Home / Rumah Tangga / ANTARA AKU DAN RANIA / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of ANTARA AKU DAN RANIA : Chapter 21 - Chapter 30

55 Chapters

21

Mentari pagi menyimbolkan sinar keemasan, mbok kehangatan namun itu tak cukup menyentuh hatiku. Perasaan sedih dan cemburu masih menyergap jiwa, menguasai perasaan dan sebagian pikiranku. Aku sedikit kesulitan dalam memanajemen perasaan cemburu karena aku tidak pernah menyiapkan diriku dalam situasi poligami ini. Dan beginilah aku, terpuruk sendirian dan sering sekali menangis Ting TingPonselku berdenting dari sebuah nomor yang tidak kukenali, aku menimbang-nimbang untuk tidak mengangkatnya tapi kupikir itu mungkin dari kantorku jadi aku segera menggeser tombol hijau "Halo selamat pagi.""Selamat pagi Mbak assalamualaikum."gemetar suara wanita di seberang sana membawa pikiranku pada keyakinan bahwa itu pasti adalah istrinya Mas Husein. Tapi dari manakah dia mendapatkan nomor ponselku."Ada perlu apa?""Aku ingin minta izin agar Mas Husen bisa bersamaku selama seminggu, kami ada acara keluarga di luar kota, sepupuku akan menikah jadi aku ingin mengajaknya ikut serta.""Ok?""Aku ing
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

22

Kembali dari tempat kerja mas Husein terlihat buru-buru memasukkan bajunya ke dalam tas ponsel dan laptopnya. Tidak lupa dia kemas charger dan beberapa pakaian dalam.Pria yang tadi pagi bertengkar denganku itu, dia nampak acuh tak acuh saja, tidak mau memandang diri ini bahkan tak menyapaku sedikitpun. Sebenarnya tidak perlu kutanyakan dia pasti akan berangkat keluar kota bersama Rania dan anaknya. Tadi pagi Wanita itu sudah menelponku untuk minta izin, meski aku menolak lelaki ini tetap akan nekat bersama istrinya "Apa kau akan pergi ke Semarang bersama Rania?""Iya dia sudah minta izin denganmu kan?""Kalau begitu baguslah. Aku tidak perlu minta izin dua kali.""Besok aku ada jadwal screening untuk operasi Mas, apa aku akan pergi sendirian?""Kamu pergi sama Indira adikku aja. Aku tidak bisa membatalkan jadwal kepergian dengan Rania!"jawabnya sambil tetap sibuk mengemas pakaian. "Namun....""Apa kau terus ingin membantah dan adu argumen denganku haruskah ku batalkan rencana perj
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

23

Kucoba mengumpulkan kesadaran, kelopak mata ini terasa berat untuk dibuka dan saat kubuka bayangan memburam antara cahaya yang baru menyorotku dan sensasi sakit di kepala membuatku tak tahan."Alia kamu baik-baik aja?"aku seperti mendengar suara bosku tapi rasanya tak kuasa untuk segera membuka mata, selain terkulai sambil menghela nafas "Kamu sakit ya, kalau sakit nggak usah datang ke kantor kamu bisa kerjain semuanya dari rumah."dia yang ada di sebelah kananku terus mengoceh sementara telinga ini berdenging tidak karuan membayangkan foto suamiku dan Rania siang tadi. "Maafkan karena saya merepotkan?" "Bukan masalah itu. Aku tidak mau ada karyawan yang tersiksa di kantor sendiri. Apalagi sampai sekarat. Tadi asisten menemukan beberapa obat di tasmu, Apa kau mengidap penyakit?""Iya pak aku memang sakit tapi aku sungguh ingin bekerja.""Ya ampun Alya Kenapa tidak bicara dari awal sehingga aku tidak perlu harus menyuruhmu kerja jauh dari rumahmu."Tuan Fadli menatapku dengan prihati
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

24

Aku yang tadinya ingin menghabiskan waktu untuk istirahat dan menenangkan diri terpaksa harus marah lagi, aku emosi dan tidak bisa menahan diri lagi untuk menjawab perkataan suamiku yang kasar. "Aku tidak pernah melibatkan sahabatku dan aku tidak ingin dikasihani olehmu. Jika kau ingin menelponku itu karena kehendak hatimu dan kesukarelaanmu bukan karena kau terpaksa!""Apa bedanya?" tanya lelaki itu sambil mendengkus!"Apa aku terlihat sangat menyedihkan dan pantas mengemis kasih sayang darimu? Kurasa tidak Mas! Lagi pula kau telah lama membagi cintamu dariku untuk apa aku meminta perhatian lagi!""Ah terserah kau saja! Yang pasti aku tidak mau diganggu olehmu!""Kalau begitu baiklah! Aku hanya memberitahu kalau besok aku akan mulai ambil darah dan cek lab untuk proses operasiku! Aku akan segera berangkat!""Kapan dan ke mana?""Aku akan berangkat dalam Minggu ini ke Singapura jika kau tetap berada di Semarang bersama Rania tidak masalah Aku tidak akan mencarimu!""Heh tumben kau t
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

25

Seiring dengan matinya panggilan suamiku announcement dari terminal bandara memanggil diri ini untuk segera boarding ke pesawat tujuan Singapura Aku dan sahabatku Jessica, serta Viora asisten Tuan Fadli segera menuju gate yang sudah disiapkan untuk pesawat kami. Berjalan beriringan dengan kedua wanita hebat itu membuatku memiliki semangat dan sedikit kepercayaan diri bahwa aku juga bisa sembuh dan berkarir sukses seperti mereka berdua. Aku mungkin punya harapan untuk hidup yang lebih baik juga menemukan cinta baru yang akan memberiku kebahagiaan. Yah... Meski itu sedikit sulit dan berlebihan tapi aku sengaja menghidupkan harapan di hatiku agar tidak terlalu hancur memikirkan Rania dan suamiku. (Jangan berangkat dulu! Kamu tidak bisa pergi tanpa suamimu!) Itu pesan suamiku sebelum aku benar-benar mematikan ponsel dan pesawatnya akan berangkat. (Aku sudah berada di dalam pesawat Mas, aku sudah duduk di bangkuku?)(Kau akan kualat tidak mendengarkan perkataanku!)(Untuk kesehatan ak
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

26

(Apa kau bilang apa? Kau bilang aku tidak berhasil mengobatimu? Apa kau gila?)(Dan apa kau lihat aku sembuh sekarang ini? Bukannya sembuh aku malah semakin stress kurus dan botak! Kau bukan saja menghancurkan jiwaku tapi juga hati dan pemikiranku!)(Jangan playing victim begitu Alya! Kau bukan korban dalam rumah tangga kita karena setiap orang punya peran dalam alur hidup ini?)(Menurutku aku korban kekejamanmu! Aku ditipu olehmu!)(Dan itulah alasan yang membuatmu melawan dan tidak mendengarkanku? Kau bilang Aku gagal menyembuhkanmu? Padahal kau tidak akan bertahan hidup sampai hari ini kalau aku tidak mengusahakan pengobatanmu! Kenapa kau tidak mensyukuri hal itu?)(Maaf aku mau mandi dan berdandan, aku akan mengganti pakaian dan pergi ke rumah sakit. Terserah kau mau bilang apa?)(Berdandan katamu? Dokter mana yang akan Kau goda!)(Aku tidak segatal kamu jadi tenang saja?)*Begitu tiba di rumah sakit Mount Elizabeth Hospital, aku terpukau sekaligus terkejut karena suasana yang s
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

27

Setelah 2 hari menjalani opname dan observasi akhirnya tibalah hari dimana aku bersiap untuk dibawa ke ruang operasi dan itu adalah titik yang sangat kuharapkan bisa mengubah hidupku. Dibantu oleh Jessica dan fiora Aku mau ganti pakaian mengenakan gaun rumah sakit dan penutup kepala. Sahabatku terlihat terharu sambil terus menggenggam tangan ini dan mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja. "Mari kita berdoa!"dia menggenggam tanganku lalu mengajakku berdoa. Sejurus kemudian dia mengucapkan kata Amin dan membuka matanya. "Dengarkan aku Aliyah... Kau akan baik-baik saja!""Aku sedikit gugup tapi aku akan berdoa,"jawabku sambil berusaha tersenyum. "Dokter di sini ada dokter terbaik dan prosedurnya adalah prosedur paling canggih. Jangan ragu!""Iya aku akan menguatkan hatiku!"*Pintu ruang operasi terdengar berderit dengan berat menelan tubuhku yang lemah. Aroma disinfektan dan beberapa obat menusuk hidung bercampur dengan samar ketakutan yang ada di hatiku.Di sekelilingku par
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

28

Mentari pagi menyelinap lembut melalui tirai jendela dan menyapaku yang masih terbaring lemah. Dua hari telah berlalu sejak operasi dan hari ini aku direncanakan untuk pulang dari rumah sakit Mount Elisabeth, Singapura.Rencananya aku akan menjalani masa pemulihan selama seminggu di Singapura, pertimbangannya untuk memudahkan kontrol luka operasi dan keadaanku, kemudian sisa 3 minggu lainnya akan ku habiskan di rumah."Apa hari ini kau sudah siap untuk pulang?""Ya Aku benar-benar ingin kembali ke apartemen dan menghilangkan kecemasan yang ada di hatiku, tidur di rumah sakit bukan bagian rencana hidupku." Jessica tertawa mendengarkanku. "Tapi kok terlihat nyaman dalam 2 hari terakhir...?""Itu karena aku berusaha menyamankan diri." Sahabatku semakin tertawa setelah mendengarkan candaanku. "Tapi bunga mawar putih kemarin itu dari siapa...""oh itu dari Tuhan Fadli... Bunganya masih segar jadi aku mau minta vio untuk membawanya ke apartemen dan meletakkannya ke dalam vas!""Oh begitu
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

29

Pesawat mendarat di bandara dengan lancar, masih didorong kursi roda, Jessica membantuku. Tuan Fadli juga ada bersama rombongan kami bersama asisten dan penjaganya. Kupikir kami akan berpencar di bandara, ternyata dia sudah menyiapkan mobil jemputan yang luas untuk mengantarku ke rumah. "Saya tidak masalah naik taksi Pak!" Aku merasa tidak enak terlalu banyak bergantung padanya, jadi di depan para stafnya Aku berusaha untuk tidak terlalu banyak mengambil kesempatan dan manfaat. "Tidak saya akan memastikan kamu sampai di rumah dengan selamat!"pria tampan itu membukakan pintu mobil untukku lalu membantuku untuk naik, memegang tanganku sementara Jessica memegang sisi lainnya. Aku diperlakukan seakan aku ini adalah nyonya atau istrinya sendiri. Sebenarnya keadaan itu membuatku tersanjung tapi tetap saja aku harus tahu diri. Tidak boleh ada perasaan terlalu bahagia atau berekspektasi tinggi sebab aku tahu aku siapa.*Begitu tiba di rumah,Pintu gerbang terlihat tertutup, itu artinya m
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

30

Entah berapa lama aku pingsan tapi saat terbangun dan samar-samar mengumpulkan kesadaranku, aku melihat bayangan Jessica yang masih mengenakan baju pink dan kacamata di atas kepalanya. Ada Tuan Fadli juga flora dan beberapa penjaga mereka yang masih ada di sekitarku."Aku kembali karena kau tidak kunjung menjawab teleponku!"jawab Mas Fadli sambil berjongkok ke arah sofa di mana aku berbaring Aku yang masih kaget dan mengambang dengan keadaan yang mengejutkan terutama dipandangi oleh mereka semua dengan keadaan khawatir merasa sedikit bingung. "Sebenarnya aku tidak tahu sejak kapan aku pingsan?""Aku menelponmu dari mobil untuk memastikan kau baik-baik saja tapi 15 menit menelpon dan terus mengulangnya kau tidak punya mengangkatnya. Kukira aku harus kembali dan memeriksa keadaanmu dan ternyata benar saja kau terkulai lemas di atas kursi ini!""Lalu suamiku?""Ada tuh!"Mas fadli menyingkir sedikit dari hadapanku dan menunjukkan Mas Husein yang masih berdiri di dinding antara koridor
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more
PREV
123456
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status