Home / Romansa / Jatuh Cinta di Hati yang Tepat / Kabanata 71 - Kabanata 80

Lahat ng Kabanata ng Jatuh Cinta di Hati yang Tepat: Kabanata 71 - Kabanata 80

100 Kabanata

Bab 71

Keesokan harinya, suasana di firma hukum terasa aneh begitu Eleanor melangkah masuk.Di setiap area yang dia lewati, selalu terdengar bisikan dan tatapan mengarah padanya.Eleanor berjalan ke ruang kerjanya dan duduk. Torro yang biasanya satu ruangan dengannya, belum sembuh dari rawat inap. Jadi saat ini, ruangan itu hanya ditempati olehnya seorang diri.Baru beberapa menit duduk, Vivian datang. Dia berdiri di pintu dan mengetuk dua kali, lalu berkata, "Eleanor, ikut aku ke ruanganku sebentar."Eleanor kurang lebih sudah bisa menebak topik pembicaraannya. Dia pasti ingin menanyakan tentang kejadian semalam.Di dalam kantor, Vivian duduk di kursi kerjanya dan tampak kesal. "Tadi malam aku tugaskan kamu dan Jovin untuk bernegosiasi sama klien. Tapi yang aku dengar, kamu justru bentrok sama dua calon klien dan bahkan sampai melakukan kekerasan?"Eleanor menjelaskan dengan tenang, "Aku memang ke sana untuk membicarakan kontrak. Tapi dua pria itu cuma fokus sama hal-hal kotor. Mereka melece
Magbasa pa

Bab 72

[ Mereka bahkan bikin grup khusus untuk gosipin kamu. Kamu nggak masuk grup itu, nanti aku kirimin tangkapan layarnya ya. ]Tak lama kemudian, Maudy mengirim lebih dari 30 tangkapan layar. Eleanor melihat satu per satu dan amarahnya makin membuncah.Awalnya, dia mengira dengan mentraktir makan di restoran mewah, hubungan sesama rekan kerja bisa membaik. Siapa sangka, di balik senyum ramah dan kesopanan mereka, tersembunyi kata-kata jahat yang keji.Erica dan Jovin adalah biang yang menyebarkan fitnah dan mempermalukannya. Rekan kerja lainnya juga ikut bergosip dan memercayai semuanya tanpa mengecek kebenaran terlebih dahulu. Saat inilah, Eleanor baru sadar bahwa ternyata dia terlalu naif memandang dunia kerja.Eleanor ingin menggunakan sebuah jamuan untuk membina hubungan dengan rekan kerjanya. Sepertinya, pemikirannya ini terlalu polos. Tempat ini benar-benar bisa menguliti orang dengan kejam.Di saat itulah Eleanor baru benar-benar mengerti, hal terpenting di tempat ini adalah kemamp
Magbasa pa

Bab 73

Satu jam kemudian, Eleanor muncul di depan pintu kantor Vivian.Dengan tenang, dia meletakkan setumpuk kontrak di meja Vivian dan berkata,"Bu Vivian, tugas yang kamu berikan sudah selesai. Ini kontrak penasihat hukum lima tahun, 300 juta sudah ditransfer. Selain itu, aku juga berhasil menandatangani tiga kasus sengketa pembayaran dan satu gugatan pelanggaran paten.""Keempat kasus ditangani sebagai kuasa hukum biasa dan seluruh biaya jasa hukum sudah dibayar di tempat. Kalau ditotal dengan kontrak penasihat hukum, total semuanya 1,6 miliar. Kalau nggak percaya, kamu bisa minta bukti transfer ke bagian keuangan. Di ponselku juga ada bukti pembayaran."Sambil berbicara, Eleanor membuka galeri di ponselnya dan memperlihatkan tangkapan layar bukti transfer. "Kerugian firma sudah aku tutupi."Vivian terdiam dan terbelalak. Dengan setengah tak percaya, dia membuka kontraknya. Begitu melihat tanda tangan dan cap resmi, matanya membelalak kaget. "Grup Izara ... Adrian Izara itu ...."Eleanor
Magbasa pa

Bab 74

Vivian berkata, "Tenang saja. Selama kamu nggak tinggal diam saat aku butuh bantuan, aku nggak akan buka mulut."....Keesokan harinya.Eleanor mengemudi menuju pengadilan untuk menghadiri persidangan. Begitu sidang selesai dan dia baru keluar dari gedung pengadilan, dia bertemu dengan Rowan.Eleanor langsung menatapnya dengan waspada. "Kamu ngapain di sini?"Rowan menatapnya dengan penuh rasa rindu. "Aku tahu kamu sekarang kerja di Firma Hukum Victory dan hari ini kamu jadwal sidang. Makanya aku sengaja nunggu kamu di sini."Eleanor memicingkan mata melihatnya. Tersirat kemarahan dalam matanya saat berkata, "Kamu nyelidiki aku?"Tebersit kesedihan dalam mata Rowan. "Eleanor, beberapa hari ini aku benar-benar hancur. Aku nggak bisa berhenti mikirin kamu."Eleanor mencibir pelan. "Lalu, apa hubungannya sama aku?"Rowan tiba-tiba tersenyum, lalu dari saku jasnya, dia mengeluarkan sebuah cincin berlian yang berkilau. Seperti mempersembahkan harta karun, dia berkata, "Dulu kamu bilang suka
Magbasa pa

Bab 75

"Mobil ini ...."Tentu saja Rowan masih ingat dengan mobil ini.Dulu, saat masih di Kota Alman, Eleanor pernah mengendarai mobil ini sekali. Saat itu, Erica mengejeknya habis-habisan dan mengatakan bahwa dia cuma pura-pura kaya, menyewa mobil mahal cuma untuk pamer foto.Rowan percaya-percaya saja waktu itu. Sekarang, dia baru sadar betapa bodohnya dirinya saat itu.Mendadak, wajahnya berubah pucat. Seperti teringat sesuatu yang menggetarkan hatinya."Cincin di tanganmu tadi itu cincin yang kamu coba di Chaumet waktu itu, 'kan?" Bibirnya gemetar, "Saat itu kamu sudah .... Eleanor, kita bahkan belum putus waktu itu. Kamu sudah nggak sabar nyoba cincin nikah sama orang lain?""Kamu yang mengkhianati hubungan kita!" Sorot matanya memerah. "Kenapa kamu begitu?"Eleanor tertawa miris. "Hubungan?" Eleanor meliriknya dengan senyum sindiran. "Bukannya kamu sendiri yang bilang, kamu selalu melihat bayangan Erica di diriku?"Tubuh Rowan menegang seketika, wajahnya seputih kertas. "Kamu ... kamu
Magbasa pa

Bab 76

"Kenapa buru-buru? Pertunjukan sesungguhnya masih ada di belakang." Eleanor menyunggingkan senyuman tipis."Apa maksudmu?"Saat itu, terdakwa lainnya, Erica, juga bergegas masuk. "Eleanor! Kamu benar-benar menuntutku? Aku cuma bergosip sedikit, apa harus sampai begini?"Eleanor tetap tenang. "Satu lagi datang."Erica baru saja menerima pesan dari pengadilan yang mengabarkan bahwa kasus pencemaran nama baik terhadap Eleanor sudah resmi diproses. Dia telah menjadi terdakwa.Karena tidak percaya, Erica buru-buru membuka pesan itu dan melihat surat tuntutan serta informasi perkara. Dia langsung membeku.Eleanor akhirnya mengangkat kepalanya, menatap kedua orang yang masuk dengan penuh amarah. "Kalian ini pengacara. Seharusnya paham konsekuensi dari menyebarkan fitnah terhadap seseorang. Kalau kalian memang ingin menghancurkan karier sendiri, aku tinggal membantu mempercepatnya saja.""Kamu ...!" Erica hendak memaki, tetapi tiba-tiba terdiam. Dia sadar, jika sampai benar-benar dijatuhi huku
Magbasa pa

Bab 77

Sepanjang hari, Erica gelisah dan terus berada di kantor Eleanor. Dia sudah mencoba segala cara, dari membujuk, memohon, melontarkan berbagai kata manis, tetapi Eleanor tetap tidak berniat mencabut tuntutannya. Dia hampir saja berlutut untuk memohon."Bu Eleanor, kamu orang yang bijaksana, tolong jangan dendam padaku. Anggap saja aku ini angin lalu dan ampuni aku. Kumohon, kalau aku benar-benar dijatuhi hukuman dan dicabut izin advokatku, hidupku akan hancur!""Bu Eleanor, tolong cabut gugatanmu. Aku rela menjadi pelayanmu!"Eleanor menatapnya dengan dingin. "Nggak perlu.""Bu Erica, ada banyak pekerjaan di dunia ini. Kehilangan izin advokat bukan akhir dari segalanya. Kalau sudah nggak bisa bertahan di profesi ini, tinggal ganti jalur saja." Eleanor menepuk bahu Erica sambil tersenyum. "Semangat ya! Aku yakin kamu bisa!"....Sore hari, jam pulang kerja, Eleanor berjalan keluar dari firma hukum bersama rekan-rekannya.Tiba-tiba, seorang rekan perempuan di sebelahnya menarik ujung leng
Magbasa pa

Bab 78

Dominic meliriknya dengan dingin. "Perlu bilang ke kamu?"Olivia mencubit Kevin. "Elea itu tunangan Kak Dominic, acara tunangannya sebentar lagi. Ngapain kamu ikut-ikutan? Mau cari perhatian?""Aduh, jangan cubit aku, sakit!" Kevin tertawa santai. "Aku cuma nggak tahan lihat Eleanor ditindas. Bagaimanapun, kita ini teman, 'kan?"Dominic menatap Eleanor, matanya menyiratkan rasa kasihan. "Elea, sebelumnya kamu diganggu waktu menangani kasus, lalu sekarang difitnah di firma hukum. Sebagai tunanganmu, aku merasa gagal melindungimu."Eleanor menggeleng. "Nggak bisa dibilang begitu. Mana mungkin kamu bisa bersamaku 24 jam, 'kan?""Tapi, kamu ini harta karun di mata Dominic. Dia nggak bisa terima kalau kamu ditindas." Kevin menimpali, "Kamu tahu nggak, dulu dia sampai menghajar seseorang sampai babak belur demi kamu ...."Sebelum Kevin bisa menyelesaikan kalimatnya, Dominic tiba-tiba menyela, "Kevin!"Melihat ekspresi Dominic yang tidak senang, Kevin langsung mengganti topik. "Yang penting s
Magbasa pa

Bab 79

Wenny adalah gadis yang pendiam dan lembut. Saat itu, dia ketakutan sampai bersembunyi di belakang Eleanor.Begitu melihat Eleanor jauh lebih cantik daripada Wenny, Declan langsung mengalihkan targetnya. Dia mengganggu Eleanor, tidak membiarkannya pergi, juga memaksa Eleanor untuk menambahkan kontaknya dan berpacaran dengannya, bahkan melontarkan banyak kalimat cabul yang menjijikkan.Eleanor masih ingat betapa takutnya dia saat itu. Di depan gerbang sekolah, ada banyak siswa yang berlalu-lalang, tetapi tidak ada satu pun yang membantu mereka.Saat itu, Eleanor belum belajar bela diri, jadi dia tidak berani melawan Declan. Karena panik, dia membual mengatakan dirinya mengenal preman. Eleanor mengancam preman itu tidak akan membiarkannya lolos jika dia berani macam-macam padanya.Kalau tidak salah ingat, dia memang sempat menelepon Dominic waktu itu. "Kak, waktu itu kamu bilang siapa pun yang berani menggangguku, bakal kamu patahin kakinya, 'kan?""Ya, sekarang ada orang yang mengganggu
Magbasa pa

Bab 80

"Setelah keluar dari rumah sakit, dia langsung dikeluarkan dari sekolah. Perusahaan keluarga Declan juga terkena dampaknya karena kejadian ini. Tak lama kemudian, mereka bangkrut. Satu keluarga pun terpaksa pindah dari Kota Ordo.""Ehem, waktu itu Dominic juga sempat masuk sel. Kakeknya marah besar, sampai memerintahkan untuk menahannya beberapa hari. Tapi, neneknya nggak tega. Neneknya setiap hari menangis di depan kakeknya, sampai kakeknya jadi pusing sendiri.""Akhirnya, Dominic dikeluarkan juga. Keluarga Orlando pun membayar kompensasi dalam jumlah fantastis ke Keluarga Rizta supaya masalah ini bisa diselesaikan secara damai. Karena masalah ini, Dominic juga dipukul kakeknya."Selesai bercerita, Kevin menatap Eleanor dengan penuh makna. "Eleanor, dulu aku ini benar-benar nggak sadar kalau Dominic menghajar orang itu karena dia suka sama kamu. Aku pikir dia cuma marah karena adiknya diganggu, jadi sebagai kakak harus balas dendam. Baru-baru ini aku sadar kalau Dominic ternyata sudah
Magbasa pa
PREV
1
...
5678910
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status