All Chapters of Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya: Chapter 11 - Chapter 20

38 Chapters

Pertengkaran Manis

Mobil melaju dengan kecepatan stabil di bawah langit malam yang pekat. Elera duduk di kursi belakang dengan tangan terlipat di dada, matanya menatap kosong ke luar jendela, mencoba memahami semua yang baru saja terjadi. Seharusnya ini hanya malam biasa. Seharusnya ia masih bisa bercanda dengan Maya tentang kasus-kasus aneh di rumah sakit. Seharusnya ia masih bisa pulang ke apartemennya yang nyaman, bukannya ikut seorang pria yang baru dikenalnya beberapa hari lalu ke tempat yang entah di mana.Leon duduk di sebelahnya, tetap dengan ekspresi datar yang sulit ditebak. Tatapannya lurus ke depan, seakan tidak peduli dengan badai yang sedang berkecamuk di dalam kepala Elera. Sementara itu, Dante yang mengemudi malah terlihat menikmati situasi ini."Aku suka keheningan ini," gumam Dante sambil menyeringai. "Tapi aku lebih suka kalau ada sedikit hiburan. Bagaimana kalau kalian bertengkar seperti tadi?"Elera meliriknya tajam. "Tutup mulutmu, Dante."Dante tertawa kecil. "Oh, Dokter. Kau benar
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

Babak Baru

Dada Elera naik-turun, napasnya tertahan dalam ketegangan yang mendominasi udara di antara mereka. Kata-kata Leon masih menggema di benaknya, seolah mengukir dirinya sendiri di dalam pikirannya. Menikah?Elera ingin tertawa, ingin meneriakkan protesnya, ingin mengatakan bahwa ini konyol. Namun, saat ia menatap mata Leon—mata yang tajam, penuh keyakinan, sekaligus bahaya—suara itu tertahan di tenggorokannya."Tidak." Elera akhirnya menemukan suaranya, meskipun terdengar lebih lemah dari yang ia inginkan. "Aku tidak akan menikah hanya karena kau berpikir ini adalah cara terbaik untuk melindungiku."Leon tetap diam, hanya menatapnya seolah membaca setiap inci keraguannya. "Ini bukan hanya tentang melindungimu, Elera," suaranya datar, tapi ada sesuatu yang berbahaya terselip di dalamnya. "Ini juga tentang memastikan kau tidak bisa disentuh oleh siapa pun yang berniat menyakitimu."Elera mengatupkan rahangnya. "Jadi aku harus menerima begitu saja? Menikah denganmu hanya karena itu membuat s
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

Meyakinkan Elera

Malam sudah larut, tetapi mansion Leon Santiago masih dipenuhi aktivitas. Para pengawal tetap berjaga di sudut-sudut strategis, sementara beberapa orang kepercayaannya masih sibuk mengurus bisnisnya. Namun, di ruangan pribadi Leon, suasana lebih tenang—meskipun tegang dengan pembicaraan yang sedang berlangsung.Dante bersandar pada kursi di seberang meja, memutar segelas whiskey di tangannya. Sorot matanya tajam saat mengamati pria di depannya.Leon berdiri di dekat jendela besar, tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. Matanya menatap ke luar, ke pemandangan kota yang diterangi cahaya lampu. Tetapi pikirannya tidak ada di sana.“Jadi,” Dante akhirnya membuka suara, nadanya penuh penilaian, “kau ingin pendapatku tentang bagaimana meyakinkan Elera untuk menikah denganmu?”Leon menghela napas, lalu berbalik. “Ya.”Dante menaikkan satu alis. “Itu bukan sesuatu yang biasanya kau minta, Leon.”Leon mendekat, menuangkan whiskey ke gelasnya sendiri, lalu duduk di seberang Dante. Ia mengadu
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

Kebebasan yang Penuh Batasan

Elera akhirnya diizinkan kembali bekerja, tetapi ada satu masalah besar: ia tidak benar-benar bebas. Sejak pagi, dua pria berpakaian hitam sudah berdiri di dekatnya seperti bayangan yang tidak diinginkan. Mereka tidak berbicara, tidak mengganggu, tetapi kehadiran mereka saja sudah cukup membuatnya muak.Di rumah sakit, keberadaan dua pria berpakaian seperti bodyguard mafia jelas menarik perhatian. Beberapa perawat mulai berbisik-bisik, sementara beberapa dokter senior mengangkat alis penuh tanya."Elera, siapa mereka?" tanya salah satu koleganya, Dr. Angela, dengan nada geli. "Jangan bilang ini bentuk baru dari honeymoon protection?"Elera mendengus, menahan kekesalan. "Sama sekali bukan. Aku akan membereskannya sekarang juga."Dengan gerakan cepat, dia meraih ponselnya dan menekan nomor Leon. Tidak butuh waktu lama sebelum suara berat pria itu terdengar di seberang."Apa?" suara Leon terdengar santai, seakan tidak ada masalah di dunia ini.Elera tidak membuang waktu. "Katakan pada ora
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

Pengumuman

Elera masih menatap pria di hadapannya dengan ekspresi yang sulit dibaca. Udara di sekeliling mereka semakin menegang, seolah waktu melambat dan semua orang menunggu kelanjutan percakapan mereka.Dengan tarikan napas yang hampir tidak terdengar, Elera akhirnya berkata, "Belum. Dia masih calon suamiku."Tatapan pria itu sedikit melunak, seolah mendapatkan sedikit harapan dari jawaban Elera. Namun, sebelum dia bisa merespons, Elera melanjutkan dengan nada yang lebih ringan, "Dan kau juga bisa datang ke pernikahanku nanti. Aku akan mengirim undangan jika kau mau."Leon, yang sejak tadi hanya diam dengan ekspresi datarnya, tiba-tiba terkekeh pelan. Suaranya dalam dan berbahaya."Oh tidak, sayang. Dia harus datang di acara pertunangan kita dulu."Elera langsung menoleh dengan cepat, matanya membelalak menatap Leon. "Apa?!"Tapi Leon tidak menghiraukannya. Tatapannya masih terkunci pada pria di hadapan mereka, bibirnya melengkung dalam senyuman tipis yang jelas mengandung tantangan.Pria itu
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

Bahaya yang Belum Berakhir

Elera belum sempat menghirup napas lega ketika suara alarm memenuhi seluruh mansion. Suara nyaring itu menusuk telinga, membuat atmosfer di ruangan semakin menegangkan.Dante langsung berdiri, rahangnya mengeras. "Sial. Mereka masih ada di sekitar sini."Kai yang sedang menyiapkan peralatan jahit untuk Leon langsung membanting meja kecil di dekatnya. "Brengsek. Kita bahkan belum selesai menjahit si singa ini!"Elera menegang, menggenggam erat tangan Leon yang masih tak sadarkan diri. Mata pria itu bergerak di balik kelopak matanya, tetapi belum juga terbuka sepenuhnya."Siapa yang menyerang kalian?" suara Elera bergetar, tetapi matanya menyala dengan emosi yang sulit dijelaskan.Dante mengumpat di bawah napasnya. "Kami belum tahu pasti. Tapi jelas ini bukan serangan sembarangan."Kai berdiri, menatap Dante dengan tajam. "Aku harus tetap menjahitnya. Kalau tidak, dia bisa kehilangan lebih banyak darah."Dante mengangguk cepat. "Aku akan mengurus keamanan. Kai, kau tetap di sini. Jangan
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Ancaman yang Mengintai

Mobil-mobil melaju dengan kecepatan tinggi di bawah langit malam yang gelap. Elera duduk di dalam SUV lapis baja, diapit oleh Kai dan Diego di kedua sisinya. Meskipun tubuhnya aman, pikirannya masih berputar pada sosok Leon, yang kini dalam kondisi belum sepenuhnya pulih."Dia keras kepala." Elera bergumam sambil menggigit bibirnya, tatapannya terpaku ke luar jendela.Diego, yang duduk di seberangnya, menyilangkan tangan. "Bukan hanya keras kepala. Santiago itu seperti anjing liar yang tidak mau tunduk, bahkan ketika nyawanya di ujung tanduk."Kai terkekeh lelah. "Kau berbicara seolah kau tidak mengenal tipe seperti dia, Diego."Diego hanya menghela napas, lalu matanya mengarah pada Elera. "Bagaimana denganmu? Apa kau akan terus berada di sampingnya?"Elera terdiam sesaat. Semua kejadian ini terasa begitu cepat—pernikahan yang dipaksakan, pertarungan yang tak ada habisnya, dan kini serangan yang hampir merenggut nyawa mereka.Akhirnya, dia menjawab, "Aku berjanji akan tinggal sampai se
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Pertunangan

Keadaan akhirnya berangsur tenang setelah serangan yang membuat mereka harus melarikan diri. Leon memutuskan untuk memindahkan mereka ke tempat yang lebih aman—sebuah rumah baru di tengah kota, lebih modern, lebih canggih, dan yang paling penting, dijaga oleh orang-orang yang jauh lebih bisa dipercaya.Rumah ini bukan sekadar mansion biasa. Dengan teknologi keamanan tingkat tinggi, sensor gerak, pengawasan ketat, dan akses terbatas bagi orang luar, tempat ini lebih seperti benteng pribadi. Bahkan Kai, yang sudah terbiasa dengan tempat-tempat mewah, menghela napas kagum begitu melihat interiornya.Elera tidak terlalu peduli dengan semua itu. Baginya, yang terpenting adalah bisa kembali bekerja tanpa harus merasa seperti tahanan. Tapi, tentu saja, Leon punya rencana lain.“Kita akan menggelar pesta pertunangan,” kata Leon tiba-tiba saat mereka sedang sarapan.Elera berhenti mengaduk kopinya dan menatapnya dengan mata menyipit. “Maaf, apa?”Leon meletakkan garpunya dan menatap Elera denga
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Pernyataan Sang Santiago

Malam itu, pesta pertunangan Leon Santiago dan Elera diselenggarakan dengan kemewahan yang hanya bisa dibayangkan dalam dongeng modern. Ballroom yang luas dihiasi dengan kristal dan lampu gantung yang berkilauan, menciptakan nuansa elegan yang memukau setiap tamu yang datang. Musik orkestra mengalun lembut, sementara pelayan berlalu-lalang membawa nampan berisi sampanye terbaik dan hidangan istimewa.Para tamu yang hadir bukanlah orang biasa—politisi, pebisnis, konglomerat, bahkan bangsawan dari berbagai negara—semuanya berkumpul untuk menyaksikan perayaan pertunangan Leon Santiago, pria yang dikenal sebagai pengusaha brilian dengan jaringan yang luas. Tidak ada yang tahu bahwa di balik layar, dia lebih dari sekadar seorang pengusaha.Di tengah pesta, Elera berdiri dengan anggun dalam gaun malam berwarna merah tua, pilihan yang sangat berani, tetapi juga mencerminkan posisinya saat ini—sebagai wanita yang kini berdiri di sisi Leon Santiago. Gaun itu membentuk siluet tubuhnya dengan sem
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Milik Leon Santiago

Elera membelalak, jantungnya masih berdegup kencang setelah ciuman yang baru saja terjadi di hadapan ratusan pasang mata.Seluruh ballroom hening, hanya suara dentingan gelas dan bisik-bisik tamu yang mulai berdengung.Mantan kekasihnya menatap Leon dengan tajam, rahangnya mengeras. Sorot matanya jelas menunjukkan ketidakpuasan."Berani sekali kau, Santiago." Suaranya rendah, penuh dengan tantangan.Leon tersenyum miring, mengunci Elera dalam lengannya dengan lebih erat. "Kenapa tidak? Aku hanya menegaskan fakta."Elera ingin menginjak kakinya. Pria ini benar-benar...!Maya yang berdiri tidak jauh dari mereka sudah kehilangan akal sehatnya. Dia menutupi mulutnya dengan kedua tangan, bergetar antara ingin tertawa atau menjerit kegirangan."Astaga, aku bisa menulis novel dari ini!" katanya dalam suara tertahan.Dante menggelengkan kepala, meskipun senyuman kecil muncul di bibirnya. Kai hanya bersiul pelan.Namun sebelum ada yang bisa berkata lebih jauh—BRAK!Pintu ballroom terbuka keras
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more
PREV
1234
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status