All Chapters of Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun: Chapter 41 - Chapter 50

57 Chapters

Bab 41 - Menjalankan Misi

"Hah? Kau bilang Zhu Long pergi ke Paviliun Ling Chu untuk mengambil misi?" Niu Feng mendengus sambil menyipitkan mata. Nada bicaranya memancarkan ketidakpercayaan yang begitu jelas, namun senyuman remeh di wajahnya menunjukkan bahwa ia lebih geli daripada merasa kesal. Ia menyilangkan tangan di depan dada, berdiri di sebuah balkon tinggi yang menghadap ke taman kediamannya di wilayah eksklusive sekte Linjian. Angin lembut bertiup, menggoyang jubahnya yang dihiasi lambang sekte. "Bocah itu… kultivasinya sudah seperti sisa arang setelah terbakar. Bahkan jika keajaiban terjadi dan dia berhasil memperbaiki dantiannya, jalannya menuju puncak tak akan semulus dulu," lanjutnya, nada suaranya semakin terdengar meremehkan. Ia tertawa kecil, suara tawa yang terdengar lebih mirip ejekan yang menghibur hatinya. "Dan sekarang, dengan dasar kultivasi yang jatuh ke tahap paling rendah, dia ingin mengambil misi resmi di paviliun Ling Chu? Benar-benar mimpi di siang bolong, atau mungkin hanya upa
last updateLast Updated : 2025-04-24
Read more

Bab 42 - Lin Yuning

Zhu Long mengerutkan alis. "Lin Yuning?" ucapnya pelan dengan nada heran, matanya menatap gadis itu yang kini berdiri dengan tangan menekuk pinggang, wajahnya menunjukkan sikap tak ramah."Huh? Sedang apa kau di sini?" tanya Zhu Long. Melihat kedatangan gadis itu seolah memberinya firasat yang buruk."Hah? Tentu saja untuk menjalankan misi!" seru Lin Yuning dengan nada menyengat, matanya berkilat menantang. "Jangan kira cuma karena kau yang pertama mengambil selebaran itu, kau berhak menyelesaikan misi seenaknya!"Nada bicaranya tajam, menusuk seperti belati. Gadis itu tak hanya membawa aura arogansi, tapi juga menyimpan bara dendam yang belum padam sejak pertemuan mereka sebelumnya.Lin Yuning, murid sekte bagian luar seperti Zhu Long, dikenal karena kecantikannya yang lumayan memikat dan bakat kultivasinya tak jauh berbeda dengan Qin Lan.Gadis memesona dengan lekuk tubuhnya yang menggoda, dan pesona rambut merah marunnya membuat para murid pria tak jarang mencuri pandang.Tapi di
last updateLast Updated : 2025-04-24
Read more

Bab 43 - Kuil Kuno di Tengah Hutan

Waktu terus melaju tanpa henti. Hari perlahan berubah menjadi malam, dan langit yang tadinya cerah kini diselimuti kabut tipis yang samar. Suasana di reruntuhan kota itu semakin mencekam ketika matahari akhirnya tenggelam di balik pegunungan jauh di barat. Zhu Long masih berada di sana, berkeliaran di antara sisa-sisa puing bangunan yang meninggalkan abu gosong. Debu dan reruntuhan seolah menyimpan bisikan sebuah tragedi yang kelam, dan setiap langkahnya menimbulkan gema ringan yang menyatu dengan kesunyian malam. Ia menelusuri jejak demi jejak, berharap menemukan sesuatu yang dapat membawanya pada inti dari misi penuh teka-teki ini. Namun, saat malam benar-benar merengkuh langit, suatu fenomena yang aneh mulai terjadi. Dari beberapa sudut kota yang hancur, mulai muncul aura merah darah yang perlahan membumbung ke udara, seperti asap tipis yang merayap diam-diam. Aura itu tidak muncul dengan desingan keras, melainkan seperti jelaga yang memancar dari api yang telah lama pada
last updateLast Updated : 2025-04-25
Read more

Bab 44 - Sosok Yang Kejam

Kabut tipis menyelimuti tanah lapang di tengah hutan itu. Udara begitu sunyi, seolah alam sendiri menahan napas, menanti sesuatu yang lebih gelap daripada kematian. Di tengah tanah yang penuh darah kering, tempat ratusan sampai ribuan mayat tergeletak membentuk formasi aneh, berdiri lima pria kekar yang melangkah di belakang seorang sosok berjubah dan tudung hitam yang menutupi sebagian besar wajahnya. "Tuan Mu, apakah ritualnya berjalan lancar di dalam sana?" tanya salah satu dari mereka, suaranya pelan namun mengandung ketegangan yang jelas. Langkah sosok bertudung itu terhenti. Ia berdiri membelakangi mereka, hanya beberapa meter di depan, menatap lurus ke arah salah satu patung batu yang menjulang suram. Ia tidak segera menjawab, seolah sedang menimbang sesuatu di dalam pikirannya. Kemudian, dengan suara datar namun mengandung kekuatan yang membuat bulu kuduk merinding, ia menjawab, "Benar. Semuanya berjalan sesuai dengan rencana." Para pria itu—sekelompok bandit gunung
last updateLast Updated : 2025-04-25
Read more

Bab 45 - Amarah Penuh Tekad

Di bawah sinar bulan yang pucat, langit malam tampak seperti kanvas kelabu yang dibubuhi titik-titik bintang yang bersinar lemah. Angin malam merayap pelan, membawa aroma darah kering dan tanah basah yang menguar dari rerimbunan hutan. Di tengah tanah lapang yang diterangi sinar bulan remang-remang, Lin Yuning berdiri tegak.Wajahnya tenang, namun kedua matanya menyala penuh kewaspadaan. Rambut merahnya yang terurai hingga punggung tampak seperti kobaran api yang menyala lembut tertimpa cahaya bulan malam. Dalam ketenangannya, tubuhnya memancarkan tekanan tak kasat mata—sebuah aura keberanian yang membuatnya tak gentar sedikit pun. Posturnya sempurna, tangannya terkepal erat seolah mencermikan gejolak emosi yang dia rasakan.Mu Niu yang berdiri beberapa meter di depannya, menatap dengan tatapan liar dan penuh gairah. Wajahnya yang separuh tertutupi tudung memperlihatkan senyuman bengkok yang memperlihatkan deretan gigi tajam, seperti hewan buas yang baru saja mencium aroma darah s
last updateLast Updated : 2025-04-26
Read more

Bab 46 - Kemunculan Penyelamat

Di balik semak-semak lebat yang tertutup bayang-bayang kegelapan malam, mata Zhu Long menatap lebar dengan sorot mata tegang. Napasnya tertahan melihat kejadian tak terduga yang berlangsung di hadapannya. Cahaya bulan yang pucat menyoroti sosok Lin Yuning yang berdiri sendirian di tanah lapang, menghadapi pria bertudung hitam yang aura pembunuhannya begitu kental terasa dari kejauhan. Zhu Long menghela nafas berat, bergumam pelan. "Yah... tak heran sih, perempuan itu memang keras kepala. Bisa-bisanya dia bergerak tanpa pikir panjang. Melihat mayat bergelimpangan, tentu saja dia tak akan bisa diam begitu saja. Dia benar-benar tak peduli dengan kesenjangan kultivasi mereka... Dasar ceroboh." Tangannya mengepal erat, namun tubuhnya masih tersembunyi di balik semak. Ia tahu bahwa jika Mu Niu benar-benar sekuat yang ia curigai—setidaknya ia berada di ranah Pemadatan Inti—maka Lin Yuning dalam bahaya besar. Sementara itu, di tanah lapang sekitar kuil yang dihiasi patung batu dan may
last updateLast Updated : 2025-04-26
Read more

Bab 47 - Di Ujung Tanduk

Udara di sekitar mereka berdesir ngeri, seolah-olah dunia sendiri menahan napas ketika Mu Niu perlahan menarik kedua tangannya ke samping. Jemarinya melengkung membentuk mudra aneh, dan dalam sekejap, energi spiritual berwarna merah gelap membuncah dari tubuhnya, mengalir deras seperti gulungan badai di tengah lautan. Aura mengerikan itu menekan sekeliling, membuat tanah di bawah kaki mereka bergetar halus. Rambut Lin Yuning dan Zhu Long berkibar hebat ditiup pusaran energi spiritual. Angin panas bercampur aroma darah kering meruap di udara. Puluhan bilah pedang yang tampak seperti disusun dari kegelapan itu muncul di udara, bergetar dan berdesing tajam. Bilah-bilah tersebut melayang, membentuk formasi melingkar di sekitar Mu Niu, seperti kawanan predator yang siap menerkam mangsanya. Senyuman tipis terpatri di wajah Mu Niu. Matanya berkilat tajam, penuh rasa puas. Dengan satu gerakan tangan, ia melemparkan bilah-bilah energi itu ke depan. "Matilah kalian! Jadilah korban demi keb
last updateLast Updated : 2025-04-26
Read more

Bab 48 - Jurus Rahasia

Sutra Dewa Seribu Kehidupan, merupakan salah satu teknik kultivasi kuno yang keberadaannya telah lama hilang dari dunia kultivasi.Bukan sembarang teknik kultivasi yang bisa siapapun gunakan seenaknya, teknik ini tak akan berguna sama sekali bagi mereka yang tak memiliki kekuatan jiwa yang kuat. Teknik ini menuntut kekuatan jiwa yang jauh melebihi batas manusia biasa. Tanpa jiwa yang kuat, bahkan satu halaman dari teknik ini tak akan memberikan efek apapun pada kultivasi dan justru akan menjadi petaka untuk tubuh.Teknik tersebut terdiri dari lima belas halaman, masing-masing menyimpan rahasia kekuatan dahsyat dan ribuan jurus langka. Setiap halaman, konon, bisa mengubah nasib seorang kultivator, membawa mereka melintasi batas hidup dan mati.Zhu Long, dalam kondisi terjepit bahaya, menemukan dirinya dalam keputusasaan. Tubuhnya gemetar menahan derasnya serangan bilah pedang merah gelap dari Mu Niu yang seolah tak ada habisnya. Keringat dingin mengalir di pelipisnya, matanya menyipi
last updateLast Updated : 2025-04-27
Read more

Bab 49 - Hantu Gentayangan

Di tengah derasnya serangan bertubi-tubi, Mu Niu mengamati gerak-gerik Zhu Long dengan seksama. Di balik perisai energi keemasannya, pertahanan Zhu Long tampak mulai rapuh. Retakan kecil bermunculan, celah-celah terbuka di sela perisai yang sebelumnya terlihat begitu kokoh. Mu Niu menyeringai lebar, seolah mencium bau kemenangan. "Hehe, bocah ini memang aneh. Energi spiritualnya terasa berbeda dari para kultivator biasa..." gumam Mu Niu rendah, matanya memantulkan sinar dingin. "Untung saja orang-orang bertopeng itu datang dan menyerang tepat waktu. Aku tak perlu lagi menghabiskan tenagaku untuk menghabisinya." Melihat peluang terbuka lebar, Mu Niu mengendurkan serangan pedang energinya sejenak. Ia mundur selangkah, menarik pergelangan tangan kirinya ke dada, lalu mulai mengutas beberapa segel kompleks. Gerakan jari-jarinya cepat dan terlatih, menciptakan gelombang spiritual berwarna merah tua yang berpendar di udara sekelilingnya. Dalam hitungan detik, sebuah lingkaran spiri
last updateLast Updated : 2025-04-27
Read more

Bab 50 - Pusaran Pelahap

Sementara itu, di dalam tubuhnya, Zhu Long tengah bergulat dalam pertempuran yang tak nampak di luar dan hanya dia sendiri yang merasakannya. Kesadarannya yang semakin memudar membuatnya hampir kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri. Jiwa Zhu Long, bagai api kecil di tengah badai, berjuang melawan kekuatan asing yang merangsek masuk tanpa ampun. Hantu gentayangan itu, makhluk yang terbuat dari energi kematian pekat, kini berputar cepat mengelilingi jiwanya, meraung ganas, mencabik-cabik lapisan pertahanan terakhir yang melindungi jiwanya. Zhu Long seakan terseret ke dalam ruang bawah sadar yang luas dan gelap. Di sana, jiwanya terapung, duduk dalam posisi lotus di tengah samudra energi berwarna keemasan yang berkilau redup. Aura itu—manifestasi terakhir dari kekuatan spiritualnya—mengalir bagaikan pelindung tipis yang memisahkannya dari serangan energi kematian yang ganas. Namun, situasinya jauh dari kata baik. Jiwanya kini penuh dengan retakan-retakan kecil, seperti permukaa
last updateLast Updated : 2025-04-28
Read more
PREV
123456
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status