Semua Bab Ayo Bercerai, Kapten!: Bab 11 - Bab 20

32 Bab

Chapter Sebelas

Nathan memperhatikan Rachel yang terlelap di atas ranjang tanpa kata. Setelah tenang, Rachel bilang ingin tidur, dan ternyata tidak butuh waktu lama wanita itu pun terlelap di atas ranjang. “Sebenarnya, apa yang dia alami selama ini? Dia tidak hanya merasa kesepian? Apa dia takut akan sesuatu?” batin Nathan masih berdiri dengan melipat kedua tangannya di dada. Melihat respon Rachel saat masuk ke dalam kamarnya tadi, seperti ada hal yang mengusiknya dan membuatnya ketakutan. Entah apa itu, tapi itu cukup mengganggunya. “Sebenarnya kenapa? apa yang membuatmu ketakutan setiap saat sampai tidak tidur? Berapa banyak hal yang kamu rahasiakan di belakangku?” batin Nathan hanya bisa menghela napas panjang.Nathan akhirnya menghela napas panjang, lalu berjalan pelan mendekati tempat tidur. Ia menatap wajah Rachel yang terlelap, namun bahkan dalam tidurnya, ekspresi wanita itu tetap tampak gelisah.Nathan duduk di tepi tempat tidur, menatap lekat wajah istrinya. Ad
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya

Chapter Dua Belas

Rachel menatap Nathan yang terduduk di lantai dengan kepala tertunduk, bahunya bergetar hebat. Suaminya menangis.Bukan sekadar kecewa, bukan sekadar marah—tapi hancur.Rachel menggigit bibirnya, hatinya sakit melihatnya seperti ini. Ia ingin mendekat, tapi kakinya terasa berat. Selama ini, ia berpikir bahwa dengan menahan semuanya sendiri, ia bisa melindungi Nathan dari beban tambahan. Tapi ternyata, keputusan itu malah menyakiti mereka berdua.Dengan tangan gemetar, Rachel berlutut di hadapan Nathan. “Nathan...” panggilnya lirih.Nathan tidak menjawab, hanya menyembunyikan wajahnya di antara kedua tangan.Rachel menarik napas dalam, lalu menyentuh bahu Nathan dengan ragu. “Aku tidak pernah bermaksud tidak mempercayaimu. Aku hanya... takut.”Nathan mengangkat kepalanya perlahan, matanya merah dan basah. “Takut? Takut apa, Hel?” suaranya serak.Rachel mengusap air matanya sendiri. “Takut kalau aku membebanimu. Takut kalau kamu akan melihatku sebagai istri yang lemah, yang menyusahkan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

Chapter Tiga Belas

Drrrrtt…Nathan melihat nama yang muncul di layar ponselnya adalah Pak Edwin, atasannya di maskapai tempatnya bekerja. “Halo, Pak.”“Nathan. Apa maksudmu dengan mengajukan pengunduran diri mendadak seperti ini? Kamu tau kan aturan di maskapai, tidak bisa mundur begitu saja,” ucap Edwin terdengar sangat marah di sana. “Maafkan saya, Pak. Tapi, saya tidak ada pilihan lain,” ucap Nathan menghela napasnya. “Sebenarnya apa yang terjadi? Sebelumnya kamu meninggalkan bandara begitu saja, padahal sudah mau take off. Jangan meninggalkan tanggung jawab begitu saja!” tegur Edwin penuh kekesalan. Nathan sadar, dia sudah tidak bertanggung jawab. Baik pada istrinya, maupun ke pekerjaannya. Tapi, situasinya saat ini memang sedang tidak baik-baik saja. Nathan menarik napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya sebelum menjawab. “Saya tahu, Pak. Saya tahu ini tidak profesional, dan saya minta maaf. Tapi saya benar-benar tidak bisa melanjutkan pekerjaan ini sekarang.”Di seberang telepon, Edwin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Chapter Empat Belas

“Makanlah, aku buatkan nasi goreng kesukaanmu,” ucap Nathan meletakan nasi goreng buatannya di atas meja tepat di hadapan Rachel. Wanita itu melihat ke piring nasi goreng, kemudian melihat ke arah Nathan yang masih berdiri dengan senyuman menawannya, celemek masih menempel di tubuh kekarnya. “Ada apa?” tanya Nathan karena Rachel hanya diam memperhatikan tanpa mengatakan apa pun. “Um... tidak. Hanya saja, entah kapan terakhir kali aku menikmati nasi goreng buatanmu,” jawab Rachel di sana. Nathan tersenyum kikuk. “Aku juga tidak ingat.” Rachel tidak mengatakan apa pun lagi selain mengambil sendok dan mulai menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya. “Bagaimana? Rasanya masih sama, kan? enak?” tanya Nathan yang masih memperhatikan Rachel di depannya.Rachel mengunyah pelan, merasakan setiap bumbu yang melebur di lidahnya. Kemudian, tanpa sadar, ia tersenyum tipis. “Iya, masih sama. Masih seenak dulu.”Nathan menghela nap
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Chapter Lima Belas

“Hel, kamu sudah siap? Kita pergi ke dokter sekarang,” ajak Nathan. “Nathan, jadwalku tidak hari ini,” jawab Rachel yang sedang merapikan pakaiannya. “Tapi aku ingin tahu kondisimu,” ucap Nathan. Rachel menghela napasnya di sana. “Aku baik-baik saja, Nathan. Percayalah,” ucap Rachel. Nathan masih terus memperhatikan Rachel di depannya. “Apa kamu masih menyembunyikan sesuatu dariku?” tanya Nathan. “Menyembunyikan apa? Kamu jangan berlebihan, aku tidak menyembunyikan apa pun darimu,” jawab Rachel walau terlihat panik dan salah tingkah. “Aku sangat mengenalmu, Rachel.” Dan saat itu, Rachel hanya diam sambil memalingkan wajahmu. “Kamu yang biasanya tidak begitu peduli padaku, tidak ingin tahu apa yang terjadi dan apa yang aku lakukan. Tiba-tiba bersikap seperti ini,” ucap Rachel. “Ini cukup mengejutkan dan membuat canggung, Nathan. Aku tidak bisa mengatakan semua hal yang sudah aku pendam selama ini.” Nathan m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

Chapter Enam Belas

“Ma, saat ini keluargaku adalah Rachel. Dia istriku dan aku punya tanggung jawab terhadapnya,” ucap Nathan.“Kamu juga jangan lupa, kalau Mama ini ibu kamu, Nathan. Setidaknya, tengoklah Mamamu saat kamu libur, pulang ke rumah,” ucap Amelia. “Tidak usah mengajak istrimu, cukup kamu saja yang datang ke rumah. Kamu tahu kan, Mama dan istrimu itu tidak cocok.”Rachel yang masih mendengarkan, berdiri di balik dinding. Dia belum pergi ke dapur, hanya mendengarkan ocehan mertuanya yang menyayat hati.“Jangan bicara seperti itu, Ma. Rachel tidak seperti yang mama pikirkan. Aku tidak menemui Mama karena memang Rachel sakit, dan aku selalu sibuk bekerja,” ucap Nathan di sana. “Hm... kamu selalu saja lebih condong ke istrimu dibanding mama,” ucap Amelia dengan helaan napasnya. “Padahal, Mama adalah orang yang sudah melahirkanmu, menyusuimu dan membesarkanmu hingga kamu sukses seperti sekarang. Istrimu hanya menikmati hasilnya, tapi kamu selalu lebih condong padanya,” keluh Amelia.Nath
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Chapter Tujuh Belas

“Rachel, kamu ngapain?” tanya Nathan saat melihat Rachel memasukkan beberapa pakaian ke keranjang. “Aku mau cuci pakaian kotor,” jawab Rachel tanpa menoleh. Nathan berjalan mendekati Rachel di sana. “Sini, biar aku aja yang kerjain,” ucap Nathan mengambil alih keranjang dari tangan Rachel. “Aku bisa sendiri, Nathan.” Rachel mencegahnya dengan cepat. Nathan menatap Rachel dengan lembut tetapi tetap mempertahankan genggamannya pada keranjang. “Aku tahu kamu bisa sendiri, Hel. Tapi kamu masih belum sepenuhnya pulih. Biar aku yang urus ini.”Rachel menghela napas, lalu menatap suaminya dengan ekspresi sedikit keras kepala. “Nathan, aku nggak mau cuma duduk diam dan merasa nggak berguna. Aku perlu melakukan sesuatu.”Nathan menatapnya dalam-dalam sebelum akhirnya mengangguk. “Oke, kita kompromi. Kamu tetap bisa mencuci, tapi aku bakal bantu. Setidaknya, biar lebih ringan buat kamu.”Rachel menimbang sejenak, lalu akhirnya menyerah dengan mengangguk kecil. “Baiklah.”Nathan tersenyum ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Chapter Delapan Belas

“Mau jalan-jalan sebentar, sebelum pulang?” ajak Nathan saat mobil mereka mendekati alun-alun kota. “Ya, baiklah,” jawab Rachel membuat Nathan tersenyum. Nathan meminggirkan mobilnya dan memarkirkannya di pinggir jalan. Kemudian, mereka berdua pun menuruni mobil.Udara malam terasa sejuk, dengan lampu-lampu kota yang berkelap-kelip di sekitar mereka. Suasana di alun-alun cukup ramai, tetapi tidak terlalu sesak, persis seperti yang Rachel inginkan.Nathan berjalan di samping Rachel, sesekali melirik ke arahnya. “Mau beli sesuatu? Mungkin camilan atau minuman hangat?” tanyanya.Rachel menggeleng. “Aku masih kenyang. Tapi, kita bisa duduk sebentar di bangku sana.”Nathan mengangguk, lalu menggandeng tangan Rachel secara alami. Rachel sempat terkejut, tetapi tidak menolaknya. Mereka berjalan menuju bangku kosong di dekat air mancur, menikmati pemandangan kota yang hidup di malam hari.“Kapan terakhir kali kita begini?” tanya Nathan tiba-tiba.Rachel berpikir
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Chapter Sembilan Belas

“Aku ada di mana?” gumam Rachel melihat sekeliling dengan perasaan tak menentu. Situasi di sekitarnya adalah bangunan tua yang sudah lusuh. Sampai langkahnya terhenti saat dia sadar di mana tempat itu. Jantungnya berdebar sangat cepat saat dia tahu ada di mana. Dia pun langsung membalikkan badannya, bergegas untuk pergi. Tetapi, sebelum dia keluar dari sana. Sosok pria muncul yang membuat Rachel semakin ketakutan di sana. “Rachel... kamu mau pergi ke mana?” ucapnya dengan seringai menakutkannya. “Tidak! Pergi!” teriak Rachel yang panik dan khawatir. Dia melemparkan semua benda di sekitarnya pada sosok yang bergerak semakin dekat. “Pergi... pergi!” teriaknya. “Rachel... Rachel...!” Rachel mendengar suara Nathan di sana, Wanita itu melihat sekeliling yang gelap, sampai tangannya ditarik oleh pria tadi. “Tidak!” teriak Rachel bangun dari posisinya. Ternyata dia bermimpi, tubuhnya sudah bermandikan k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Chapter Dua Puluh

“Selamat pagi,” sapa Nathan saat Rachel muncul di ruang makan dengan wajah yang lebih segar. “Gimana tidurmu?” Rachel menganggukkan kepalanya. “Ya, aku bisa tidur dengan baik,” jawab Rachel tersenyum. “Duduklah. Aku sudah buatkan sarapan untuk kita berdua,” ujar Nathan yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Rachel dan mengambil duduk di meja makan, bersama dengan Nathan.Nathan menyodorkan sepiring roti panggang dan telur orak-arik ke hadapan Rachel, lalu menuangkan segelas jus jeruk untuknya."Aku nggak tahu kamu sedang ingin sarapan apa pagi ini, jadi aku buat yang simpel aja," ujar Nathan dengan senyum kecil.Rachel menatap piringnya, lalu beralih menatap Nathan yang sudah mulai menyantap sarapannya. Perhatian kecil ini, cara Nathan selalu memastikan dirinya baik-baik saja, membuat hatinya terasa hangat."Terima kasih, Nathan," ucap Rachel pelan sebelum mulai mengambil sepotong roti panggang.Nathan menatapnya sekilas, lalu mengangkat bahu santai. "Aku akan se
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status