Home / Romansa / Penguasa Hati Tuan Arogan / Chapter 31 - Chapter 37

All Chapters of Penguasa Hati Tuan Arogan : Chapter 31 - Chapter 37

37 Chapters

Rahasia Erik Dan Damian

Awal hari yang indah, diawali senin pagi yang membuat semua orang enggan pergi dari peraduannya. Begitu juga dengan Damian. Matanya masih setengah mengantuk, karena tadi malam Carol mengajaknya berkeliling pasar malam tengah kota. Carol mencoba berbagai macam makanan khas tanpa henti. Damian saja yang hanya melihatnya, sangat enggan untuk mencoba. Carol rupanya belum bangun dari tidurnya. Wanita itu masih nyaman bergelung di dalam selimut. Jam dinding telah menunjukkan pukul enam pagi. Sudah waktunya, mereka mempersiapkan diri untuk berangkat menuju kantor. Hari ini, ada presentasi hasil rapat minggu lalu. Akan ada tuan Domsley datang untuk mengawasi. "Carol, bangunlah. Hari ini ada presentasi dari divisi pengembangan. Kau ikut mengawasinya." Damian mengguncang-guncang tubuh Carol yang masih belum mau bergerak. Damian menarik lengannya, lalu memberi satu kecupan di dahi mulus Carol. "Kalau tidak bangun, akan aku cium bibirmu hingga bengkak." Mata Carol tiba-tiba terbuka. Lalu berla
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more

Sesuatu Yang Janggal

Carol menatap serius ke arah layar proyektor yang menampilkan data hasil pengembangan perusahaan beberapa bulan ke belakang. Data itu pernah dibacanya saat ia baru masuk ke perusahaan Damian. Matanya menyipit dan kedua alisnya berkerut tak nyaman. Tangannya begitu lincah menari di atas kertas putih, mencatat apa saja hal yang dirasanya janggal dan aneh. Saat Jessica masuk ke dalam rencana anggaran, tiba-tiba tangannya berhenti bergerak. Jessica si pembaca presentasi terus berbicara sesuai dengan deretan angka yang tengah diperlihatkan di layar proyektor. "Semua rencana anggaran berasal dari rekomendasi dari berbagai macam pihak. Saya, sudah mendapatkan persetujuan dari tuan Damian dan tuan Marco," ujar Jessica sebelum menyelesaikan presentasinya. Carol mengangkat tangannya. Mulutnya gatal ingin mengomentari isi dari presentasi wanita berambut pendek di depannya. "Saya pernah membaca draftnya beberapa minggu lalu. Semua yang anda ceritakan di depan tadi, sedikit berbeda dengan yang
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Projek Baru

Henry menggeram menahan marah, mengabaikan panggilan dari asistennya yang sejak tadi berdiri di dekat meja. Satu jam lalu, seseorang memberitahu sebuah informasi yang menurutnya sangat berbahaya untuk masa depan perusahaannya. Henry memejamkan matanya. Ia memikirkan skenario untuk mencegah kerugian apabila apa yang ada di kepalanya benar terjadi. 'Carol bekerja di perusahaan milik Damian.' Sebuah informasi yang cukup membuat darahnya berdesir hebat. Bukan karena kemunculan kembali Carol setelah sekian lama menghilang. Sempat beredar kabar jika dirinya bekerja di Harold Times tapi kini ia malah berada di perusahaan pesaingnya. Bukan, bukan takut hanya saja nasib perusahaan sedang dipertaruhkan kali ini. "Bodoh!" Henry meremas rambutnya. "Kenapa dia berada di pihak Damian? Apa mungkin semua kegagalan yang perusahaanku alami akhir-akhir ini karena ulah Carol dan Damian?"Pintu ruangan diketuk. Asisten Henry masuk bersama nyonya Ferlestin. Istri pamannya itu sering datang mengunjunginy
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

Api Dendam

Carol tengah mengutak-atik laptopnya untuk mencari file penyimpanan projek yang pernah dipresentasikan dua tahun lalu saat dirinya masih berada di Deluxe Corp. Senyumnya mengembang, data yang ia butuhkan masih ada di laptop tua itu. Dalam sekejap mata, data itu diperbaiki untuk ditambahkan banyak detil yang diperlukan. 'Damian mengatakan padaku untuk membuatkan sebuah desain yang minimalis tapi berkesan. Sepertinya, desain ini harus ku tambahkan detail yang lain.' Carol berkata dalam hati.Hanya membutuhkan waktu dua jam, Carol berhasil menambah detail yang lebih baik. Tak lama kemudian, Damian masuk ke dalam kamar dengan hanya menggunakan celana pendek tanpa pakaian. Carol meliriknya, tiba-tiba saja pipinya memerah seperti tomat. "Kau sedang apa?" Damian mengintip dari atas. Carol menutup sebagian pekerjaannya. Sengaja agar Damian tak mengganggunya lagi. "Besok saja lagi. Sudah malam.""Tak apa. Aku sedang luang hari ini."Damian berjalan menuju lemari pakaian, mengambil kaus leng
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

Terkejut Melihat Kehadiran Carol

Hari ini Damian mengajak Carol ke kantor milik tuan Gallant. Ditemani oleh tuan Domsley dan Ken. Tadi pagi saat mereka akan berangkat, Erik melakukan sedikit drama. Ia ingin ikut tapi Damian melarangnya. Tuan Gallant sangat sensitif terhadap media dan Erik telah terkenal di dunia pengusaha sebagai pemimpin utama Harold Times.Saat memasuki gedung dua puluh lantai yang megah itu, Carol merasa hawa kurang nyaman dari sekitarnya. Seolah semua orang tengah membicarakannya. Beberapa dari mereka memang tengah berbisik-bisik sambil menatap kedatangannya. Ia berusaha menghilangkan pikiran buruk itu. 'Mungkin saja mereka tengah mengagumi Damian.'Namun, pemikiran Carol ternyata salah. Mata sekelilingnya bukan tengah membicarakan Damian, tapi dirinya sendiri. Sayup-sayup terdengar suara seseorang yang mengatakan jika dirinya adalah menantu yang tak diinginkan oleh keluarga Parker. Lucy adalah yang terbaik. 'Dia menantu yang dibuang.''Untuk apa dia ke sini? Mengemis pekerjaan?''Apakah dia ak
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more

Kau Berbohong?

Wajah kesal Henry tercetak jelas saat ia memasuki ruangan, mengetahui jika di dalam ruangan itu ada Carol yang pernah menjadi teman kerja juga hidupnya. Lucy yang berdiri di sebelahnya pun merasakan hal yang sama. Rasa tak nyaman dan juga tekanan dari atmosfer di sekitarnya membuat punggungnya serasa dihujani ribuan batu es. Lucy memilih duduk di meja yang berseberangan dengan Carol. Ia berusaha tenang menetralkan detak jantungnya. Kadang ia melirik ke kanan hanya untuk melihat interaksi Carol dengan pria di sampingnya. 'Apakah itu kekasihnya?'Waktu berjalan cepat. Dua orang maju untuk presentasi secara singkat konsep yang akan mereka kerjakan jika terpilih menjadi pemenang sebagai konseptor terbaik. Kini giliran Lucy untuk maju sebagai perwakilan dari Deluxe Corp. Dengan wajah penuh percaya diri, ia berjalan menuju podium depan menyiapkan bahan presentasinya. Satu persatu slide presentasi dibuka menampilkan gambar dengan animasi 3D yang memukau mata. Dari kejauhan Carol menyipit
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more

Memalukan

Henry menarik tangan Lucy pergi dari kantor milik tuan Gallant. Ia harus segera menyelamatkan muka dari tatapan sinis para petinggi perusahaan yang tadi ikut dalam rapat presentasi. Bukan salah Lucy sepenuhnya, Carol pasti sengaja mencari cara agar menjegal semua projek yang sedang dikerjakan oleh perusahaannya. "Henry, kenapa kau menarik tanganku? Kita harus ikut makan siang bersama tuan Gallant." Lucy menghempas tangan kasar Henry. Ia tak suka dipaksa. "Kalau kita menghindar, mereka akan semakin melecehkan kita.""Ini semua karenamu. Kenapa bahan presentasimu sama dengan milik Carol? Apa kau mengambilnya?" tuduh Henry. Lucy terkejut tapi ia berhasil menetralkannya. Ia harus mencari cara agar Henry tak memarahinya. "Tidak. Aku hanya terinspirasi dan aku yakinkan padamu kalau itu semua adalah hasil karyaku sendiri," ujar Lucy dengan bangga. "Kau bisa buktikan?" "Ya, aku bisa."Henry mengalah. Ia segera pergi ke ruangan besar dekat tempat pertemuan tadi untuk menghadiri makan siang
last updateLast Updated : 2025-04-15
Read more
PREV
1234
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status