Home / Romansa / Cinta pada Pandangan Pertama / Kabanata 31 - Kabanata 40

Lahat ng Kabanata ng Cinta pada Pandangan Pertama: Kabanata 31 - Kabanata 40

50 Kabanata

Bab 31

Ternyata Camelia jauh lebih sulit untuk dihadapi daripada yang dibayangkan. Keringat dingin sudah membasahi kening Steven. Bibirnya gemetar hingga tidak bisa berkata-kata.Camelia juga tidak omong kosong lagi. Dia langsung membalikkan tubuhnya meninggalkan kantor Steven. Suara nyaring sepatu hak tinggi menginjak di atas keramik marmer seolah-olah sedang mengetuk hati Steven, hingga membuatnya semakin gelisah lagi.Steven duduk di atas kursi. Dia merasa emosi hingga sekujur tubuhnya gemetar. Atas dasar apa? Seorang mahasiswi miskin bahkan berani bersikap arogan di hadapannya?Semakin dipikir-pikir, Steven merasa semakin kesal saja. Dia langsung berdiri, lalu berjalan keluar ruangan.Saat Camelia berjalan ke area kerja karyawan, terdengar suara bisikan dari dalam sana.“Camelia? Bagaimana dia bisa kemari? Bukannya dia sudah mengundurkan diri?”“Siapa juga yang tahu? Mungkin dia kembali untuk memelas sama Pak Steven.”Beberapa karyawan sedang berbisik-bisik. Terdengar nada menyindir dan m
Magbasa pa

Bab 32

Suasana di dalam kantor menjadi hening dalam seketika. Semua orang terbelalak lebar ketika melihat gambaran ini, seolah-olah waktu telah berhenti saja.Steven berbaring di atas lantai sembari memegang pinggangnya yang kesakitan dengan merintih. Dia tidak dapat berdiri dalam waktu lama.Camelia menepuk-nepuk tangannya, lalu menunduk untuk menatap Steven. Senyuman sinis terlukis di atas wajahnya. “Steven, kamu kira aku akan ditindasmu lagi? Asal kamu tahu, aku bukanlah orang yang bisa disinggung sesukamu!”Steven kesakitan hingga menggertakkan giginya. Terlihat rasa takut dan benci di dalam tatapannya. Dia sungguh tidak menyangka Camelia yang kelihatan lembut itu memiliki kekuatan seperti ini.Steven berusaha untuk membangkitkan tubuhnya, tetapi dia menyadari dirinya tidak bisa bergerak sama sekali. Steven kesakitan hingga wajahnya berkerut. Dia mirip seperti tikus yang diinjak ekornya saja. Dia pun menjerit, “Camelia! Kamu gila! Beraninya kamu memukulku! Aku akan menuntutmu!”Camelia te
Magbasa pa

Bab 33

Pada saat ini, di vila Keluarga Winston.Di dalam ruang tamu yang didesain mewah, Agnes sedang makan sarapan dengan anggunnya. Terlihat senyuman gembira di atas wajahnya. Tetiba, suara dering ponsel yang menusuk telinga memecahkan keheningan.“Halo?” Agnes mengangkat panggilan.“Bu Agnes, celaka, terjadi sesuatu di perusahaan!”“Bu Agnes, Bu Camelia memukul Steven! Sekarang situasi di perusahaan sangat kacau. Harap kamu bisa segera ke perusahaan!” Terdengar suara isak tangis manajer proyek dari dalam telepon. Melalui telepon, dapat diketahui betapa paniknya dia saat ini.Begitu Agnes mendengar, raut wajahnya langsung berubah gusar. Wajah yang dirawatnya dengan bagus pun langsung berkerut.Agnes mengakhiri panggilan. Dia tidak peduli dengan sarapan mewahnya lagi, langsung mengambil tasnya berjalan keluar vila.Keluarga Winston juga tergolong keluarga konglomerat di Kota Mindu. Selama ini, Agnes selalu memperhatikan reputasi dan citra keluarganya. Sekarang Camelia memukul di hadapan oran
Magbasa pa

Bab 34

Di sisi lain, Camelia menginjak pedal gas dengan kuat, membuat mobil sport hitamnya memelesat seperti anak panah yang dilepaskan dari busurnya, meninggalkan jejak asap knalpot di belakang.Satu tangan Camelia menggenggam setir. Kemudian, dia menggunakan tangan lainnya untuk mengusap wajahnya dengan kasar.Wajah ibunya yang dipenuhi amarah serta kata-kata tajamnya terus terngiang-ngiang di benaknya.‘Kamu sudah mempermalukan nama Keluarga Winston!’‘Apa nggak ada ibumu di dalam matamu?’Ucapan itu bagai sebatang duri yang menancap dalam di dalam hati Camelia. Camelia menggigit erat bibir bawahnya. Pedal gas diinjak semakin dalam lagi.Sekarang Camelia hanya ingin melarikan diri dari semua ini, melarikan diri dari rumah yang membuatnya sesak napas, melarikan diri dari Tiffany yang begitu disayang, dan juga ibunya yang begitu dingin terhadapnya.Setelah tiba di bawah rumah Maggie, Camelia baru menyadari telapak tangannya sedang berkeringat. Rumah Maggie berlokasi di sebuah apartemen kela
Magbasa pa

Bab 35

Holden mengendarai mobil ke apotek terdekat. Dia membeli semua obat antiseptik di apotek, lalu memasukkannya ke dalam bagasi mobil.Setelah Holden tiba di rumah Maggie, Camelia sedang duduk di atas sofa dengan memegang segelas air es. Ekspresinya kelihatan lesu dan murung.Holden segera berjalan ke depan Camelia. Ketika melihat wajah merah dan bengkak Camelia, hatinya terasa sakit bagai ditusuk jarum saja.“Ada apa? Siapa yang memukulmu? Apa kamu merasa sakit?” Nada bicara Holden sangat lembut. Sungguh berbeda dengan presdir Grup Lukasa yang kalem.Camelia pun tertegun dengan perhatian mendadak dari Holden. Dia spontan memalingkan kepalanya, mengelak tatapan Holden. “Aku baik-baik saja. Cuma luka kecil saja.”“Luka kecil? Apa ini namanya luka kecil!” Maggie yang berada di samping menjerit.“Coba kamu lihat wajahmu itu! Kalau bukan karena aku segera mengompres wajahmu, entah sudah sebengkak apa wajahmu!”Raut wajah Holden semakin murung lagi. Rasa sakit membaluti tatapannya. “Kenapa kam
Magbasa pa

Bab 36

Jantung Camelia berdetak semakin kencang lagi. Dia merasa wajahnya semakin memanas saja. Dia memalingkan wajahnya, lalu berkata dengan suara kecil, “Aku baik-baik saja. Hanya luka ringan saja.”“Luka ringan?” Terdengar kemarahan dalam suara Holden. “Wajahmu sudah sebengkak ini, kamu malah mengatakan hanya luka ringan? Beri tahu aku, apa yang sudah terjadi?”Camelia memberi tahu semua yang terjadi di perusahaan tadi kepada Holden. Selesai mendengar, raut wajah Holden kelihatan sangat amat muram. Dia mengeluarkan ponselnya, lalu menghubungi asistennya, “Pergi selidiki seseorang yang bernama Steven.”Nada bicara Holden terdengar dingin. Dia terasa sangat berwibawa, sungguh berbeda dengan dia di saat bersikap lembut.Camelia menatap Holden dengan perasaan kalut. “Holden ….” Camelia menarik lengan pakaiannya dengan perlahan. Pada akhirnya, Camelia tetap menggeleng. Nada bicaranya terdengar agak letih.“Jangan menambah masalah. Lagi pula, aku juga nggak dirugikan.”Camelia tidak berharap Ho
Magbasa pa

Bab 37

Di luar restoran.Levin menampilkan sikap acuh tak acuh. Matanya melirik Camelia dengan tatapan menantang. Dia juga menunjukkan senyuman bandelnya. Satu tangan Levin merangkul pinggang Josie, sementara tangan yang satu lainnya memainkan pemantik api dengan santainya, seolah-olah dia tidak peduli dengan apa pun. Hanya saja, saat tatapannya tertuju pada pria di hadapan Camelia, tatapannya pun mulai berubah. Samar-samar terlintas ekspresi menyelidiki di matanya.Levin tidak bisa melihat wajah pria itu dengan jelas, hanya dapat melihat sosok punggung yang lebar dan tegap. Namun, dari postur tubuhnya yang kokoh serta aura kuat yang terpancar di sekelilingnya, dia bisa merasakan bahwa pria ini bukanlah orang biasa.Josie mengikuti arah pandang Levin. Dia juga memperhatikan pria yang berada di seberang Camelia. Meski hanya bisa melihat bayangan punggung saja, insting Josie mengatakan bahwa aura yang dipancarkan pria itu berbeda dengan Levin dan juga semua pria yang pernah dijumpainya sebelum
Magbasa pa

Bab 38

Di dalam restoran, makan malam Camelia dengan Holden tidak diganggu oleh siapa pun.“Bagaimana menurutmu mengenai proyek resor pemandian air panas Grup Wardana?” tanya Holden dengan acuh tak acuh sembari memotong steak sapi dengan elegan.Camelia menurunkan garpu di tangannya, kemudian menjawab dengan serius, “Grup Wardana ingin membangun sebuah resor pemandian air panas kelas atas yang menggabungkan perawatan kesehatan, rekreasi, dan hiburan. Aku sudah menyusun konsep awal, yaitu menggabungkan gaya arsitektur modern dengan keindahan alam, menciptakan ruang yang bukan hanya modern, tapi juga penuh dengan nuansa zen.”Holden mengangkat-angkat alisnya dengan gembira. “Oh? Coba kamu katakan.”Camelia mengeluarkan tablet dari dalam tasnya, lalu mengeluarkan proposal hasil desainnya. Dia menyerahkannya kepada Holden, lalu menjelaskan sedikit pemikirannya.Holden membaca proposal sembari mendengar penjelasan Camelia. Terlihat rasa penuh kagum di dalam tatapannya. Tidak dipungkiri, konsep des
Magbasa pa

Bab 39

Camelia melepaskan sabuk pengaman, lalu mengulurkan tangan untuk mendorong pintu mobil. Dalam sesaat, hawa panas beserta hiruk-pikuk suara kota menyusup ke dalam mobil, menciptakan kontras yang tajam dengan ketenangan di dalamnya.Camelia menyipitkan sedikit matanya, menyesuaikan dirinya dengan cahaya yang menyilaukan sebelum akhirnya dia menuruni mobil.Suara nyaring dari sepatu hak tinggi yang menyentuh permukaan lantai terdengar jelas. Setelah berdiri tegak, Camelia menoleh ke arah Holden. Rambut panjangnya yang hitam pekat tersapu angin sepoi-sepoi, memperlihatkan lehernya yang putih dan jenjang.Camelia sedikit mengangguk. Sudut bibirnya melengkung tipis membentuk senyuman tipis. “Terima kasih.”Tatapan tajam Holden tertuju pada bayangan tubuh Camelia. Setelah dia memasuki gedung, mobil Maybach hitam baru melaju pergi.Camelia memasuki gedung. Angin sejuk di dalam gedung membuatnya terasa lebih sejuk. Dia merapikan pakaiannya sejenak, lalu berjalan ke dalam ruang kerja Agnes. Saa
Magbasa pa

Bab 40

Tema desain resor pemandian air panas ini tidak lagi monoton seperti gaya Jepang, melainkan menggabungkan nuansa tropis khas Asia Tenggara dan minimalis Eropa Utara.Setiap area memiliki tema uniknya sendiri, seperti "Pemandian Air Panas di Bawah Bintang", "Pemandian Air Panas di Hutan", dan "Pemandian Air Panas di Lautan Bunga".Ditambahkan juga pengalaman interaktif, seperti yoga di pemandian air panas, taman bermain air, dan lainnya.Pihak kerja sama untuk area spa juga sangat memukau. Tidak lagi terbatas pada merek dalam negeri, tetapi melibatkan beberapa merek internasional ternama, menawarkan layanan yang lebih eksklusif dan beragam.Desain area kuliner juga dibuat unik. Selain menyajikan hidangan kesehatan tradisional, ditambahkan juga masakan khas lokal demi memenuhi selera berbagai wisatawan.Fasilitas di area penginapan telah ditingkatkan dengan teknologi kecerdasan buatan. Setiap kamar dilengkapi dengan sistem kontrol kecerdasan buatan yang dapat menyesuaikan pencahayaan, su
Magbasa pa
PREV
12345
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status