Aku melirik jam di dinding. Hampir tengah malam. Sudah berkali-kali aku mencoba pamit, tapi Bu Alicia selalu punya cara untuk menahanku. Obrolan kami awalnya biasa—tentang pekerjaan, tentang hidup di kota—tapi perlahan, suasananya berubah.Bu Alicia tetap duduk dengan tenang, sorot matanya tajam dan berwibawa. Parfum mahalnya terasa halus di udara, samar tapi menusuk. Ia tidak banyak bergerak, tapi setiap gerakannya terukur. Saat menatapku, ada sesuatu dalam ekspresinya yang sulit kutafsirkan."Kamu tahu, Raka..." suaranya tenang, tapi ada ketegasan di dalamnya. "Aku jarang menghabiskan waktu selarut ini di ruangan ini bersama seseorang."Aku mengangguk, sedikit canggung. "Oh, maaf, Bu. Harusnya aku sudah pulang dari tadi."Ia mengangkat alis sedikit, ekspresi yang nyaris tak terbaca. "Tidak apa-apa, kalau aku keberatan, aku pasti sudah menyuruhmu pergi dari tadi."Nada bicaranya tetap profesional, tapi entah kenapa, ada sesuatu yang berbeda malam ini. Ia tetap menjaga jarak, namun se
Terakhir Diperbarui : 2025-03-30 Baca selengkapnya