Home / Rumah Tangga / Ayo Bercerai, Kapten! / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Ayo Bercerai, Kapten!: Chapter 21 - Chapter 30

32 Chapters

Chapter Dua Puluh Satu

“Apa semuanya sudah disiapkan?” tanya Nathan mendekati Rachel yang sedang menata pakaian ke dalam kopernya. “Ya, kurasa sudah semua,” jawabnya. *** Sesuai rencana, hari ini Nathan bersama Rachel akan pergi ke bali untuk honeymoon kedua mereka dan memperbaiki hubungan yang sebelumnya sempat renggang.Di bandara, Nathan menarik koper mereka sementara Rachel berjalan di sampingnya, sedikit gugup. Ia masih belum sepenuhnya percaya bahwa mereka benar-benar akan pergi berdua untuk waktu yang cukup lama.“Kamu yakin nggak ada yang ketinggalan?” tanya Nathan sambil melirik Rachel.Rachel mengangguk. “Sudah kuperiksa berkali-kali.”Nathan tersenyum. “Bagus. Karena setelah ini, kita akan menikmati liburan tanpa gangguan.”Rachel tertawa kecil. “Aku masih nggak percaya kamu berhasil membujukku secepat ini.”Nathan mendekat, berbisik di telinganya, “Aku hanya memanfaatkan kelemahanmu.”Rachel memutar matanya. “Aku nggak punya kelemahan.”Nathan terkekeh. “Oh, percaya
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more

Chapter Dua Puluh Dua

“Laut?” gumam Rachel saat dia dan Nathan sudah berada di bibir pantai setelah menikmati makan bersama. “Sudah lama kita tidak liburan ke tempat seperti ini,” gumam Rachel tersenyum melihat suasana pantai saat petang hari.Nathan mengangguk, memandang laut yang tenang dengan mata penuh nostalgia. Angin pantai berhembus lembut, membawa aroma air asin yang khas. Cahaya oranye keemasan dari matahari terbenam memantul di permukaan laut, menciptakan pemandangan yang begitu indah."Kamu masih ingat terakhir kali kita ke pantai bersama?" tanya Nathan tiba-tiba.Rachel mengerutkan kening, mencoba mengingat. "Hmm... Mungkin tiga tahun lalu?"Nathan tersenyum kecil. "Iya. Waktu itu kita ke Lombok, dan kamu sempat marah karena aku terlalu sibuk dengan pekerjaan."Rachel terkekeh kecil. "Aku ingat. Aku kesal karena kamu malah sibuk dengan teleponmu sementara aku pengen menikmati liburan."Nathan menghela napas pelan. "Maaf, Hel. Aku dulu terlalu sibuk dengan duniaku sendiri. Se
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

Chapter Dua Puluh Tiga

Nathan memperhatikan wajah Rachel yang sudah terlelap dengan tenang sambil menggenggam tangannya erat. Pria itu sudah mencaritau di internet gejala-gejala yang dialami Rachel. Menurut dari hasil pencariannya, Rachel mengalami depresi karena trauma mendalam, dan Nathan tidak tahu trauma seperti apa yang pernah dialami Rachel sampai membuatnya seperti ini. “Sebenarnya, sampai kapan kamu menyembunyikan semua hal dariku, Hel?” batin Nathan merapikan anak rambut yang jatuh ke pelipis wanita itu.Nathan menghela napas panjang, matanya masih terpaku pada wajah Rachel yang tertidur lelap. Ada sesuatu yang selalu disembunyikan istrinya—sesuatu yang cukup dalam hingga membuatnya terjebak dalam trauma yang tidak pernah ia ceritakan.Ia merasa tak berdaya. Selama ini, Nathan selalu berpikir bahwa cinta dan kesabaran cukup untuk menyembuhkan luka di antara mereka, tapi kenyataannya, ada bagian dari Rachel yang masih terkunci rapat, tak bisa ia jangkau.Jemarinya denga
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Chapter Dua Puluh Empat

“Wah, indah banget pemandangannya,” gumam Rachel yang berdiri di bagian depan kapal feri dengan pemandangan laut yang indah. Angin berhembus menerpa tubuhnya. Dress putih dan rambutnya melambai-melambai karena hembusan angin. Nathan sedang fokus menyetir kapal feri itu sambil memperhatikan Rachel di sana.“Kamu suka?” tanya Nathan dengan senyum kecil di wajahnya, tangannya masih kokoh menggenggam kemudi kapal.Rachel menoleh dan mengangguk penuh antusias. “Suka banget! Lautnya jernih, anginnya sejuk... rasanya menenangkan.”Nathan tertawa kecil. “Aku tahu kamu pasti suka. Makanya aku bawa kamu ke sini.”Rachel kembali menatap laut yang membentang luas di hadapannya, matanya berbinar. “Kamu tahu, rasanya seperti... aku bisa melupakan semuanya untuk sesaat. Hanya ada angin, ombak, dan langit yang luas.”Nathan diam sejenak, lalu berjalan mendekati Rachel, membiarkan kapal melaju dengan tenang. “Kalau begitu, jadikan ini sebagai tempat untuk memulai sesuatu yang baru. Kita bisa
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Chapter Dua Puluh Lima

Tok! Tok! Tok! “Apa kamu akan terus mengurung diri sendiri seperti itu, Hel?” Nathan masih berusaha sabar dengan sikap Rachel yang terus menghindar. Semua keanehan yang terjadi pada istrinya itu, diluar kebiasaan. Dan itu memicu rasa penasaran nya semakin besar. “Rachel, bisa bicara? Jangan terus menghindar dan membuatku bingung karena tidak tau apa pun.” Nathan masih terus berusaha memanggil Rachel sambil mengetuk pintu kamar. Dibalik pintu, Rachel duduk bersandar ke daun pintu, dia sedang menangis tanpa suara. “Maaf, Nathan.” Rachel hanya bisa membatin dengan penuh rasa bersalah. Dia ingin bicara dan menceritakan semuanya pada Nathan. Tapi, dia masih takut dan tidak memiliki cukup keberanian untuk mengatakannya. Nathan menghela napas panjang, lalu menyandarkan keningnya ke pintu. Suaranya lebih lembut kali ini.“Hel… Aku nggak akan marah, jadi bisakah kamu berhenti menghindari seperti ini. Kita datang ke sini untuk berlibur dan menikmati momen bahagia bersama. Kalau kamu sepert
last updateLast Updated : 2025-03-30
Read more

Chapter Dua Puluh Enam

“Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Nathan. Saat ini, mereka berdua sudah duduk di kursi ruang tengah dekat televisi. “Aku sebenarnya takut untuk mengatakannya padamu. Aku takut kamu tidak akan mempercayaiku,” ujar Rachel menggigit bibir bawahnya. “Aku pasti akan mempercayaimu, Hel. Aku sangat percaya 100% padamu,” ujar Nathan dengan serius. Rachel pun menggigit bibirnya sambil menghela napas. “10 tahun yang lalu, saat aku duduk di bangku SMA. Orang tuaku bercerai, mereka memilih menikah lagi dan menitipkanku pada Tante Yeni, adik dari Mama. Aku dicampakkan oleh orang tuaku sendiri karena mereka lebih mementingkan keluarga baru mereka. Sedangkan hidup di rumah tante Yeni, aku menjadi pembantu di sana. Selain membersihkan rumah, memasak untuk mereka semua, aku juga harus melayani keluarga Tante Yang jumlahnya tidak sedikit. Selain dua anaknya, di sana ada adik dari suami tante Yeni yang tinggal di sana,” tutur Rachel dan saat itu Nathan melihat wajah Rachel pucat dan kedua t
last updateLast Updated : 2025-03-31
Read more

Chapter Dua Puluh Tujuh

Mata Nathan langsung membelalak. Rahangnya mengeras seketika.. “Apa?” suaranya rendah, hampir seperti bisikan marah yang tertahan.Rachel mengangguk lemah, air matanya kembali jatuh. “Dia bebas, Nath… Karena kejahatannya tidak besar. Saat aku mendengar nama itu dari Tante Laela, aku mencoba mengabaikannya, meyakinkan diriku kalau dia tidak akan melakukan hal seperti itu dulu. Aku tidak mungkin bertemu lagi dengannya, jadi aku masih aman. Tapi aku tetap ketakutan. Setiap malam aku mimpi buruk, aku merasa seperti dia ada di sekitarku, mengawasiku… Dan kamu, kamu selalu tidak ada di sampingku. Sampai aku merasa frustrasi sendiri,” gumam Rachel. “Aku paham, aku mengerti, kamu sedang bekerja. Kamu punya tanggung jawab di maskapai sebagai seorang pilot. Aku sadar, kamu tidak sepenuhnya milikku, tapi aku tetap ketakutan dan terlalu mengharapkanmu. Maafkan aku… “Nathan mengepalkan tangannya, mencoba menahan gejolak kemarahan yang semakin membara di dadanya. “Kenapa kamu tidak memberitahuku
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

Chapter Dua Puluh Delapan

“Rachel...” Nathan mengelus lembut rahang Rachel di sana. “Bangun Sayang.” Mendengar itu, Rachel perlahan membuka matanya dan menatap Nathan di depannya. Senyuman manis terukir indah di bibir wanita itu. “Pagi, Nathan... “ sapa Rachel. “Bangun, yuk. Kita sarapan, aku sudah siapkan sarapan untuk kita,” ajak Nathan di sana. Rachel menganggukkan kepalanya, masih dengan senyumannya. Sejak dia mengatakan semuanya pada Nathan, semua beban hidupnya dan Nathan memilih untuk mempercayainya. Itu sudah sangat cukup untuk membantunya bangkit dan merasa lega.Nathan tersenyum hangat melihat ekspresi tenang di wajah Rachel, berbeda jauh dari malam-malam sebelumnya yang selalu diwarnai tangis dan mimpi buruk. Ia membungkuk sedikit, mengecup kening Rachel dengan penuh kasih.“Pagi ini kamu cantik banget, tahu nggak?” goda Nathan sambil membelai rambut Rachel yang sedikit kusut.Rachel tertawa kecil, suaranya pelan namun tulus. “Itu karena aku tidur ny
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more

Chapter Dua Puluh Sembilan

Pagi itu, mentari belum sepenuhnya naik saat Nathan dan Rachel melangkah keluar dari mobil mereka, menginjak pasir yang masih basah oleh ombak semalam. Aroma laut langsung menyapa, bercampur dengan semilir angin dan suara camar yang beterbangan di atas perahu-perahu nelayan yang bersandar.Rachel menatap ke arah deretan perahu yang mulai menurunkan hasil tangkapan mereka. Matanya berbinar seperti anak kecil yang baru pertama kali melihat dunia bawah laut dalam bentuk nyata. “Lihat, Nath! Ikan itu masih loncat-loncat!” serunya, menunjuk ember besar berisi ikan kerapu segar.Nathan tersenyum melihat antusiasme istrinya. “Kamu kayak anak kecil yang baru nemu mainan baru.”Rachel mencubit lengannya pelan. “Ini pertama kalinya aku langsung ke tempat nelayan, lho. Selama ini cuma lihat di pasar atau supermarket. Rasanya beda.”Mereka mulai berkeliling, menyapa para nelayan yang ramah dan menjajakan hasil tangkapannya. Udang, cumi-cumi, kakap merah, bahkan kerang laut tertata di atas meja ka
last updateLast Updated : 2025-04-07
Read more

Chapter Tiga Puluh

Langit biru cerah membentang luas di atas kepala saat Nathan membuka pintu mobil sport berwarna hitam metalik yang mengilap. Angin laut semilir langsung menyapa kulit begitu Rachel melangkah keluar dari villa, gaun putih selututnya berkibar ringan mengikuti gerak langkahnya. Matanya membulat saat melihat kendaraan yang terparkir di depan halaman.“Wow... Kamu dapat mobil ini dari mana?” tanyanya, setengah tak percaya.Nathan tersenyum bangga, menyandarkan tangan di bodi mobil. “Disewa khusus buat hari ini. Kita mau ke Tanah Lot, kan? Aku pikir, kenapa nggak sekalian gaya dikit?”Rachel terkekeh, matanya berbinar penuh semangat. “Waw... kamu memang bisa menciptakan suasana yang romantis dan menyenangkan, ya?”“Tentu saja. Apa sih yang nggak buat istriku yang cantik,” balas Nathan dengan senyuman lebarnya.“Ck... gombal banget. Ah, kamu jadi sangat romantis karena kegiatan tadi malam, kan?” tuduh Rachel membuat Nathan terkekeh.“Ya, sebenarnya aku hanya ingin membuat istriku bahagia. Ta
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more
PREV
1234
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status