktu, dan ia ingin memastikan segalanya siap. Namun, hari ini ada yang berbeda. Pada rapat yang dijadwalkan siang nanti, Adrian sudah meminta Sophie untuk mempersiapkan presentasi penting—sesuatu yang cukup jarang terjadi. Biasanya, ia hanya diberi tugas administratif, tetapi kali ini ada sesuatu yang mengarah pada tanggung jawab yang lebih besar

  • Cinta Tersembunyi CEO Dingin   Bab 2

    Bab 2 – Dinginnya Hati, Hangatnya LangkahHari-hari pertama Sophie di Ward Corporation berlalu dengan cepat, namun tak sedikit pun ia merasa bisa menyesuaikan diri sepenuhnya. Setiap kali bertemu Adrian, sikap dinginnya yang penuh misteri terus mengguncang perasaan Sophie. Meskipun mereka hanya berbicara tentang pekerjaan, jadwal rapat, pengaturan dokumen, atau soal telepon yang perlu diurus—ada sebuah ketegangan yang tak terucapkan di antara mereka.Pagi ini, Sophie masuk lebih awal dari biasanya. Ia ingin memastikan semuanya terorganisasi dengan baik sebelum Adrian tiba di kantor. Suara klakson mobil dan keramaian kota sudah mulai mengalun di luar gedung, sementara Sophie mempersiapkan secangkir kopi panas di pantry kecil dekat ruangannya. Ketika ia kembali ke mejanya, ia mendengar langkah kaki yang mendekat—langkah yang sudah sangat familiar.Adrian Ward. Tentu saja, siapa lagi yang akan datang lebih awal selain dia?Sophie menahan napas, mencoba tetap tenang, dan melanjutkan peker

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status