Home / Romansa / Penguasa Hati Tuan Arogan / Satu Langkah Lebih Awal

Share

Satu Langkah Lebih Awal

Author: Rachel Bee
last update Last Updated: 2025-03-24 09:55:40

"Selamat pagi kakak sepupuku yang baik. Apa kabar?"

Seorang pria muda tampan masuk ke dalam ruangan Damian dengan wajah berseri-seri. Ia membawa satu orang di belakangnya. Damian mengenalnya, itu adalah sekretaris si pria muda.

"Kau sudah sarapan?" tanya Damian. Pria itu menyeringai bagai kuda menampilkan giginya yang putih.

"Kau meremehkanku. Pukul berapa pertemuannya? Aku tak sabar membahas projekku bersama Mr Zuck." pria muda itu duduk di kursi yang berhadapan dengan Damian.

Sebelum Damian menjawabnya, Carol masuk bersama Ken. Pria muda dan sekretarisnya menoleh bersamaan.

"Perkenalkan, ini Carol. Konsultan bisnisku yang baru," ujar Damian memperkenalkan Carol pada pria muda itu.

"Wow, aku tak menyangka kau mempekerjakan seorang konsultan. Bukannya kau ini rajanya properti?" sindir pria itu.

"Dia adalah adik sepupuku. Namanya Billy Easton." Damian memperkenalkan pria muda itu sebagai sepupunya pada Carol. Keduanya langsung berjabat tangan.

"Senang berkenalan dengan anda," u
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Menyingkirkan Pesaing

    "Sialan!" Henry membanting kasar setumpuk dokumen yang ada di atas meja kerjanya hingga tercecer di lantai. Matanya merah menahan marah, hidungnya kembang kempis seperti mengeluarkan asap. Ia menggaruk-garuk kepalanya hingga rambutnya berantakan. Buku tangannya juga memutih mengepal ingin meninju apa saja yang ada di hadapannya. "Brengsek!" Lucy masuk ke dalam ruangan Henry setelah mendengar keributan dari sana. Matanya terbelalak melihat kekacauan yang dibuat oleh suaminya itu. "Ada apa, Henry?" Lucy memunguti satu persatu kertas milik Henry lalu menatanya kembali ke meja kerjanya. "Ada sesuatu yang membuatmu marah?" "Aku mendapatkan informasi jika Danama Corp berhasil mendapatkan investor untuk pembangunan sekolah akting." Lucy membelalakkan matanya kembali. Henry menatap ke arahnya dengan tatapan marah dan juga emosi yang terpendam. "Kau tahu, impianku adalah membuat sekolah akting. Aku hampir berhasil mewujudkannya tapi Scott sialan itu yang telah menghancurkan mimpiku!" "Se

    Last Updated : 2025-03-25
  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Mari Kita Bersaing

    Pintu ruangan diketuk. Asisten kepercayaan Henry masuk membawa sebuah berita penting dari seorang mata-mata yang sengaja disewa oleh bos besarnya itu. Ia masuk ke dalam setelah mendapatkan perintah dari Henry."Apa berita yang kau bawa kali ini?" tanya Henry sembari membaca isi laporan dari sekretarisnya. Asisten itu mendekat. Ia menyerahkan sebuah amplop berisi draft kontrak perjanjian antara Danama dan J.J group. Henry membuka dan membaca isi surat itu. "Mereka benar-benar mengejek anda, tuan. Hari sebelumnya Mr Zuck membatalkan kerja sama dengan anda tapi hari berikutnya malah membuat kontrak dengan pesaing anda. Bukankah ini kebetulan?" tanya sang asisten memprovokasi Henry. "Kurang ajar! Pasti ini ulah Damian, ya kan?" sang asisten mengangguk. "Sudah kuduga, ia ingin memonopoli semua yang berhubungan denganku.""Tuan, ada rumor kalau nona Carol sekarang bekerja di Genius groups. Ada yang melihatnya di perusahaan itu kemarin. Apakah mungkin, nona Carol telah jadi mata-mata untuk

    Last Updated : 2025-03-26
  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Salah Sasaran

    "Carol!" Erik melambaikan tangannya menyapa kakak tirinya yang telah sampai lebih dulu di tempat yang mereka inginkan. Duduk di sebuah kafe anak muda sambil membicarakan hal-hal tidak penting. Mereka biasa seperti ini jika tak ada pekerjaan penting yang harus diselesaikan. "Menunggu lama?" tanyanya lalu duduk di bangku yang berhadapan dengan Carol. "Belum. Pesanlah makan dan minum." Carol menyerahkan buku menu pada Erik. Sambil menunggu adiknya memesan, ia sibuk berselancar di dunia maya."Bagaimana pekerjaanmu? Apa kau senang bekerja dengan Damian?" Erik terkekeh melihat reaksi Carol. Mata kakak tirinya itu melirik disertai dengusan tak suka. "Ehm, lumayan. Dia membuatku seperti pengangguran. Kau tahu, dia tak pernah mengizinkan aku bekerja terlalu keras. Satu hari, aku hanya memeriksa satu projek saja." Carol kesal. Rasa kesalnya itu ia lampiaskan pada minuman dingin yang dipesannya. Diteguknya susu kocok rasa strawberry dalam satu tegukan. Erik dibuat melongo melihatnya. "Wow,

    Last Updated : 2025-03-27
  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Phobia Terungkap

    "S-siapa kau?"Bulu leher Carol seketika meremang. Tangan kasar yang menutupi bibirnya membuatnya tak bisa berpikir jernih. Carol hanya bisa diam tak berkutik. Ia pikir, dirinya akan berakhir di tangan pemilik tangan itu. Carol memejamkan matanya, pasrah akan nyawanya. Namun sekejap, ia kembali membuka mata. Sebuah sentuhan di bibir akhirnya membuat dirinya tersadar. "Damian?" si pemilik tangan itu tertawa. Carol memukul lengan Damian cukup keras. Lampu kamar pun menyala. Terlihat rona merah menahan marah dan malu di wajah cantik Carol. Damian menangkupnya. "Kau marah?" mata Damian menelusuri mata Carol yang berkaca-kaca. "Maafkan aku.""Kau pikir itu lucu? Aku takut setengah mati hingga tak dapat bergerak," omel Carol. Tangannya menghentak kasar lengan Damian yang bertengger di bahunya. Carol memiliki trauma masa lalu dengan penculikan yang hampir merenggut nyawanya. Beruntung saat itu asisten pribadi ayahnya datang menolong. Hal yang paling membekas adalah ruangan gelap dan mulu

    Last Updated : 2025-03-28
  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Siapa Sebenarnya Damian?

    Damian bangun lebih dulu. Setelah pergulatan panas di ranjang semalam, tampaknya Carol tak bisa menahan lelahnya. Damian tak memaksakan diri, ia hanya mengajak Carol satu kali, itupun Carol langsung tertidur setelahnya. "Dia harus istirahat yang banyak hari ini," gumam Damian. Sebenarnya, akhir pekan ini Damian akan mengajak Carol berjalan-jalan ke sebuah peternakan milik kakeknya. Kabarnya, Carol menyukai hal-hal yang menenangkan bersama hewan. Itu diketahuinya dari Erik. Ah, teringat tentang Erik sepertinya Damian akan menanyakan sesuatu padanya. "Kau telah hidup bersama saudara tirimu lebih dari sepuluh tahun, apa kau mengetahui tentang traumanya?" tanya Damian dari sambungan telepon yang baru saja terhubung dengan Erik. Ini masih pagi, Erik baru saja membuka matanya dan Damian langsung menanyakan pertanyaan sulit padanya. [Damian, ini masih pagi. Aku baru saja bangun dan kau bertanya tentang trauma Carol. Astaga!] omel Erik yang geram pada Damian. "Aku tiba-tiba teringat den

    Last Updated : 2025-03-29
  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Hanya Sebuah Omong Kosong

    Carol tak mau bicara pada suaminya sejak kemarin siang. Setelah dirinya memergoki Damian dan Erik membicarakan sebuah rahasia, ia merasa seperti orang bodoh yang tak tahu apa-apa. Tampak keduanya hanya duduk tenang tanpa rasa bersalah sedikitpun padanya. Ia geram tapi memilih diam saja walau hatinya terasa sedikit panas. "Erik, kau ada waktu ke kantorku?" Erik yang tengah menyeruput kopi panasnya mendongak lalu mengangguk. "Aku ingin bicarakan tentang saham di Harold Times."Erik melirik Carol yang menghentikan kunyahannya. Kakak tirinya itu tampak tertarik dengan pembicaraan tentang perusahaan warisan ayahnya. "Kau ingin menjualnya?" tanya Erik. Damian menggelengkan kepalanya. "Aku ingin memberikannya pada seseorang." "Wanita?" Erik menyeringai, ingin menggoda kakaknya. Damian mengangguk. "Cantik?" Damian sadar jika Erik tengah menggoda Carol yang masih mendiamkannya. Damian mengangguk. Carol mendengus kesal. Cemburu, ia melempar sendoknya ke tengah meja hingga berdenting. Erik

    Last Updated : 2025-03-30
  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Bertemu Pria Aneh

    Carol tak bisa diam saja di dalam kantor. Isi kepalanya penuh dengan pemikiran aneh tentang suaminya. Entah mengapa ia merasa tidak terima jika seandainya suaminya memiliki wanita lain di luar sana. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, wanita cantik itu berjalan-jalan di sebuah mall besar di Amberfest untuk mencari pakaian serta gaun untuk pesta tahunan para pemilik perusahaan bulan depan. Ia datang mewakili Harold Times bersama Erik tentunya. Puas mencari barang yang diinginkannya, ia pergi membeli satu cup kecil es krim vanila untuk mengembalikan moodnya. Kepalanya mengangguk-angguk sambil memperhatikan setiap etalase yang dilewatinya. Begitu terpesonanya ia pada barang pajangan itu, tanpa sengaja dirinya menabrak seseorang yang tengah berdiri di sebuah etalase toko barang kebutuhan pria. BrukCarol jatuh terduduk dengan es krim yang jatuh di atas pakaiannya. "Ah, pantatku sakit," keluhnya disertai ringisan. Seseorang yang ditabraknya tadi menoleh. Matanya terbelalak melihat seor

    Last Updated : 2025-03-31
  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Apa Carol Diterima?

    Carol kembali ke kantor setelah berhasil kabur dari pria aneh di mall tadi. Peluh di pelipisnya semakin terurai sebesar biji jagung. Kakinya lemas setelah berlari cukup jauh. Beruntung pria itu tak mengejarnya. "Kau kenapa?" tegur Damian yang berdiri tegak sambil menyilangkan tangannya di dada. Carol tengah duduk di pojok ruangan dekat pintu masuk ruangan Damian. Ia tadi berniat ingin masuk ke dalam tapi lututnya tiba-tiba lemas tak bisa digerakkan. "Aku lemas tak bisa jalan. Bisa kau bantu aku?" Damian mengulurkan tangannya untuk membantu Carol berdiri. Ia memapah istrinya masuk ke dalam ruangannya. Ada yang aneh dengan Carol. "Ken, ambilkan air minum dingin dan segelas teh chamomile," perintahnya pada Ken. Asistennya itu segera pergi setelah diperintahkan. Sementara Damian membaringkan tubuh istrinya di kursi lebar dalam ruangan. "Kau kenapa?""Ada seseorang mengikutiku," ucap Carol, sedetik kemudian ia menggeleng. "Bukan, dia tertarik padaku."Damian mengerutkan dahinya bingung.

    Last Updated : 2025-04-01

Latest chapter

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Memalukan

    Henry menarik tangan Lucy pergi dari kantor milik tuan Gallant. Ia harus segera menyelamatkan muka dari tatapan sinis para petinggi perusahaan yang tadi ikut dalam rapat presentasi. Bukan salah Lucy sepenuhnya, Carol pasti sengaja mencari cara agar menjegal semua projek yang sedang dikerjakan oleh perusahaannya. "Henry, kenapa kau menarik tanganku? Kita harus ikut makan siang bersama tuan Gallant." Lucy menghempas tangan kasar Henry. Ia tak suka dipaksa. "Kalau kita menghindar, mereka akan semakin melecehkan kita.""Ini semua karenamu. Kenapa bahan presentasimu sama dengan milik Carol? Apa kau mengambilnya?" tuduh Henry. Lucy terkejut tapi ia berhasil menetralkannya. Ia harus mencari cara agar Henry tak memarahinya. "Tidak. Aku hanya terinspirasi dan aku yakinkan padamu kalau itu semua adalah hasil karyaku sendiri," ujar Lucy dengan bangga. "Kau bisa buktikan?" "Ya, aku bisa."Henry mengalah. Ia segera pergi ke ruangan besar dekat tempat pertemuan tadi untuk menghadiri makan siang

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Kau Berbohong?

    Wajah kesal Henry tercetak jelas saat ia memasuki ruangan, mengetahui jika di dalam ruangan itu ada Carol yang pernah menjadi teman kerja juga hidupnya. Lucy yang berdiri di sebelahnya pun merasakan hal yang sama. Rasa tak nyaman dan juga tekanan dari atmosfer di sekitarnya membuat punggungnya serasa dihujani ribuan batu es. Lucy memilih duduk di meja yang berseberangan dengan Carol. Ia berusaha tenang menetralkan detak jantungnya. Kadang ia melirik ke kanan hanya untuk melihat interaksi Carol dengan pria di sampingnya. 'Apakah itu kekasihnya?'Waktu berjalan cepat. Dua orang maju untuk presentasi secara singkat konsep yang akan mereka kerjakan jika terpilih menjadi pemenang sebagai konseptor terbaik. Kini giliran Lucy untuk maju sebagai perwakilan dari Deluxe Corp. Dengan wajah penuh percaya diri, ia berjalan menuju podium depan menyiapkan bahan presentasinya. Satu persatu slide presentasi dibuka menampilkan gambar dengan animasi 3D yang memukau mata. Dari kejauhan Carol menyipit

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Terkejut Melihat Kehadiran Carol

    Hari ini Damian mengajak Carol ke kantor milik tuan Gallant. Ditemani oleh tuan Domsley dan Ken. Tadi pagi saat mereka akan berangkat, Erik melakukan sedikit drama. Ia ingin ikut tapi Damian melarangnya. Tuan Gallant sangat sensitif terhadap media dan Erik telah terkenal di dunia pengusaha sebagai pemimpin utama Harold Times.Saat memasuki gedung dua puluh lantai yang megah itu, Carol merasa hawa kurang nyaman dari sekitarnya. Seolah semua orang tengah membicarakannya. Beberapa dari mereka memang tengah berbisik-bisik sambil menatap kedatangannya. Ia berusaha menghilangkan pikiran buruk itu. 'Mungkin saja mereka tengah mengagumi Damian.'Namun, pemikiran Carol ternyata salah. Mata sekelilingnya bukan tengah membicarakan Damian, tapi dirinya sendiri. Sayup-sayup terdengar suara seseorang yang mengatakan jika dirinya adalah menantu yang tak diinginkan oleh keluarga Parker. Lucy adalah yang terbaik. 'Dia menantu yang dibuang.''Untuk apa dia ke sini? Mengemis pekerjaan?''Apakah dia ak

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Api Dendam

    Carol tengah mengutak-atik laptopnya untuk mencari file penyimpanan projek yang pernah dipresentasikan dua tahun lalu saat dirinya masih berada di Deluxe Corp. Senyumnya mengembang, data yang ia butuhkan masih ada di laptop tua itu. Dalam sekejap mata, data itu diperbaiki untuk ditambahkan banyak detil yang diperlukan. 'Damian mengatakan padaku untuk membuatkan sebuah desain yang minimalis tapi berkesan. Sepertinya, desain ini harus ku tambahkan detail yang lain.' Carol berkata dalam hati.Hanya membutuhkan waktu dua jam, Carol berhasil menambah detail yang lebih baik. Tak lama kemudian, Damian masuk ke dalam kamar dengan hanya menggunakan celana pendek tanpa pakaian. Carol meliriknya, tiba-tiba saja pipinya memerah seperti tomat. "Kau sedang apa?" Damian mengintip dari atas. Carol menutup sebagian pekerjaannya. Sengaja agar Damian tak mengganggunya lagi. "Besok saja lagi. Sudah malam.""Tak apa. Aku sedang luang hari ini."Damian berjalan menuju lemari pakaian, mengambil kaus leng

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Projek Baru

    Henry menggeram menahan marah, mengabaikan panggilan dari asistennya yang sejak tadi berdiri di dekat meja. Satu jam lalu, seseorang memberitahu sebuah informasi yang menurutnya sangat berbahaya untuk masa depan perusahaannya. Henry memejamkan matanya. Ia memikirkan skenario untuk mencegah kerugian apabila apa yang ada di kepalanya benar terjadi. 'Carol bekerja di perusahaan milik Damian.' Sebuah informasi yang cukup membuat darahnya berdesir hebat. Bukan karena kemunculan kembali Carol setelah sekian lama menghilang. Sempat beredar kabar jika dirinya bekerja di Harold Times tapi kini ia malah berada di perusahaan pesaingnya. Bukan, bukan takut hanya saja nasib perusahaan sedang dipertaruhkan kali ini. "Bodoh!" Henry meremas rambutnya. "Kenapa dia berada di pihak Damian? Apa mungkin semua kegagalan yang perusahaanku alami akhir-akhir ini karena ulah Carol dan Damian?"Pintu ruangan diketuk. Asisten Henry masuk bersama nyonya Ferlestin. Istri pamannya itu sering datang mengunjunginy

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Sesuatu Yang Janggal

    Carol menatap serius ke arah layar proyektor yang menampilkan data hasil pengembangan perusahaan beberapa bulan ke belakang. Data itu pernah dibacanya saat ia baru masuk ke perusahaan Damian. Matanya menyipit dan kedua alisnya berkerut tak nyaman. Tangannya begitu lincah menari di atas kertas putih, mencatat apa saja hal yang dirasanya janggal dan aneh. Saat Jessica masuk ke dalam rencana anggaran, tiba-tiba tangannya berhenti bergerak. Jessica si pembaca presentasi terus berbicara sesuai dengan deretan angka yang tengah diperlihatkan di layar proyektor. "Semua rencana anggaran berasal dari rekomendasi dari berbagai macam pihak. Saya, sudah mendapatkan persetujuan dari tuan Damian dan tuan Marco," ujar Jessica sebelum menyelesaikan presentasinya. Carol mengangkat tangannya. Mulutnya gatal ingin mengomentari isi dari presentasi wanita berambut pendek di depannya. "Saya pernah membaca draftnya beberapa minggu lalu. Semua yang anda ceritakan di depan tadi, sedikit berbeda dengan yang

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Rahasia Erik Dan Damian

    Awal hari yang indah, diawali senin pagi yang membuat semua orang enggan pergi dari peraduannya. Begitu juga dengan Damian. Matanya masih setengah mengantuk, karena tadi malam Carol mengajaknya berkeliling pasar malam tengah kota. Carol mencoba berbagai macam makanan khas tanpa henti. Damian saja yang hanya melihatnya, sangat enggan untuk mencoba. Carol rupanya belum bangun dari tidurnya. Wanita itu masih nyaman bergelung di dalam selimut. Jam dinding telah menunjukkan pukul enam pagi. Sudah waktunya, mereka mempersiapkan diri untuk berangkat menuju kantor. Hari ini, ada presentasi hasil rapat minggu lalu. Akan ada tuan Domsley datang untuk mengawasi. "Carol, bangunlah. Hari ini ada presentasi dari divisi pengembangan. Kau ikut mengawasinya." Damian mengguncang-guncang tubuh Carol yang masih belum mau bergerak. Damian menarik lengannya, lalu memberi satu kecupan di dahi mulus Carol. "Kalau tidak bangun, akan aku cium bibirmu hingga bengkak." Mata Carol tiba-tiba terbuka. Lalu berla

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Henry Mencurigai Sesuatu

    Henry begitu menikmati waktunya yang santai bersama Lucy hari ini. Di tengah kesibukannya, ia teringat dengan istrinya yang telah diabaikannya berhari-hari. Wanita yang selalu bersama dengannya itu sungguh bahagia melihat perubahan sang suami. Perhatian inilah yang diharapkannya sejak pernikahan mereka dua bulan lalu."Kau memesan kamar VVIP?" tanya Lucy begitu dirinya masuk ke dalam bioskop. Seorang pekerja bioskop mengajak mereka naik ke lantai dua, di sana terdapat lima kamar VVIP yang diisi khusus bagi pengunjung terpilih. "Aku memesannya tiga hari lalu. Ini kejutan untukmu." Henry tersenyum. Lucy bahagia mendengarnya. Pria yang dicintainya memberikan kejutan di saat dirinya sedang sedih. "Terima kasih." Keduanya kini duduk di kamar VVIP ketiga yang terletak di lantai dua. Sebenarnya Henry ingin di bagian tengah, karena pemandangannya lebih menarik. Tapi di bagian itu, telah dipesan dua jam sebelum dirinya. Kedua mata Henry menyipit, melihat pekerja bioskop berkali-kali masuk

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Dia Juga Datang

    Fakta mengenai siapa Damian sebenarnya, belum ada yang berani membicarakan. Erik mengatakan, apa yang terlihat di depan mata bukanlah yang sebenarnya terjadi. Damian hanya menyembunyikan separuh dari misteri hidupnya. Tak ada yang tahu pasti apakah dia iblis atau malaikat. Carol melihat sosok Damian sebagai sosok dingin dan misterius yang terkadang sering bertingkah aneh. Selama ini, tak pernah sekalipun pria itu ringan tangan padanya. Walau wajahnya nampak sedikit kejam. Setidaknya, ia tetap memakai topeng malaikat di depannya. "Sedang membicarakan aku?" tanya Damian dari balik pintu ruang kerja yang kini terbuka lebar. Carol dan Erik saling melirik. Carol melengos, Erik terkekeh melihat reaksi kakak tirinya itu. "Kau terlalu percaya diri." Carol mencebik. Ia segera pergi dari hadapan Damian dan Erik. Kedua pria itu saling tatap lalu menggelengkan kepalanya. Erik melihat ke arah ruang tengah, memastikan Carol telah pergi dari sana. Setelah itu, ia berbisik perlahan di telinga Dam

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status