Semua Bab Cinta pada Pandangan Pertama: Bab 21 - Bab 30

50 Bab

Bab 21

Tiffany berjalan turun dengan perlahan. “Camelia, ucapanmu keterlaluan. Steven pernah menyelamatkan nyawaku. Kalau kamu menargeti dia, aku akan merasa serbasalah.”Tiffany berjalan ke sisi Agnes, lalu merangkul lengannya.Melihat tampang Tiffany seperti ini, Camelia pun merasa sangat kesal. Dia berusaha menekan amarahnya dan berkata, “Ibu, aku cuma mau tahu, kamu berencana untuk tangani masalah Steven atau nggak?”“Camelia, kamu nggak usah ikut campur dalam masalah ini. Aku akan menanganinya.”Mendengar ibunya yang mengelak, hati Camelia terasa dingin. Dia tahu ibunya tidak akan menangani masalah Steven. Dia hanya akan menjaga perdamaian dan melindungi Tiffany.“Oke. Kalau begitu, biar aku sendiri yang menanganinya.”Camelia tidak ingin lanjut berbicara omong kosong dengan mereka. Dia pun berbalik dan hendak pergi.“Camelia.” Melihat Camelia yang hendak pergi, Tiffany buru-buru menghentikannya. Nada bicaranya dipenuhi dengan rasa tidak mengerti yang bercampur dengan bujukan.“Kenapa k
Baca selengkapnya

Bab 22

“Camelia, kenapa raut wajahmu begitu jelek? Kamu teringat sesuatu?”Maggie dengan tajam menangkap perubahan ekspresi Camelia.Camelia menghela napas panjang dan menekan tebakannya. “Aku cuma curiga, nggak punya bukti.”“Jadi, apa rencanamu?”“Kita amati saja dulu situasinya. Sekarang, aku harus keluarkan Steven dari perusahaan dulu.”Ada kilatan dingin yang melintasi mata Camelia. Dia bukanlah orang yang bisa ditindas siapa pun dengan seenaknya.Pada saat ini, pelayan berjalan mendekat untuk menghidangkan makanan mereka. Percakapan mereka pun terhenti. Namun, hidangan lezat yang memenuhi meja itu sama sekali tidak membangkitkan selera makan Camelia. Dia hanya memainkan makanan di piringnya. Benaknya dipenuhi oleh sosok Steven dan Tiffany. Dia makan sambil melamun dan memikirkan kemungkinan Tiffany bekerja sama dengan Steven.Setelah dipikir-pikir, tampang Tiffany yang lemah dan polos itu benar-benar memuakkan. Dia memasukkan sepotong iga asam manis ke mulutnya, tetapi merasa seperti s
Baca selengkapnya

Bab 23

Holden hanya tersenyum misterius tanpa langsung menjawab. Dia berjalan ke sisi Camelia, lalu memeluk pinggangnya.“Gaunnya cantik dan pasti sangat cocok denganmu.”Camelia pun tersipu akibat Holden yang tiba-tiba bersikap mesra. Jantungnya juga berdebar kencang. Dia mengangkat kepalanya dan bertemu pandang dengan tatapan mendalam Holden.“Oh iya.” Holden tiba-tiba teringat sesuatu dan mengeluarkan sebuah kotak kecil yang indah dari sakunya. “Ini buat kamu.”Camelia menerima kotak itu dan membukanya. Di dalam, terdapat kalung berlian yang sangat indah dan berkilau di bawah lampu.“Hadiah ini terlalu mahal .... Aku nggak bisa menerimanya!”Camelia merasa agak terkejut karena tidak menyangka Holden akan memberinya hadiah yang begitu mahal. Namun, Holden hanya tertawa dan mendorong kembali kotak itu ke tangan Camelia.“Ini cuma sebuah hadiah kecil. Kelak, akan ada lebih banyak hadiah lain untukmu, Nyonya Camelia.” Holden terdiam sejenak. Ada gejolak perasaan yang melintasi matanya. “Jangan
Baca selengkapnya

Bab 24

Di mata Levin, Camelia yang dulunya terlihat polos dan tidak menarik tiba-tiba berubah menjadi bagaikan permata yang berkilau dan membuatnya nyaris tidak dapat membuka matanya. Meskipun dia membenci Camelia, dia harus mengakui bahwa Camelia yang sekarang sangatlah cantik.Ada perasaan aneh yang muncul dalam hati Levin dan dia hampir tidak dapat mengendalikannya. Namun, perasaan aneh itu segera digantikan oleh rasa benci dan amarah. Dia merasa Camelia hanya ingin menarik perhatiannya. Wanita itu selalu berbuat begitu dari dulu.“Camelia? Kenapa dia ada di sini?” gumam Levin. Nadanya mengandung sedikit rasa tidak percaya dan jengkel.Josie berpura-pura khawatir dan menambahkan, “Dia berpakaian seperti itu karena mau menarik perhatian seseorang? Dia benar-benar ....”Josie tidak melanjutkan kata-katanya, tetapi ada rasa sombong yang menghiasi matanya. Jika Camelia lanjut mengganggu Levin dengan tidak tahu malu, itu hanya akan makin menonjolkan “kebijaksanaan, kebaikan, dan kelembutan” Jos
Baca selengkapnya

Bab 25

Josie merasa lebih murka lagi. Awalnya, dia mengira keadaan Camelia akan sangat tragis setelah dipecat dari Grup Winston. Tak disangka, Camelia malah muncul di tempat ini, juga tampil begitu memukau dan percaya diri. Dia menggenggam erat gelas anggurnya. Kuku-kukunya nyaris menancap ke daging telapak tangannya.“Apa dia sudah dapat cowok kaya baru?” tanya Josie dengan tampang masam. Nadanya dipenuhi dengan penghinaan dan rasa cemburu.Levin mendengus, “Dia? Selain wajahnya itu, apa lagi yang dimilikinya? Dia paling-paling cuma jadi seorang sosialita kelas atas yang dipermainkan habis-habisan sama para bos besar.”Josie menambahkan, “Makanya. Entah cara apa yang dipakainya untuk datang ke acara ini.”Kecemburuan dalam mata Josie benar-benar tidak dapat disembunyikan. Dia harus melakukan sesuatu untuk menekan kearoganan wanita itu.Camelia sama sekali tidak peduli pada Levin dan Josie. Dia hanya lanjut mengobrol dengan orang lain di pesta ini dengan sikap yang anggun dan penuh percaya di
Baca selengkapnya

Bab 26

“Karyawan biasa?” Camelia tersenyum tipis dengan rasa hina terlintas di dalam matanya. “Apa Pak Levin salah paham dengan kata ‘biasa’? Meskipun aku cuman seorang pelayan yang mengantarkan makanan, aku juga jauh lebih baik daripada para pewaris manja yang hanya mengandalkan keluarga dan merusak bisnis keluarga.”Raut wajah Levin berubah gusar. Dia menunjuk ke sisi Camelia dengan jari tangan gemetar. “Kamu … kamu … lancang!” Sejak kecil, mana pernah Levin dihina seperti ini?“Aku lancang?” Camelia tidak mengalah, melainkan melangkah maju selangkah. Dia memaksa untuk bertatapan dengan Levin. Tatapannya seperti pisau saja. “Waktu itu, siapa yang bersumpah mengatakan akan mencintaiku sehidup semati? Sekarang kamu malah berpaling ke pelukan cinta pertamamu? Demi mencampakkanku, siapa yang menyusun daftar putus? Levin, sebenarnya siapa yang lebih lancang?”Tamu di sekitar mulai berbisik-bisik. Tatapan para tamu mulai tertuju ke sisi mereka berdua.Wajah Levin terasa panas seolah-olah telah di
Baca selengkapnya

Bab 27

Di dalam aula, Camelia mengangkat gelas sampanye dengan elegan, lalu berbincang-bincang dengan seorang master dunia bisnis.Camelia seolah-olah tidak terpengaruh dengan kejadian tadi. Dia masih saja kelihatan memesona seperti biasanya. “Padahal Bu Camelia masih muda, kamu malah sudah begitu sukses. Aku sungguh salut.” Master itu memuji Camelia sembari menatapnya dengan tatapan kagum.Camelia tersenyum tipis. Dia mengangkat gelasnya untuk membalas, “Pujianmu sudah berlebihan. Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan.”Camelia menyesap sampanye. Cairan berwarna keemasan di dalam gelas sedikit bergoyang, memantulkan senyuman di matanya. Namun, senyuman itu tidak sampai ke matanya, justru semakin menegaskan kedalaman tatapannya yang muram.Pada akhirnya, bos misterius dari Grup Wardana tidak menampakkan diri malam ini.Apa jadwalnya bentrok? Camelia merasa usahanya malam ini telah sia-sia. Saat menjelang penghujung acara, udara dipenuhi aroma manis dari perpaduan sampanye dan
Baca selengkapnya

Bab 28

Camelia melihat Holden sekilas. Dari tatapan Holden, dia seolah-olah sedang mengatakan untuk jangan menghindar dan mesti menghadapinya.Camelia menurunkan jendela mobil, lalu menatap Levin dengan bingung, “Levin, ada urusan?”Saat Levin melihat sosok Holden di dalam mobil, awalnya dia terbengong. Setelah itu, raut wajahnya langsung berubah semakin muram lagi.Levin mengamati Holden dari atas hingga bawah. Hanya saja, berhubung pencahayaan di area parkiran tidak bagus, Levin pun hanya bisa melihat bentuk wajah pria itu saja.Levin menatap Camelia, lalu berkata dengan nada menyindir, “Camelia, ternyata kamu sudah menemukan suami baru dalam waktu secepat ini? Pantas saja saat di acara tadi kamu berani berbicara seperti itu sama aku. Ternyata kamu berhasil menggaet cowok kaya!”Josie yang berada di samping ikut menimpali, “Camelia, kamu itu cuma mahasiswi miskin. Kalau kamu mau cari cowok kaya, kamu juga cari yang lebih bagus, dong. Kulihat cowok ini biasa-biasa saja.”Saat mendengar ucapa
Baca selengkapnya

Bab 29

Holden hanya tersenyum dan tidak memberi jawaban. Dia malah mengambil sepotong daging asam manis, lalu meletakkannya di atas piring Camelia.“Coba dicicipi. Rasanya cukup bagus.”Camelia melihat daging ayam di atas piringnya dengan perasaan kalut. Dia dan Levin sudah bersama selama tiga tahun. Dia bahkan tidak tahu apa makanan kesukaan Camelia. Sementara itu, Holden yang menikah kilat dengannya malah lebih perhatian terhadapnya.Ketika kepikiran dengan perbandingan ini, hati Camelia pun terasa masam dan juga terharu. Camelia kepikiran masa-masa dia makan bersama Levin dulu. Setiap kalinya, Levin selalu memesan makanan. Setiap makanan yang dipesan juga adalah makanan kesukaan Levin sendiri. Dia tidak pernah menanyakan pendapat Camelia.Pernah sekali, Camelia memberanikan diri untuk mengatakan dirinya ingin makan yang pedas-pedas, tetapi Levin malah berkata dengan mengerutkan keningnya, “Ngapain cewek makan yang begitu pedas, nggak bagus buat kulit.”Ketika kepikiran hal itu, Camelia dia
Baca selengkapnya

Bab 30

Keesokan paginya, Camelia muncul di depan Grup Winston dengan penuh semangat. Hari ini, dia mengenakan setelan putih dengan potongan rapi, membuatnya kelihatan semakin menawan dan penuh pesona. Saat berjalan, Camelia memancarkan aura yang tegas dan berwibawa.Memangnya kenapa kalau dipecat?Camelia tidak akan membiarkan dirinya dirugikan.Camelia tiba di Grup Winston. Dia menginjakkan sepatunya di atas lantai marmer, mengeluarkan suara yang nyaring, seolah-olah sedang mengumumkan kedatangannya. Dia langsung berjalan ke kantor Steven. Tidak ada halauan di sepanjang perjalanan, bahkan resepsionis juga tidak berani menghalanginya.“Bamm!” Pintu ruangan didorong Camelia tanpa sungkan sama sekali, lalu mengeluarkan suara yang keras.Steven sedang menyilangkan kedua kakinya sembari menyesap teh dengan santai. Ketika melihat kedatangan Camelia, dia langsung menunjukkan ekspresi syok, kemudian mengubah ekspresinya menjadi ekspresi meremehkan.“Lho, bukannya kamu itu mantan karyawan Grup Winsto
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status