Tiga hari setelah kematian Arabella, hujan deras mengguyur Jakarta, seolah turut merasakan duka mendalam. Di tempat pemakaman, tubuh Arabella telah dimakamkan dengan hormat, sementara bayinya masih terbaring lemah di rumah sakit, jauh dari kehangatan pelukan ibunya.Peti mati yang sebelumnya dihiasi dengan bunga segar kini perlahan diturunkan ke dalam liang lahat. Ketika tanah mulai menutupi peti tersebut, suara isak tangis Samuel memecah kesunyian.Devina meraih lembut meraih bahu putranya. "Samuel," suaranya bergetar, penuh empati. "Aku tahu ini sangat berat. Tetapi kamu harus kuat. Kamu masih punya anak, masih ada hidup yang harus dijalani.""Aku... aku merasa sangat kehilangan. Bella pergi begitu cepat. Aku tak siap." Samuel terus menatap tanah basah di depan makam.Selly, adik perempuan Samuel yang sejak tadi berdiri di belakang, kini melangkah maju. "Kak, kita semua di sini. Aku akan bantu merawat anakmu," katanya, mencoba menghibur kakaknya yang baru kehilangan ibu dari anaknya
Huling Na-update : 2025-05-01 Magbasa pa