All Chapters of Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai: Chapter 11 - Chapter 20

50 Chapters

Bab 11

Clara seakan ingin tertawa saat mendengarnya.Faktanya, Vanessa dan Edward mengenal satu sama lain setelah dirinya dan Edward menikah.Vanessa tentu tahu hubungan Edward dan dirinya. Clara tidak percaya Ervan tidak tahu kalau Edward adalah suami dari putrinya yang lain.Yah, Ervan pasti tahu!Namun, tanpa perasaan malu sedikitpun, pria itu justru berusaha menjodohkan Vanessa dan Edward.Terlihat jelas sekali bukan, betapa acuhnya perasaan Ervan terhadap putri kandungnya sendiri.Edward mengangguk tanda setuju.Setelah berbasa-basi sebentar, Ervan dan Edward berpisah. Edward tampak menunggu Ervan menaiki mobil. Setelah mobil itu pergi, barulah kemudian dirinya naik ke mobil dan pergi.Kalau melihat status dan kedudukan Edward saat ini, hanya sedikit orang saja di Keluarga Anggasta yang bisa membuatnya sampai bertindak sejauh ini.Lagi-lagi jelas sekali terlihat, Edward sangat menghormati Ervan.Bukan apa-apa, alasannya hanya satu, Ervan adalah ayah dari Vanessa.Saat memikirkannya, Clar
Read more

Bab 12

Nenek tampak tak berdaya. Dia merasa Clara tak cukup kuat dan terlalu tunduk pada Edward. Banyak kesempatan yang Clara lewatkan dengan sia-sia. Akibatnya, selama bertahun-tahun hubungan mereka tak ada kemajuan.Namun, Clara sudah membuat keputusan. Nenek pun enggan memaksanya.Acara makan malam resmi dimulai. Semua orang mengobrol dan makan bersama. Suasanya cukup menyenangkan.Clara tak banyak bicara. Dia hanya menundukkan kepalanya makan dengan tenang.Sudah lebih dari sepuluh menit semenjak kedatangan Edward di kediaman Anggasta, tapi mereka berdua belum berbicara sepatah kata pun.Bahkan bisa dibilang, tidak ada komunikasi sama sekali saat acara berlangsung.Yah, beginilah cara mereka bersikap sebagai pasangan suami-istri.Sebenarnya, semua yang hadir sudah terbiasa dengan hal itu. Tidak ada yang aneh, semua tampak normal.Dulu, saat Elsa ingin memakan sesuatu, semua Clara yang mengurusnya. Sekarang, Elsa sudah terbiasa meminta bantuan pada Edward, agar Edward menyendokkan makanan
Read more

Bab 13

Yaps, suara Maya.Clara menatap ke arah sumber suara.Selain Maya, Edward juga ada di sana.Langkah kaki Clara pun terhenti.Edward tampak sibuk merokok tanpa menjawabnya.Pria itu berdiri membelakangi cahaya lampu, membuat Clara tidak bisa melihat ekspresi di wajahnya. Jarak tempat Clara dan Edward berdiri juga cukup jauh.Maya lanjut berkata, “Sebenarnya, aku bisa mengerti. Aku sempat bertemu Vanessa beberapa kali. Kudengar, dia baru berusia 25 tahun, tapi sudah meraih gelar doktor dari universitas ternama di dunia. Aku yakin dia bisa mengelola bisnis keluarga dengan baik. Dia juga cantik, tapi agak liar dan sulit diatur. Tapi, justru itu yang membuatmu tertarik. Sayangnya, dia berasal dari keluarga biasa-biasa saja. Apa kamu sudah memikirkannya dengan matang, Edward? Kamu... ”Edward langsung memotongnya dengan berkata, “Hanya aku yang tahu wanita seperti apa yang kuinginkan.”“Tapi... ” ucap Maya mengerutkan kening, ingin melanjutkan kata-katanya. Dia memang meremehkan Clara dan Va
Read more

Bab 14

Suasana hati Elsa mendadak membaik saat teringat balap mobil malam nanti. Bagaimana tidak, dia akhirnya bisa melihat Tante Vanessa memakai racing suit.Selesai memakai seragam, Elsa mengambil ponselnya.Namun, hanya dalam waktu sepersekian detik, dia mendadak mengerutkan keningnya.Vanessa masih belum membalas pesannya.Biasanya, pesan yang dia kirim selalu dibalas Vanessa dengan cepat.Tapi hari ini, dia bahkan sudah selesai mandi dan mengganti pakaian, Vanessa tetap tak kunjung membalasnya.Apa mungkin Vanessa marah?Begitu memikirkannya, dia buru-buru mengirim pesan pada Vanessa.[Tante Vanessa kenapa? Marah ya?][Tante, Tante juga tahu aku sebenarnya nggak suka diantar mama ke sekolah. Aku lebih suka Tante yang mengantar. Tante Vanessa jangan marah dong.]Selang beberapa saat, tetap tak ada balasan dari Vanessa.Di sisi lain, selesai mengemasi barang, Clara menghampiri Elsa di kamarnya. “Elsa? Sudah selesai belum? Sudah waktunya turun buat sarapan,” panggil Clara.Elsa yang belum m
Read more

Bab 15

Bella tampak manis dan imut, gadis kecil yang menggemaskan. Penampilannya memancarkan kepolosan khas anak seusianya. Siapa pun yang melihatnya pasti merasa ingin merengkuh tubuh kecilnya ke dalam pelukan dan menciumi pipinya yang lembut.Dilihat dari sisi mana pun, tentu jauh dari kata menjijikkan.Tak heran jika sejak kecil, Bella selalu tumbuh dengan pujian.Namun, ini pertama kalinya seseorang mengejeknya. Hal itu begitu menusuk hatinya hingga membuatnya menangis terisak. Dia semakin erat memeluk Clara.Clara segera memeluknya sembari menghiburnya dengan berkata, “Nggak Bella, kamu nggak menjijikkan sama sekali. Kamu malah terlihat cantik dan imut, kok. Bella sendiri juga berpikir begitu, ‘kan?”Mendengar itu, suasana hati Bella mulai membaik. Tangisannya pun mulai mereda. Namun sebelum dia sempat berbicara, Elsa tiba-tiba menyela. “Mama. Aku… Aku nggak sayang Mama lagi, aku nggak mau Mama jadi ibuku!” seru Elsa dengan mata yang memerah saat melihat Clara masih memeluk dan memuji B
Read more

Bab 16

Elsa bukanlah anak yang pemalu. Dia tidak pernah peduli dengan pendapat anak lain terhadapnya.Entah kenapa, ada perasaan berbeda pada dirinya. Tiba-tiba, dia merasa enggan melepaskan Clara pergi. Dia pun semakin erat memeluk Clara. “Mama... ” ucapnya lirih.“Ya.” Clara membalas pelukannya sembari berkata, “Ada apa?”“Aku mau... ”Sudah lama Elsa tidak merasakan hangatnya masakan ibunya. Tiba-tiba saja dia mulai merindukannya.Hanya saja, saat kata-kata itu akan keluar dari mulutnya, dia teringat acara nanti malam. Yaps, menonton Vanessa dalam balap mobil.Matanya pun berkedip ragu sebelum akhirnya dia melepaskan pelukannya.“Nggak ada apa-apa kok, Ma,” ucap Elsa kemudian.Dalam hati dia berpikir, menikmati masakan ibunya bisa kapan saja. Akan tetapi, kesempatan menyaksikan balap mobil Vanessa sangat jarang terjadi.Tanpa banyak pertimbangan, dia pun memilih Vanessa.“Baiklah. Kalau gitu cepat masuk sana. Jangan buat gurumu tunggu terlalu lama.”“Oke, Mama.”Pada akhirnya, Elsa rela m
Read more

Bab 17

Suasana hati Elsa akhirnya membaik. Dia mulai menyebutkan satu per satu makanan favoritnya dengan semangat. Sementara Edward, mendengarkan tanpa menyela.Begitu Elsa selesai mengatakannya, Vanessa memuji baju yang Elsa kenakan, berseru, “Baju Elsa hari ini keren banget, cocok banget dengan Elsa.”“Benaran, Tante?”“Tentu saja,” jawab Vanessa sambil tersenyum.“Gimana sekolah hari ini? Elsa sudah kenalan dengan teman-teman di kelas?” lanjut Vanessa.Obrolan mereka tampak menyenangkan. Edward sendiri jarang berbicara dan menikmati makan siangnya dengan tenang.Pelayan yang tidak mengetahui kebenarannya mengira kalau keluarga mereka sangatlah harmonis dan menatap Vanessa dengan iri.Pada saat yang bersamaan, Elsa melihat ada panggilan video dari Clara.Panggilan itu adalah permintaan Elsa sendiri.Namun sekarang, saat sedang asik mengobrol dengan Vanessa, dia tiba-tiba merasa enggan menutup teleponnya.Pagi tadi, saat melihat Clara memeluk anak lain, dia memang merasa kesal.Namun, kata-
Read more

Bab 18

Dustin mengangkat tangannya bersumpah, “Kak, malam ini debut dewi impianku, Vivi, pebalap mobil wanita nomor satu se-Asia setelah kembali ke Marola. Aku nggak boleh melewatkannya, Kak. Aku janji langsung pulang setelah nonton balapannya. Aku nggak akan macam-macam, Kak. Jadi, mending Kakak pulang dulu aja, nggak perlu khawatirin aku!”“Tapi… ”Belum sempat Clara menyelesaikan ucapannya, sorakan riuh menggema dari kerumunan memanggil nama “Vivi”.“Dewi impianku sudah mau keluar?!”Mendengar suara yang menggema di arena sirkuit mobil, Dustin langsung melupakan Clara. Dia berteriak kegirangan mengikuti orang di sekelilingnya. Dia juga membawa teleskop untuk menatap garis start nan jauh di sana.Wajah Dustin memancarkan aura penuh semangat seperti layaknya fans berat. “Sejak kapan kamu suka balap mobil?” tanya Clara sedikit terkejut setelah melihat kefanatikan Dustin.Meski jarang berinteraksi dengan Dustin, dia tahu betul kalau sebelumnya Dustin tidak tertarik dengan dunia balap mobil.“D
Read more

Bab 19

Clara juga menyadari satu hal. Edward yang selama ini bersikap tenang dan tampak acuh pada segala hal, kini tak bisa menyembunyikan keterkejutan dan kekagumannya.Elsa dan Gading langsung melompat dari tempat duduk mereka, tak bisa menahan antusiasme.Kompetisi semakin memanas.Dustin mengambil kembali teleskop miliknya.Apa mungkin karena terlalu fokus pada Vanessa, Dustin sama sekali tidak menyadari keberadaan Edward di sana.Pada akhirnya, balap mobil mencapai garis finish.Vanessa berhasil tiba di posisi pertama.Clara tampak meminjam teleskop milik Dustin.Dustin pun menatapnya terkejut seolah tak percaya, berkata, “Wah, Kakak juga nge-fans ya pada dewi impianku?! Sudah kubilang, nggak peduli cewek atau cowok, pasti susah menolak pesonanya.”Clara hanya menunduk dan tersenyum tanpa menjawabnya.Sekarang, dia ingin menghubungi Edward.Entah bagaimana respon Edward saat dirinya menghubunginya. Besar kemungkinan sih, pria itu akan langsung menolak panggilan itu begitu melihat namanya
Read more

Bab 20

Saat Vanessa merayakan ulang tahun, Edward meminta Dani dan yang lainnya ikut dalam perayaan itu. Kali ini pun, Dani dan yang lainnya juga datang menyaksikan debut pertama Vanessa.Berdasarkan kabar yang beredar, hubungan antara Vanessa dan teman-teman Edward, seperti Dani, sangatlah dekat.Saking dekatnya, saat Edward tak ada sekalipun, mereka akan meminta Vanessa datang untuk sekadar berkumpul.Dani dan yang lainnya sudah menganggap Vanessa seperti bagian mereka sendiri.Mungkin karena hal itu, selama dua tahun ini, sikap Dani dan yang lainnya pada Clara semakin dingin.Dulu, Clara juga sempat berusaha menjalin hubungan baik dengan mereka. Namun mereka meremehkannya.Mereka tidak pernah memberinya kesempatan.Sikap mereka selalu saja dingin terhadapnya.Di sisi lain, Clara masih memiliki harga diri. Karena mereka berlagak begitu, untuk apa dirinya memaksakan.Namun, dalam situasi tertentu, dia tetap menyapa dengan sopan. Yah, meski sering diabaikan dan dibenci.Kali ini, Clara tak l
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status