All Chapters of Ternyata Dosen Killer Itu Suamiku : Chapter 11 - Chapter 20

21 Chapters

11. Ada Yang Salah

"Haa?" Semua orang syok luar biasa, mata mereka hampir keluar melihat baju Pak An ikut kotor dari badan Nadira. Sontak semua orang sampai menutup mulut melihat apa yang terjadi. Dengan cepat mereka membubarkan diri dengan ketakutan, termasuk Merlyn. "Berhenti!" Ucapan tegas yang Anand keluarkan membuat semua orang langsung ngerem mendadak. Nadira mengerjap, ikut terkejut. Ia pun segera menjaga jarak dari Anand. Anand menatap Nadira yang terus menunduk, hatinya bertanya-tanya, kenapa Nadira bersikap seolah tak mengenalinya? Tak ada raut keterkejutan di wajahnya saat mereka saling bertatapan tadi.Anand beralih menatap yang lain. "Ada apa ini?" Ia berkata dengan nada santai, tetapi mampu membuat semua pundak gemetar. Mereka kompak menunjuk Merlyn."S-saya ... Saya gak ngelakuin apa-apa, Pak An!" bantah Merlyn.Nadira mengerjap, lalu melirik laki-laki di depannya. "Pak An? Jadi dosen killer itu dia? Ternyata lebih tampan aslinya daripada di foto," bisiknya dalam hati sambil tersenyu
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more

12. Keputusan Anand

"Ayo masuk!" Anand menggerakkan kepalanya ke arah rumah megah bercat putih itu. Dengan cepat Nadila merentangkan tangan demi menjaga jarak antara kedua nya, wajahnya panik luar biasa. "Tunggu-tunggu! Aku tahu, pesonaku gak kaleng-kaleng, tapi aku bukan perempuan seperti yang Pak An kira. Aku perempuan baik-baik, masih segel dan terjamin. Aku mahal, Pak!" "Ha?" Anand mengerutkan kening dan nyengir heran sambil memiringkan kepala. Namun tanpa permisi sebuah ide gila muncul di kepalanya. "Oh, ya? Semahal apa? Saya yakin sanggup membayarnya," ucap Anand sambil mendekat perlahan.Nadila membulatkan mulut seketika. "Jangan mendekat! Saya sudah menikah! Lihat!" Anand tertegun, ia menatap cincin mas kawin pemberiannya melingkar indah di jari manis Nadila. Tiba-tiba hatinya menghangat. "Aku bisa jaga diri, aku gak akan sembarangan masuk ke rumah laki-laki. Bapak pikir dengan ketampanan yang Bapak miliki bisa menjerumuskan gadis polos kaya aku, hah? Jangan harap. Dasar dosen me sum! Ca bu
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more

13. Pamer

"Kamu gak ada kelas hari ini?" tanya Abram saat melihat anaknya pagi-pagi sudah nongkrong di depan tv sambil ngemil."Males aja.""Mulai lagi malesnya? Kalau kaya gini terus kamu gak bakalan ada peningkatan, Dira. Kamu menyia-nyiakan uang yang papa keluarkan buat bayar biaya kuliah kalo kaya gini.""Ada apa, Pa?" tanya Melati. Mendengar ribut-ribut, ia langsung datang dari dapur. "Lihat, anak ini sudah malas kuliah lagi. Padahal baru beberapa Minggu gak pernah absen."Nadira yang menjadi tersangka utama dalam keributan itu justru malah terus ngemil dengan santai seolah tak mendengar apa-apa. "Papa gak mau tahu, pokoknya kalau kamu males-malesan lagi kaya gini papa tidak akan memberikan tempat sedikit pun dari rumah ini buat kamu.""Maksud Papa?" tanya Nadira."Papa akan usir kamu." Nadira malah mencebik. "Yang bener aja, masa tega ngusir anak satu-satunya? Emang papa mau aku terlunta-lunta di jalan? Jadi gelandangan dan terancam banyak kejahatan?" Abram mendengkus. "Papa gak khawa
last updateLast Updated : 2025-04-13
Read more

14. Semua Menganga

"Masa iya, Ra?""Sulit dipercaya, bukannya pak An itu galak? Kok bisa?" "Iya. Gak percaya gue.""Lo gak bohong, kan, Ra?" "Udah gue bilang jangan percaya, si Dira ini tukang halusinasi," ucap Merlyn.Nadira memicingkan mata. "Loh? Lo gak percaya?" Nadira bangkit dari kursi dan memamerkan baju yang kini ia kenakan sambil berputar. "Ini baju pemberian pak An kemarin. Masih baru, wangiii!" ucap Nadira dengan wajah teler. Semua orang lagi-lagi heboh, banyak yang tak percaya, tetapi juga tak sedikit yang begitu takjub dan memuji-muji Nadira. "Lo pasti kena hukuman kalo pak An tahu Lo nyebarin gosip tentang dia, Dira!" geram Merlyn dengan dada membara. "Ya silakan, laporin aja sana. Gue gak takut!" ucap Nadira sambil kembali duduk. Yasmin dan Triana menatap Nadira dengan was-was. "Ra, jangan kelewatan deh bercandanya. Kalo sampai ada yang bener-bener laporin smaa pak An, habis Lo!"Nadira malah mencebik sambil mengangkat kedua alisnya. "Tenang tenang." Merlyn menghentakkan kaki lalu
last updateLast Updated : 2025-04-13
Read more

15. Jadi Bahan Tertawaan

"Lumpur? Lumpur yang kemarin maksud dia?" tanya Sekar, teman Merlyn."Apa maksud dia bilang gitu? Apa benar lumpur yang kemarin yang mempengaruhi pak An?" tanya Merlyn."Masa iya, sih? Gak masuk akal banget," sahut Sekar. "Tapi coba Lo pikir-pikir lagi, perubahan sikap pak An yang drastis dan tiba-tiba tanpa alasan juga lebih gak masuk akal. Bagaimana bisa pak An berubah sikap bagaikan jadi orang yang berbeda begitu berhadapan dengan Nadira."Sekar mengerutkan kening mendengar ucapan Merlyn yang memang tak bisa dibantah. "Terus, apa yang bakal Lo lakuin?" "Gue harus ngebuktiin hal itu." ***"Gak langsung pulang, Ra?" tanya Triana. "Nggak, nanggung nanti sejam lagi ada kelas lagi. Kalo kalian?" "Wih, sejak kapan Nadira sahabat kita jadi rajin begini?" tanya Yasmin."Sejak ... Tadi. Dahlah jangan terus ngolok-ngolok gue, gak ikhlas banget kalian lihat gue ngelakuin revolusi." "Yaelah revolusi!" Yasmin dan Triana tertawa. "Gue juga ada kelas bentar lagi. Kalo si Yasmin kosong,"
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more

16. Pak An Si Dosen Killer

"Gak nyangka banget si Merlyn bakal bertingkah bodoh kaya gitu," celetuk Yasmin sambil tertawa kecil."Karena dia dendam sama gue, jadi selalu berambisi buat dapetin juga apa yang gue dapet," timpal Nadira."Parah, ya. Malah malu-maluin diri sendiri." Mereka pun tertawa. Triana pamit ke kelasnya terlebih dulu, membuat Nadira dan Yasmin kembali ke perpustakaan hanya berdua."Nadira? Lo masih di sini?" Nadira menoleh pada Rena. "Eh, Ren, ada apa emang?" "Kelas Lo kan udah mulai.""Ha? Masa, sih?" Nadira menatap jam tangannya. "Masih ada sisa waktu lima belas menit lagi ke waktu masuk, tapi kenapa ... ""Kayaknya jam Lo telat, tuh. Udah ayo cepetan masuk, gue lihat pak An tadi kaya bawa lembaran kuis." "Apa? Pak An? Kuis?" pekik Nadira sambil berdiri, suaranya sampai menggema di seluruh perpustakaan. Mendengar dua hal yang paling horor dalam hidupnya disebut bersamaan membuat dunianya serasa runtuh seketika.Yasmin dan Rena sontak menutup kedua telinga mereka. "Udah cepetan ke kela
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more

17. Cari Suamimu, Sana!

"Papa ganggu, tidak?" tanya Abram lewat ponsel."Nggak, Pa. Kebetulan Anand lagi istirahat." "Oh, bagaimana hubungan kamu sama Nadira, Nak?" Anand tersenyum kecil mendengar nama itu. "Alhamdulillah baik-baik saja, Pa.""Kamu gak bohong, kan?" "Tidak, Pa. Saya sama Nadira benar-benar tidak ada masalah." "Tapi, Nak, kenapa kamu gak pernah datang ke rumah? Atau mengajak Nadira tinggal bersama untuk memulai rumah tangga kalian. Maaf kalau papa banyak bertanya, sebagai orang tua papa takut anak papa melakukan kesalahan fatal yang membuat kamu marah besar dan tidak mau mengakuinya sebagai istri." "Papa tenang saja, semuanya baik antara saya sama Nadira. Hanya saja ... Untuk sekarang saya masih ada urusan. Nanti kalau sudah selesai saya pasti jemput Nadira." "Oh, syukurlah kalau begitu. Papa lega mendengarnya." "Sekarang saya sedang mengusahakan membantu proses belajar Nadira, Pa. Tapi saya membantunya secara diam-diam, jadi papa jangan kasih tahu Nadira."Abram tertawa walau dilanda
last updateLast Updated : 2025-04-15
Read more

18. Seblak Level 5

"Nadira, ada temen-temen kamu!" ucap Melati setelah mengetuk pintu. "Ya, Ma! Suruh nunggu sebentar lagi."Nadira dengan cepat memakai baju dan merapikan penampilannya. "Yasmin, Nana? Kalian kok datang mendadak? Ada apa?" tanya Nadira begitu menemui kedua temannya yang sedang menonton tv sambil ngemil. Nadira ikut duduk dan memakan cemilan tersebut. "Keluar, yuk? Kalo diingat-ingat kita udah lama gak keluar lagi sejak ... " Yasmin dan Triana kompak menggunakan bahasa mata. "Ke mana?" tanya Nadira."Ke mana aja. Pengen nyari yang pedes-pedes nih, pasti enak malam-malam gini makan yang berkuah, panas, dan pedes," ucap Yasmin sambil berkhayal."Gara-gara denger Lo gue mendadak ngiler." Yasmin langsung berbinar. "Ya udah ayo!" Mereka bertiga langsung pergi setelah mendapatkan izin dari Melati. Langit mulai memancarkan warna jingga saat ketiga sahabat itu sedang memakan seblak di salah satu kedai yang cukup terkenal."Pedes banget! Aaaa kepedesan punya gue," ucap Triana sambil mengipa
last updateLast Updated : 2025-04-15
Read more

19. Kena

"Jangan-jangan ... " "Nadira!" teriak Triana kencang sampai membuat Nadira dan Yasmin menutup kedua telinga mereka. Di tempat lain Anand yang sempat menoleh ke belakang langsung menegang saat menyadari apa yang sedang terjadi."Apaan sih Lo! Gimana kalo ketahuan kita ngintipin pak An?" gerutu Yasmin. "Gue lupa, ada yang ketinggalan di toko. Kalian tunggu di sini, ya. Jangan ninggalin. Bentar!" Triana langsung berlari kembali ke arah toko tadi. "Haduh, ada-ada aja, sih."Nadira kembali menatap layar ponselnya yang mana panggilannya pada sang suami belum juga tersambung. "Gak diangkat-angkat, Yas. Mungkin dia emang lagi sibuk kali." Yasmin mengerucutkan bibir. Keduanya melihat Anand memasukan kembali teleponnya setelah selesai berbicara, kemudian pria itu masuk ke mobil hitam dan berlalu. "Gue sempat ngira kalo pak An suami Lo tadi." Nadila tertawa konyol. "Sinting, Lo!" Tak lama kemudian Triana kembali dengan berlari. "Ketemu?" "Untungnya masih ada. Kalo kelamaan dikit aja pa
last updateLast Updated : 2025-04-16
Read more

20. Diam-diam Memperhatikan

"Pulang yuk, Ra? Nanti lanjutin lagi di rumah." "Aduh, nanggung banget. Bentar lagi," sahut Nadira tanpa mengalihkan tatapan dari laptop.Yasmin menghela nafas. "Ini udah sore, Ra, takut hujan juga.""Masa hujan? Ini masih musim panas. Lo pulang duluan aja.""Tapi--""Lo tahu sendiri, Yas, gimana gue kalo udah didesak sama tugas kaya gini. Udah, Lo pulang duluan gak papa, gue bisa pesen taksi nanti." "Bener gak papa?" "Hm." Yasmin meraih tasnya. "Beneran?" Nadira berdecak. "Lo kira gue penakut, apa?""Iya deh iya gue pulang. Hati-hati, ya!" "Hmm!" Anand, pria yang duduk di bangku paling belakang perlahan menurunkan buku yang menutupi wajahnya. Ia memicingkan mata melihat Nadira yang masih terpaku di tempat yang sama sedari tadi. Awalnya ia mengira Nadira benar-benar pemalas dan manja seperti yang dikatakan papa mertuanya, tetapi begitu mendapatkan tugas segunung dengan deadline yang sudah ditentukan ia tak menyangka gadis itu bisa berubah seketika. Samar-samar suara guntur ter
last updateLast Updated : 2025-04-16
Read more
PREV
123
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status