Home / Romansa / Penguasa Hati Tuan Arogan / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Penguasa Hati Tuan Arogan : Chapter 11 - Chapter 20

37 Chapters

Makan Malam Mewah

Henry baru saja kembali dari kantor catatan sipil untuk mendaftarkan pernikahannya dengan Lucy. Sekembalinya dari kantor itu, ia tak segera menuju kantornya. Ia datang ke rumah nyonya Ferlestin yang sudah pulang tadi pagi. Jantung Henry berdebar-debar menunggu hasil pertemuan antara nyonya Ferlestin dan tuan Domsley."Bagaimana keputusannya? Apakah tuan Domsley mau membantu?" tanya Henry tak sabar. Ini proyek besar yang mempertaruhkan nama baik dan reputasinya. Nyonya Ferlestin menyesap teh hijaunya. Sekilas ia menahan napasnya sebelum ia menjawab pertanyaan beruntun dari keponakannya. "Tuan Domsley tak berminat. Ia terlihat marah saat menolaknya. Menurutmu, apa mungkin ia mengetahui masalah di balik pembangunan sekolah itu?" tanya nyonya Ferlestin hati-hati."Tak mungkin ada yang tahu kecuali ia mencarinya ke pengadilan," ujar Henry dengan raut wajah penuh curiga tapi dipendamnya. "Aku hanya berfirasat saja. Karena saat aku menanyakannya sekali lagi, tiba-tiba wajah dan nada suara
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Wanita Entah Siapa

Saat kembali dari restoran mewah itu, Lucy segera menemui Henry yang ternyata telah berada di rumah terlebih dulu. Lucy memang meminta izin pada Henry untuk keluar kantor saat siang hari untuk bertemu dengan klien yang katanya akan membantu pembangunan sekolah akting milik keluarga Parker. Pertemuan berjalan rumit dan akhirnya semua lepas begitu saja tanpa ada alasan. "Kau sudah pulang?" tanya Henry yang baru turun dari ruangan kerjanya di lantai dua. "Bagaimana hasilnya? Ada perkembangan?" Lucy menurunkan wajahnya. Auranya sangat suram. Senyum di bibirnya tak nampak sedikitpun. Henry langsung mencurigainya mendapat berita kurang menyenangkan. "Henry, maafkan aku. Tadi, saat aku berhasil meyakinkan salah satunya, tiba-tiba saja mereka mendapat email dari seseorang untuk membatalkan kerjasama dengan kita. Padahal, kita perlu dukungan mereka untuk kembali melanjutkan projek itu," keluh Lucy. Henry tak terima dengan alasan itu. Projek besar itu terlalu sayang untuk dilewatkan. Ia tel
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Kau Menggila Semalam

Keesokan paginya, Carol terbangun dengan wajah yang pucat pasi ketakutan. Di dalam ingatannya, tiba-tiba terlintas wajah Damian yang sedang tersenyum menggoda dirinya. Selimut tebal yang ia kenakan disibakkan hingga terlihat tubuh putihnya yang terbalut gaun tipis persis seperti saat ia sedang menikmati anggur di ruangan kecil itu. Tubuhnya menegang, ia pun menepuk dahinya setelah ia menyadari sesuatu yang baru saja terjadi padanya. "Bukankah aku menggila ketika mabuk? Apa yang terjadi padaku semalam?" Carol turun dari ranjangnya, berlari ke luar kamar tanpa mempedulikan rambutnya yang hancur berantakan. Ia mencari-cari sosok Damian yang pastinya akan menertawainya pagi ini. "Wow rambutmu seperti singa yang baru bangun tidur," ejek Damian. Pria itu tertawa melihat gaya rambut istrinya yang seperti terkena badai angin topan tadi malam. Ia mengajak Carol untuk duduk menikmati sarapan pagi dan secangkir kopi yang hangat. "Makanlah dulu. Setelah itu mandi dan kita ak
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Aku Akan Bahagiakan Dia

Damian mengajak Carol berkeliling taman dan tempat rekreasi yang telah ia sewa sebelumnya. Ada banyak permainan di taman hiburan dengan tingkat kesulitan bermacam. Carol memilih menaiki bianglala, Damian mengikutinya. Pria itu membantu Carol duduk di dekat jendela sebelah dalam sedangkan Damian menjaganya di dekat pintu. Tangannya merangkul pundak Carol, bermaksud akan menjaganya agar tak jatuh. "Mengapa kau mengajakku ke taman bermain? Apa niatmu yang terselubung itu?" Carol menoleh meminta penjelasan dari Damian. Sejak mereka tak sengaja saling mengenal di pesta para pengusaha, Damian seolah bergerak secara misterius. Pria itu hanya menawarkan tanpa tahu maksud pastinya."Kau ragu?" Carol menggelengkan kepalanya. "Aku, punya rasa sakit hati yang sama denganmu. Tapi, ini lebih besar.""Kau akan menjadikanku alat untuk balas dendam?" pekik Carol. Damian memandangnya kaku. "Bukankah kau juga seperti itu? Kita sama dan sejalan," sindirny
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Kontrak Itu Harus Berhenti

Akhirnya, Henry dan Lucy mendapat kesepakatan baru dengan J.J group. Setelah sekian lama projek itu tak ada yang meminati. Mereka tersenyum senang. Setidaknya, projek yang akan direncanakan awal tahun depan tidaklah terbengkalai begitu saja. Ini sebuah awal yang baik. Pikir Henry dalam hati. Sejak pernikahannya dengan Lucy resmi diumumkan, berbagai spekulasi tak jelas masih sering mengerumuni mereka berdua. Lucy dinobatkan sebagai wanita perebut yang berhasil menyingkirkan Carol dari sisi Henry. Tak ada pembelaan dari Henry, kepalanya berputar ketika wartawan sering kali menanyakan hal itu padanya. Sambil menunggu perwakilan J.J group datang ke kantornya, Henry membuka laman peramban sebuah media gosip yang memunculkan nama Damian sebagai tajuk utamanya. Alisnya bertaut saling menukik. "Damian dan teman wanitanya," gumam Henry. Tangannya menggulir layar ponsel dengan tatapan penuh tanda tanya. Tak ada foto si wanita, hanya pakaian khas sekretaris CEO da
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Mari Buat Pai Apel

Damian cepat sekali rindu pada istrinya. Baru sekitar lima jam berpisah, ia sudah berada di rumah mewahnya yang selalu terlihat damai. Setidaknya, sebelum ia melihat bentuk dapurnya yang besar. "Astaga! Bencana dapur!" Carol berteriak memanggil asisten dapur mereka yang tengah berdiri di depan oven dekat kompor. Carol baru saja menumpahkan tepung dan gula hingga mengotori meja serta lantai. Damian menggelengkan kepalanya melihat tingkah lucu istrinya yang terkadang di luar nalar. Carol yang cantik dan berwibawa seolah lenyap jika melihat tingkah lakunya saat ini. "Butuh bantuan?" Damian berjalan lalu berhenti di depan meja dapur yang berantakan tadi. Carol menoleh. Matanya mengisyaratkan rasa bersalah yang cukup tinggi. Ia menunduk memainkan jarinya yang saling bertautan lalu mendekati suaminya."Aku minta maaf. Aku bermaksud akan membuat pai apel favoritmu. Tapi—""Mari kita buat bersama."Pria tinggi besar itu meng
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

Singkirkan Semua Pengacau

Carol tak dapat memejamkan matanya sekembalinya ia dari ruang kerja Damian. Bibir bawah tak sadar telah digigitnya hingga membekas. Satu jam lalu Damian mengajaknya duduk santai sembari menonton sebuah video. Hal paling romantis yang pernah ia terima sepanjang kehidupan cintanya. "Ini waktu kita di taman bermain?" Damian tak menjawab. Ia menarik pinggang Carol hingga istrinya itu tak sadar telah duduk di pangkuan sang suami. "Cantik sekali. Siapa yang membuat?""Ken punya partner yang bekerja di bagian editing sebuah studio film besar. Ia membayar mahal untuk film sinematik ini. Hanya dalam waktu satu hari, ia berhasil membuatnya sesuai keinginanku." Damian memperlihatkan nominal yang ia keluarkan untuk membuat video itu. Video berdurasi sepuluh menit dengan detil menakjubkan. "Wow. Fantastis sekali harganya." Carol membulatkan bibirnya. Satu kecupan mendarat manis di bibir itu, membuat pipi Carol merona merah. "Ini adalah kado pernikahan kita. Sebenarnya ada banyak, tapi aku ingin
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

Satu Langkah Lebih Awal

"Selamat pagi kakak sepupuku yang baik. Apa kabar?" Seorang pria muda tampan masuk ke dalam ruangan Damian dengan wajah berseri-seri. Ia membawa satu orang di belakangnya. Damian mengenalnya, itu adalah sekretaris si pria muda. "Kau sudah sarapan?" tanya Damian. Pria itu menyeringai bagai kuda menampilkan giginya yang putih. "Kau meremehkanku. Pukul berapa pertemuannya? Aku tak sabar membahas projekku bersama Mr Zuck." pria muda itu duduk di kursi yang berhadapan dengan Damian. Sebelum Damian menjawabnya, Carol masuk bersama Ken. Pria muda dan sekretarisnya menoleh bersamaan. "Perkenalkan, ini Carol. Konsultan bisnisku yang baru," ujar Damian memperkenalkan Carol pada pria muda itu. "Wow, aku tak menyangka kau mempekerjakan seorang konsultan. Bukannya kau ini rajanya properti?" sindir pria itu. "Dia adalah adik sepupuku. Namanya Billy Easton." Damian memperkenalkan pria muda itu sebagai sepupunya pada Carol. Keduanya langsung berjabat tangan. "Senang berkenalan dengan anda," u
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

Menyingkirkan Pesaing

"Sialan!" Henry membanting kasar setumpuk dokumen yang ada di atas meja kerjanya hingga tercecer di lantai. Matanya merah menahan marah, hidungnya kembang kempis seperti mengeluarkan asap. Ia menggaruk-garuk kepalanya hingga rambutnya berantakan. Buku tangannya juga memutih mengepal ingin meninju apa saja yang ada di hadapannya. "Brengsek!" Lucy masuk ke dalam ruangan Henry setelah mendengar keributan dari sana. Matanya terbelalak melihat kekacauan yang dibuat oleh suaminya itu. "Ada apa, Henry?" Lucy memunguti satu persatu kertas milik Henry lalu menatanya kembali ke meja kerjanya. "Ada sesuatu yang membuatmu marah?" "Aku mendapatkan informasi jika Danama Corp berhasil mendapatkan investor untuk pembangunan sekolah akting." Lucy membelalakkan matanya kembali. Henry menatap ke arahnya dengan tatapan marah dan juga emosi yang terpendam. "Kau tahu, impianku adalah membuat sekolah akting. Aku hampir berhasil mewujudkannya tapi Scott sialan itu yang telah menghancurkan mimpiku!" "Se
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

Mari Kita Bersaing

Pintu ruangan diketuk. Asisten kepercayaan Henry masuk membawa sebuah berita penting dari seorang mata-mata yang sengaja disewa oleh bos besarnya itu. Ia masuk ke dalam setelah mendapatkan perintah dari Henry."Apa berita yang kau bawa kali ini?" tanya Henry sembari membaca isi laporan dari sekretarisnya. Asisten itu mendekat. Ia menyerahkan sebuah amplop berisi draft kontrak perjanjian antara Danama dan J.J group. Henry membuka dan membaca isi surat itu. "Mereka benar-benar mengejek anda, tuan. Hari sebelumnya Mr Zuck membatalkan kerja sama dengan anda tapi hari berikutnya malah membuat kontrak dengan pesaing anda. Bukankah ini kebetulan?" tanya sang asisten memprovokasi Henry. "Kurang ajar! Pasti ini ulah Damian, ya kan?" sang asisten mengangguk. "Sudah kuduga, ia ingin memonopoli semua yang berhubungan denganku.""Tuan, ada rumor kalau nona Carol sekarang bekerja di Genius groups. Ada yang melihatnya di perusahaan itu kemarin. Apakah mungkin, nona Carol telah jadi mata-mata untuk
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more
PREV
1234
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status