Semua Bab Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta: Bab 11 - Bab 20

31 Bab

Bab 11 Kekhawatiran Dalam Diam

Adelia memegang pipinya, ia menunduk diam. Matanya mulai memanas, namun air mata itu tak lagi sanggup jatuh. dirinya sudah terlalu lelah untuk menangis.“Demi apa kamu melakukan ini, Adelia? Karena kamu cemburu? Oh kamu iri, karena Samuel lebih mencintai istri barunya!" bentak Devina.Kata-kata itu lebih menyakitkan dari tamparannya.Tak puas hanya dengan tamparan, Devina menjambak rambut Adelia, menariknya dengan kasar.Di sudut ruangan, Selly—iparnya tertawa keras, puas menyaksikan penderitaan Adelia seolah itu hiburan yang paling ia tunggu-tunggu.Akhirnya, sebagai hukuman, Adelia diseret ke gudang belakang. Pintu kayu tua itu dibanting keras dari luar dan dikunci rapat, meninggalkan Adelia dalam gelap dan dingin—sendiri, terluka, dan tak ada yang peduli.Siangnya, Amelia baru saja pulang dari sekolah, ia langsung memohon pada Devina agar mengeluarkan kakaknya. “Bu Devina, tolong.... percayalah, kakak saya nggak mungkin ngelakuin hal jahat! Dia bahkan nggak ikut makan sama kalian.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-22
Baca selengkapnya

Bab 12 Hukuman dari Suamiku

"Angkat lebih tinggi!" bentak Samuel.Ketakutan mencengkeram seluruh jiwa Adelia. Dengan tangan gemetar dan wajah tertunduk, Adelia mengangkat roknya perlahan, lebih tinggi dari lutut. Merasa malu dan terhina. Tapi ia lebih takut akan apa yang terjadi jika dirinya menolak.Dan lalu...PLAK!Sabuk itu mendarat keras di betis kirinya. Adelia terkejut, tubuhnya tersentak.PLAK!Kali ini di kanan."Aagghh!" Adelia memekik kesakitan.Namun Sabuk itu terus menghantam betisnya.Sekali.Dua kali.Tiga kali.Adelia menggigit bibirnya erat, berusaha menahan jeritan yang hampir lepas dari mulutnya. Ia takut jika Amelia mendengar jeritannya dan malah memperburuk keadaan.Air mata bercampur keringat mengalir deras, membasahi wajah Adelia, mencampur rasa malu dan sakit yang tak bisa ia sembunyikan.Bukan karena rasa sakit.Tapi karena suaminya telah tega menyakiti dirinya, seolah-olah dia bukan manusia lagi.Nafas Samuel terengah-engah, ia terdiam sejenak sambil menatap wanita yang pernah dinikahin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-23
Baca selengkapnya

Bab 13 Rasa Bersalah

"Ya... Tuhan... kamu benar-benar menghukumnya sampai seperti ini!?" Arabella sungguh tak menyangka dengan apa yang dilihatnya.Wajah Adelia tampak pucat, tubuhnya gemetar, dan luka-luka di betisnya terlihat jelas. Rasa bersalah langsung menyesakkan dada Arabella.Arabella menarik napas panjang, sebelum berkata. "Aku yang salah, bukan dia. Aku... ceroboh. Aku nggak sengaja makan kerupuk udang makan. Padahal aku tahu aku alergi seafood. Itu semua salahku, bukan Kak Adel."Samuel tak menjawab. Tapi raut wajahnya perlahan berubah, antara menyesal dan bingung."Ini semua salahku..." bisik Arabella, suaranya lirih. "Aku yang minta Kak Adel goreng kerupuk, tapi aku lupa bilang kalau aku alergi seafood. Dia nggak tahu, Sayang. Tolong… jangan hukum dia lagi. Aku nggak sanggup lihat dia menderita begini."Mendengar itu Adelia menatap Arabella dengan marah. Tapi tubuhnya terlalu lelah untuk merespons, air matanya mulai jatuh menetes pelan dan tanpa suara.Samuel masih berdiri mematung. Sorot mat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-23
Baca selengkapnya

Bab 14 Pengakuan Istri Pertama

"Lucu sekali. Baru kemarin kamu masuk rumah sakit membuat semua orang di rumah ini panik, Lalu semua menuduhku sudah meracuni mu. Dan sekarang kamu malah sok baik padaku, seolah jadi penyelamat." Adelia mencibir, menatap sinis Arabella yang sedang mengobati lukanya.Arabella menarik napas, ia memilih diam, dan kembali menyeka luka di betis Adelia perlahan."Kamu benar-benar licik, Bella. Hidupku di rumah ini sudah cukup menyakitkan—aku selalu diperlakukan seperti bayangan, seolah tak pernah ada. Jangan tambahkan penderitaanku dengan pura-pura peduli."Air mata Adelia jatuh perlahan, satu per satu, membasahi pipinya yang pucat."Aku tidak peduli bagaimana semua orang di rumah ini memperlakukan aku seolah aku tak berharga. Aku juga tak keberatan bekerja dari pagi sampai malam seperti pembantu. Satu-satunya hal yang kuinginkan hanyalah agar adikku bisa sekolah, punya masa depan yang lebih baik daripada aku." lanjutannya.Tangisnya semakin pecah, bukan karena luka di betis atau amarahnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-23
Baca selengkapnya

Bab 15 Keributan Pagi

"Sudah berani dia kurang ajar," desis Devina tajam, suaranya meninggi. "Menantu macam apa yang tak tahu diri? Mengira rumah ini hotel, tinggal, makan, tidur seenaknya!"Samuel meneguk tehnya perlahan, mencoba menahan amarah yang mulai mendidih di dada. "Mama, Adelia sedang sakit. Untuk sekadar turun dari tempat tidur saja dia kesulitan, apalagi diminta ke dapur untuk masak."Devina mencibir sinis. "Justru karena itu dia harus memaksakan diri. Sudah numpang kok kerjanya hanya tidur-tiduran. Harusnya dia bangun dan melayani kita yang memberi dia makan dan uang sekolah adiknya. Mau kondisinya sedang sakit atau tidak! Jangan biasakan dia bersikap manja."Selly, yang sejak tadi duduk bersandar santai dengan kaki disilangkan, ikut menimpali sambil memelintir rambutnya. "Sakit? Ah, itu cuma alasan klasik. Pasti lagi akting aja tuh. Ingin cari perhatian dari Kak Samuel.""Adelia, tidak pura-pura. Dia benar-benar sakit," ujar Samuel, suaranya masih terjaga, tapi matanya mulai menajam.Di ujung
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-24
Baca selengkapnya

Bab 16 Bukan Saingan

Tok… tok… tok."Kak Adel, ini aku Bella. Aku bawakan makanan dan obat. Boleh aku masuk?" serunya pelan.Tak ada jawaban untuk beberapa detik, hanya sunyi. Tapi tak lama kemudian terdengar suara lemah dari dalam."Iya… masuk saja."Arabella membuka pintu perlahan. Ia langsung melihat sosok Adelia yang masih duduk di ranjang, menyelimuti setengah badannya. Wajahnya pucat, matanya sembab—akibat menangis semalaman.Dengan hati-hati, Arabella meletakkan nampan di meja kecil dekat ranjang, lalu duduk di sisi tempat tidur."Tadi malam kamu bisa tidur nyenyak?" tanyanya.Adelia mengangguk sedikit, tapi tak langsung menjawab. Ia menatap langit-langit kamar sejenak, lalu menarik napas pendek."Iya... akhirnya bisa tidur. Baru kali ini aku tidur sendiri di kamar sebesar ini... dan kasur selembut ini." Suaranya nyaris seperti gumaman.Arabella mengerjap. Matanya membulat perlahan, mencoba mencerna maksud dari kata-kata itu. "Maksudnya... selama kamu tinggal di sini, nggak punya kamar sendiri?"Ad
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-24
Baca selengkapnya

Bab 17 Menjadi Sahabat

Tiga hari setelah istirahat, Adelia sudah cukup pulih untuk bisa keluar kamar. Rasa nyeri di betisnya tak lagi terasa sakit, meski bekasnya masih tampak. Ia melangkah perlahan ke dapur, merasa sedikit lelah tapi juga ingin melakukan sesuatu.Saat membuka pintu dapur, Adelia melihat Arabella di sana. Arabella mengenakan celemek merah muda yang cerah, dan wajahnya terlihat segar meski belum memakai bedak. "Akhirnya bangun juga!" Arabella menyambut Adelia dengan senyum riang. "Baru saja aku mau mengetuk pintu kamarmu."Adelia menatap Arabella dengan sedikit heran. "Kamu ngapain di sini pagi-pagi?" tanyanya."Aku mau bantu kamu siapkan sarapan," jawab Arabella. "Tidak perlu, aku sudah terbiasa masak sendiri," Adelia menolak.Arabella merengut, berkaca pinggang. "Jangan bilang begitu. Lagipula, kamu belum boleh berdiri lama-lama, kan?"Adelia tersenyum, merasa terharu karena Arabella begitu peduli pada kondisinya. "Kalau tidak mulai gerak, nanti malah kaku semua," katanya. "Lagipula... aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-24
Baca selengkapnya

Bab 18 Ada Udang dibalik Batu

Beberapa minggu telah berlalu sejak Arabella dengan berani membela Adelia dan Amelia di depan semua anggota keluarga. Devina dan Selly jelas tidak menyukai hal itu."Sejak kapan Bella lebih memilih Adelia daripada aku?" kata Selly dengan nada iri. "Dulu, saat Arabella baru bergabung dengan keluarga ini, akulah yang pertama menyambutnya. Kami sering berbelanja bersama, ngopi bareng di kafe, dan berbagi cerita. Tapi sekarang, lihat Ma! Bella lebih membela perempuan itu seolah-olah mereka saudara kandung!""Iya, Mama juga heran sama Bella," tambah Devina. "Jangan-jangan si Bella terkena guna-guna gadis kampung!"Bagi mereka, Arabella seharusnya tahu diri sebagai menantu kedua. Jika bukan Devina yang membujuk putranya, Samuel. Samuel tidak akan mau memiliki dua istri. Jadi tak seharusnya Arabella membela Adelia, yang mereka anggap sebagai "Benalu" di rumah itu."Aku benar-benar tidak terima dia membela perempuan tidak berguna seperti Adelia," kata Selly dengan nada keras. "Dulu Bella sang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-25
Baca selengkapnya

Bab 19 Liburan Keluarga

Dua Mobil terparkir rapi di pelataran villa mewah yang dikelilingi pepohonan pinus tinggi menjulang. Udara sejuk khas puncak pegunungan menyambut kedatangan mereka."Wow... tempatnya indah sekali," gumam Adelia sambil memeluk jaketnya, memandang ke arah balkon villa yang menghadap lembah hijau.Villa milik keluarga Widyantara memancarkan kesan megah dan elegan dengan desain bergaya klasik modern. Bangunan dua lantai ini berdiri kokoh di tengah lahan seluas dua hektar. Halamannya yang luas dikelilingi oleh pepohonan pinus, sementara sebuah sungai kecil mengalir tenang di bagian belakangnya.Saat semua orang sibuk menurunkan tas dari bagasi, Selly mendekati ibunya. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis yang penuh sindiran. "Norak banget sih, kayak nggak pernah lihat rumah," bisik Selly sambil mencibir Adelia.Devina menahan tawa. "Maklum, orang kampung. Biarkan saja dia merasa nyaman dulu… nanti kita tarik karpetnya. Biar dia jatuh sejatuh-jatuhnya."Di dalam villa, suasana hangat mulai
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-25
Baca selengkapnya

Bab 20 Masuk Jebakan

Setelah acara makan malam selesai, semua duduk berkumpul di sekitar api unggun. Tapi Adelia, memilih sibuk di dapur. Ia tak ingin memaksakan kebersamaan yang terasa canggung. "Adelia," panggil Devina sambil tersenyum, menyodorkan jaket pria berwarna gelap. "Tolong taruh ini di kamar Samuel, ya." Adelia mengernyit pelan. "Maaf Ma, tapi aku lagi repot cuci piring, mungkin lebih baik Mbak Ririn saja yang—" "Enggak usah repot di dapur. Kamu kan tamu disini, biarkan mbak Ririn yang cuci, kamu taruh ini keatas. Lagipula kamu lebih tahu di mana biasanya Samuel taruh jaket." potong Devina lembut, tapi matanya menyiratkan perintah yang tak bisa dibantah. Dengan ragu, Adelia mengangguk dan melangkah naik keatas menuju ke kamar Samuel dan Arabella, sambil membawa jaket yang tergantung di lengannya. Sementara itu, di sisi lain villa, Selly mendekati Samuel dengan gaya manja yang dibuat-buat. "Kak, aku lupa... tas makeup aku kayaknya ketinggalan di kamarmu. Tadi aku numpang touch up sebentar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status