All Chapters of Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek: Chapter 1 - Chapter 10

26 Chapters

Bab 1

Saat memotong kue tar, Zelda Hilmawan, adik kelasku yang satu jurusan denganku memberikan potongan kue pertama pada Ardi Wijaya yang datang tergesa-gesa.Bagaikan orang asing yang sama sekali tidak saling kenal, Ardi sama sekali tidak memperhatikan kehadiranku. Padahal aku ini Raisa Larasati, istrinya yang setiap malam tidur seranjang dengannya.Tiba-tiba suasana menjadi sedikit riuh, kemudian ada orang yang berseru dengan nada setengah bercanda, "Wah, Zelda, apa ini tandanya kamu mau umumin hubunganmu?"Gadis dengan rambut tersanggul itu tampak tersipu malu memandang pria di sampingnya. Dengan terbata-bata, dia berkata, "Kak Ardi jauh-jauh datang kemari, pasti capek 'kan?"Suara gadis itu terdengar begitu lembut, ditambah lesung pipi yang menghias di pipinya, tak heran kalau orang-orang menyayanginya.Ucapan gadis itu memang tidak salah, jarak waktu perjalanan dari Mogowa ke Fakultas Kedokteran hampir satu setengah jam. Kali ini pun, penampilan Ardi tampak begitu formal. Dia mengenaka
Read more

Bab 2

Di tengah hiruk pikuk suara sorak gembira, aku meninggalkan tempat itu sebelum acara selesai.Saat sampai di rumah, hari sudah larut malam.Di luar jendela, hujan masih belum berhenti. Permukaan kaca jendela terlihat berlapis embun. Suasana seperti ini semakin terasa pilu, ada kesepian yang menyusup di relung hatiku.Rumah ini cukup luas, dari balkon dapat terlihat pemandangan tepi sungai yang indah. Lingkungan di sekeliling apartemen ini memang sudah yang terbaik, apalagi harga tanah di Nowa tidaklah murah. Rumah ini adalah rumah idaman banyak orang.Namun, di rumah yang semewah dan senyaman ini, hampir sepanjang tahun, hanya aku sendiri saja yang menghuninya.Perlahan-lahan jarum jam pun menunjukkan waktu sudah tengah malam. Aku tahu, malam ini Ardi juga tidak akan pulang.Namun, tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka.Aku melihat ke arah pintu dengan penasaran. Terlihat sosok seorang pria yang berjalan mendekat dengan langkah terhuyung.Ternyata Ardi habis minum.Saat lengannya yang
Read more

Bab 3

Tiga tahun lalu, ayahku sedang berobat di rumah sakit. Namun, karena suatu masalah, dia secara tak terduga mengadang pisau yang ditodongkan ke arah Ardi, yang kala itu baru naik jabatan.Atas keberanian ayahku yang telah menolong Ardi, Keluarga Wijaya berjanji akan membalas jasa ayahku sebagai tanda terima kasih. Namun, tanpa diduga, ayahku malah mengusulkan pernikahan antara kedua keluarga.Keluarga Wijaya adalah salah satu keluarga kaya dan terpandang di Nowa, sedangkan ayahku hanyalah seorang manajer biasa di salah satu perusahaan farmasi kecil. Jadi bagi Keluarga Wijaya, gagasan pernikahan ini adalah bentuk pemerasan dengan mengatasnamakan balas budi.Saat semua itu terjadi, aku tak ada di sana. Namun, kemudian Ardi menemui dengan membawa surat perjanjian pranikah, tatapan matanya tampak asing dan angkuh. Dia berkata, "Waktu perjanjian pernikahannya tiga tahun, langsung berakhir begitu tenggat waktunya tiba. Kalau tidak ada masalah lain, besok pagi kita bertemu di Kantor Dinas Cata
Read more

Bab 4

Suasana tiba-tiba menjadi hening sejenak.Beberapa saat kemudian, Ardi berjalan mendekat perlahan, dia menatap ibu mertuaku dan bertanya, "Ibu sudah makan?"Suara Ardi begitu datar, tidak ada emosi yang meluap di wajahnya. Aku juga tidak bisa menebak suasana hatinya saat ini.Ibu mertuaku melirikku sekilas, kemudian suaranya pun meninggi, "Sudah begini, mana ada nafsu makan lagi? Ardi, istrimu sudah hebat sekarang, ya? Bukannya jadi Nyonya Keluarga Wijaya yang baik, malah ngotot mau melamar kerja. Profesi dokter selalu sibuk setiap harinya. Kalau begini terus, aku dan ayahmu bisa gagal lagi momong cucu."Tahun ini?Mendengar dua kata itu, aku pun merasa sesak di dada.Mungkin karena aktingku dan Ardi sangat bagus, sehingga kami berhasil menyembunyikan kebenaran dari orang tua kami. Mereka mengira kami adalah pasangan suami istri sungguhan.Namun, mereka tidak tahu, pernikahan yang diawali dengan kesalahan ini, sudah hampir tiba tenggat waktunya."Ardi, katakanlah sesuatu." Melihat Ardi
Read more

Bab 5

Begitu kata "batu loncatan" itu keluar dari mulut Ardi, aku tersedak dan tidak bisa berkata apa-apa untuk waktu yang lama.Benar sekali. Ayahku memang salah karena mengatasnamakan "balas budi" untuk mengajukan pernikahan kepada Keluarga Wijaya, tapi sebagai gantinya ayahku juga sudah terbaring di sanatorium selama tiga tahun.Sedangkan aku, toh aku menandatangani perjanjian pranikah itu sesuai keinginannya. Apalagi status pernikahan kami tidak diketahui pihak ketiga kecuali anggota kedua keluarga.Cincin kawin ini pun dibeli secara asal-asalan di butik aksesoris dekat kampus. Tidak ada undangan, tidak ada resepsi pernikahan, bahkan foto pernikahan pun tidak ada. Satu-satunya foto bersama yang kami miliki hanya tertempel di buku nikah kami. Jadi, apa keuntungan yang sudah kuterima dari Keluarga Wijaya?Tidak ada.Oh ya, jika tinggal di apartemen Ardi yang berpemandangan sungai terbaik di Nowa juga dianggap sebagai menikmati keuntungan ... maka dengan mencuci pakaian, memasak, serta mela
Read more

Bab 6

Diam-diam aku meninggalkan ruang rapat itu, sementara orang-orang masih berkerumun melihat mereka.Namun siapa yang menyangka, baru dua langkah, aku malah berpapasan muka dengan Rian Pratama.Dia melihatku dan menyapaku dengan suara yang lembut, "Nona Raisa, apakah kamu tidak melihat Dokter Ardi?"Rian Pratama dan Ardi adalah rekan kerja. Mereka seumuran, tetapi Rian masuk ke Departemen Bedah Saraf satu tahun setelah Ardi. Sampai sekarang, dia masih berstatus dokter residen.Kami saling mengenal. Itu juga karena aku tak sengaja kedapatan olehnya saat beberapa kali mengantarkan makanan dan bubur untuk Ardi.Setelah itu karena Ardi sering sibuk, dia pun memintaku untuk menghubungi dan menyerahkannya pada Rian. Seiring dengan berjalannya waktu, kami pun menjadi saling kenal satu sama lain.Setelah kupikir-pikir, aku rasa Ardi tidak benar-benar sibuk, dia hanya tidak ingin bertemu denganku.Namun, Rian sepertinya tidak terlalu terkejut melihat aku ikut ujian tertulis di Mogowa?"Oh, tadi s
Read more

Bab 7

Kami berempat pun berdiri di tempat yang sama.Mungkin karena sosok Ardi terlalu mencolok, sehingga perhatian banyak orang pun tertuju ke sini.Aku merasa kurang nyaman dipandang orang-orang di sekeliling. Ketika mataku menyapu Zelda, gadis itu tampak terkagum menatap Ardi, posisinya jauh lebih baik dariku.Aku tahu, itu adalah rasa kepercayaan diri yang timbul dari perasaan dilindungi."Kak Ardi bilang sudah menjelang waktu makan siang, dia ingin mentraktirku makan di kantin rumah sakit," ujarnya dengan nada polos.Rian menatapku dengan bingung, lalu menatap Zelda yang berdiri di sebelah Ardi dan berkata, "Dokter Ardi, kok tak dikenalkan?"Ardi memperkenalkan secara singkat, "Zelda, adik kelasku dari Fakultas Kedokteran."Zelda mengedipkan matanya yang jeli itu, lalu melirik kartu nama Rian dan berkata, "Halo, Dokter Rian. Perkenalkan, aku Zelda Hilmawan."Rian mengangguk dan tersenyum canggung, matanya sesekali menatap ke arahku. Ada rasa simpati yang terlihat di matanya."Kak Raisa,
Read more

Bab 8

Ardi memilih tempat di sebelahku dan duduk.Dalam waktu singkat, mangkuk dan piring di hadapanku sudah terisi penuh oleh ibuku. Sambil membereskan piring-piring, dia berkata dengan nada khawatir, "Kamu pasti sibuk dengan pekerjaan di rumah sakit. Lihatlah, kamu kurusan sekarang."Pujian yang dia berikan pada menantu laki-lakinya masih tetap sama.Namun, dia lupa kalau Ardi tidak makan tomat.Aku menatap alis lelaki itu yang sedikit mengernyit, dia mengambil sendok dan memilah-milah tomat dengan telur.Melihat ini, Nyonya Larasati menarik sudut bibirnya dengan canggung dan berkata, "Astaga, aku memang tidak seperhatian Raisa."Ardi mencibir dan berkata singkat, "Ibu meminta kami datang ke sini hari ini, apa ada sesuatu yang ingin Ibu sampaikan pada kami?"Nyonya Larasati melirik ke arahku dan berkata sambil tersenyum, "Memangnya bisa ada apa? Kita sudah lama sekali tidak bertemu. Aku ingin makan bersama kalian."Setelah selesai berbicara, ibu menatapku, mengisyaratkan kalau aku harus mi
Read more

Bab 9

Pertunjukan bagus?Setelah tertegun sesaat, aku pun memahami sindiran dalam kata-kata Ardi.Jadi menurut pendapat dia, semua yang terjadi malam ini adalah bagian dari konspirasi Nyonya Larasati denganku untuk menjebaknya.Dengan tujuan bisa hamil anak Keluarga Wijaya?Untuk itu, kami bahkan menggunakan trik memalukan seperti pakaian dalam seksi?Untuk sesaat, aku tidak tahu apakah aku harus menangis atau harus tertawa. Memikirkan kembali sikap lembutnya barusan, aku merasa seolah baru saja bermimpi indah selama beberapa detik."Sia-sia saja usahamu itu." Saat aku mendengar ejekannya itu, tatapan mata Ardi menjadi semakin dingin.Aku memelototinya, pandanganku jatuh pada jakun pria itu yang menonjol dan berkata dengan tenang, "Dokter Ardi yang suci, kok kali ini bisa terjebak sih?"Seolah-olah jalan pikirannya terkuak, Ardi sedikit mengernyit. Dia mencibir kemudian melangkah dari sisi badanku dan pergi meninggalkanku.Ketika suara pintu ditutup terdengar, air mataku mengalir keluar. Aku
Read more

Bab 10

Mendengar ucapan ini, Ardi sedikit kebingungan. Setelah beberapa detik kemudian dia baru mengucapkan, "Bagi setengah?"Dia sepertinya tidak menyangka.Rian tidak menyembunyikannya lagi, dia menjelaskan, "Ini adalah hadiah yang diberikan oleh Nona Raisa sebagai tanda terima kasih karena sudah meminjamkan payung. Dokter Ardi, harap jangan cemburu."Dalam satu kalimat, dia tidak hanya menjelaskannya untukku, tetapi juga menghilangkan rasa canggung Ardi. Aku harus mengakui kalau Rian memiliki EQ yang tinggi."Kenapa aku harus cemburu?" Ardi berkata dengan nada meremehkan, "Toh ini hanya makan siang, lagi pula ...."Dia berhenti sejenak, matanya tertuju pada kotak makan siang itu dan berkata dengan sombong, "Setiap kali juga hanya itu-itu saja. Aku sudah bosan memakannya."Sudah bosan.Setelah mendengar kata-kata ini, hatiku penuh duka.Memikirkan kembali selama tiga tahun terakhir ini, aku tidur lebih awal dan bangun pagi-pagi setiap hari. Aku pergi ke pasar untuk memilih bahan-bahan yang
Read more
PREV
123
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status