All Chapters of Jatuh Cinta di Hati yang Tepat: Chapter 81 - Chapter 90

100 Chapters

Bab 81

"Kak ...." Eleanor memanggilnya dengan suara pelan.Bibir Dominic menempel di pipi Eleanor. Dia menjawab dengan lembut, "Aku di sini.""Soal kejadian dengan Declan dan Rowan ...." Eleanor menggigit bibirnya. "Kalau keluargamu tahu kamu kehilangan kendali karena aku dan hampir menghajar orang sampai mati, apa pertunangan kita akan dibatalkan?"Dominic mencium keningnya. "Aku nggak akan membiarkan hal itu terjadi. Mereka nggak akan tahu."Eleanor menunduk, dadanya terasa sesak. Suaranya lirih saat berujar, "Kamu nggak perlu melakukan semua ini demi aku."Dominic mengangkat dagu Eleanor dengan telapak tangan yang hangat dan lebar, membuatnya menatap lurus ke matanya. "Elea, semua itu perlu. Bagiku, kamu lebih berharga daripada nyawaku sendiri."Tatapan Dominic dalam dan tajam, penuh gairah yang membara saat menatap Eleanor. Eleanor termangu. Hatinya bergejolak, begitu banyak emosi yang sulit diungkapkan.Dia tidak menyangka bahwa dirinya memiliki posisi sepenting itu di hati Dominic. Bulu
Read more

Bab 82

Adrian mengangguk. "Kapan ada waktu luang? Aku akan membawamu bertemu beberapa kenalan agar kamu bisa mendapatkan lebih banyak sumber kasus."Eleanor tahu Adrian ingin membantunya membangun koneksi, jadi dia tidak menolak. "Oke, minggu depan saja."Emily berlari menuruni tangga dengan langkah cepat, lalu langsung memeluk kaki Eleanor. "Kakak! Kamu pulang!"Eleanor mengusap kepalanya. "Hmm."Jocelyn yang berdiri di samping tersenyum dan bertanya bagaimana keadaan Eleanor akhir-akhir ini, apakah dia sudah terbiasa tinggal di luar.Eleanor tidak lagi bersikap kasar terhadapnya seperti dulu. Dia hanya mengangguk pelan. "Aku mau ke atas sebentar, mau ambil sesuatu."Eleanor naik ke kamarnya."Adrian, aku merasa Elea sudah berubah," kata Jocelyn dengan senyum lembut. "Kamu sadar nggak? Kali ini sikapnya jauh lebih lembut terhadap kita."Adrian mengangguk puas. "Dia sudah dewasa, nggak kekanak-kanakan lagi."Di kamar, Eleanor mengganti pakaiannya dan bersiap merias diri di meja rias. Namun, s
Read more

Bab 83

Cindy menatap Giana dengan mata berlinang air mata. "Nenek ...."Giana melihat ke arah Dominic, lalu ke arah Cindy dan menghela napas. "Ah, sudahlah. Cindy, karena kejadian hari itu cuma sebuah kesalahpahaman, ceritakan kembali di depan semua orang. Aku percaya Eleanor bukan orang yang bersikap nggak masuk akal."Karena Giana sudah berbicara demikian, itu berarti tidak ada lagi yang membela Cindy.Cindy menarik napas, memasang ekspresi seolah-olah sangat teraniaya. "Hari itu di arena pacuan kuda, aku meminta Kak Eleanor mengajariku menunggang kuda. Awalnya semuanya berjalan lancar, tapi tiba-tiba kudanya mengamuk. Aku ... aku terjatuh dan terluka."Semua orang sudah mengetahui kejadian itu, tetapi dari nada bicara Dominic tadi, sepertinya ada sesuatu yang belum terungkap. Jadi, tidak ada yang menyela, menunggu Cindy melanjutkan ceritanya.Cindy melirik sekilas ke arah Dominic. Tatapannya terlalu tajam dan menakutkan, membuat Cindy sedikit gemetar. Dia tergagap-gagap. "Sebenarnya ini ha
Read more

Bab 84

Kenapa Eleanor merasa nada bicara Giana terdengar agak tidak sabar? Dari nada suaranya, seolah-olah kalau dia tidak memaafkan Cindy, dia akan dianggap tidak tahu terima kasih?Eleanor baru saja hendak berbicara, tetapi Dominic lebih dulu membuka mulutnya. "Nenek, apa maksudmu? Mau memaafkan atau nggak, itu keputusan Eleanor. Nggak boleh ada yang memaksanya."Giana menunjukkan ekspresi tidak senang. "Dominic, kamu sedang menyalahkanku?""Nggak." Ekspresi Dominic tetap datar dan tidak acuh. "Aku hanya ingin Nenek nggak memberi tekanan kepada Eleanor."Melihat Dominic membela dirinya di hadapan neneknya, Eleanor tidak ragu lagi. Dia langsung berkata, "Sudah, sudah, aku memaafkannya."Selesai bicara, pandangannya sekilas melirik ke arah Dominic. Sesudah itu, dia meraih tangan Dominic dan mencubitnya pelan, memberi isyarat agar dia tidak terus berdebat dengan neneknya.Dominic menangkap isyarat itu dan ketajaman di matanya pun berangsur menghilang.Cindy melihat pemandangan ini. Dia kesal h
Read more

Bab 85

Hari-hari berlalu dalam gerimis musim gugur yang tak henti-hentinya.Sampai akhirnya, di hari pertunangan, langit yang telah mendung selama beberapa hari akhirnya cerah.Di vila Keluarga Izara.Hari ini adalah hari pertunangan Eleanor. Seluruh Keluarga Izara sudah bangun sejak dini hari. Bahkan Emily yang biasanya suka bangun siang, juga bangun lebih awal dan mengenakan gaun merah yang meriah.Di kamar Eleanor, tim penata rias profesional sedang meriasnya. Hari ini, dia mengenakan gaun berwarna merah muda. Rambutnya disanggul dan dihiasi dengan aksesoris mutiara.Emily bersandar di meja rias sambil memiringkan kepala dan menatapnya. Dengan suara jernih, dia memuji, "Kak, kamu cantik sekali hari ini."Eleanor tersenyum dan mencubit pipinya.Namun, ekspresi Emily tiba-tiba berubah menjadi sedikit muram. Dia mengerutkan alisnya dan bertanya, "Kak, kalau nanti kamu menikah, kamu masih sering pulang ke rumah, 'kan?"Eleanor tertegun sejenak, tidak menyangka Emily akan bertanya seperti itu.
Read more

Bab 86

Eleanor tersenyum dan menggigit bibirnya. "Cepat atau lambat aku tetap akan menjadi milikmu, kenapa begitu terburu-buru?"Dominic menggenggam tangannya, jari-jarinya dengan lembut mengusap telapak tangan Eleanor. "Aku bahkan nggak bisa menunggu sehari pun ... bukan, lebih tepatnya sedetik pun."Dia tertawa ringan sebelum melanjutkan, "Dulu aku takut kamu merasa pernikahan langsung itu terlalu mendadak, jadi aku mengusulkan ke ayahmu agar kita tunangan dulu. Kita bisa nikah setelah hubungan kita lebih matang. Tapi, sekarang rasanya aku telah menjebak diriku sendiri."Eleanor tersenyum dan bertanya, "Jadi, menurutmu hubungan kita sudah cukup matang belum?"Dominic mencubit pipinya pelan. "Seharusnya aku yang tanya itu. Kalau aku sih sudah lama yakin."Eleanor menunduk dan tersenyum. Dia ingin menggoda Dominic lebih jauh. "Kalau begitu, tunggu saja sedikit lagi."Dominic tertawa penuh kasih sayang. Dia pun bertanya, "Kalau begitu, aku mau tahu kapan kamu bersedia menjadi istriku?""Lihat
Read more

Bab 87

Dominic terkekeh-kekeh dingin. "Mengancamku? Memangnya kamu pantas?"Saat masih SMA, Katalina pernah menyatakan perasaannya pada Dominic. Namun, Dominic menolak dengan sopan.Gadis itu seperti plester yang tidak mau lepas, selalu mengikutinya ke mana pun. Di sekolah, semua orang tahu bahwa dia mengejar Dominic.Merasa sangat terganggu, dia akhirnya menggunakan pengaruh keluarganya untuk memaksa Katalina pindah sekolah. Setelah dia pergi, akhirnya Dominic bisa merasa tenang.Namun, ketenangan itu tak bertahan lama. Saat kuliah, Dominic kembali bertemu dengannya. Entah dari mana Katalina mendapatkan informasi bahwa Dominic mendaftar di Universitas Ordo, dia pun mengikuti jejaknya dan lolos ujian.Setiap hari, Katalina mengantarkan sarapan untuk Dominic, mengikuti ke mana pun dia pergi, bahkan menghadiri kelas yang sama. Surat cinta dan hadiah terus berdatangan tanpa henti. Sekali lagi, karena obsesinya terhadap Dominic, Katalina menjadi sorotan di kampus.Dengan air mata berlinang, Katal
Read more

Bab 88

Selena menenangkan, "Jangan khawatir. Semua orang yang datang hari ini adalah tamu undangan untuk pesta pertunangan. Emily nggak akan dalam bahaya.""Anak kecil suka bermain, mungkin dia bermain di luar vila. Vila ini sangat luas, wajar kalau kamu sulit menemukannya dalam waktu singkat. Kita bisa mengecek rekaman CCTV terlebih dahulu."Eleanor berkata, "Ayahku sudah pergi untuk memeriksanya. Sebaiknya kita berpencar mencari. Kirim lebih banyak orang untuk mencarinya."Tiba-tiba, terdengar suara heboh dari kerumunan di depan mereka. Mereka serempak menoleh dan langsung berubah pucat pasi.Layar elektronik besar yang awalnya digunakan untuk menampilkan video acara pertunangan kini malah menayangkan rekaman Emily yang sedang diculik. Gadis kecil itu menangis histeris karena ketakutan."Ayah, Ibu, Kakak, kalian di mana? Huhuhu .... Aku mau cari Ibu! Lepaskan aku! Ibu, aku ditangkap orang jahat! Tolong selamatkan aku! Huhuhu ...."Di dalam layar, Emily terlihat diikat di kursi, menangis dan
Read more

Bab 89

Dominic mengejar Eleanor, tetapi seorang pria tiba-tiba muncul dan menghalangi jalannya. Pria itu menabrak Dominic dengan cukup keras, membuat anggur merah yang dipegangnya tumpah dan mengenai bajunya.Dominic tidak peduli dengan itu, ekspresinya cemas saat mencoba mengejar Eleanor. Namun, pria itu justru berdiri di depannya dan meminta maaf berulang kali, "Maaf, Pak Dominic. Aku nggak sengaja. Aku bantu bersihkan ya?""Nggak apa-apa." Dominic melangkah ke samping, mencoba menghindari pria itu.Namun, pria itu juga bergerak ke arah yang sama, masih menghalanginya. "Pak Dominic, aku benar-benar minta maaf. Tolong jangan marah."Dominic mulai kesal, jadi membentak, "Minggir!"Pria itu menggosok hidungnya, lalu tersenyum meminta maaf dan akhirnya menyingkir.Dominic mengejar sampai di depan lift, tetapi yang dilihatnya hanyalah angka-angka yang terus berubah. Hatinya mencelos.Lift sudah mencapai lantai 9. Sekalipun dia mengambil lift lain sekarang, dia tetap akan terlambat.Saat berikutn
Read more

Bab 90

Karena jarak terlalu dekat dan gerakan Katalina sangat cepat, Dominic yang sedang memeluk Eleanor pun kehilangan fokus dan tidak punya cukup waktu untuk bertindak.Jika dia ingin bertahan, dia harus segera mendorong Eleanor dan menyerang Katalina. Namun, semuanya terlambat.Meskipun menguasai sedikit keahlian bela diri, dia tidak mungkin sempat mendorong Eleanor dan bertindak dalam waktu sesingkat itu.Saat pisau itu menusuk, mata Dominic membelalak. Dia hanya bisa memeluk Eleanor lebih erat, memutar tubuhnya sedikit, dan menahan tusukan itu untuknya.Begitu pisau menembus tubuhnya, Dominic mendengus."Tidak!" Jeritan Katalina menggema di udara. Dia mundur dua langkah, menatap situasi di depan dengan tidak percaya."Kenapa ...." Katalina meraung, "Dominic! Kenapa kamu begitu peduli padanya? Kamu bahkan rela mengorbankan nyawamu demi dia?"Bau anyir darah memenuhi udara dan Eleanor akhirnya sadar akan apa yang terjadi. Dia melepaskan diri dari pelukan Dominic, lalu menunduk dan melihat
Read more
PREV
1
...
5678910
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status