Semua Bab Tergoda Pesona Ibu Mertua : Bab 11 - Bab 16

16 Bab

Bab 11. Malam bergairah bersama Liana

Liana langsung menarik tubuhku dan mencium di bibirku. Di sela ciuman itu, dia menuntunku untuk berjalan perlahan, hingga akhirnya kami masuk ke kamarnya. Sentuhan bibirnya begitu sangat hangat, lidahnya ia mainkan membuatku semakin bergairah. "Ngghh Raka ssshh..." Dia mendesah saat aku daratkan kecupan di lehernya. Lalu kita kembali saling berciuman, kemudian ia mendorongku ke atas kasur. Ia mengambil tasnya yang tergantung di dekat pintu dan mencari sesuatu. Sampai akhirnya aku terkejut ketika melihat Liana memberikan pengaman kepadaku. "Kok kamu bisa punya ini?" Tanyaku penasaran. Liana tampak sedikit menggigit bibir bawahnya, lalu tersenyum aneh. “Itu …” Aku sedikit mengerutkan dahi sambil terus menatapnya. Sejauh yang aku tahu, meskipun Liana memang termasuk mudah bergaul, tapi dia tidak sampai ke arah seperti itu. Kemudian, bayangan Sarah yang tersenyum aneh ketika aku memutuskan untuk mengantar Liana kembali muncul di kepalaku. Ah, sepertinya aku paham sekarang.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

Bab 12. Antar Nayla ke kampus

Ia berdiri di ruang tamu, tatapannya terlihat sangat khawatir. Sepertinya Mama Siska menungguku sejak tadi, dan entah mengapa aku malah merasa bersalah padanya.Aku terdiam sejenak, mencari jawaban yang paling masuk akal. Tentu saja aku tidak bisa mengatakan kalau aku dari rumah Liana, jadi aku memilih jawaban yang aman.“Tadi masih banyak kerjaan di kantor, Ma.” Aku berusaha terdengar santai, meskipun sebenarnya entah kenapa ada ketegangan dalam hatiku.Mama Siska memperhatikanku dengan saksama, lalu mendekat. Matanya menyipit, seolah sedang menilai sesuatu yang tidak terlihat.Tanpa pikir panjang, aku langsung berjalan melewatinya. “Aku ke kamar dulu ya, Ma.”“Kenapa wangi tubuhmu aneh?” tanyanya tiba-tiba.Aku langsung tersentak dan seketika menghentikan langkahku. Jantungku berdegup lebih cepat. Aku baru sadar, sepertinya aroma parfum yang dipakai Liana tadi masih menempel di bajuku. Aku berusaha tetap tenang, meskipun dalam hati aku sudah panik setengah mati.“Eh… Aku tadi mandi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya

Bab 13. Bocah imut dan cewek agresif

Aku melihat sekeliling memastikan pria itu tidak mendekati Nayla lagi. Namun, aku justru melihat Nayla menatapku tanpa berkedip sambil tersenyum. "Nayla... Nayla... " Aku memanggilnya beberapa kali tapi dia tidak menjawab. Sepertinya ia sedang bengong, aku melihat ke kiri kanan dan kebelakang tapi tidak ada siapa-siapa hanya ada aku saja. Rupanya ia melihatku dari tadi. Dasar bocah, aku tertawa sambil menepuk pundaknya. "Nay, Nayla... " Ia pun tersadar, ia terlihat terkejut dan malu. "I-iya Bang." Jawabnya gelagapan. "Ko malah bengong? Kenapa? Terpesona ya lihat Abang?" Tanyaku menggodanya. Mukanya langsung memerah. "Ihh e-enggak." Tapi, muka merahnya tidak bisa berbohong, aku mencubit hidungnya yang mancung. "Yaudah kamu masuk sana! Abang pergi ya, mau langsung ke kantor!" "Iya Bang hati-hati." Nayla pun berlari menuju kelas, kita berjalan berlawanan. Tapi saat aku berbalik untuk pergi, tiba-tiba sekelompok teman perempuan Nayla datang menghampirinya. Mereka tampak heboh
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-28
Baca selengkapnya

Bab 14. Lembur kerja

Setelah Reza pergi, kami kembali melanjutkan makan. Tapi, wajah Liana masih terlihat kesal. Aku bisa mengerti perasaannya. Setelah makan siang, kami kembali bekerja. Tak lama kemudian, Bu Alicia memanggilku ke ruangannya. Ia memberi tahu bahwa besok akan ada proyek iklan baru, yang berarti aku harus lembur lagi. Hari ini aku pulang lebih awal dari biasanya. Saat tiba di rumah, Mama Siska masih duduk di ruang tamu. Biasanya aku langsung masuk ke kamar, tapi entah kenapa kali ini aku memilih untuk duduk sebentar di sini. Mama Siska melirikku sambil menyeruput teh hangatnya. "Tumben, nggak langsung masuk kamar?" tanyanya dengan nada santai, tapi ada sedikit rasa ingin tahu di matanya. Aku tersenyum kecil. "Lagi pengen santai dulu, Ma. Habis kerjaan tadi lumayan bikin capek." Mama Siska mengangguk. "Iya, kelihatan capek banget. Tapi... ada yang aneh sama kamu malam ini, Raka. Kayak ada sesuatu yang kamu sembunyikan." Jantungku hampir berhenti sejenak. Aku berusaha tetap tenang.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-29
Baca selengkapnya

Bab 15. Gairah di kantor

Aku melirik jam di dinding. Hampir tengah malam. Sudah berkali-kali aku mencoba pamit, tapi Bu Alicia selalu punya cara untuk menahanku. Obrolan kami awalnya biasa—tentang pekerjaan, tentang hidup di kota—tapi perlahan, suasananya berubah.Bu Alicia tetap duduk dengan tenang, sorot matanya tajam dan berwibawa. Parfum mahalnya terasa halus di udara, samar tapi menusuk. Ia tidak banyak bergerak, tapi setiap gerakannya terukur. Saat menatapku, ada sesuatu dalam ekspresinya yang sulit kutafsirkan."Kamu tahu, Raka..." suaranya tenang, tapi ada ketegasan di dalamnya. "Aku jarang menghabiskan waktu selarut ini di ruangan ini bersama seseorang."Aku mengangguk, sedikit canggung. "Oh, maaf, Bu. Harusnya aku sudah pulang dari tadi."Ia mengangkat alis sedikit, ekspresi yang nyaris tak terbaca. "Tidak apa-apa, kalau aku keberatan, aku pasti sudah menyuruhmu pergi dari tadi."Nada bicaranya tetap profesional, tapi entah kenapa, ada sesuatu yang berbeda malam ini. Ia tetap menjaga jarak, namun se
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-30
Baca selengkapnya

Bab 16. Masalah di kantor

Larut malam aku akhirnya keluar dari kantor. Jalanan sudah sepi, hanya ada lampu jalan yang redup menemani langkahku. Aku menghela napas panjang. Kepalaku masih penuh dengan kejadian barusan. Bu Alicia... sikapnya yang intens, agresif, tatapan penuh nafsu dan gairah, lalu tiba-tiba berubah begitu saja seperti tidak terjadi apa-apa setelah kami selesai berhubungan. Aku masih tidak bisa memahami wanita itu.Aku berjalan pelan menaiki motorku menuju rumah. Rasa lelah mulai merayap ke tubuhku. Sampai di depan rumah, lampu ruang tamu sudah mati. Aku memang sudah memberi tahu Mama Siska bahwa aku akan lembur, jadi sepertinya semua sudah tidur. Saat aku hendak masuk ke kamar, aku bertemu dengan Nayla yang baru keluar dari dapur."Baru pulang Bang?" sapanya dengan suara mengantuk.Aku mengangguk. "Iya, kerjaan lagi banyak.""Kasihan sekali, sekarang sering lembur. Kak Tiara juga sibuk, kalian sama-sama sibuk.""Ya mau gimana lagi, kamu ko jam segini belum tidur?""Aku haus Bang, makanya terb
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status